BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) diartikan sebagai bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2.500 gram. BBLR menjadi prediktor tertinggi angka
dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal (Sagung Adi
pertumbuhan janin terhambat (PJT) atau dapat juga disebabkan oleh keduanya.
Penyebab tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko seperti faktor ibu,
15,5% dari seluruh kelahiran di dunia atau sebanyak 20,6 juta bayi yag lahir setiap
tahunnya adalah BBLR, dan sebesar 96,5% BBLR terjadi dinegara berkembang.
BBLR merupakan salah satu masalah utama di negara berkembang. India adalah
negara dengan tingkat tertinggi prevalensi BBLR, sekitar 27% bayi yang lahir di
India adalah BBLR. Wilayah Asia Selatan memang tercatat sebagai rekor tertinggi
BBLR dengan angka 28% sedangkan yang terendah adalah Asia Timur/Fasifik
Republik Indonesia Tahun 2018 bahwa grafik proporsi berat badan lahir tahun
1
2
2007–2018 mengalami peningkatan dari angka 5,4% menjadi 6,2% kejadian, yang
dihitung berdasarkan 56,6% bayi yang memiliki catatan lahir. Proporsi berat
badan lahir <2500 gram (BBLR) pada anak umur 0-59 bulan terendah adalah
provinsi Jambi dengan 2.6% dan yang tertinggi adalah di provinsi Sulawesi utara
dengan angka 8,9%, angka ini lebih tinggi dari target RPJMD Tahun 2019 yakni
8%. Sedangkan provinsi Kepulauan Riau berada pada peringkat keenam angka
bayi merupakan hal pertama yang dinilai untuk menggambarkan derajat atau
status kesehatan bayi baru lahir. Status kesehatan BBLR dipengaruhi oleh
anatomi dan fisiologi sistem tubuh yang belum matang. Masalah yang sering
pencernaan dan immunitas. Oleh karena itu BBLR perlu penatalaksanaan khusus
agar tidak terjadi gangguan tumbuh kembang bahkan kematian. Semakin kecil
berat badan bayi dan semakin prematur bayi, maka semakin kompleks perawatan
BBLR harus diasuh dalam suatu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya
secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,5 s/d 37°C. Tentu
alat radiant warmer, penggunaan inkubator, topi penutup kepala, plastic warb dan
efektif untuk perawatan bayi prematur segera setelah lahir, sedangkan pengelolaan
melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (skin to skin
contact) sehingga terjadi kontak kulit bayi dengan kulit ibu secara kontinyu dan
bayi memperoleh panas (sesuai suhu ibunya) melalui proses konduksi. PMK
pertama kali diperkenalkan oleh Ray dan Martinez di Bogota, Columbia pada
ditengah tingginya angka BBLR dan terbatasnya fasilitas kesehatan yang ada. Ibu
yang optimal ini diperoleh dengan adanya kontak langsung antara kulit bayi
dengan kulit ibunya secara kontinu. Ibu berfungsi sebagai host atau indung bagi
bayi. Posisi bayi dalam kantung kanguru adalah tegak/vertikal pada siang hari
ketika ibu berdiri atau duduk, dan tengurap/miring pada malam hari ketika ibu
dibanding dengan penggunaan inkubator itu sendiri. PMK merupakan cara yang
efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya
4
kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregulator
Kontak kulit pada PMK dapat meningkatkan berat badan bayi. Ketika bayi
dalam kondisi hangat, bayi tidak perlu menggunakan energi untuk mengatur suhu
tubuh, bayi dapat menggunakan energy untuk tumbuh. Selain itu bayi yang
pelepasan hormon oksitoksin yang meningkatkan produksi ASI. Bahkan pada bayi
yang reflek hisap belum berkembang, bayi dapat menjilat, menyentuh serta
mencium bau payudara ibu, bahkan mulai melakukan perlekatan., sehingga reflek
hisap bayi akan selalu terasah dan terlatih sehingga bayi dapat memenuhi
pada bayi meningkat dan rasa nyaman berada dalam pelukan ibu membuat bayi
tidak rewel, jarang menangis dan kualitas tidur bayi meningkat, sehingga energi
hubungan emosional ibu dan bayi, dimana bayi mempunyai waktu yang lebih
ibu dan bayi serta merupakan intervensi terapeutik untuk meningkatkan kedekatan
5
Perinatal Care selama setahun pada rumah sakit di Addis Ababa (Ethiopia),
(ruang hangat dan inkubator). Hasilnya, kejadian hipotermia pada metode kanguru
dirawat dengan metode kanguru juga mendapat ASI lebih baik, pertambahan berat
badan lebih baik, dan lama perawatan di rumah sakit lebih pendek. Perawatan
Metode Kanguru terbukti lebih hemat dari segi perawatan alat dibanding cara
Hasanuddin 2016).
Nepal yang dipublikasikan pada tahun 2016, didapat hasil bahwa peningkatan
berat badan harian bayi pada kelompok intervensi 6-22 gram, sedangkan pada
kelompok kontrol 0-10 gram, hasil uji statistik p= 0,001. Penelitian ini
masa rawat di rumah sakit. Kelompok yang dilakukan perawatan metode kanguru
menunjukan peningkatan berat badan yang lebih baik dan mengurangi insiden
metode kanguru yaitu 28.30 gram dengan standar deviasi 3,093. Berdasarkan hasil
analisis uji paired T-test didapatkan nilai p= 0,000 (p<0,05), H0 ditolak artinya
ada perbedaan rata-rata berat badan bayi sebelum dan sesudah perawatan metode
kanguru. Peningkatan berat badan bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor banyak
faktor, salah satunya adalah kemampuan bayi dalam menghisap ASI. Dalam
perawatan metode kanguru frekuensi ibu dalam memberikan ASI lebih teratur dan
tepat waktu. Karena bayi selalu berada dalam dekapan ibu dan dalam kondisi bila
bayi sudah merasa haus dan memerlukan ASI maka bayi akan mencari sendiri
puting susu ibu dalam baju kangurunya, sehingga hal ini juga mambantu bayi
dam memenuhi kebutuhan akan nutrisi dan cairanya (Silvia, Putri,Yelmi Reni,
Gusnila 2015).
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Dyah Puji Astuti yang
juga dilakukan pada tahun 2015, hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat
berat badan bayi. Hal ini dibuktikan dengan uji t berpasangan pretest eksperimen
dengan posttest eksperimen, dengan t hitung > dari t table dan nilai signifikan
lebih kecil dari 0,05. Penelitian ini menyimpulkan terdapat pengaruh signifikan
BBLR sebanyak 201 kasus atau sebesar 5%, angka ini menunjukan penurunan
dari tahun laporan tahun 2017 yaitu sebesar 5,9% dari total angka kelahiran bayi.
7
Jenis kelamin terbanyak bervariasi, tahun 2017 BBLR berjenis kelamin laki-laki
lebih banyak dan terjadi sebaliknya pada tahun 2018. Penyebab kematian bayi
tertinggi tahun 2017 dan 2018 adalah BBLR. Berbanding lurus dengan kejadian
BBLR, angka kematian akibat BBLR juga mengalami penurunan pada tahun 2018
Telah dicatat bahwa kematian itu terjadi pada kurang dari hari ketujuh setelah
kelahiran bayi.
Rujukan (FKTL) di Kabupaten Karimun telah merawat 205 BBLR ditahun 2018.
RSUD Muhammad Sani jumlah BBLR justru mengalami kenaikan dari tahun
sebelumnya, yaitu sebanyak 140 kasus saja pada tahun 2017. Salah satu
Prosedur yang sudah ditetapkan adalah suhu badan stabil dan optimal yaitu 36,5°-
37,5°C, mampu menetek, produksi ASI cukup dan kenaikan berat badan bayi
stabil (20 gram selama 3 hari berturut). Kriteria terakhir ini sering digunakan
Muhammad Sani ditemui empat orang BBLR, satu diantaranya sudah boleh
pulang karena grafik kenaikan berat badan cenderung meningkat dan keluarga
masih dirawat, mengalamai kenaikan berat badan setelah diberikan PMK. Salah
satu ibu bayi mengatakan bahwa pada awal melakukan PMK dia merasa takut dan
tidak percaya bahwa metode sederhana ini akan membatu menaikan berat badan
bayi lebih cepat, namun setelah PMK dilakukan selama 3 hari dan petugas
mengatakan berat badan bayinya mengalami kenaikan, ibu menjadi yakin dan
berkontak dengan bayinya. Ibu lainya mengatakan hal yang sama namun dia lebih
aktif membaca dan mencari informasi tentang PMK melalui telepon genggamnya.
Karena kondisinya, bayi harus tetap berada di rumah sakit sedangkan ibu sudah
Disamping melakukan melakukan PMK Ibu juga memberikan ASI perah. Berbeda
halnya dengan bayi ketiga yang belum menunjukan kenaikan berat badan
walaupun sudah dirawat selama 5 hari dalam inkubator dan dilakukan PMK
banyak dijumpai ibu yang belum yakin dengan manfaat PMK walaupun petugas
dapat membantu meningkatkan berat badan bayi terutama terhadap bayi yang
ibunya mempunyai minat dan keinginan yang besar untuk melakukan PMK,
meskipun diperlukan pemantauan yang ketat terutama untuk nutrisi bayi. Namun
Kanguru (PMK) terhadap berat badan bayi baru lahir rendah di Ruang
B. Rumusan Masalah
Perawatan Metode Kanguru (PMK) terhadap berat badan bayi baru lahir rendah di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui rata – rata berat badan bayi baru lahir sebelum
b. Untuk mengetahui rata – rata berat badan bayi baru lahir sesudah
tahun 2019
10
D. Manfaat Penelitian
pihak Rumah Sakit tentang efektifitas penerapan PMK sebagai salah satu
PMK.
dalamnya.
11
4. Bagi peneliti
E. Ruang Lingkup
terhadap peningkatan berat badan bayi yang lahir dengan berat badan rendah,
karena salah satu penatalaksaan BBLR adalah dengan Perawatan Metode Kanguru
(PMK). Populasi adalah semua bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi. Penelitian dilakukan pada bulan April –
and post test without control, data akan dianalisa secara komputerisasi dengan
Anisa, Oktiawati, and Julianti Erna. 2017. Teori Dan Apilkasi Perawatan Bayi
Prematur. Cetakan Pe. ed. Ismail Taufik. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Atika, Manggiasih Vidia, and Jaya Pongki. 2016. Asuhan Kebidanan Pada
Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah. Cetakan Pe. ed. Ismail
Neonatal. Cetakan Pe. ed. Wahyudi Ahmad. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Weight Babies for Better Clinical Outcome.” Value in Health 19(7): A405.
664–73. http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/345/300.
Sembiring, Julliana Br. 2017. Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Pra
Sekolah. Deepbublish.
http://ejournal.stikesmukla.ac.id/index.php/involusi/article/viewFile/62/58.
Solehati, Tetti, CE Kosasih, and Yulia Rais. 2018. “Kangaroo Morher Care Pada
Volume 8,.