METODE PENELITIAN
36
37
1. Menganalisis (Analyze)
Tahap analasis ini mengidentifikasi adanya kesenjangan antara harapan
dan kenyataan yang ada di masyarakat. Hasil identifikasi permasalahan yang ada
di masyarakat dapat dijadikan sebagai bukti empiris untuk mendukung penelitian
dan pengembangan produk yang akan dilakukan. Tahapan yang dilakukan adalah
sebagai berikut.
2. Merancang (Design)
Tahap design dilakukan dengan kegiatan perancangan booklet. Langkah-
langkah kegiatan yang akan dikembangkan. Kegiatan yang dilakukan dalam
merancang booklet pelesetarian decapoda sebagai berikut.
3. Mengembangkan (Develop)
Tahap ini adalah untuk mengembangkan produk yang telah dirancang
sebelumnya dan kemudian dilakukan kegiatan validasi oleh ahli kemudian hasil
dari validasi digunakan untuk memperbaiki dan mengembangkan produk menjadi
lebih baik. Beberapa tahapan yang dilakukan yaitu sebagai berikut.
a. Menghasilkan Konten
Tahapan ini menyusun dan menggali konten yang dibutuh dalam produk
booklet pelestarian decapoda. Penyajian isi dan gambar dalam booklet bersifat
kontekstual dengan menyajikan decapoda yang ditemukan di pulau Poteran dan
Gili Labak atau decapoda yang menjadi mata pencaharian masyarakat dan
gambaran decapoda yang terdapat di pulau Poteran dan Gili Labak, maka
dilakukan kajian penelitian deskripsi eksploratif dengan tahapan sebagai berikut.
1) Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk
memberikan gambaran atau mendeskripsikan keadaan obyek atau permasalahan
42
tanpa ada maksud untuk membuat kesimpulan dan generalisasi. Penelitian ini
dilakukan untuk mengidentifikasikan jenis-jenis Decapoda yang ada di pulau
Poteran dan Gili labak Madura
3) Pengambilan Sampel
Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hewan ordo
Decapoda yang ditemukan dalam penelitian di daerah pasang surut pantai di pulau
poteran dan Gili Labak. teknik pengambilan sampel dengan system transek
dengan penentuan ukuran petak transek berdasarkan hasil pengamatan dan
perhitungan kurva spesies area, maka didapkan ukuran petak 4 x 4 meter dengan
langkah-langkah selanjkutnya sebagai berikut.
a. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, maka pembuatan transek
dilakukan sesuai dengan garis surut pantai terjauh dan garis pasang terdekat
yaitu ± 100 m
b. Pada daerah pengamatan dibuat 4 transek dalam setiap transek terdiri dari
beberapa plot yang berukuran 4x4 m2. jarak antara masing-masing transek 100
m dan jarak antara masing-masing plot dalam stasiun 10 m.
c. Mengukur kondisi lingkungan abiotik dan mencatat
d. Mencatat, mengidentifikasi dan memotret Decapoda yang ditemukan pada
setiap plot.
e. Mengambil sampel decapoda untuk diawetkan dan diidentifikasi lebih lanjut
dan diberi kode.
43
DAERAH PENGAMATAN
----------------------------------Garis Tepi Pantai---------------------------------------
--------------------------------Batas Surut Terdekat------------------------------------
---100 m--- ---100 m--- ---100 m---
TRANSEK 1 TRANSEK 2 TRANSEK 3 TRANSEK 4
10 m 10 m 10 m 10 m
10 m 10 m 10 m 10 m
10 m 10 m 10 m 10 m
5) Analisi Data
Keanekaragaman
Untuk pengolahan data keanekaragaman digunakan rumus Shanon Wiener
(Koesoebiono, (1987) dalam facrul 2012), yaitu;
𝒏𝒊 𝒏𝒊
𝑯′ = −∑ 𝒍𝒏
𝑵 𝑵
Keterangan :
H’ : Nilai Indek keanekaragaman
ni : Proporsi jumlah individu spesies ke –i (ni) terhadap total individu
(N) : (ni/N).
N : Jumlah Individu total semua spesies
Nilai indeks keanekaragaman (Shanon-Wiener) mempunyai beberapa
kategori menurut (Hardjosuwarno (1990) dalam Darojah, 2005), dibagi
menjadiempat kriteria berdasarkan kondisi diversitas fauna bentik dengan kisaran:
H’ > 3,0 : Keanekaragaman sangat tinggi.
H’ 1,6–3,0 : Keanekaragaman tinggi.
H’ 1,0–1,5 : Keanekaragaman sedang.
H’ < 1 : Keanekaragaman rendah.
Kemerataan
Indeks kemerataan dapat diketahui dengan cara membandingkan
keanekaragaman dengan nilai maksimum (Fachrul 2012), yang dinyatakan
sebagai berikut:
𝑯′ 𝑯′
𝑬= = =
𝑯′ 𝒎𝒂𝒌𝒔 𝒍𝒏 (𝒔)
Keterangan :
E : Indeks kemerataan
H’ : Indeks keanekaragaman
S : Jumlah keseluruhan spesies
45
Dominansi
Metode indeks dominansi ‘Simpson’s’ digunakan untuk mengetahui
adanya spesies jenis tertentu yang mendominansi habitat tertentu (Fachrul 2012),
dengan rumus:
(𝒏𝒊(𝒏𝒊 − 𝟏))
𝑫=∑
(𝑵(𝑵 − 𝟏)
Keterangan ;
D : Indeks dominansi Simpson.
ni : Jumlah individu spesies ke-i.
N : Jumlah total individu.
Indeks Dominansi antara 0–1
D = 0, berarti tidak terdapat spesies yang mendominansi spesies lainnya atau
struktur komunitas dalam keadaan stabil.
D = 1, berarti terdapat spesies yang mendominansi spesies lainnya atau
struktur komunitas labil, karena terjadi tekanan ekologis.
dari produk booklet pelestarian decapoda terhadap kesadaran sikap, dan perilaku
masyarakat. pengembangan panduan dalam penggunaan booklet pelestarian
decapoda untuk masayarakat, dilakukan agar produk booklet yang dikembangkan
dapat digunakan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapakan.
4. Menerapkan (Implementation)
Tahap ini peneliti menerapkan produk yang telah dikembangkan dan telah
direvisi untuk digunakan. Pada tahapan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
47
keefektifan produk booklet yang dilihat dari ada tidaknya peningkatan sikap dan
manifestasi perilaku masyarakat Pulau Poteran dan Gili Labak tentang decapoda
dan pelestariannya. Hal ini merupakan sarana intervensi dari produk booklet
terhadap masyarakat yaitu dengan strategi penyampaiannya melalui penyuluhan
dengan teknik Rembuk warga (forum Grup Discussion).
5. Mengevaluasi (Evaluation)
Tahap evaluasi dilakukan pada setiap akhir tahap pengembangan untuk
menjamin kualitas produk yang telah dikembangkan. Evaluasi akhir dilakukan
untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan dari pengembangan booklet yaitu
membelajarkan masyakat melalui penyuluhan dalam membangun kesadaran
pelestarian untuk meningkatkan sikap, dan manifestasi perilaku terhadap
decapoda dan pelesatriannya. Evaluasi kelayakan produk booklet yaitu pada
validator ahli materi dan media dilakukan dengan pemberian media dan lembar
validasi secara langsung untuk dinilai validitas produk booklet pelestarian
decapoda, sedangkan evaluasi keterbacaan oleh masyarakat dilakukan dengan
tatap muka langsung mendatangi secara perorang pada masyarakat.
Pelaksanaan evaluasi untuk melihat keefektifan produk booklet pelestarian
decapoda yaitu dengan pretes dan posttes. Pemberian angket pretes sikap dan
manifestasi prilaku pelestarian diberikan secara langsung sebelum dilakukan
penyuluhan mengggunakan booklet pelestarian decapoda. Pemberian angket
posttes dilakukan secara perorang dengan mendatangi satu-persatu masyarakat
yang ikut serta dalam penyuluhan yang telah dilakukan. Tahapan yang dilakukan
dalam tahap evaluasi sebagai berikut.
a. Menentukan Kriteria Evaluasi
Penentuan evaluasi dilakukan dengan kriteria kelayakan, keterbacaan dan
keefektifan. Kelayakan dari produk yang dikembangakan di nilai oleh validator
yaitu ahli materi dan media yang berupa data kualitatif dan kauantif. Data
kualitatif berupa saran dan komentar sedangkan data kuantitatif berupa hasil
perhitungan skor skala likert dengan menggunakan lembar validasi. Keterbacaan
dari produk yang dikembangkan ditentukan dari hasil angket respon masyarakat.
48
Keefektifan produk dilihat dari hasil tes evaluasi berupa angket tanggapan sikap
dan manifestasi prilaku sesudah dan sebelum diberikan produk booklet serta
melalui observasi langsung atau temuan positif terhadap pelestarian.
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan,
dan keterbacaan, booklet pelestaraian decapoda dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
g= %(Sf) - % (Si)
100 - %(Si)
Keterangan:
g : Gain
% Si : Persentase skor pre-test
% Sf : Persentase skor post-test
100 : Skor maksimal
c. Melakukan Evaluasi
Tahap ini dilakukan untuk melakukan evaluasi dengan menggunakan
instrumen dalam penelitian pengembangan booklet pelestarian decapoda ini, yang
terdiri dari lembar validasi, dan lembar angket tanggapan masyarkat dijelaskan
sebagai berikut.
1) Lembar validasi booklet pelestarian decapoda
Penyusunan instrumen lembar validasi akan digunakan dalam mengevaluasi
produk booklet yang dikembangkan. Lembar validasi terdapat dua macam yaitu
lembar validasi ahli materi dan ahli media. Instrumen validasi materi memiliki 3
aspek penilaian yaitu kesesuai isi, kriteria kelayakan isi, dan keterbacaan.
Instrumen validasi media memiliki aspek penilaian, desain sampul, keterbacaan,
penyajian dan desain sampul dan isi.
2) Lembar angket tanggapan masyarakat
Lembar angket tanggapan masyarakat digunakan untuk mengetahui
keterbacaan booklet pelestarian decapoda berdasarkan tanggpan masyarakat.
Angket tesebut memiliki 8 aspek penilaian topik, gambar dan warna, bahasa,isi,
pesan, Kegiatan dipelajari dengan mudah, menimbulkan keinginan dan penerapan
dapat mengatasi masalah.
3) Lembar tes keefektifan
Lembar tes keefektifan digunakan untuk mengetahui keefektifan booklet
pelestarian decapoda yag dikembangkan. Lembar tes sikap pelestrian berisi soal
pertanyaan dalam bentuk angket, dan perilaku pelestarian dalam bentuk angket
manifestasi perilaku pelestarian terhadap decapoda.