NOVEMBER 2017
OLEH :
Sri Wahyu
C111 14 041
PEMBIMBING :
dr. Rizalinda Sjahril, M.Sc., Ph.D
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh skripsi ini adalah hasil karya saya.
Apabila ada kutipan atau pemakaian dari hasil karya orang lain baik berupa tulisan,
data, gambar atau ilustrasi baik yang telah dipublikasi, telah direferensi sesuai dengan
ketentuan akademis.
SRI WAHYU
NIM C111 14 041
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan
Penanda Serologis dalam Upaya Penapisan Hepatitis B di RSKD Ibu & Anak
Sarjana Kedokteran.
Proses penyusunan skripsi ini melalui berbagai macam kendala namun berkat
bantuan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih
kepada kedua orang tua peneliti yang senantiasa bersabar dan memberikan dorongan
untuk tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Peneliti juga mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Rizalinda Sjahril, M.Sc, Ph.D
selaku pembimbing yang senantiasa mengawal peneliti dari awal hingga akhir proses
penyusunan skripsi ini. Beliau dengan sabar membimbing peneliti dalam penentuan
judul, penyusunan proposal, pengambilan data hingga skripsi ini selesai disusun.
Tak lupa pula peneliti ucapkan terima kasih kepada gelas-gelas kopi yang tak
lewatkan untuk menyusun skripsi ini. Kepada deretan lagu-lagu yang tanpa henti
mengiringi kata demi kata yang peneliti rangkai hingga menjadi bab-bab dalam
skripsi ini.
vi
Terakhir, terima kasih kepada teman seperjuangan skripsi Rahmi Islamiana
yang selama ini menjadi teman berkeluh kesah, teman diskusi, teman berbagi solusi,
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna.
Olehnya itu, peneliti mohon maaf atas segala kesalahan dalam penyusunan skripsi ini.
Saran dan kritik pembaca adalah hal yang sangat dibutuhkan peneliti sebagai bahan
evaluasi agar dapat menjadi lebih baik lagi. Sekali lagi terima kasih kepada seluruh
pihak yang turut serta dalam melancarkan proses penyusunan skripsi ini. Skripsi ini
adalah pengalaman yang sangat berarti bagi peneliti dan semoga dapat bermanfaat
bagi pendidikan.
Sri Wahyu
vii
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Skripsi, November 2017
ABSTRAK
Sri Wahyu (C11114041)
“Prevalensi dan Karakteristik Ibu Hamil dengan HBsAg Positif Sebagai
Penanda Serologis dalam Upaya Penapisan Hepatitis B di RSKD Ibu & Anak
Pertiwi Makassar Periode 2016/2017”
Latar belakang: Hepatitis merupakan masalah kesehatan yang besar di dunia dimana
menurut WHO, terdapat lebih dari 2 milyar orang yang terinfeksi HBV dan sekitar
378 juta Hepatitis kronik carrier di dunia. Sulawesi Selatan termasuk dalam lima
provinsi dengan prevalensi hepatitis tertinggi di Indonesia. Berdasarkan hasil
penelitian Fujiko dkk pada tahun 2015, dari 943 ibu hamil di Makassar yang
mendatangi klinik untuk asuhan antenatal terdapat 64 (6.8%) yang positif HBsAg. Di
negara berkembang, termasuk Indonesia, penularan virus Hepatitis B secara vertikal
masih memegang peranan penting dalam penyebaran virus Hepatitis B. Maka
pencegahan penularan secara vertikal merupakan salah satu aspek yang paling
penting dalam memutus rantai penularan Hepatitis B. Langkah awal pencegahan
penularan secara vertikal adalah dengan melakukan penapisan HBsAg pada setiap ibu
hamil. Metode penapisan HBsAg bisa menggunakan pemeriksaan cepat (rapid test).
Tujuan Penelitian: untuk memperoleh informasi mengenai prevalensi dan
karakteristik ibu hamil dengan HBsAg positif sebagai penanda serologis dalam upaya
penapisan Hepatitis B di RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar periode 2016/2017.
Metode Penelitian: penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
menggunakan data sekunder yaitu data rekam medik.
Sampel: semua pasien ibu hamil yang menjalani pemeriksaan HBsAg di RSKD Ibu
& Anak Pertiwi Makassar dengan melihat data pencatatan laboratorium untuk
mengetahui prevalensi, serta melihat rekam medik ibu hamil dengan HBsAg positif
untuk mengetahui karakteristik. Sampel yang diambil yaitu satu tahun terakhir dari
bulan September 2016-Agustus 2017.
Hasil Penelitian: prevalensi ibu hamil dengan HBsAg positif di RSKD Ibu & Anak
Pertiwi Makassar periode 2016/2017 sebesar 2.4% (94 orang dari 3864 yang
diperiksa), ibu hamil terbanyak pada kelompok umur 25-29 tahun dan 30-34 tahun
sebanyak 22 orang (26.2%), pada tingkat pendidikan menengah sebanyak 53 orang
(63.1%), pada kelompok tidak bekerja (IRT) sebanyak 64 orang (76.2%), pada
trimester III sebanyak 77 orang (91.7%), pada kelompok multigravida sebanyak 66
orang (78.6%), pada kelompok jumlah paritas ≥2 sebanyak 33 orang (39.3%), pada
kelompok jumlah abortus 0 sebanyak 70 orang (83.3%).
viii
Medical Faculty
Hasanuddin University
Skripsi, November 2017
ABSTRACT
Sri Wahyu (C11114041)
“Prevalence and Characteristic of Pregnant Woman with Positive HBsAg as
Serological Marker in order to Screen Hepatitis B at RSKD Ibu & Anak Pertiwi
Makassar in 2016/2017”
Background: Hepatitis B is one of the major health problems in the world where
according to WHO, there are more than 2 billion people have been infected with
HBV (Hepatitis B Virus) and about 378 million people of chronic Hepatitis B carrier.
South Sulawesi is one of five provinces with highest prevalence of Hepatitis in
Indonesia. According to research done by Fujiko et al in 2015, from 943 pregnant
women in Makassar who attended antenatal care, there are 64 (6.8%) with HBsAg
positive. In the developing country such as Indonesia, vertical transmission of HBV
still plays an important role in the spread of Hepatitis B. The first prevention step of
vertical transmission is by screening HBsAg in every pregnant women. HBsAg
screening method can be performed by using rapid test.
Aim/Purpose: to get information about prevalence and characteristics of pregnant
women with positive HBsAg as serological markers in Hepatitis B screening efforts
at RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar in 2015/2016.
Methods: this research is a descriptive study based on medical records as secondary
data.
Sample: all pregnant women who underwent examination of HBsAg in RSKD Ibu &
Anak Pertiwi Makassar based on laboratory reports to determine the prevalence,
along with the medical records of pregnant women with positive HBsAg to determine
the characteristics. Data collected were those recorded from September 2016 to
August 2017.
Results: there were 94 (2.4%) pregnant women with HBsAg positive of 3864
pregnant women tested in di RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar in 2016/2017, in
the age group 25-29 years and 30-34 years there were 22 people (26.2%), 53 people
(63.1%) in secondary education, 64 people (76.2%) in housewife who did not work,
77 people (91.7%) in the third trimester, 66 people (78.6%) are multigravida, 33
people (39.3%) with more than 2 times parity, and 70 people (83.3%) who have never
experienced abortus.
Keywords: Hepatitis B, HBsAg, pregnant women
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xv
DAFTAR DIAGRAM...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah..................................................................... 3
1.3 Tujuan penelitian...................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6
2.1 Penyakit Hepatitis... ................................................................. 6
2.1.1 Definisi Hepatitis B...................................................... 6
2.1.2 Epidemiologi Hepatitis B............................................. 7
2.1.3 Virologi Hepatitis B ..................................................... 8
x
2.1.4 Patogenesis Hepatitis B................................................ 9
2.1.5 Klasifikasi Hepatitis B ................................................. 10
2.1.5.1. Hepatitis B akut............................................... 10
2.1.5.2. Hepatitis B kronik ........................................... 11
2.1.6 Gejala Klinis Hepatitis B ............................................. 13
2.1.7 Diagnosis Hepatitis B................................................... 14
2.1.8 Prognosis Hepatitis B................................................... 14
2.1.9 Faktor Risiko dan Penularan Hepatitis B ..................... 15
2.1.10 Pencegahan Hepatitis B................................................ 18
2.1.11 Penatalaksanaan Hepatitis B ........................................ 19
2.2 Penanda Serologis pada Penapisan Hepatitis B ....................... 20
2.3 Ibu Hamil Sebagai Sumber Transmisi Secara Vertikal............ 21
2.3.1 Pengertian........................................................................ 21
2.3.2 Epidemiologi ................................................................... 21
2.3.3 Mekanisme Penularan ..................................................... 22
2.3.4 Penapisan pada Ibu Hamil............................................... 23
BAB 3 KERANGKA KONSEP.................................................................. 24
3.1 Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ................................... 24
3.2 Pola Hubungan antar Variabel ................................................. 24
3.3 Kerangka Teori......................................................................... 25
3.4. Alur Penelitian ......................................................................... 26
3.5 Definisi Operasional................................................................. 26
BAB 4 METODE PENELITIAN ............................................................... 32
4.1 Jenis Penelitian ........................................................................ 32
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian… ............................................... 32
xi
4.3 Variabel Penelitian ….. ............................................................ 32
4.4 Populasi dan Sampel ................................................................ 33
4.4.1 Populasi ........................................................................ 33
4.4.2 Sampel ........................................................................ 33
4.4.3 Teknik Pengambilan Sampel........................................ 33
4.5 Kriteria Seleksi ........................................................................ 33
4.5.1 Kriteria Inklusi ............................................................. 33
4.5.2 Kriteria Eksklusi........................................................... 34
4.6 Cara Pengumpulan Data........................................................... 34
4.7 Pengolahan dan Penyajian Data ............................................... 34
4.7.1 Pengolahan Data........................................................... 34
4.7.2 Penyajian Data ............................................................. 34
4.8 Etika Penelitian ........................................................................ 35
BAB 5 HASIL PENELITIAN .................................................................... 36
5.1 Prevalensi Hasil Pemeriksaan HBsAg pada Ibu Hamil Periode
2016/2017 ........................................................................ 37
5.2 Distribusi Ibu Hamil dengan HBsAg Positif Berdasarkan
Umur ........................................................................ 39
5.3 Distribusi Ibu Hamil dengan HBsAg Positif Berdasarkan
Pendidikan ........................................................................ 41
5.4 Distribusi Ibu Hamil dengan HBsAg Positif Berdasarkan
Pekerjaan ........................................................................ 42
5.5 Distribusi Ibu Hamil dengan HBsAg Positif Berdasarkan
Usia Gestasi ........................................................................ 43
5.6 Distribusi Ibu Hamil dengan HBsAg Positif Berdasarkan
xii
Gravida ........................................................................ 44
5.7 Distribusi Ibu Hamil dengan HBsAg Positif Berdasarkan
Paritas ........................................................................ 45
5.8 Distribusi Ibu Hamil dengan HBsAg Positif Berdasarkan
Abortus ........................................................................ 46
xiii
7.2 Saran ........................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 64
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1. Prevalensi Hasil Pemeriksaan HBsAg Positif pada Ibu Hamil
Periode 2016/2017 ................................................................... 39
Tabel 5.2. Distribusi Ibu Hamil dengan HBsAg Positif berdasarkan
Umur ...................................................................................... 40
Tabel 5.3. Distribusi Ibu Hamil Dengan HBsAg Positif berdasarkan
Pendidikan................................................................................ 41
Tabel 5.4. Distribusi Ibu Hamil Dengan HBsAg Positif berdasarkan
Pekerjaan .................................................................................. 42
Tabel 5.5. Distribusi Ibu Hamil Dengan HBsAg Positif berdasarkan
Usia Gestasi.............................................................................. 43
Tabel 5.6. Distribusi Ibu Hamil Dengan HBsAg Positif berdasarkan
Gravida..................................................................................... 44
Tabel 5.7. Distribusi Ibu Hamil Dengan HBsAg Positif berdasarkan
Jumlah Paritas .......................................................................... 45
Tabel 5.8. Distribusi Ibu Hamil Dengan HBsAg Positif berdasarkan
Jumlah Abortus ........................................................................ 46
xv
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 5.1. Prevalensi Hasil Pemeriksaan HBsAg Positif pada Ibu Hamil
Periode 2016/2017 ................................................................... 37
Diagram 5.2. Distribusi Ibu Hamil dengan HBsAg Positif berdasarkan
Umur ...................................................................................... 39
Diagram 5.3. Distribusi Ibu Hamil Dengan HBsAg Positif berdasarkan
Pendidikan................................................................................ 41
Diagram 5.4. Distribusi Ibu Hamil Dengan HBsAg Positif berdasarkan
Pekerjaan .................................................................................. 42
Diagram 5.5. Distribusi Ibu Hamil Dengan HBsAg Positif berdasarkan
Usia Gestasi.............................................................................. 43
Diagram 5.6. Distribusi Ibu Hamil Dengan HBsAg Positif berdasarkan
Gravida..................................................................................... 44
Diagram 5.7. Distribusi Ibu Hamil Dengan HBsAg Positif berdasarkan
Jumlah Paritas .......................................................................... 45
Diagram 5.8. Distribusi Ibu Hamil Dengan HBsAg Positif berdasarkan
Jumlah Abortus ........................................................................ 46
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
Berdasarkan data WHO 2015, terdapat lebih dari 2 milyar orang yang
terinfeksi HBV dan sekitar 240 juta orang adalah Hepatitis kronik carrier di dunia.
Terdapat sekitar 650.000 kematian akibat HBV setiap tahunnya. Selain itu, sekitar
4,5 juta kasus infeksi HBV baru di seluruh di dunia per tahun.
Menurut hasil Riskesdas 2013 prevalensi hepatitis adalah 1,2% dua kali lebih
tinggi dibandingkan 2007. Lima provinsi dengan prevalensi hepatitis tertinggi adalah
Nusa Tenggara Timur (4,3%), Papua (2,9%), Sulawesi Selatan (2,5%), Sulawesi
Tengah (2,3%) dan Maluku (2,3%). Jenis hepatitis yang banyak menginfeksi
Berdasarkan hasil penelitian Fujiko dkk pada tahun 2015, dari 943 ibu hamil
di Makassar yang mendatangi klinik untuk asuhan antenatal terdapat 64 (6.8%) yang
positif HBsAg. Dari 64 ibu hamil tersebut, terdapat 12 (18.8%) yang positif HBeAg
secara vertikal masih memegang peranan penting dalam penyebaran virus Hepatitis
B. Selain itu, 90% anak yang tertular secara vertikal dari ibu dengan HBsAg (+) akan
vertikal merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam memutus rantai
1
2
mengetahui status HBsAg ibu hamil. Langkah ini bisa dilakukan dengan melakukan
sebaiknya dilakukan pemeriksaan HBsAg. Penapisan pada ibu hamil yang sehat
implementasi berdasarkan bukti untuk infeksi kronik Hepatitis B. Terutama hal ini
akan memberikan manfaat pada ibu hamil dalam upaya pencegahan transmisi virus
sumber penularan virus Hepatitis B secara vertikal. Dimana dalam konsensus PPHI
menyebutkan bahwa skrining ibu hamil dilakukan pada awal dan pada trimester ke-3
kehamilan, terutama ibu yang berisiko terinfeksi virus Hepatitis B (VHB). Ibu hamil
dengan VHB (+) ditangani terpadu, segera setelah lahir bayi diimunisasi aktif dan
pasif terhadap VHB. Maka penelitian ini dianggap perlu dalam membantu
memberikan gambaran secara umum mengenai prevalensi Hepatitis B pada ibu hamil
dapat optimal.
3
terdapat pada populasi ibu hamil, maka dirumuskan masalahnya adalah belum
diketahui bagaimana prevalensi dan karakteristik ibu hamil yang di dalam darahnya
ibu hamil dengan HBsAg positif sebagai penanda serologis dalam upaya
2016/2017.
abortus.
hamil.
vertikal.
d. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan bagi para mahasiswa
e. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi karya ilmah dalam rangka
f. Bagi masyarakat (ibu hamil) penelitian ini akan memberikan motivasi untuk
yang optimal.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kebanyakan kasus hepatitis virus akut pada anak dan dewasa disebabkan oleh salah
satu agen berikut: virus hepatitis A (HAV), agen penyebab hepatitis virus tipe A
(hepatitis serum), virus hepatitis C (HCV), virus hepatitis E (HEV), agen penyebab
hepatitis yang ditularkan secara enteris. Virus lain yang sudah dikenali karakternya
entervirus. Virus hepatitis menyebabkan peradangan akut hati yang ditandai oleh
demam, gejala gastrointestinal, seperti mual dan muntah, serta ikterus. Tanpa melihat
jenis virusnya, terlihat ada lesi histopatologik yang identik di hati selama fase akut
Hepatitis B adalah infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh virus
family Hepadnaviridae. Virus ini ditularkan secara perkutaneus atau permukosal yang
menginfeksi darah atau cairan tubuh dan memiliki periode inkubasi berkisar 40 – 160
hari. Transmisi dapat terjadi secara vertikal dari ibu yang terinfeksi kepada anak,
secara horizontal (contohnya transmisi antar anak dalam sebuah rumah), secara
7
seksual atau parenteral (contohnya penggunaan obat injeksi, luka tajam atau darah
yang telah terkontaminasi). Sebagian besar infeksi HBV akut adalah asimptomatik.
Pada fase akut, Hepatitis B surface antigen (HBsAg) dan Hepatitis B e antigen
(HBeAg) dapat terdeteksi dalam serum dan terdapat peningkatan antibodi IgM anti
HBc. Kadar HBsAg yang persisten selama lebih dari 6 bulan dari awal terdeteksi
Berdasarkan data WHO 2015, terdapat lebih dari 2 milyar orang yang
terinfeksi HBV dan sekitar 240 juta orang adalah Hepatitis kronik carrier di dunia.
Terdapat sekitar 650.000 kematian akibat HBV setiap tahunnya. Selain itu, sekitar 4,5
juta kasus infeksi HBV baru di seluruh di dunia per tahun. Pada daerah endemik
tinggi seperi Asia, Afrika dan daerah sekitar lembah sungai amazon, angka kejadian
HBV carrier lebih dari 8%. Pada regio endemik rendah seperti Amerika Serikat,
negara-negara Eropa dan Australia memiliki prevalensi HBsAg kurang dari 2%.
Daerah Timur Tengah, beberapa negara Eropa Timur dan lembah sungai Mediterania
Hampir 90% bayi terinfeksi HBV pada tahun pertama kehidupan dan 30%-
50% anak yang terinfeksi HBV pada umur 1-4 tahun dapat menjadi kronik dan sekitar
25% orang dewasa yang terinfeksi secara kronik sejak masa kanak-kanak meninggal
HCV yaitu 2%, dengan angka tertinggi dilaporkan terdapat di Makassar Sulawesi
Selatan yaitu 7,1% dan angka terendah di Jakarta yaitu 4%. (Yano et al, 2015)
bentuk morfologi yaitu partikel sferis pleomorfik, bentuk filamentosa dan partikel
Dane sferis. Bentuk yang paling banyak dijumpai adalah partikel sferis yang
berdiameter 22 nm. Partikel-partikel kecil ini tersusun terutama dari HBsAg. Begitu
pula dengan bentuk tubular atau filamentosa yang memiliki diameter yang sama,
tetapi panjangnya dapat melebihi 200 nm dan berasal dari HBsAg yang diproduksi
berlebihan. Virion Sferis yang lebih besar dan berukuran 42 nm (awalnya disebut
sebagai sebagai Partikel Dane) lebih jarang dijumpai. (Brooks et al, 2010)
nm, memiliki selubung (HBsAg), dsDNA, peka terhadap asam, transmisi parenteral,
prevalensi tinggi, penyakit fulminan langka, sering menjadi kronik dan bersifat
nm)
9
- Genom : Satu molekul DNA untai ganda, sirkular, 3,2 kbp. Pada virion,
untai DNA negative memiliki panjang yang utuh dan untai DNA positif
replikasi
nucleus, HBsAg di sitoplasma). Baik partikel virus yang matang dan sferis
permukaan sel
- Karakteristik Khas :
bebek)
terkonsentrasi dalam jumlah tinggi dalam cairan tubuh berupa darah, serum dan
eksudat luka. Sementara konsentrasi yang sedang terdapat pada semen, cairan vagina
dan air liur. Konsentrasi yang rendah/tidak ada dijumpai pada urin, feses, keringat, air
mata dan ASI. Penularan yang lebih rendah dapat terjadi melalui kontak dengan
alat tattoo, alat tindik, hubungan sesksual dan inseminasi buatan. Selain itu penularan
juga dapat terjadi melalui transfusi darah dan donor organ. (Sanityoso et al., 2014)
selular. Virus bereplikasi di dalam hepatosit, dimana virus tersebut tidak bersifat
sitopatik sehingga yang membuat kerusakan sel hati dan manifestasi klinis bukan
disebabkan oleh virus yang menyerang hepatosit tetapi oleh karena respon imun yang
dihasilkan oleh tubuh. Respon antibodi terhadap antigen permukaan berperan dalam
polymerase berperan dalam eliminasi sel yang terinfeksi. (Sanityoso et al., 2014)
2.1.5.1.Hepatitis B Akut
merupakan isotop IgM pada fase awal. HBeAg dapat dideteksi di kebanyakan
pasien dengan infeksi akut dan dapat menularkan infeksi ke orang lain. Level
minggu sampai 6 bulan. Hasil infeksi HBV akut tergantung pada usia dan
imunitas tubuh saat infeksi terjadi. Anak-anak usia 1 sampai 5 tahun memiliki
Pada area endemik, paparan HBV saat lahir atau saat masa kanak-
infeksi HBV kronik. Adapun manifestasi klinis dari infeksi hepatitis akut ini
infeksi HBV akut dan meningkatkan kadar alfa-fetoprotein dalam serum yang
Oleh karena itu sangat penting untuk memahami tahapan infeksi HBV akut
Infeksi HBV kronik dapat dibagi menjadi 5 fase meskipun tidak semua
pasien mengalami setiap fase dan durasi tiap fase juga dapat bervariasi.
Kurangnya respon imunitas tubuh ini ditandai dengan kadar ALT yang
Fase ini ditandai dengan respon sel imun tubuh terhadap hepatosit yang
terinfeksi. Kadar ALT serum meningkat dan tanda hepatitis kronik aktif dapat
terlihat pada ultrasound hepar atau biopsi. Pada fase ini, respon imun tubuh
membersihkan HBeAg dan HBsAg. Respon tubuh ini bisa terjadi secara
fase low replicative phase, meskipun infeksi tersebut masih bisa mengalami
reaktivasi.
Pada fase ini terjadi replikasi HBV yang minimal dan DNA HBV dalam
serum rendah atau tidak terdeteksi. HBeAg negative tapi HBsAg positif.
Sekitar 10% pasien pada fase ini dapat reaktif kembali menjadi HBeAg-positif
Fase ini terjadi karena varian HBV yang tidak bisa menghasilkan HBeAg. Hal
ini disebabkan karena mutasi pada precore atau core promoter pada genom
Replikasi virus masih bisa terus terjadi namun tidak terdeteksi di dalam
serum. Ketika berada pada fase ini, terdapat hasil yang meningkat dan
gejala meliputi mual, nyeri perut, muntah, demam, ikterus, urin gelap, perubahan
warna tinja, dam hepatomegali atau splenomegali. Tanda serologic pertama yang
dapat dideteksi pada pasien infeksi HBV akut yaitu HBsAg dan anti-HBc. Setelah 6-
12 bulan terinfeksi, antibodi IgM terhadap HBcAg sudah tidak terdeteksi. Pada
pasien yang telah sembuh dari infeksi HBV, HBsAg sudah tereliminasi dari darah
tidak didapatkan keluhan maupun gejala dan pemeriksaan tes faal hati hasilnya
normal. Pada sebagian lagi didapatkam hepatomegali atau bahkan splenomegali atau
14
tanda-tanda penyakit hati kronis lainnya, misalnya eritema Palmaris dan spider nevi.
dalam serum. Terutama pada pasien dengan HBsAg positif dengan tanda, gejala atau
kasus, HBsAg dimusnahkan lebih cepat dari serum dan IgM anti-HBc adalah satu-
satunya penanda serologis yang terdeteksi pada seseorang yang mengalami Hepatitis
sedangkan pemeriksaan HBeAg dan anti-HBe hanya dilakukan jika HBsAg terbukti
IgM anti-HBc biasanya bertahan 4-6 bulan selama Hepatitis B akut dan jarang
persisten sampai 2 tahun. Meskipun IgM anti-HBc merupakan penanda hepatitis akut,
penanda tersebut juga dapat positif selama Hepatitis B kronik yang mengalami
Infeksi HBV akut dapat menjadi kronik tergantung kekuatan HBsAg dalam
serum. Sebagian besar pasien dengan infeksi akut akan tetap asimptomatik.
Kemungkinan untuk menjadi kronik bervariasi sesuai usia, dengan risiko ≥90% jika
terinfeksi saat masih neonates dan <5% pada dewasa. Penurunan replikasi HBV yang
15
berkelanjutan sebelum terjadinya sirosis memberikan prognosis yang baik yaitu sama
- pasien hemodialisis
- pasien HIV
- pasien immunosuppressive
- wanita hamil
HBV ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi dengan
host virus Hepatitis B hanya pada manusia. Darah merupakan media terbaik
transimisi, tapi cairan tubuh lain juga dapat terlibat seperti semen dan saliva. (Scott et
al., 1980) Saat ini diketahui terdapat 3 cara transmisi HBV yaitu perinatal, seksual
dan parenteral/perkutaneus. Tidak ada referensi yang dapat dipercaya bahwa infeksi
dapat menular melalui udara dan tinja bukan merupakan sumber infeksi. HBV tidak
16
ditransmisikan melalui makanan atau air yang terkontaminasi, serangga atau agen
- Transmisi perinatal
persalinan, dan transmisi postnatal saat menyusui dengan ASI. (Hou et al.,
HBV tinggi dapat bocor dan masuk ke sirkulasi fetus (Ohto et al., 1987),
et al., 2001) atau infeksi TORCH (Yi et al., 2016) (2) secara transfer
selular yaitu jaringan plasenta terinfeksi oleh darah ibu yang memiliki titer
HBV tinggi melalui bagian ibu dan bagian fetus pada plasenta secara
tali pusat dan durasi kala I persalinan yang dapat diamati jika kala I
- Transmisi seksual
Sifilis. Pasangan seksual dengan Injection drug user (IDU), prostitusi dan
- Transmisi Parenteral/perkutaneus
Sumber infeksi yang nyata adalah darah yang terkontaminasi HBV dengan
nosokomial infeksi HBV di rumah sakit seperti unit hemodialisis dan unit
gigi. Orang dengan risiko tinggi infeksi HBV adalah mereka yang
18
dan memastikan praktik klinis yang aseptic. (Franco et al., 2012) Selain itu skrining
ibu hamil dapat membantu pencegahan transmisi pada saat kelahiran. Administrasi
Immunoglobulin Hepatitis B dapat mencegah infeksi neonatus dan dapat pula sebagai
dengan infeksi HBV tinggi (khususnya di Negara dengan prevalensi infeksi HBV
segera setelah lahir (<24 jam) untuk mencegah transmisi HBV perinatal.
vaksin Hepatitis B pada kelompok risiko tinggi. Vaksin Hepatitis B yang tersedia saat
ini merupakan vaksin rekombinan HBsAg yang diproduksi dengan bantuan ragi.
nasional pada bayi baru lahir pada tahun 1997. (Kemenkes, 2012)
19
ibu ke bayi mencapai 25 – 30% dengan risiko infeksi mencapai 60% selama
dinilai sebagai bagian terpenting dalam pencegahan transmisi vertikal hepatitis B dan
2016)
Pada Hepatitis B akut, mencegah gagal hati akut atau subakut merupakan
penyakit dan mengurangi gejala serta menurunkan risiko kronisitas juga dapat disebut
tujuan terapi yang relevan. Pada Hepatitis B kronik, tujuan utama terapi adalah
pada dewasa di Amerika Serikat yaitu Peg-IFN-2a dengan dosis 180 per minggu,
Lamivudine dengan dosis 100 mg per hari, Telbivudine dengan dosis 600 mg µg per
hari, Entecavir dengan dosis 0.5 atau 1 mg per hari, Adevofir dengan dosis 10 mg per
hari dan Tenovofir dengan dosis 300 mg per hari. (Terrault et al ., 2016)
20
antivirus jangka panjang yang mengarah pda HBV DNA yang tidak terdeteksi pada
banyak pasien yang menyerah. Obat ini dapat digunakan secara aman pada berbagai
pasien dan menjadi satu-satunya pilihan terapi pada beberapa subkelompok pasien
merupakan satu-satunya pilihan terapi untuk pencegahan reaktivasi HBV pada pasien
immunosupressan dan juga dapat digunakan untuk mencegah transmisi HBV pada
pasien dnegan viremia tinggi yang tidak memenuhi kriteria untuk terapi inisial.
Penanda serologis pertama yang terdeteksi dalam serum adalah HBsAg dan
HBeAg. HBsAg dapat dideteksi pada 1-2 minggu awal atau 11-12 minggu akhir
berkorelasi dengan level replikasi dan infeksi HBV yang tinggi. Dalam beberapa
minggu setelah penanda virus terdeteksi, kadar ALT AST mulai meningkat dan
ikterus mulai tampak. HBeAg biasanya dibersihkan lebih cepat. HBsAg dan HBV
DNA biasanya bertahan dalam serum selama gejala klinis dan hilang saat penyakit
terhadap HBV, merupakan antibodi pasif dari HBIG atau respons imun dari vaksin
menunjukkan infeksi oleh HBV pada satu waktu di masa lampau. (Brooks et al.,
2010)
2.3 Ibu Hamil sebagai Populasi yang Menjadi Sumber Transmisi secara
Vertikal
2.3.1. Pengertian
perinatal yaitu penularan dari ibu kepada anaknya yang baru lahir. Jika
seorang ibu hamil karier Hepatitis B dan HBeAg positif maka bayi yang
kronik atau kanker hati. Transmisi perinatal ini terutama banyak terjadi di
2.3.2. Epidemiologi
Menurut WHO, hampir 90% bayi terinfeksi HBV pada tahun pertama
kehidupan dan 30%-50% anak yang terinfeksi HBV pada umur 1-4 tahun
22
dapat menjadi kronik dan sekitar 25% orang dewasa yang terinfeksi secara
kronik sejak masa kanak-kanak meninggal karena kanker hati atau sirosis.
proporsi bayi yang menjadi HBV carrier berkisar antara 10-30% untuk ibu
perinatal meningkat sekitar 70-90% pada ibu yang HBsAg dan HBeAg
persalinan, dan transmisi postnatal saat menyusui dengan ASI. (Hou et al.,
2005)
infeksi HBV menurun secara gradual dari sisi plasenta maternal ke sisi
HBV dapat ditransmisikan melalui lapisan demi lapisan sel plasenta mulai
23
dari sel desidual ke sel endotel kapiler hingga mencapai sirkulasi fetus yang
terjadi karena bayi baru lahir kontak dengan sekret atau darah ibu yang
mengetahui status HBsAg ibu hamil. Langkah ini bisa dilakukan dengan
HBsAg bisa menggunakan rapid test. Penapisan ini sebaiknya diikuti oleh
BAB 3
KERANGKA KONSEP
Penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar prevalensi HBsAg positif pada
ibu hamil yang menjalani pemeriksaan HBsAg. Selain itu, akan dilihat pula beberapa
karakteristik ibu hamil dengan hasil tes HBsAg positif yang meliputi : umur,
pendidikan, pekerjaan, usia gestasi, gravida, jumlah paritas dan jumlah abortus.
Pola hubungan antar variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut
HBsAg Negatif
Prevalensi
HBsAg Positif
HBsAg Positif
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Karakteristik
Usia Gestasi
Gravida
Paritas
Abortus
25
Status seromolekuler
- HBeAg
- HBV DNA
Pengolahan Data
Kesimpulan
a. HBsAg
Hepatitis B
b. Umur
- 10 – 14 tahun
- 15 – 19 tahun
- 20 – 24 tahun
- 25 – 29 tahun
- 30 – 34 tahun
- 35 – 39 tahun
- 40 – 44 tahun
- 45 – 49 tahun
- 50 – 54 tahun
28
- 55 – 59 tahun
(Riskesdas, 2010)
c. Pendidikan
- Pendidikan dasar
- pendidikan menengah
- pendidikan tinggi
d. Pekerjaan
Hepatitis B
- Pekerja medis
e. Usia Gestasi
30
- Trimester 1 (0 – 3 bulan)
- Trimester 2 (4 – 6 bulan)
- Trimester 3 (7 – 9 bulan)
f. Gravida
- Primigravida
- Multigravida
g. Jumlah Paritas
31
- 0
- 1
- ≥2
h. Jumlah Abortus
- 0 - ≥2
- 1
32
BAB 4
METODE PENELITIAN
mengetahui prevalensi serta karakteristik ibu hamil dengan HBsAg positif sebagai
penanda serologis dalam upaya penapisan Hepatitis B di RSKD Ibu & Anak Pertiwi
Makassar periode 2016/2017. Dari penelitian ini, peneliti melaporkan hasil penelitian
yang diperoleh dengan melihat prevalensi HBsAg yang positif dibandingkan dengan
total ibu hamil yang menjalani pemeriksaan HBsAg, serta karakteristik ibu hamil
Lokasi penelitian ini yaitu bagian laboratorium dan bagian rekam medik
RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar dengan pertimbangan rumah sakit ini memiliki
data administratif ibu hamil (patologis dan non patologis) yang berkunjung untuk
melihat populasi umum tanpa memandang adanya risiko tinggi pada ibu hamil.
2017.
serologis
33
4.4.1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah ibu hamil di RSKD Ibu & Anak
Pertiwi Makassar selama periode 1 tahun terakhir yaitu dari bulan September
4.4.2 Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah semua pasien ibu hamil yang
menjalani pemeriksaan HBsAg dan dinyatakan positif di RSKD Ibu & Anak
mengetahui prevalensi, serta melihat rekam medik ibu hamil dengan HBsAg
positif untuk mengetahui karakteristik. Sampel yang diambil yaitu satu tahun
sampling.
Berdasarkan cara memperoleh data, data yang dikumpulkan terdiri dari data
sekunder. Data sekunder berupa seluruh data pencatatan laboratorium pasien ibu
hamil yang menjalani pemeriksaan HBsAg dan rekam medik ibu hamil dengan
HBsAg positif selama periode 1 tahun terakhir, yaitu September 2016 – Agustus
2017
Excel 2007, dan Statstical Package for The Social Sciences (SPSS) for
Windows 18.00.
Data yang telah diolah, disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan
rekam medik
BAB 5
HASIL PENELITIAN
hamil dengan HBsAg positif sebagai penanda serologis dalam upaya penapisan
Hepatitis B di RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar periode 2016/2017 yang
dilaksanakan pada bulan September hingga November 2017. Dari hasil pengambilan
data laboratorium RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar, diperoleh sebanyak 94
sampel dengan HBsAg reaktif. Data tersebut digunakan untuk menentukan prevalensi
positif.
2017 sampai Oktober 2017. Data yang diperoleh kemudian dicatat dengan Microsoft
5.1. Prevalensi Hasil Pemeriksaan HBsAg pada Ibu Hamil Periode 2016/2017
Diagram 5.1. Prevalensi Hasil Pemeriksaan HBsAg Positif pada Ibu Hamil
Periode2016/2017
Prevalensi HBsAg Periode 2016/2017
2,4 %
97,6%
Sumber: Laboratorium RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar Periode September 2016 - Agustus
2017
Pada tabel dan diagram 5.1. menunjukkan prevalensi HBsAg positif pada ibu
hamil di RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar periode 2016/2017, yaitu bulan
September 2016 sampai Agustus 2017. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
prevalensi HBsAg positif selama 1 tahun yaitu mulai dari bulan September 2016
sampai Agustus 2017 yang terdiri atas 94 sampel dari 3864 ibu hamil yang menjalani
pemeriksan HBsAg adalah 2.4 % atau dapat dikatakan bahwa tiap 100 ibu hamil
terdapat 2 ibu hamil dengan HBsAg positif sebagai penanda serologis adanya
penyakit Hepatitis B.
berikut; Pada bulan September 2016 didapatkan kasus sebesar 8 orang dari total ibu
hamil yang diperiksa sebanyak 398 orang, sehingga dapat diketahui persentasenya
38
adalah 2%. Pada bulan selanjutnya yaitu Oktober 2016 kasus yang didapatkan
bertambah 1 menjadi 9 kasus dari total 325 ibu hamil yang diperiksa HBsAg dalam
2016, kasus yang didapatkan sama dengan bulan sebelumnya yaitu 9 kasus dari total
ibu hamil yang menjalani pemeriksaan HBsAg sebanyak 357 orang sehingga
persentasenya sebesar 2.5%. Pada akhir tahun 2016 yaitu bulan Desember didapatkan
peningkatan kasus yang terjadi yaitu sebanyak 12 kasus dari 302 pasien ibu hamil
yang menjalani pemeriksaan HBsAg dengan persentase sebesar 4%. Di awal tahun
2017 yaitu bulan Januari, kasus mengalami penurunan drastis dari bulan sebelumnya
menjadi 4 kasus dari 303 ibu hamil dengan persentase 1.3%. Selanjutnya pada bulan
Februari 2017 kembali didapatkan peningkatan jumlah kasus menjadi 7 kasus dari
263 ibu hamil yang diperiksa sehingga persentasenya menjadi 2.7%. Berikutnya pada
bulan Maret 2017 kasus meningkat menjadi 10 kasus dari total ibu hamil yang
diperiksa sebanyak 331 orang dengan persentase 3%. Pada bulan April 2017 terjadi
penurunan menjadi 5 kasus dari jumlah ibu hamil yang diperiksa sebanyak 364 orang
sehingga persentasenya adalah 1.4%. Berikutnya pada bulan Mei 2017 terjadi sedikit
peningkatan lagi menjadi 7 kasus dari total 366 ibu hamil yang diperiksa maka
persentasenya menjadi 1.9%. Pada bulan Juni 2017 kasus yang didapatkan sebesar 8
kasus dari total 282 ibu hamil yang diperiksa dengan persentase 2.8%. Pada bulan
Juli 2017 kasus mengalami peningkatan menjadi 11 kasus dari 270 ibu hamil yang
pada bulan Agustus 2017 terjadi penurunan jumlah ibu hamil dengan HBsAg positif
39
menjadi 4 kasus dari total 303 ibu hamil yang diperiksa sehingga persentasenya turun
menjadi 1.3%.
Tabel 5.1 Prevalensi hasil pemeriksaan HBsAg positif pada ibu hamil periode
2016/2017
No. Bulan Jumlah (N) Total Persentase (%)
1 September 2016 8 398 2.0
2 Oktober 2016 9 325 2.8
3 November 2016 9 357 2.5
4 Desember 2016 12 302 4.0
5 Januari 2017 4 303 1.3
6 Februari 2017 7 263 2.7
7 Maret 2017 10 331 3.0
8 April 2017 5 364 1.4
9 Mei 2017 7 366 1.9
10 Juni 2017 8 282 2.8
11 Juli 2017 11 270 4.1
12 Agustus 2017 4 303 1.3
Total 94 3864 2.4
Sumber: Laboratorium RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar Periode September 2016 - Agustus
2017
Diagram 5.2. Distribusi Ibu Hamil dengan HBsAg Positif berdasarkan Umur
25
20
Jumlah (N)
15
10
0
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44
Umur (tahun)
Sumber: Rekam Medik RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar Periode September 2016 - Agustus
2017
40
Pada diagram dan tabel 5.2. memperlihatkan distribusi umur ibu hamil dengan
HBsAg positif sebanyak 1 orang pada kelompok umur 15-19 tahun dengan persentase
1.2%. Selanjutnya pada kelompok umur 20-24 tahun terdapat 19 orang ibu hamil
dengan HBsAg positif sehingga persentasenya adalah 22.6%. Terdapat 22 orang pada
rentan umur 25-29 tahun dengan persentase 26.2% begitupun pada rentan umur 30-34
tahun juga terdapat 22 orang ibu hamil dengan HBsAg positif dengan persentase
sama yaitu 26.2%. Selanjutnya pada kelompok umur 35-39 tahun terdapat 12 orang
dengan persentase 14.3%. Dan terakhir pada kelompok umur 40-44 tahun terdapat 8
orang ibu hamil dengan HBsAg positif sehingga persentasenya adalah 9.5%.
Tabel 5.2 Distribusi Ibu Hamil dengan HBsAg Positif berdasarkan Umur
No Umur Jumlah (N) Persentase (%)
1. 15-19 tahun 1 1.2
2. 20-24 tahun 19 22.6
3. 25-29 tahun 22 26.2
4. 30-34 tahun 22 26.2
5. 35-39 tahun 12 14.3
6. 40-44 tahun 8 9.5
Total 84 100.0
Sumber: Rekam Medik RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar Periode September
2016 – Agustus 2017
41
50
Jumlah (N) 40
30
20
10
0
Pendidikan Pendidikan Pendidikan
Dasar Menengah Tinggi
Pendidikan
Sumber: Rekam Medik RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar Periode September 2016 – Agustus 2017
Pada diagram dan tabel 5.3. memperlihatkan distribusi tingkat pendidikan ibu
hamil dengan HBsAg positif sebanyak 12 orang (14.3%) pada tingkat pendidikan
dasar, 53 orang (63.1%) pada tingkat pendidikan menengah dan 19 orang (22.6%)
Jumlah (N) 50
40
30
20
10
0
Tidak bekerja Pekerja non Pekerja
(IRT) medis medis
Pekerjaan
Sumber: Rekam Medik RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar Periode September 2016 – Agustus 2017
Pada diagram dan tabel 5.4. memperlihatkan distribusi pekerjaan ibu hamil
dengan HBsAg positif sebanyak 64 orang (76.2%) pada kelompok tidak bekerja
(IRT), 18 orang (21.4%) pada kelompok pekerja non medis dan 2 orang (2.4%) pada
Tabel 5.4. Distribusi Ibu Hamil dengan HBsAg Positif berdasarkan Pekerjaan
5.5. Distribusi Ibu Hamil dengan HBsAg Positif berdasarkan Usia Gestasi
Sumber: Rekam Medik RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar Periode September 2016 – Agustus 2017
Pada diagram dan tabel 5.5. memperlihatkan distribusi usia gestasi ibu hamil
dengan HBsAg positif sebanyak 7 orang (8.3%) pada kelompok usia gestasi
Trimester I (0 – 3 bulan), tidak ada orang (0%) pada kelompok usia gestasi Trimester
II (4 – 6 bulan) dan 77 orang (91.7%) pada kelompok usia gestasi Trimester III (7 – 9
bulan).
Tabel 5.5. Distribusi Ibu Hamil dengan HBsAg Positif berdasarkan Usia Gestasi
Jumlah (N) 50
40
30
20
10
0
Primigravida Multigravida
Gravida
Sumber: Rekam Medik RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar Periode September 2016 – Agustus 2017
Pada diagram dan tabel 5.6. memperlihatkan distribusi tingkat gravida ibu
hamil dengan HBsAg positif sebanyak 18 orang (21.4%) pada kelompok usia
Tabel 5.6. Distribusi Ibu Hamil dengan HBsAg Positif berdasarkan Gravida
5.7. Distribusi Ibu Hamil dengan HBsAg Positif berdasarkan Jumlah Paritas
Jumlah (N) 25
20
15
10
5
0
0 1 ≥2
Paritas
Sumber: Rekam Medik RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar Periode September 2016 – Agustus 2017
Pada diagram dan tabel 5.7. memperlihatkan distribusi jumlah paritas ibu
hamil dengan HBsAg positif sebanyak 21 orang (25%) pada kelompok paritas yang
berjumlah 0, 30 orang (35.7%) pada kelompok paritas yang berjumlah 1 dan 33 orang
Tabel 5.7. Distribusi Ibu Hamil dengan HBsAg Positif berdasarkan Jumlah Paritas
5.8. Distribusi Ibu Hamil dengan HBsAg Positif berdasarkan Jumlah Abortus
40
30
20
10
0
0 1 ≥2
Abortus
Sumber: Rekam Medik RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar Periode September 2016 – Agustus 2017
Pada diagram dan tabel 5.8. memperlihatkan distribusi jumlah abortus ibu
hamil dengan HBsAg positif sebanyak 70 orang (83.3%) pada kelompok dengan
jumlah abortus 0, 11 orang (13.1%) pada kelompok dengan jumlah abortus 1 dan 3
Tabel 5.8. Distribusi Ibu Hamil dengan HBsAg Positif berdasarkan Jumlah Abortus
BAB 6
PEMBAHASAN
RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar periode 2016/2017, didapatkan 84 sampel yang
positif HBsAg. Pemenuhan kriteria didasarkan pada kelengkapan data rekam medik
yang ada. Pasien dengan data rekam medik yang tidak lengkap atau bahkan tidak ada,
tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Hasil penelitian inii diharapkan mampu
Prevalensi yang diteliti pada penelitian ini yaitu dalam rentan waktu
September 2016 – Agustus 2017. Adapun karakteristik dari penelitian ini meliputi
umur, pendidikan, pekerjaan, usia gestasi, gravida, jumlah paritas dan abortus.
6.1 Prevalensi Hasil Pemeriksaan HBsAg positif pada Ibu Hamil Periode
2016/2017
ibu hamil di RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar selama September 2016 sampai
dengan Agustus 2017 mencapai 2.4%. Angka tersebut didapatkan berdasarkan jumlah
ibu hamil yang positif HBsAg sebanyak 94 sampel dari total ibu hamil yang diperiksa
48
Hasil penelitian ini mengalami peningkatan dua kali lipat dibandingkan hasil
yang didapatkan oleh Magfira di tempat yang sama yaitu RSKD Ibu & Anak Pertiwi
Makassar namun pada periode yang berbeda yaitu pada September 2015 sampai
dengan Agustus 2016 yaitu prevalensi HBsAg positif pada ibu hamil sebesar 1.1%.
Persentase itu didapatkan berdasarkan jumlah sampel yang positif sebanyak 53 dari
4730 ibu hamil yang menjalani pemeriksaaan HBsAg dengan metode Rapid Test.
(Magfira, 2016)
bahwa terdapat penurunan jumlah populasi ibu hamil yang diperiksa yaitu dari 4730
ibu hamil menjadi 3864 ibu hamil. Namun jumlah ibu hamil yang positif HBsAg
justru mengalami peningkatan yang tadinya di bulan September 2015 – Agustus 2016
hanya 53 ibu hamil meningkat menjadi 94 ibu hamil di bulan September 2016 –
Agustus 2017.
Ghana yaitu prevalensi sebesar 2.4%. Angka tersebut diperoleh dari 5 sampel yang
positif dari 208 ibu hamil yang diperiksa (Luuse et al, 2016). Penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gunardi et al di Jakarta pada tahun
2009. Dari data tersebut didapatkan prevalensi yang tidak jauh berbeda yakni sebesar
2.2%, yaitu 22 ibu hamil dengan HBsAg positif dari 1002 ibu hamil yang dilakukan
pemeriksaan HBsAg (Gunardi et al, 2014). Namun terdapat perbedaan pada metode
49
Metode pemeriksaan yang dilakukan pada penelitian adalah Rapid Test yang
berdasarkan penelitian Azhar pada tahun 2015 tentang Sensitivitas dan Spesifitas Tes
spesifitas 100% (Azhar, 2015). Sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan Rapid
Test ini ideal untuk melakukan skrining HBsAg karena mudah dan cepat digunakan
2014 didapatkan prevalensi sebesar 6.8% yang diperoleh dari 64 ibu hamil dengan
HBsAg positif dari 943 ibu hamil yang dilakukan pemeriksaan HBsAg (Fujiko et al,
2015). Perbedaan yang mencolok tersebut diduga oleh karena homogenitas yang
tinggi pada penelitian ini. Hal ini terlihat dari lokasi penelitian yang hanya bertempat
di satu rumah sakit saja serta latar belakang ibu hamil yang berkunjung di rumah sakit
kejadian menurut bulan. Pada penelitian ini, prevalensi tertinggi terjadi pada bulan
Desember 2016 yaitu sebanyak 12 orang dari total 302 ibu hamil yang diperiksa. Hal
tersebut tidak dapat diprediksi karena perlunya investigasi lebih lanjut mengenai
Berdasarkan hasil penelitian ini yang mencakup 3864 ibu hamil yang
menjalani pemeriksaan HBsAg. Estimasi jumlah ibu hamil se-kota Makassar selama
tahun 2015 adalah 27880, yang diambil dari Profil Kesehatan Prov. Sulawesi Selatan
Tahun 2016. Hal ini menggambarkan bahwa hasil penelitian mencakup 1/7 dari
Pada penelitian ini didapatkan hasil distribusi ibu hamil dengan HBsAg positif
di RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar periode 2016/2017 berdasarkan umur paling
banyak pada rentan usia 25-29 tahun dan 30-34 tahun yaitu masing-masing 22 orang
(26.2%). Kemudian kelompok umur 20-24 tahun dengan total 19 orang (22.6%)
menempati urutan kedua, selanjutnya urutan ketiga yaitu kelompok umur 35-39 tahun
Osogbo Nigeria dimana prevalensi terbanyak HBsAg positif terdapat pada kelompok
umur 30-34 dengan persentase 23.3% yaitu sebanyak 14 orang dari total 60 orang
yang berusia di rentan umur tersebut. Diikuti kelompok umur terbanyak kedua yaitu
merupakan puncak dari aktivitas sosial yang tertinggi atau dalam hal ini merupakan
usia produktif sehingga risiko transmisi virus melalui kontak seksual juga sangat
Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian Anaedobe
pada ibu hamil adalah pada kelompok umur 29-35 tahun yaitu sebanyak 11 orang
dengan persentase 73.33%. Diikuti dengan kelompok umur 22-28 tahun dan ≥ 35
et al, 2015).
menunjukkan hasil yang tidak sejalan dengan penelitian ini yaitu prevalensi ibu hamil
dengan HBsAg positif terbanyak pada kelompok umur <20 tahun yakni 4 orang dari
129 orang pada kelompok usia tersebut dengan persentase 3.1%. Sedangkan
prevalensi terendah ibu hamil dengan HBsAg positif adalah pada kelompok umur 21
- 25 tahun yaitu 1.4%. (Gunardi et al, 2014). Pada penelitian ini juga dipaparkan
bahwa tingginya tingkat perkawinan usia muda di Jakarta yang mencapai 10.16%
dihubungkan dengan hubungan seksual pertama pada para wanita muda dapat
Penelitian lain yang juga bertolak belakang dengan hasil penelitian ini adalah
penelitian Eke et al yang mendapatkan hasil prevalensi ibu hamil dengan HBsAg
positif terbanyak pada kelompok umur 20 - 24 tahun yaitu sebanyak 20 dari 40 ibu
hamil dengan HBsAg positif. Menurutnya, usia tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap prevalensi HBsAg positif pada ibu hamil (Eke et al, 2011).
imunisasi hepatitis B mulai diterapkan sekitar 20 tahun yang lalu yaitu pada tahun
1997 ketika dimasukkan dalam program imunisasi rutin nasional pada bayi baru lahir
(Kemenkes, 2012). Hal tersebut menyebabkan wanita umur kurang dari 25 tahun
memiliki prevalensi HBsAg positif lebih rendah diduga karena dampak dari imunisasi
Dari hasil penelitian yang dilakukan di RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar
ini, menunjukkan distribusi tingkat pendidikan ibu hamil dengan HBsAg positif
Selanjutnya terbanyak kedua pada tingkat pendidikan tinggi yaitu 19 orang dengan
persentase 22.6%. Prevalensi terendah adalah pada tingkat pendidikan dasar yaitu 12
orang (14.3%).
Nigeria pada tahun 2013, dimana tingkat pendidikan terbanyak adalah pendidikan
sekunder yaitu sebanyak 9 dari 15 ibu hamil dengan HBsAg positif dengan persentase
sebesar 60% disusul dengan tingkat pendidikan tersier yaitu sebesar 40% dan tidak
ditemukan ibu hamil dengan HBsAg positif pada tingkat pendidikan primer (0%)
efektifitas dari penggunaan fasilitas kesehatan berperan dalam tren penyakit Hepatitis
B ini.
Terdapat penelitian lain yang tidak sejalan dengan penelitian ini yaitu
berdasarkan hasil penelitiannya diketahui bahwa 327 orang dari 513 ibu hamil dengan
HBsAg positif memiliki riwayat pendidikan tinggi (perkuliahan). Disusul dengan 171
dari total 513 sampel adalah pendidikan menengah dan 15 orang merupakan
tingkat pendidikan berkaitan dengan tingkat pengetahuan ibu hamil atau masyarakat
pada umumnya mengenai transmisi virus dan kesadaran para ibu hamil untuk
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah pekerjaan terbanyak ibu
hamil dengan HBsAg positif yaitu tidak bekerja sebanyak 64 orang (76.2%), disusul
pekerja non medis yang diantaranya adalah karyawan swasta, karyawan honorer, dan
Data ini sesuai dengan hasil penelitian Ngaira et al di Kenya pada tahun 2014
yakni prevalensi tertinggi ibu hamil dengan HBsAg positif berdasarkan pekerjaan
54
adalah kelompok yang tidak bekerja yaitu sebanyak 7 dari 11 orang yang positif
hamil dengan HBsAg positif pada karyawan swasta dan pegawai pemerintah dengan
persentase yang sama yaitu 40%. Sedangkan yang tidak bekerja hanya sebesar 20%
(Anaedobe et al, 201). Penelitian lain yang juga tidak sejalan dengan penelitian ini
adalah penelitian yang dilakukan di daerah lain di Nigeria oleh Kolawole et al dimana
hasil yang didapatkan adalah prevalensi menurut pekerjaan terbanyak pada pedagang
yaitu 14 dari 33 orang sedangkan ibu rumah tangga memiliki prevalensi terendah. Hal
tersebut dikarenakan interaksi dengan lawan jenis yang lebih sering sehingga memicu
tenaga medis memiliki prevalensi tertinggi justru pada hasil penelitian ini ternyata
merupakan prevalensi terendah diduga karena sampel yang diteliti bersumber dari
satu rumah sakit saja dan merupakan rumah sakit rujukan daerah yang notabene
6.5. Karakteristik Ibu Hamil dengan HBsAg Positif berdasarkan Usia Gestasi
Usia gestasi dibagi menjadi trimester I (0-3 bulan), II (4-6 bulan), dan III (7-9
bulan). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa distribusi usia gestasi ibu hamil
55
dengan HBsAg positif tertinggi itu pada trimester III yaitu 77 sampel (91.7%) disusul
trimester I yaitu 7 sampel (8.3%) dan tidak didapatkan satupun sampel pada usia
prevalensi tertinggi ibu hamil dengan HBsAg positif adalah pada trimester III yaitu 4
dari total 11 sampel positif HBsAg (Ngaira et al, 2016). Penelitian lain yang juga
sesuai dengan penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Kolawole et al diketahui usia
gestasi trimester III yang terbanyak yaitu 21 sampel dari 33 total sampel positif.
Menurutnya, hal tersebut terjadi karena selama proses kehamilan akan terjadi
penurunan sistem kekebalan tubuh sehingga akan memberikan kesempatan besar bagi
virus untuk melakukan multiplikasi yang ditandai dengan adanya HBsAg di dalam
prevalensi tertinggi ternyata pada usia gestasi trimester I sebanyak 10 dari 21 orang
ibu hamil yang positif HBsAg disusul dengan trimester II sebanyak 6 orang dan
Penelitian lain yang juga tidak sejalan dengan penelitian ini yaitu pada
gestas ibu hamil dengan HBsAg positif adalah pada trimester II yaitu 46.67%
dibandingkan dengan trimester I dan III. Menurutnya, tidak adanya deteksi awal dan
56
penanganan yang tepat pada ibu hamil akan meningkatkan risiko transmisi dari ibu ke
Pada penelitian ini, pemeriksaan HBsAg di RSKD Ibu & Anak Pertiwi
Makassar rutin dilakukan pada setiap pasien inpartu, sehingga prevalensi tertinggi
yang didapatkan menunjukkan trimester III kemudian trimester I lalu trimester II.
Sangat diharapkan tindakan pemeriksaan HBsAg ini dapat rutin dilaksanakan pada
fase antenatal care agar dapat ditegakkan diagnosis secara dini, perencanaan
penatalaksanaan terpadu dan menjadi pencegahan transmisi secara vertikal dari ibu ke
bayi.
terbanyak ibu hamil dengan HBsAg positif adalah multigravida dengan 66 dari 84
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kolawole et
sedangkan primigravida sebanyak 10 orang. Hal ini diduga karena pada multigravida
masa pernikahan sudah berlangsung lama dan sudah banyak melalui proses
persalinan. Selain itu, wanita yang sudah lama menikah memiliki aktivitas seksual
57
yang lebih tinggi sehingga risiko paparan terhadap HBV juga meningkat (Kolawole
et al, 2012).
Terdapat penelitian lain yang tidak sejalan dengan penelitian ini diantaranya
multigravida hanya 14 orang (Cui et al, 2016). Penelitian lain oleh Luuse et al di
multigravida 1.9%. Menurutnya, tidak ada perbedaan yang signifikan dari jumlah
gravida sampel yang diperiksa dengan tingkat positivitas HBsAg (Luuse et al, 2016).
bayi yang telah dilahirkan diluar kejadian abortus. Pada penelitian ini, jumlah paritas
dibagi menjadi 0, 1, dan ≥2. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
diketahui bahwa distribusi ibu hamil dengan HBsAg positif berdasarkan jumlah
paritas 1 sebanyak 30 orang dan jumlah paritas 0 sebanyak 21 orang dari total 84
pasien.
58
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
Anaedobe et al yang juga mendapatkan prevalensi ibu hamil dengan HBsAg positif
terbanyak pada multipara yaitu sebesar 73.33% sedangkan primipara sebesar 26.67%.
Menurutnya, hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil observasi bahwa ibu hamil
dikatakan berada pada risiko tertinggi infeksi HBV karena meningkatnya paparan
faktor risiko misalnya transfusi darah, obat injeksi intravena atau prosedur operasi
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Magfira
pada tahun 2016 di rumah sakit yang sama dengan penelitian ini namun pada periode
yang berbeda. Hasil penelitiannya menunjukkan distribusi ibu hamil dengan HBsAg
positif berdasarkan jumlah paritas terbanyak pada kelompok paritas 0 yaitu sebanyak
24 orang dari 50 ibu hamil yang diperiksa. Menurutnya, hal tersebut kemungkinan
terjadi karena infeksi HBV sebelum hamil bahkan sebelum menikah. Sehingga dalam
hal ini perlu dilakukan pemeriksaan yang lengkap pada saat seorang wanita belum
Tingginya prevalensi HBsAg positif pada ibu hamil dengan riwayat paritas ≥2
hamil pada risiko terinfeksi HBV lebih besar akibat prosedur pemeriksaan dan
persalinan.
59
Pada penelitian ini, abortus dibagi menjadi 3 kelompok yaitu jumlah abortus
0, 1, dan ≥2. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa distribusi ibu hamil
dengan HBsAg positif tertinggi pada kelompok ibu hamil dengan riwayat abortus 0
yaitu sebanyak 70 orang dari total 84 sampel (83.3%). Kelompok ibu hamil terbanyak
kedua adalah yang memiliki riwayat abortus 1 kali yaitu sebanyak 11 orang dari total
sampel (13.1%) dan yang terendah adalah kelompok ibu hamil dengan riwayat
Data tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Cui et al yang
jumlah abortus adalah ibu hamil dengan riwayat abortus 0 yaitu sebanyak 456 orang
dari 513 sampel positif dan yang terendah adalah ibu hamil dengan riwayat abortus
≥2 yaitu sebanyak 15 orang dari 513 sampel positif. Menurutnya, riwayat abortus
dan gangguan mood namun masih kontroversional dengan kejadian keguguran (Cui
et al, 2016).
Pada penelitian lain yang tidak sejalan dengan penelitian ini dilakukan oleh
Ngaira et al dimana hasil yang didapatkan adalah ibu hamil yang memiliki riwayat
abortus memiliki prevalensi lebih tinggi yaitu sebanyak 6 orang dari 11 ibu hamil
dengan HBsAg positif yang diperiksa. Sedangkan ibu hamil yang tidak memiliki
riwayat abortus berjumlah 5 orang dari 11 ibu hamil dengan HBsAg positif yang
Keterbatasan dari penelitian ini disebabkan karena data rekam medik yang
digunakan dalam penelitian ini kurang lengkap. Terdapat 10 rekam medik ibu hamil
dengan HBsAg positif yang tidak didapatkan atau tidak lengkap sehingga harus di
eksklusi. Selain itu, karena penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu rekam
medik maka hal-hal seperti latar belakang sosial, ekonomi dan budaya tidak dapat
Adapun kelebihan dari penelitian ini adalah karena penelitian ini merupakan
penelitian lanjutan yang pada periode sebelumnya telah dilakukan oleh peneliti yang
lain, sehingga dapat diketahui bahwa ternyata terdapat peningkatan prevalensi ibu
BAB 7
7.1. Kesimpulan
Hamil dengan HBsAg Positif sebagai Penanda Serologis dalam Upaya Penapisan
Hepatitis B di RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar Periode 2016/2017”, dapat
1. Ibu hamil dengan HBsAg positif di RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar
Periode 2016/2017 diperoleh sebanyak 94 orang dari total 3864 ibu hamil
sebesar 2.4%.
2. Distribusi ibu hamil di RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar Periode
3. Distribusi ibu hamil di RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar Periode
4. Distribusi ibu hamil di RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar Periode
5. Distribusi ibu hamil di RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar Periode
2016/2017 berdasarkan usia gestasi lebih banyak ditemukan pada trimester III
6. Distribusi ibu hamil di RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar Periode
7. Distribusi ibu hamil di RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar Periode
8. Distribusi ibu hamil di RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar Periode
7.2. Saran
dengan HBsAg positif dalam upaya penapisan Hepatitis B di RSKD Ibu & Anak
Pertiwi Makassar periode 2016/2017, saran yang dapat peneliti berikan adalah :
rekam medik RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar, mengingat pada
penelitian ini terdapat beberapa rekam medik yang tidak lengkap atau bahkan
DAFTAR PUSTAKA
20:406, 3-6, 9.
6. Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, et al. 2010. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi
9. Cui, AM, Cheng XY, Shao JG, et al. 2016. Maternal hepatitis B virus carrier
10. Dinas Kesehatan. 2016. Profil Kesehatan Prov. Sulawesi Selatan tahun 2016.
Hal 46.
11.Eke AC, Eke UA, Okafor CI, et al. 2011. Prevalence, correlates and pattern of
hepatitis B surface antigen in a low resource setting. Virology Journal 2011,
8:12, 4-8.
12. European Association for the Study of the Liver. 2017. EASL Clinical
of Hepatology: 4-7.
14. Franco E, Bagnato B, Marino MG, et al. 2012. Hepatitis B: Epidemiology and
80.
15. Fujiko M, Chalid MT, Turyadi, et al. 2015. Chronic Hepatitis B in pregnant
611.
6.
19. Kementerian Kesehatan RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Hal 179 – 182
22. Khumaedi AI, Gani RA, Hasan I. 2016. Pencegahan transmisi vertikal
Jakarta.
25. Liang TJ. 2009. Hepatitis B: The Virus and Disease. Hepatology. 49: 13-21.
27. Metaferia Y, Dessie W, Ali I, et al. Seroprevalence and associated risk factors
28. McMahon BJ, Block J, Haber B, et al. 2012. Internist Diagnosis and
29. Ngaira JAM, Kimotho J, Mirigi I, et al. 2016. Prevalence, awareness and risk
31. Palusery MR. 2016. Prevalensi dan Karakteristik Ibu Hamil dengan HBsAg
RSKD Ibu & Anak Pertiwi Makassar periode 2016/2017. Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
32. Pungpapong S, Kim WR, Poterucha JJ. 2007. Natural History of Hepatitis B
33. Sanityoso A, Christine G. 2014. Ilmu Penyakit Dalam (Hepatitis Viral Akut)
34. Scott RM, Snitbhan R, Bancroft WH, et al. 1980. Experimental transmission
36. Terrault NA, Bzowej NH, Chang Kyong-Mi, et al. 2016. AASLD Guidelines
37. Towers CV, Asrat T, Rumney P. 2001. The presence of Hepatitis B surface
38. World Health Organization. 2015. Guidelines for the prevention, care and
39. Xu D, Yang YP, Zou S, et al. 2001. Role of placental tissues in the
No 4: 981-987.
69
40. Yano Y, Utsumi T, Lusida MI, et al. 2015. Hepatitis B Virus Infection in
L
A
M
P
I
R
A
N
71
72
73
74
75
DATA REKAM MEDIK IBU HAMIL DENGAN HBSAG POSITIF DI RSKD IBU
DAN ANAK PERTIWI PERIODE SEPTEMBER 2016 - AGUSTUS 2017
BIODATA PENELITI