Anda di halaman 1dari 11

VARIABLE COSTING VS

FULL COSTING

BAB 3
METODE PENENTUAN HARGA POKOK

⚫ Harga pokok penuh (full costing) atau


absorption costing
⚫ Harga pokok variabel (variable costing) atau
harga pokok langsung (direct costing)
Variable Costing

⚫ Menurut mulyadi, merupakan penentuan harga pokok variabel


yang hanya memperhitungkan kos produksi yang berperilaku
variabel kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari kos
bahan baku, kos tenaga kerja langsung, dan kos overhead
pabrik variabel
⚫ Menurut R.A Supriyono, penentuan harga pokok variabel
(variable costing) adalah suatu konsep penentuan harga pokok
yang hanya memasukkan kos produksi variabel sebagai
elemen harga pokok produk, kos produksi tetap dianggap
sebagai kos periode atau kos waktu (period cost) yang
langsung dibebankan kepada laba rugi periode terjadinya dan
tidak diperlakukan sebagai kos produksi
Manfaat konsep variable costing

⚫ Alat perencanaan laba


⚫ Penentuan harga jual produk
⚫ Pengambilan keputusan
⚫ Alat pengendalian Biaya
Kelemahan metode variable costing

⚫ Pemisahan kos-kos ke dalam kos tetap dan kos


variabel sulit dilaksanakan
⚫ Laporan keuangan untuk kepentingan perpajakan
disusun atas dasar full costing
⚫ Tidak diperhitungkannya kos overhead pabrik tetap
dalam harga pokok persediaan akan mengakibatkan
nilai persediaan rendah, sehingga akan mengurangi
modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan analisa
keuangan
Laporan laba rugi full costing
Hasil penjualan ………………………………………………….…xx
Harga pokok penjualan (termasuk BOP tetap):
Persediaan awal barang jadi xx
Harga pokok produksi xx +
Barang jadi siap dijual xx
Persediaan akhir barang jadi (xx)
Harga Pokok Penjualan ………………………………………(xx)
Laba Kotor/bruto ……………......................................................xx
Biaya usaha/operasional
Biaya pemasaran (V + T)…………………xx
Biaya adm dan umum (V + T) ……………xx +
(xx)
Laba bersih usaha…………………………….……………………xxx
Laporan laba rugi variable costing
Hasil penjualan ………………………………………………………………....xx
(-) variabel
Harga Pokok Penjualan Variabel:
Persediaan awal barang jadi…………xx
Harga Pokok Produksi variabel……...xx +
Barang Jadi siap dijual………. ………xx
Persediaan akhir barang jadi ………..(xx)
Harga Pokok Penjualan Variabel …………………….xx
Biaya pemasaran variabel …………………………….xx
Biaya administrasi dan umum variabel ……………...xx +
Jumlah biaya-biaya variabel …………………………………………….…(xx)
Laba kontribusi (contribution margin) ……………………………………..xxx
(-) Tetap
kos produksi tetap ……………………xx
Biaya pemasaran tetap …………...…xx
Biaya adm dan umum tetap …………xx +
Jumlah Biaya tetap ……………………………………………..……….…(xx)
Laba bersih Usaha ………………………………………..………………..xx
Perhitungan:

Persediaan Akhir (Unit) Harga Pokok (FC) Harga Pokok (VC)

Persediaan awal xx Bahan baku xx Bahan baku xx


Produksi xx + Upah langsung xx Upah langsung xx
Jumlah xx BOP variabel xx BOP variabel xx +
Penjualan (xx) BOP tetap xx +

Persediaan akhir Jumlah xxx Jumlah xxx


CONTOH SOAL
⚫ Unit persediaan awal :0
⚫ Unit yang diproduksi : 1.000
⚫ Unit yang dijual : 1.000
⚫ Kos bahan baku per unit : Rp. 1.000
⚫ Upah langsung per unit : Rp. 1.500
⚫ BOP variabel per unit : Rp. 500
⚫ BOP tetap total : Rp.350.000
⚫ Biaya pemasaran variabel per unit : Rp. 250
⚫ Biaya pemasaran tetap total : Rp.500.000
⚫ Biaya administrasi variabel per unit : Rp. 100
⚫ Biaya administrasi tetap total : Rp.200.000
⚫ Harga jual per unit : Rp. 6.000
Perhitungan:

Persediaan Akhir (Unit) Harga Pokok (FC) Harga Pokok (VC)

Persediaan awal 0 Bahan baku 1.000 Bahan baku 1.000


Produksi 1.000 + Upah langsung 1.500 Upah langsung 1.500
Jumlah 1.000 BOP variabel 500 BOP variabel 500 +
Penjualan (1.000) BOP tetap 350 +

Persediaan akhir 0 Jumlah 3.350 Jumlah 3.000


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai