Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semenjak manusia berinteraksi dengan aktifitas pendidikan ini semenjak itulah


manusia telah berhasil merealisasikan berbagai perkembangan dan kemajuan dalam
segala lini kehidupan mereka. Bahkan pendidikan adalah suatu yang alami dalam
perkembangan peradaban manusia.Pendidikan Islam dikenal dan diyakini oleh
penganut agama Islam sebagai suatu kegiatan pendidikan yang bersumber dari dogma
ajaran Islam dengan nilai-nilai universal yang terkandung di dalamnya yang
senantiasa mempertimbangkan pengembangan fitrah manusia atau potensi-potensi
yang dimiliki manusia selaku makhluk. sehingga usaha mempelajari Pendidikan
Islam tidak dapat mengabaikan akar sejarah Pendidikan Islam yang merupakan bagian
integral dari sejarah Islam itu sendiri.

Disebutkan pendidikan Islam bersumber dari ajaran Islam menggambarkan


bahwa pendidikan Islam memiliki perbedaan yang sangat esensial dan pokok dengan
model pendidikan lain yang cenderung bersifat pragmatis-sekularistik yang hanya
terbatas pada sumber dan penyebaran nilai-nilai kemanusian secara universal tanpa
pernah mengaitkannya sama sekali dengan nilai-nilai ketuhanan. Atau yang lazim
dikenal dengan istilah Ilmu Pengetahuan tanpa Tuhan.

Dalam sejarah peradaban Islam, Andalusia merupakan negara yang


ditaklukkan oleh pemerintahan Islam dibawah kepemimpinan Bani Umayyah dengan
melalui kekuatan angkatan perang. Spanyol lebih banyak dikenal dengan nama
Andalusia yang diambil dari sebutan tanah semananjung Iberia, julukan Andalusia
berasal dari kata Vandalusia yang artinya negeri bangsa Vandal, karena bagian selatan
semananjung ini pernah dikuasai oleh bangsa Vandal sebelum mereka dikalahkan
oleh bangsa Ghotia Barat pada abad V. Daerah ini diuasi oleh Islam setelah penguasa
Bani Umayyah merebut tanah semenanjung ini dari bangsa Gothi Barat pada masa
Khalifah Al-Wlid ibn Abdul Malik.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal masuknya islam ke Andalusia
2. Bagaimana pola pendidikan islam di Andalusia
3. Bagaimana perkembangan pendidikan islam pada masa dinasti umayyah di
Andalusia
4. Apa saja faktor yang mendukung kemajuan pendidikan dan peradaban di
Andalusia

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana awal masuknya islam ke Andalusia


2. Untuk mengetahui pola pendidikan islam di Andalusia
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan pendidikan islam pada masa dinasti
umayyah di Andalusia
4. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mendukung kemajuan pendidikan dan
peradaban di Andalusia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Awal Masuknya Islam Ke Andalusia

Pada periode klasik paruh pertama masa kemajuan ( 650-1000 M), wilayah
kekuasaan Islam meluas melalui Afrika Utara ( Aljazair dan Maroko) sampai ke
Spanyol di Barat. Spanyol adalah nama baru dari Andalusia zaman dahulu. Nama
Andalusia berasal dari suku ( Vendalus ) yang menaklukkan Eropa Barat dimasa lalu
sebelum bangsa Goth dan Arab (Islam) Kondisi Andalusia sebelum kedatangan Islam
sungguh sangat memprihatinkan, terutama ketika masa pemerintahan raja Ghotic yang
melaksanakan pemerintahannya dengan besi. Kondisi ini menyebabkan rakyat
Andalusia menderita dan tertekan. Mereka sangat merindukan datangnya kekuatan
ratu adil sebagai sebuah kekuatan yang mampu mengeluarkan mereka saat itu,
kerinduan mereka akhirnya menemukan momentumnya ketika kedatangan Islam di
Andalusia.

Ketika Dinasti Umayah dipegang oleh Khalifah al- Walid bin Abdul Malik
(al-Walid I ) (naik takhta 86 H atau 1705 M ), khalifah VI. la menunjuk Musa bin
Nusair sebagai gubernur di Afrika Utara Pada masa kepemimpinan Musa bin Nusair,
Afrika sebagian barat dapat di kuasai kecuali Sabtah (Ceuta ) yang pada waktu itu
berada di bawah kekuasaan Bizantium. Ketika inilah pasukan Islam mampu
menguasai bagian barat sampai Andalusia.

Penaklukan Islam di Andalusia tidak terlepas dari kepiawaian tiga pahlawan


Islam, yaitu Tharif Ibn Malik, Thariq bin Ziyad, Musa bin Nushair. Perluasan bani
umayyah ke Andalusia diawali oleh rintisan Tharif ibn Malik yang berhasil
menguasai ujung paling selatan eropa, upaya ini kemudian dilanjutkan oleh Thariq bin
Ziyad yang berhasil menguasai ibu kota Andalusia, Toledo. Kemudian ia juga
menguasai Archidona, Elfiro dan Cordova. Bahkan raja Roderick (raja terakhir
Vichigothic) berhasil ia kalahkan pada tahun 711 M.

Islam masuk ke Spanyol (Cordova) pada tahun 93 H (711 M) dibawah


pimpinan Tariq bin Ziyad yang memimpin angkatan perang Islam untuk membuka
Andalusia dengan membawa 7000 orang pasukan. Dengan kekuatan tambahan,
Thariq yang mengepalai 12.000 pasukan, pada 19 Juli 711 berhadapan dengan

3
pasukan Raja Roderick di mulut Sungai Barbate dipesisir laguna janda dan berhasil
mengalahkan tentara Gotik yang merupakan kemenangan penting untuk memudahkan
pasukan muslim melintasi dan penaklukan kota-kota Spanyol lainnya tanpa
mengalami perlawanan berarti.

B. Pola Pendidikan Islam Di Andalusia

Pada masa kejayaan Islam di Andalusia pusat-pusat pendidikan berada pada


kuttab-kuttab, dan perguruan tinggi.

1. Kuttab

Kuttab adalah sebuah lembaga pendidikan dasar yang mengajarkan cara


membaca dan menulis kepada anak-anak atau remaja, kemudian meningkat pada
pengajaran pengetahuan Al-Qur’an dan pengetahuan dasar. Di Andalusia terdapat
banyak kuttab-kuttab yang menyebar sampai ke pinggiran kota. Pada lembaga ini,
para siswa mempelajari berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan, seperti fikih,
bahasa dan sastra, musik, dan kesenian. Kuttab termasuk lembaga pendidikan
terendah yang sudah tertata dengan rapi di saat itu, sehingga kuttab-kuttab itu
mempunyai banyak tenaga pendidikan dan siswa-siswanya. Pada lembaga ini
siswa-siswanya mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan diantaranya
adalah:

a. Fikih

Pemeluk Islam di Andalusia menganut mazhab Maliki, maka para


ulama memperkenalkan materi-materi fikih dari mazhab imam Malik. Tokoh-
tokoh yang termasyhur disini diantaranya Ziyad ibnu Abd Ar-Rahman dan
dilanjutkan oleh Ibn Yahya. Yahya sempat menjadi kadi pada masa Hisyam
ibn Abd Rahman, dan masih banyak nama-nama lain, seperti Abu Bakar ibn
al-Qutiyah, Munzir Ibn Said al Baluthi, dan Ibn Hazm yang sangat populer di
kala itu.

b. Bahasa dan Sastra

Bahasa Arab menjadi bahasa resmi umat Islam di Spanyol, bahasa ini
dapat dipelajari di kuttab, bahkan kepada siswanya diwajibkan untuk selalu
melakukan dialog dengan memakai bahasa resmi Islam (bahasa Arab),

4
sehingga bahasa ini menjadi cepat populer dan menjadi bahasa keseharian.
Tokoh-tokoh bahasa itu antara lain Ibn Sayidih, Ibn Malik yang mengarang
Al-fiyah, Ibn khuruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isyibili, Abu al-Hasan ibn Usfur,
dan Abu Hayyan al-Gharnathi. Di bidang sastra tersohor nama Ibn Abd.
Rabbih dengan karya al-'Iqd al- Farid, Ibn Bassam dengan karyanya al-
Dzakhirah fi Mahasin ahl al-Jazirah, dan Al- Fath ibn Khaqan dengan
karyanya kitab al-Qalaid, dan lain-lain.

c. Musik dan Seni

Di Spanyol berkembang musik-musik yang bernuansa Arab yang


merangsang tumbuhnya nilai-nilai kepahlawanan. Banyak tokoh musik dan
seni bermunculan ketika itu, diantaranya, Al-Hasan ibn Nafi yang dijuluki
Ziryab (789-857). Ziryab selalu tampil pada acara-acara penjamuan
kenegaraan di Cordova, karena ia merupakan aransemen musik yang handal
dan piawai pula mengubah syair-syair lagu yang pantas dikonsumtifkan
kepada seluruh lapisan dan tingkat umur.

2. Perguruan Tinggi

Universitas Cordova berdiri megah dan menjadi Ikon Spanyol, sehingga


Spanyol termasyhur ke seluruh dunia. Universitas ini tegak bersanding dengan
Masjid Abdurrahman III, yang pada akhirnya berkembang menjadi lembaga
pendidikan tinggi yang terkenal yang setara dengan universitas Al Azhar di Cairo
dan universitas Nizamiyah di Baghdad. Perguruan tinggi ini telah menjadi pilihan
utama bagi generasi muda yang mencintai ilmu pengetahuan, baik dari belahan
Asia, Eropa, Afrika, dan belahan dunia lainnya. Perpustakaannya saat itu
menampung kurang lebih empat juta buku yang mencakup berbagai disiplin ilmu.
Buku-buku ini dikonsumtifkan untuk seribu lebih mahasiswa yang sedang
menuntut ilmu. Selain itu, terdapat juga universitas Sevilla, Malaga, dan Granada.
Pada perguruan tinggi ini diajarkan ilmu kedokteran, astronomi, teologi, hukum
islam, kimia, dan lain-lain. Pada lembaga ini terdapat para pengajar yang cukup
dikenal diantaranya yaitu Ibn Qaitbah yang dikenal sebagai ahli tatabahasa, Abu
Ali Qali yang ahli dibidang biologi. Namun, secara garis besar pada perguruan
tinggi di Spanyol terdapat dua konsentrasi ilmu pengetahuan, yaitu:

5
a. Filsafat

Universitas Cordova mampu menyaingi Baghdad, salah satu


diantaranya, karena mampu mengimpor ilmu filsafat dari belahan Timur
dalam jumlah besar, sekalipun bagdad termasuk pusat ilmu pengetahuan
Islam. Sehingga beberapa waktu sesudahnya melahirkan filosof-filosof besar
dengan karya-karya emasnya. Ibnu Bajjah adalah filosof muslim yang pertama
dan utama dalam sejarah kefilsafatan di Andalus. Nama lengkapnya Abu
Bakar Muhammad ibnu Yahya ibnu Al-Sha’ig , yang lebih terkenal dengan
nama Ibnu Bajjah. Orang barat menyebutnya Avenpace. Ia dilahirkan di
Saragossa (Spanyol) pada akhir abad ke-5 H/ abad ke-11 M. Tokoh lainnya
ialah Abu Bakar Ibnu Thufail, penduduk asli Wadi Asy, sebuah dusun kecil di
sebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun 1185 M. Ia banyak
menulis masalah kedokteran, astronomi, dan filsafat. Karya filsafatnya yang
sangat terkenal adalah Hay Ibn Yaqzhan. Pada akhir abad ke-12 masehi
muncul seorang pengikut Aristoteles yang terbesar dalam kalangan filsafat
islam, dia adalah Abu al-Walid Muhammad ibnu Ahmad ibnu Muhammad
Ruyd dilahirkan di Cordova, Andalus pada tahun 510 H/1126 M, yang
terkenal dengan nama Ibn Rusyd. Kepiawaiannya yang luar biasa dalam ilmu
hukum, sehingga dia diangkat menjadi ketua Mahkamah Agung di Cordova
(Qadhi al-Qudhat). Karya besarnya yang termasyhur adalah Bidayah al-
Mujtahid.

b. Sains

Tercatat nama Abbas ibn Farnas yang termasyhur dalam ilmu kimia dan
astronomi. Ia adalah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu.
Perkembangan sains pada daerah ini diikuti pula oleh ilmu kedokteran,
matematika, kimia dan musik serta ilmu lainnya, bahkan ada ilmuwan wanita
yang ahli kedokteran yaitu Umm al-Hasan binti Abi Ja’far.

C. Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah Di Andalusia

Benturan firgah-firgah di kalangan ummat Islam, khususnya dalam bidang


politik, berakhir dengan kemenangan Muawiyah bin Abi Sufyan, yang
memproklamirkan bani Ummayah, sebagai pemimpin daulah Islamiyah. Setelah

6
negara dalam keadaan aman, mulailah ia membangun. Pembangunan bidang fisik:
menata system pemerintahan, memperlancar dan memajukan ekonomi perdagangan
dan mengembangkan bidang kebudayaan.

Salah satu aspek dari kebudayaan adalah mengembangkan ilmu pengetahuan.


Kalau masa Nabi dan khulafaur ar-Rasyidin perhatian terpusat pada usaha untuk
memahami al-Qur`an dan Hadits Nabi untuk memperdalam akidah, akhlak, ibadah,
muammalah dan kisah-kisah al-Qur`an, maka perhatian sesudah itu sesuai dengan
kebutuhan zaman, tertuju pada ilmu-ilmu yang diwariskan bangsa-bangsa sebelum
munculnya Islam.

Pada masa dinasti Umayyah pola pendidikan bersifat desentrasi. Pada masa ini
peletakan dasar-dasar dari kemajuan pendidikan dimunculkan. Intelektual muslim
berkembang pada masa ini. Kajian ilmu yang ada pada periode ini berpusat di
Damaskus, Kufah, Mekkah, Madinah, Mesir, Cordova dan beberapa kota lainnya,
seperti: Basrah dan Kuffah (Irak), Damsyik dan Palestina (Syam), Fistat (Mesir).
Diantara ilmu-ilmu yang dikembangkannya, yaitu: kedokteran, filsafat, astronomi
atau perbintangan, ilmu pasti, sastra, seni baik itu seni bangunan, seni rupa, amuoun
seni suara.

Pada masa khalifah-khalifah Rasyidin dan Umayyah sebenarnya telah ada


tingkat pengajaran, hampir sama seperti masa sekarang. Tingkat pertama ialah Kuttab,
tempat anak-anak belajar menulis dan membaca, menghafal Al-Qur’an serta belajar
pokok-pokok Agama Islam. Setelah tamat Al-Qur’an mereka meneruskan pelajaran
ke masjid. Pelajaran di masjid itu terdiri dari tingkat menengah dan tingkat tinggi.
Pada tingkat menengah gurunya belumlah ulama besar, sedangkan pada tingkat tinggi
gurunya ulama yang dalam ilmunya, masyhur ke’aliman dan kesalehannya.

Umumnya pelajaran diberikan guru kepada murid-murid seorang demi


seorang. Baik di Kuttab atau di Masjid pada tingkat menengah. Pada tingkat tinggi
pelajaran diberikan oleh guru dalam satu tempat yang dihadiri oleh pelajar bersama-
sama. Ilmu-ilmu yang diajarkan pada Kuttab pada mula-mulanya adalah dalam
keadaan sederhana, yaitu:

a. Belajar membaca dan menulis.


b. Membaca Al-Qur’an dan menghafalnya.

7
c. Belajar pokok-pokok agama Islam, seperti cara wudhu, shalat, puasa dan
sebagainya.

Pemerintah dinasti Umayyah menaruh perhatian dalam bidang pendidikan.


Memberikan dorongan yang kuat terhadap dunia pendidikan dengan penyediaan
sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan agar para ilmuan, para seniman, dan para
ulama mau melakukan pengembangan bidang ilmu yang dikuasainya serta mampu
melakukan kaderisasi ilmu.

D. Faktor-faktor Pendukung Kemajuan Pendidikan Dan Peradaban di Andalusia

Menurut Prof. Dr. H.Abudin Nata,MA, dalam bukunya Sejarah pendidikan


Islam, menyebutkan bahwa faktor-faktor pendukung kemajuan /peradaban islam di
Andalusia adalah sebagai berikut:

1. Adanya dukungan dari para penguasa. Kemajuan Spanyol Islam sangat ditentukan
oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa serta mencintai ilmu
pengetahuan, juga memberikan dukungan dan penghargaan terhadap para ilmuan
dan cendekiawan.
2. Didirikannya sekolah-sekolah dan universitas-universitas di beberapa kota di
Spanyol oleh Abd al-Rahman III al-Nasir, dengan universitasnya yang terkenal di
Cardova. Serta dibangunnya perpustakaan-perpustakaan yang memiliki koleksi
buku-buku yang cukup banyak.
3. Banyaknya sarjana Islam yang datang dari ujung Timur sampai ujung Barat
wilayah Islam dengan membawa berbagai buku dan bermacam gagasan. Ini
menunjukkan bahwa meskipun umat Islam terpecah dalam beberapa kesatuan
politik, terdapat apa yang disebut kesatuan budaya Islam.
4. Adanya persaingan antara Abbasiyah di Baghdad dan Umayyah di Spanyol dalam
bidang ilmu pengetahuan dengan didirikannya Universitas Cardova yang
menyaingi Universitas Bizhamiyah di Baghdad yang merupakan persaingan
positif tidak selalu dalam bentuk peperangan.

Sejarah membuktikan bahwa, selama Islam dianut dan dipertahankan sifat-


sifat aslinya, selama itu ia akan tetap menjadi pelindung dan penganjur ilmu
pengetahuan. Dan selama itu pula umat islam akan memiliki daya kemempuan dan
kesanggupan memfungsikan potensi-potensi yang ada dalam dirinya dan alam

8
sekelilingnya. Demikian pula mereka akan mampu dan sanggup memanusiakan dan
membudayakan dirinya sendiri dengan bijaksana dan penuh semangat. Melalui Ilmu
pengetahuan, umat Islam telah berhasil membina dan mengungkap kembali peradaban
dan kemanusiaan pada umumnya, yang hingga sekarang masih menjadi dasar ilmu
pengetahuan dan peradaban dunia.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada masa kejayaan Islam di Andalusia pusat-pusat pendidikan berada pada


kuttab-kuttab, dan perguruan tinggi. Di dalam kuttab siswa-siswanya mempelajari
berbagai macam ilmu pengetahuan diantaranya adalah fiqh, bahasa dan sastra, juga
ada musik dan seni. Sedangkan secara garis besar pada perguruan tinggi di Spanyol
terdapat dua konsentrasi ilmu pengetahuan yaitu, filsafat dan sains.

Adapun faktor-faktor pendukung kemajuan pendidikan dan peradaban di


Andalusia adalah Adanya dukungan dari para penguasa, didirikannya sekolah-sekolah
dan universitas-universitas, banyaknya sarjana Islam yang datang dari ujung Timur
sampai ujung Barat, dan adanya persaingan antara Abbasiyah di Baghdad dan
Umayyah di Spanyol dalam bidang ilmu pengetahuan

10
DAFTAR PUSTAKA

http://syaifworld.blogspot.com/2017/07/pola-pendidikan-islam-di-andalusia-dan.html?m=1

http://wartasejarah.blogspot.com/2014/03/sejarah-pendidikan-islam-di-andalusia.html?m=1

http://nilatilhusna.blogspot.com/2015/11/makalah-pendidikan-islam-di-andalusia.html?m=1

11

Anda mungkin juga menyukai