Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

JENIS – JENIS NURSEPRENEUR KEWIRAUSAHAAN


Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan

Disusun Oleh :

Susi Agustini
1708288
Tk 3-A

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS DAERAH DI SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya penyusun
masih di berikan kekuatan, kesehatan, dan kemudahan. Shalawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada jungjunan Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya, dan kita
semua selaku umatnya.
Penyusun bersyukur dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “jenis-jenis nursepreneur”
dengan tepat waktu sebagai salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini penysun banyak
menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi dan keterbatasan penyusun sendiri. Dengan
adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki penyusun maka penyusun berusaha semaksimal
mungkin untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah di waktu
mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi pembaca.

Sumedang, September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................
1.1 Latar Belakang ...............................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................
1.3 Tujuan ............................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................
2.1 Konsep Enterpreneur .....................................................
2.2 Jenis-Jenis Enterpreneur ................................................
BAB III PENUTUP........................................................................
3.1 Kesimpulan ....................................................................
3.2 Saran ..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Kasali dan Yosep (2010), mendefinisikan entrepreneurship sebagai seseorang
yang menyukai perubahan, melakukan temuan-temuan yang membedakan dirinya dengan
orang lain,menciptakan nilai tambahan, memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain,
karyanya dibangun berkelanjutan dan dilembagakan agar kelak dapat bekerja efektif ditangan
orang lain. Sedangkan nursepreneur merupakan istilah yang mempopulerkan entrepreneurship
yang dikaikan dengan perawat atau dunia karier dari peran dan fungsi perawat. Pengembangan
karier tersebut dapat menjadi pengelola klinik, penelitian-penelitian dan bahkan bisa
menyediakan pelatihan sebagai konsultan(Yosep. 2010).
Luasnya dimensi pelayanan keperawatan dalam ranah profesi kesehatan, seharusnya dapat
dijadikan sebagai peluang oleh para lulusan keperawatan dalam membangun budaya
berwirausaha, baik itu berupa barang maupun jasa.
Profesi keperawatan adalah profesi yang sangat menjanjikan yang mampu memberikan
pencitraan positif bagi profesi keperawatan. Peningkatan status ekonomi perawat yang pada
saat ini sepertinya masih belum membanggakan, atau dapat dikatakan bahwa rata-rata tingkat
ekonomi perawat masih berada di bawah profesi kesehatan lainnya.Maka dari itu, adalah hal
yang baik ketika banyak perawat yang tidak lupa mengenai tugas dan tanggung jawabnya
sambil menjadi entrepreneur.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa saja konsep dari Nursepreneur?
2) Apa saja jenis-jenis dari Nursepreneur?
1.3 Tujuan
1) Untuk menjelaskan konsep dari Nursepreneur.
2) Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari Nursepreneur.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep dari Nursepreneur

Entrepreneuradalah seseorang yangmelakukandan mengoperasikan kegiatanperdagangan


(enterprise) atau bisnis (venture)yang dihubungkan dengan pengambilanresiko.Seorang
entrepreneur adalahpembuka cakrawala baru atau membentuk pelayanan jasa atau produk dalam
marketbaru (Suarli, dkk. 2014).Nursepreneurmerupakan upaya memperkenalkan entrepreneur
dalam bidang keperawatan.Serta pengem-bangankarier dari peran dan fungsi perawat (Yosep).

Perawat yang memperkerjakan dirinya sendiri (self-employed), bertanggunggugat/akuntabel


langsung kepada klien penerima pelayanan jasa. Pelayanan klinis yang diberikan bisa bersifat
langsung, maupun melalui subkontrak yang dijalankan secara resmi atau oleh organisasi sektor
swasta. Konsumen menuntut asuhan yang lebih individual dan efektif. Perawat menuntut
peluang mempraktikkan keterampilan dan menerapkan pengetahuan yang akan meningkatkan
kepakarannya dalam asuhan keperawatan dan memberikan kepuasan kerja. Masyarakat menuntut
pelayanan kesehatan yang aman dan lebih cost-effective, serta organisasi profesi melobi untuk
kepentingan praktisi di dalam lingkungan yang akan memfasilitasi pemberian asuhan yang
berkualitas, mengakui dan menghargai perawat atas kontribusi penting bagi kesejahteraan
masyarakat. Perawat/ners professional dalam entrepreneurship memberikan bantuan bagi mereka
yang mengalami kelemahan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmauan untuk
hidup secara mandiri dan melakukan kegiatan hidup sehari hari. Bantuan diarahkan pada
pemberian pelayanan kesehatan utama dalam upaya menghasilkan suatu perubahan dalam sistem
pelayanan kesehatan untuk memampukan semua orang mencapai kehidupan yang produktif

1) Menurut John G. Burch, Entrepreneur sendiri memiliki berbagai pengertian dan sifat,
seperti :
1. Berhasrat mencapai prestasi
2. Seorang Pekerja keras
3. Ingin bekerja untuk dirinya
4. Mencapai kualitas
5. Berorientasi kepada Reward dan Kesempurnaan
6. Optimis
7. Berorganisasi
8. Berorientasi kepada keuntungan

Secara konseptual, Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut :

1.Pengerahan Diri :

Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman bekerja untuk diri sendiri.
2. Pengasuhan Diri :

Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak seorang pun memilikinya.
3. Orientasi pada Tindakan :

Hasrat menyala untuk memujudkan, mengaktualisasi kan dan mengubah ide – ide Anda
menjadi kenyataan.
4. Energi Tingkat Tinggi : Mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional, mental
dan fisik. Toleransi atas

5. Ketidakmenentuan :

Secara psikologis mampu menghadapi resiko

2.1.1 Model Entrepreneurship

Model Enterpreneurship secara sederhana dimulai dengan diketahui adanya peluang, mampu
menggunakannya, kemudian jika terdapat hambatan, mampu mengatasi hambatan yang ada.
Diperlukan juga kemampuan cara melakukan entrepreneurship itu sendiri sehingga tercipta usaha
baru (peluang menjadi usaha baru). Peluang perawat menjadi entrepreneur dibagi menjadi:

a. Trend demografi : Jumlah lansia yang semakin banyak tentunya memerlukan perawatan
dalam menjalani hidupnya. Dalam menjalani pengobatan mungkin beberapa klien
memerlukan penjagaan atas privacynya sehingga memerlukan pelayanan secara khusus.
b. Kesempatan di falitas kesehatan : Terlibat dalam produksi atau pendistribusian suplemen
yang baik untuk pasien di rumah sakit. Mungkin kedepannya tidak menutup
kemungkinan rumah sakit akan melakukan outsourcing tenaga perawat untuk memotong
besarnya biaya rumah sakit, hal ini tentunya rumah sakit tidak akan memaksakan tenaga
perawat yang sedikit untuk merawat pasien yang sangat banyak dan sebaliknya jika
pasien sedikit rumah sakit bisa menyesuaikan kebutuhan tenaga perawat.
c. Trend sosial : Gaya hidup yang sibuk berdampak buruk terhadap kesehatan seseorang
sehingga untuk tetap sehat membutuhkan perawatan untuk mempertahankan
kesehatanny, dalam hal ini focus kepada kelompok – kelompok tertentu seperti klub
jantung sehat.
Peluang – peluang diatas sangat mungkin dimanfaatkan oleh perawat karena perawat di
rumah sakit sangat dekat dengan pasien, namun untuk memanfatkan peluang tersebut
perawat sering menghadapi hambatan – hambatan diantaranya: isu malpraktek, tidak
punya hak istimewa dari rumah sakit, padangan skeptis dari beberapa dokter tentang
peran independen perawat, dan ketakutan rumah sakit akan menurunnya kedisiplinan
perawat.
d. Aspek legal : Perawat dalam menjalankan entrepreneurship-nya sering dihantui oleh
sangsi hukum, oleh karena itu banyak perawat berharap untuk disahkannya RUU praktik
keperawatan. Tetapi tentunya aspek hukum yang harus dikuasai bukan hanya tentang
perawat tentunya undang – undang atau peraturan hukum lainnya juga harus dikuasai
oleh perawat.
e. Etik dan konflik personal : Banyak perawat beranggapan bahwa berbisnis bertentangan
dengan kode etik dan nilai perawat dimana berbisnis maka akan menurunkan penilaian
masyarakat terhadap perawat. Dan untuk menghindari terjadinya konflik personal
perawat lebih suka bekerja di klinik tempat praktek dokter, hal ini menyebabkan fungsi
mandiri dari perawat dinilai tidak ada oleh masyarakat atau dengan kata lain tidak
kompeten dan menjadi perawat tidak survive untuk menunjukan eksistensi tindakan
keperawatan mandiri.
f. Hambatan dari pengetahuan : Kemampuan perawat dalam memulai bisnis belum terlihat
hal ini disebabkan karena ketidakmampuan mengembangkan perencanaan bisnis
(akutansi, pemasaran, manajeriar, asuransi, hukum, perencanaan, insurance, anggaran,
pendanaan, negosiasi, penagihan, keterampilan klinik dan keperawatan). Manajemen
perawat lebih difokuskan kepada manajemen pasien tidak kepada manajemen perusahaan
dan masih banyak perawat beranggapan bahwa masyarakat hanya membutuhkan rumah
sakit dan dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan, kalau berbisnis mempunyai
risiko yang tinggi. Hal ini berdampak banyak perawat kesulitan dalam memulai usaha
baru.
2.1 Jenis – Jenis Nursepreneur
Seorang perawat pada dasarnya bebas menentukan bisnis/usaha yang akan dijalankannya
tanpa adanya batasan atas cakupan bisnis tertentu, asalkan bisnis tersebut menghasilkan
profit bagi dirinya dengan tetap mematuhi etika bisnis dan legal. Begitupun dengan
nursepreneurship, seorang perawat tentunya akan melihat peluang usaha tidak hanya dari sisi
profit semata, melainkan juga dari sisi pelayanan dan pengabdian kepada masyakarat.
Dengan kata lain, perawat harus pandai berbagai peluang usaha dalam cakupan bidang
keperawatan, dengan tetap mengintegrasikan nilai-nilai keperawatan yang sudah
dipelajarinya. Berikut merupakan jenis-jenis nursepreneur yang bias dilakukan oleh seorang
perawat sepert :

2.1.1 Home Care

Home Health Care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di
rumah karena kondisi kesehatannya (Neis dan Mc.Ewen, 2001) Menurut Habbs dan Perrin,
1985 (dalam Lerman D. & Eric B.L, 1993) Home Care merupakan layanan kesehatan yang
dilakukan di rumah pasien, sehingga home care dalam keperawatan merupakan layanan
keperawatan di rumah pasien yang telah melalui sejarah yang panjang. Di beberapa negara
maju, home care (perawatan di rumah ), bukan merupakan konsep yang baru, tapi telah
dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859 yang dia namakan perawatan di rumah
dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk mengobati klien yang sakit dan
tidak bersedia dirawat di rumah sakit. Konsep Model / Teori Keperawatan yang Mendukung
Home Care Menurut Hidayat (2004), Model / teori keperawatan yang mendukung home care
antara lain:

1. Teori Lingkungan (Florence Nightingale) Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada


lingkungan fisik eksternal yang mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang
meliputi lima komponen lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu
yang meliputi Udara bersih,

b. Air yang bersih

c. Pemeliharaan yang efisien

d. Kebersihan

e. Penerangan/pencahayaan

2. Teori konsep manusia sebagai unit (Martha E. Rogers)

3. Teori Transkultural nursing (Leininger)

4. Theory of Human Caring (Watson, 1979)

2.1.2 Nursing Care

Nursing care adalah perawatan dan pengasuhan; bimbingan mental spiritual; bimbingan
fisik; bimbingan sosial dan konseling psikososial; pelayanan aksesibilitas; bantuan dan asistensi
sosial; bimbingan resosialisasi; bimbingan lanjut; dan/atau rujukan. Nursing Care merupakan
pengelolaan terpadu dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian keperawatan melalui
pemberdayaan seluruh potensi yang ada secara optimal. Dalam Nursing Center selalu diupayakan
untuk memandang keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh sehingga Nursing Center memiliki
karakteristik tertentu.(Suharyati, 2002)

Sesuai dengan batasan Nursing Center, maka yang menjadi ciri utama Nursing Center adalah:
1) Untuk dapat mengoptimalisasikan seluruh potensi yang ada tersebut,diperlukan persamaan
persepsi seluruh personal yang terlibat terhadap keperawatan komunitas baik eksternal maupun
internal keperawatankomunitas.
2) Secara internal keperawatan, persamaan persepsi dapat diperoleh melalui membangun
masyarakat ilmiah keperawatan komunitas dimana seluruh anggota profesi bersatu padu dalam
mengembangkan keperawatan baik dalam teori maupun praktik.
3) Secara eksternal, persamaan persepsi juga mutlak diperlukan dari seluruh stake holder yang terkait
dengan semua upaya kesehatan masyarakat melalui kolaborasi berbagai sektor

2.1.3 Konseling Keperawatan

Konseling adalah membantu klien, berarti bahwa hubungan konseling tidak bermaksud
mengalihkan pekerjaan klien kepada konselor, tetapi memotivasi klien untuk lebih bertanggung
jawab terhadap dirinya sendiri dalam mengatasi masalahnya. Sebagai penegasan atas batasan
konseling, Blacher (2005) mengemukakan 5 asumsi dasar yang secara umum dapat membedakan
konseling dengan psikoterapi yaitu:

1. Dalam konseling, klien tidak dianggap sebagai orang yang sakit mental, tetapi dipandang
sebagai orang yang memiliki kemampuan untuk memilih tujuan, membuat keputusan dan
secara umum menerima tangguang jawab dari tingkah laku dan perkembangannya
dikemudian hari
2. Konseling berfokus pada saat ini dan masa depan, tidak berfokus pengalaman masa
lalunya.
3. Klien adalah klien, bukan pasien. Dan konselor bukan figur yang memiliki otoritas tetapi
secara esensial sebagai guru dan partner klien sebagimana mereka bergerak secara mutual
dalam mendefinisikan tujuan.
4. Konselor secara moral, tidak netral. Tetapi memiliki nilai, perasan yang standar untuk
dirinya. Konselor tidak seharusnya menjauhkan nilai, perasaan dan standar itu dari klien,
dan dia tidak mencoba menyembunyikannya pada klien
5. Konselor memfokuskan pada perubahan tingkah laku dan bukan hanya membuat klien
menjadi sadar

2.1.4 Terapi Keperawatan

Terapi keperawatan dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam pengobatan
modern. Terapi keperawatan adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern
(Andrewset al., 1999). Terapi keperawatan yang direkomendasikan untuk perawat adalah : masase,
terapi musik, diet, teknik relaksasi, vitamin dan produk herbal. Di Amerika terapi komplementer
kedokteran dibagi empat jenis terapi : Chiropractic, Teknik Relaksasi (termasuk bagian dari
Hypnomedis), Terapi Masase dan Akupunktur.

2.1.5 Fisioterapi Fisioterapi

merupakan salah satu tenaga kesehatan yang ikut berperan dalam proses pembangunan di
bidang kesehatan. Menurut UU Kesehatan No. 36tahun 2009, pembangunan kesehatan merupakan
salah satu dari upaya pembangunan nasional yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemajuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang
optimal.Fisioterapi merupakan pelayanannya ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk
mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan
dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik,
elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi (KepMenKes No.1363, 2001, dikutip
oleh Majalah Fisioterapi Indonesia, 2006).Peran dan fungsi fisioterapi dalam pembangunan
kesehatan adalah mengetahui permasalahan kesehatan masyarakat yang terjadi saat ini sehingga
dapat berperan dan berfungsi dalam kesehatan masyarakat serta harus memiliki kemampuan sesuai
dengan profesinya sebagai fisioterapi.

2.1.6 Konsultasi Penelitian

Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa kepenasihatan


(consultancy service) dalam bidang keahlian tertentu, misalnya akuntansi, pajak, lingkungan,
biologi, hukum, koperasi dan lain-lain. Perbedaan antara seorang konsultan dengan ahli biasa
adalah sang konsultan bukan merupakan pegawai perusahaan sang penggunalayan (client),
melainkan seseorang yang menjalankan usahanya sendiri atau bekerja di sebuah perusahaan
kepenasihatan, serta berurusan dengan berbagai penggunalayan dalam satu waktu.

2.1.7 Lembaga Pelelitian Di Bidang Kesehatan


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Entrepreneuradalah seseorang yang melakukan dan mengoperasikan kegiatan perdagangan


(enterprise) atau bisnis (venture)yang dihubungkan dengan pengambilanresiko.Seorang
entrepreneur adalahpembuka cakrawala baru atau membentuk pelayanan jasa atau produk dalam
market baru (Suarli, dkk. 2014).Nursepreneur merupakan upaya memperkenalkan entrepreneur
dalam bidang keperawatan.Serta pengem-bangan karier dari peran dan fungsi perawat (Yosep).
Perawat yang memperkerjakan dirinya sendiri (self-employed), bertanggunggugat/akuntabel
langsung kepada klien penerima pelayanan jasa. Pelayanan klinis yang diberikan bisa bersifat
langsung, maupun melalui subkontrak yang dijalankan secara resmi atau oleh organisasi sektor
swasta. Konsumen menuntut asuhan yang lebih individual dan efektif. Perawat menuntut
peluang mempraktikkan keterampilan dan menerapkan pengetahuan yang akan meningkatkan
kepakarannya dalam asuhan keperawatan dan memberikan kepuasan kerja.

3.2 Saran

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan akan


berwirausaha bagi mahasiswa dimasa yang akan dating , dan belajar berdasarkan pengalaman
kewirausahaan .
Daftar Pustaka

https://www.kompasiana.com/riodeners/566779f793fdfd65048b456e/bidangbidang-cakupan-usaha-
nursepreneur-bagian-1?page=all

https://nursepreneur.blogspot.com/2017/02/konsep-dan-wawasan-nursepreneurship.html

http://www.djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/04/05-TELEMEDICINE-DAN-HOME-
CARE.pdf

https://docplayer.info/47087142-Konsep-home-care-bab-ii-konsep-dasar-home-care.html

Anda mungkin juga menyukai