Anda di halaman 1dari 14

SULFUR SEBAGAI UNSUR DAN

KOMPONEN DALAM KEHIDUPAN

Disusun oleh:

1. Yasmine Savira R (NIM: 16.0554)


2. Laurencia Julia BE (NIM: 16.0555)
3. Indah Novitasari (NIM: 16.0563)
4. Sikmawan Prasetia (NIM: 16.0609)

AKADEMI FARMASI THERESIANA


JALAN GAJAHMADA NO. 69 SEMARANG

1
DAFTAR ISI

1. COVER.................................................................................................1
2. DAFTAR ISI........................................................................................2
3. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.................................................................................3
1.2 Tujuan..............................................................................................4
4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Unsur.............................................................................5
2.2 Sifat Fisika dan Kimia Unsur Sulfur...............................................7
2.3 Uji Kualitatif Sulfur.........................................................................8
2.4 Dampak Kesehatan Sulfur...............................................................9

5. BAB III KESIMPULAN.......................................................................10

6. DAFTAR PUSTAKA..............................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri di Indonesia masih merupakan sektor yang sangat potensial


dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan lapangan usaha,
namun di sisi lain juga dapat memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan bila tidak ditangani dengan sebaik – baiknya. Dampak negatif
yang dimaksud antara lain berupa pencemaran udara.
Secara umum peningkatan kegiatan ekonomi / industri berkaitan erat
dengan kebutuhan bahan bakar dan pertambahan bahan bakar dan
pertambahan jumlah penduduk. Di Indonesia, jumlah mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun yang ditunjukkan oleh kian bertambahnya aktivitas
ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat. Akibatnya, peningkatan kebutuhan
energi adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari.
Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya di
sekitar industri dan teknologi mengingkatkan gangguan terhadapa kualitas
udara akibat emisi dari proses dan pembakaran bahan bakar. Secara umum
penyebab gangguan terhadap kualita udara ada 2 macam. Pertama, karena
faktor internal (secara alamiah) seperti debu yang berterbangan akibat tiupan
angin, abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas –
gas vulkaniknya, gas yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah
organik, dan lain – lain. Kedua, karena faktor eksternal (ulah manusia) seperti
hasil pembakaran bahan bakar fosil, debu dari kegiatan industri, dan
pemakaian zat – zat kimia yang disemprotkan ke udara. Komponen pencemar
udara yang paling berpengaruh dalam pencemaran udara di lingkungan biosfer
adalah karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida, sulfur oksida (SO2),
hidrokarbon, dan partikel – partikel kecil lainnya.

3
Seiring dengan meningkatnya pemakaian bahan bakar fosil,
konsentrasi sulfur dioksida terus meningkat. Di Asia, jumlah emisi SO2 terus
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 1970, emisi SO2
sekitar 11,25 juta ton dan meningkat menjadi 20 juta ton SO2 pada tahun 1986
(Hameed and Dignon, 1992 dalam Dewi, 2007). Sedangkan di Indonesia,
jumlah emisi SO2 terus mengalami peningkata mencapai 797 ribu metrik ton
pada tahun 1995 (Earth Trends Country Profiles, 2003 dalam Dewi, 2007).
Oleh karena itu, akan dikaji seberapa besar emisi SO2 dari sektor industri dari
beberapa studi kasus yang telah dilakukan.

Usaha pertambangan terutama pada kegiatan penambangan adalah


kegiatan yang mempunyai resiko yang sangat besar. Oleh sebab itu, maka
kegiatan ini harus selalu dilakukan dengan penuh perhitungan, sehingga
potensi-potensi resiko tadi tidak menjadi resiko ril (menjadi kenyataan). Pada
tambang batubara bawah tanah, potensi kecelakaan kerja lebih besar bila
dibandingkan dengan pada tambang batubara terbuka. Besarnya potensi
kecelakaan kerja itu juga sejalan dengan besarnya kerusakan atau kerugian
yang dapat ditimbulkan oleh kecelakaan kerja itu.

Salah satu potensi bahaya dalam proses penambangan batubara bawah


tanah adalah komposisi gas-gas yang bisa saja berkurang, berlebih, serta gas-
gas beracun dan berbahaya.
Secara umum pada udara luar, komposisi udara normal terdiri dari 21%
Oksigen, 78,09% Nitrogen, 0,03% Carbon dioksida, dan 0,93% Argon.
Komposisi udara itu untuk di dalam terowongan tambang bawah tanah akan
sangat berbeda, karena jelas dalam tambang bawah tanah itu akan terjadi
emisi dari berbagai jenis gas yang keluar dari batuan yang ada. Gas-gas yang
mungkin ada dalam batubara antara lain: O2, N2, CO2, CH4, NO, NO2, H2S,
dan SO2.

4
SO2 termasuk senyawa tersusun dari unsur - unsur. Dalam kehidupan
sehari-hari mahluk hidup memang tidak dapat terlepas akan peran unsur, ada
berbagai unsur yang kita pergunakan dan memegang peran dalam kehidupan,
begitu pula untuk dunia kefarmasian, seperti Mg (Magnesium), Zn (Zink), Al
(Aluminium), Ca (Calsium), S (Sulfur), dsb. Macam-macam unsure yang ada
dipergunakan dalam pembuatan obat-obatan, seperti Pulvis (bedak tabur),
unguentum (Salep), Cream (Krim), maupun Cairan untuk obat luar.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian unsur dalam bidang kimia

2. Mahasiswa dapat mengetahui deskripsi atau penjelasan mengenai unsur


belerang (sulfur)
3. Mahasiswa dapat mengetahui sifat fisika dan kimia dari unsur kimia dari
unsur belerang
4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi unsur belerang dalam suatu senyawa
5. Mahasiswa dapat mengetahui dampak unsur belerang dalam dunia
kesehatan

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Unsur

Unsur kimia, atau hanya disebut unsur, adalah zat kimia yang tidak
dapat dibagi lagi menjadi zat yang lebih kecil, atau tidak dapat diubah menjadi
zat kimia lain dengan menggunakan metode kimia biasa. Beberapa contoh
unsur adalah oksigen, nitrogen, hidrogen, besi, aluminium, emas, perak, raksa,
dan platina. Unsur-unsur alam tersebut umumnya terdapat dalam bentuk
senyawa, seperti halnya hidrogen sebagai contoh terdapat di dalam air dan
karbohidrat. Beberapa unsur seperti oksigen, nitrogen, belerang, emas, dan
platina di samping sebagai senyawa juga terdapat dalam keadaan bebas.
Sebagaimana kita ketahui, oksigen dan nitrogen terdapat dalam udara. Unsur
sendiri terdiri dari atom – atom yang sejenis.

Berdasarkan eksperimen, Lavoisier adalah ahli kimia pertama yang berhasil


membuat suatu batasan tentang unsur. Unsur adalah suatu zat yang tidak dapat
diuraikan melalui reaksi kimia menjadi zat-zat lain yang lebih sederhana,
karena unsur merupakan materi paling sederhana. Unsur merupakan bahan
dasar semua materi yang mempunyai sifat fisis dan kimia tertentu dan khas.
Unsur dapat membentuk senyawa-senyawa dari yang sederhana, contohnya
garam dapur, ke senyawa-senyawa yang sangat kompleks, misalnya protein.
Unsur berdasarkan sifatnya dapat dibagi menjaddi 3 macam yaitu:
1. Unsur-unsur logam.
2. Unsur-unsur non logam.
3. Unsur-unsur Semi logam (Metaloid)

Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang S dan nomor atom 16. Di alam belerang dapat di temukan
sebagai unsur murni atau sebagai mineral sulfid dan sulfat. Belerang merupakan

6
unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam 2 asam amino.
Penggunaan komersialnya terutama dalam pupuk juga dalam bubuk mesiu,
korek api, proses vulkanisasi karet alam dan fungisida. Belerang juga cepat
menghilangkan bau.
Belerang dihasilkan secara komersial dari sumber mata air hingga
endapan garam yang melengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika Serikat.
Menggunakan proses Frasch, air yang dipanaskan masuk ke dalam sumber mata
air untuk mencairkan belerang, yang kemudian terbawa ke permukaan.
Belerang juga terdapat pada gas alam dan minyak mentah, namun belerang
harus dihilangkan dari keduanya. Awalnya hal ini dilakukan secara kimiawi,
yang akhinya membuang belerang. Namun sekarang, proses yang baru
memungkinkan untuk mengambil kembali belerang yang terbuang. Sejumlah
besar belerang diambil dari ladang gas Alberta.

Senyawa - senyawa belerang:

1. Asam sulfat
Senyawa belerang yang penting adalah asam sulfat. Asam sulfat,
H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Serta dapat larut
dalam air pada semua perbandingan.

Asam sulfat pekat memiliki sifat dehidrator, yakni dapat melepas


kandungan air dalam suatu senyawa. Asam sulfat juga bersifat sebagai
oksidator yaitu mereduksi senyawa lain, sifat oksidator menguat jika asam
sulfat semakin pekat dan panas
Asam sulfat banyak digunakan dalam industri pupuk, detergen, bahan
peledak, obat-obatan, zat pewarna, plastik, pembersih minyak bumi, pembersih
logam dari karat, dan menetralkan basa. Ada dua macam proses untuk membuat
asam sulfat, yaitu proses kamar timbale dan proses kontak.

7
Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia,
pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak. Kegunaan asam sulfat di
Laboratorium umumnya sebagai Reagent atau pereaksi yang umumnya
digunakan di dalam suatu reaksi asam- basa atau reaksi lainnya. Cairan kental,
amat korosif. Bereaksi dengan jaringan tubuh. Berbahaya bila kontak dengan
kulit dan mata. Bereaksi hebat dengan air dan mengeluarkan panas
(eksotermis). Bereaksi pula dengan logam, kayu, pakaian dan zat organik serta
uapnya sangat iritatif terhadap saluran pernapasan
2. Hidrogen sulfida
Hydrogen sulfida terdapat dalam kuantitas yang besar dalam gas alam.
Dalam labolatorium, hydrogen sulfida biasa disediakan dengan cara
mereaksikan besi (II) sulfida dengan asam klorida encer .
Hidrogen sulfida (H2S) adalah gas yang tidak berwarna, beracun,
mudah terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari
aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa
oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran.
Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas
alam.
Hidrogen sulfida juga dikenal dengan nama sulfana, sulfur hidrida, gas
asam (sour gas), sulfurated hydrogen, asam hidrosulfurik, dan gas limbah
(sewer gas). IUPAC menerima penamaan "hidrogen sulfida" dan "sulfana"; kata
terakhir digunakan lebih eksklusif ketika menamakan campuran yang lebih
kompleks.
Kateristik H2S
• Sangat beracun dan mematikan
• Tidak Berwarna
• Lebih Berat Dari udara sehingga cendrung berkumpul dan diam pada daerah
yang rendah
• Dapat terbakar dengan nyala api berwarna biru dan hasil pembakarannya gas
Sulfur Dioksida (SO2)yang juga merupakan gas beracun

8
• Sangat Korosif mengakibatkan berkarat pada logam tertentu
• Pada konsentrasi yang rendah berbau seperti telur busuk dan dapat
melumpuhkan indera penciuman manusia

3. Sulfur Dioksida
Sulfur dioksida (SO2 ) merupakan gas tak berwarna yang menimbulkan
rasa jika konsentrasinya 0,3 ppm dan menghasilkan bau yang kuat pada tingkat
konsentrasi yang lebih besar dari 0,5 ppm. SO2 adalah gas yang dapat diserap
oleh selaput lendir hidung dan saluran pernafasan. Bersifat iritasi kuat bagi kulit
dan selaput lendir pada konsentrasi 6-12 ppm. Dalam kadar rendah SO2 dapat
menimbulkan spasme termporer otot – otot polos pada bronchioli. Gunung
berapi merupakan sumber alami yang penting dari gas SO2 dari atmosfer.
Sumber utama SO2 dari antropogenik meliputi konsumsi BBM, peleburan biji
sulfida logam untuk untuk mendapatkan logam murni, serta pembakaran batu
bara. SO2 ketika dibebaskan ke atmosfer bereaksi cepat dengan OH untuk
membentuk HSO3 yang kemudia bereaksi dengan O2 untuk membentuk SO3 ,
kemudian larut dalam awan dan aerosol dimana ia bereaksi dengan H2O.
Sebagai hasil dari proses – proses tersebut, SO2 dikonversi menjadi H2SO4
sehingga menyebabkan hujan asam.

2.2 Sifat Fisika dan Kimia Sulfur

Sifat Fisika
Unsur belerang bentuknya non-metal yang tidak berasa dan tidak
berbau. pada umumnya berbentuk padatan kuning dengan titik leleh 112,8 C.
Bila belerang dipanaskan akan mencair dan saat didinginkan menjadi seperti
karet . Belerang juga berbentuk molekuler, larut dalam CS2. MOlekul S2 dan S3
ada dalam fase gas. Massa jenis pada suhu kamar adalah α=2.07 g/cm3, β=1.96
g/cm3, ɣ=1.92 g/cm3, titik didih= 717,8 K

9
Sifat Kimia
Belerang merupakan unsur khalkogen. Keelektronegativannya lebih
rendah dari keelektronegativan oksigen, senyawa ini menunjukkan derajat ion
yang lebih rendah dan kenaikan derajat kekovalenan ikatan dan akibatnya
derajat ikatan hydrogennya menjadi lebih kecil. Unsur belerang mempunyai
banyak alotrop seperti S2, S3, S6, S7, S8, S9, S10, S11, S12, S18, dan S…
yang menecerminkan kemampuan katenasi atom belerang. Elektronegativitas
atom belerang = 2.58 (skala pauling) dan jari-jari atomnya = 100 pm.

2.3 Uji Kualitatif Sulfur

Sulfida. Olah 10 – 20 mg zat dengan 0,5 ml H2SO4 encer. Taruh tabung dalam
rak air panas dan uji dengan kertas timbel atau kadmium asetat.

Sulfit. Olah 10 – 20 mg zat dengan 0,5 ml H2SO4 encer. Taruh tabung dalam
rak air panas dan uji adanya SO2 dengan kertas K2Cr2O7 atau dengan 0,2 ml
larutan fuksin.

Tiosulfat. H2SO4 encer terhadap zat padat dan pembebasan SO2 (Uji K2Cr2O7 –
perincian di bawah judul sulfit) dan belerang.

Sulfat. Uji larutan BaCl2 dan HCl encer cukup menyimpulkan.

2.4 Dampak Kesehatan

Semua makhluk hidup membutuhkan belerang. Unsur ini terutama


penting bagi manusia karena merupakan bagian dari asam amino metionin,
sehingga mutlak diperlukan. Asam amino sistein juga mengandung belerang.
Rata-rata setiap orang membutuhkan di sekitar 900 mg belerang per hari.

Unsur belerang tidak beracun, tapi banyak turunan belerang sederhana,


seperti sulfur dioksida (SO2) dan hidrogen sulfida bersifat racun. Belerang
umum ditemukan di alam sebagai sulfida. Melalui berbagai proses, belerang

10
bisa berikatan dengan unsur lain sehingga menghasilkan senyawa yang
berbahaya bagi manusia dan hewan. Berbagai senyawa berbahaya ini mungkin
menimbulkan bau menyengat dan sering beracun.

Efek merugikan yang mungkin timbul antara lain memicu iritasi mata dan
tenggorokan, kerusakan otak melalui gangguan fungsi hipotalamus, serta
kerusakan sistem saraf. Tes juga menunjukkan bahwa bentuk-bentuk tertentu
belerang (sulfur) dapat memicu kerusakan janin dan cacat bawaan.

Namun di dalam dunia farmasi, manfaat belerang sudah lama diterapkan


untuk mengatasi beberapa masalah kulit. Belerang bisa bertindak sebagai
keratolitik atau mengelupaskan kulit mati. Fungsi belerang yang lain untuk kulit
adalah sebagai pembunuh bakteri, jamur, tungau kudis, dan parasit lainnya.

Belerang yang digunakan untuk mengobati masalah kulit telah diolah


bersama bahan lainnya menjadi berbagai bentuk, di antaranya berbentuk losion,
krim, bubuk, atau sabun. Beberapa masalah kulit, seperti acne vulgaris
(jerawat), jerawat rosacea, dan dermatitis seboroik bisa diatasi oleh belerang.
Selain dengan cara mengelupas sel kulit mati, belerang juga bisa membantu
mengatasi jerawat dengan cara menghilangkan penyumbat pada pori-pori kulit.

11
BAB III

KESIMPULAN

1. Unsur adalah zat kimia yang tidak dapat dibagi lagi menjadi zat yang lebih
kecil, atau tidak dapat diubah menjadi zat kimia lain dengan menggunakan
metode kimia biasa dan bersifat tunggal.
2. Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang S dan nomor atom 16. Belerang biasanya didapatkan di alam seperti
pada gas alam dan minyak mentah.
3. Bentuk umum belerang adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan
multivalent. Belerang dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin
kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai
mineral- mineral sulfida dan sulfat.
4. Unsur belerang tidak beracun, tapi banyak turunan belerang sederhana, seperti
sulfur dioksida (SO2) dan hidrogen sulfida bersifat racun. Dalam dunia
kesehatan sendiri Efek merugikan yang mungkin timbul antara lain memicu
iritasi mata dan tenggorokan, kerusakan otak melalui gangguan fungsi
hipotalamus serta kerusakan sistem saraf. Tes juga menunjukkan bahwa
bentuk-bentuk tertentu belerang (sulfur) dapat memicu kerusakan janin dan
cacat bawaan.
5. Dalam dunia farmasi dan kesehatan belerang bisa bertindak sebagai keratolitik
atau mengelupaskan kulit mati. Fungsi belerang yang lain untuk kulit adalah
sebagai pembunuh bakteri, jamur, tungau kudis, dan parasit lainnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Achmad. Rukaesih, Kimia Lingkungan, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2004.

Cotton, Wilkinson, Kimia Anorganik Dasar, Jakarta: UI-press, 2007.

BPS, 2009. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2008, No. 11/02/Th.Xii, 16

Februari, Jakarta.

Depkes, 2007. Parameter Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan.

Tim Kimia Dasar. 2014.Penuntun Praktikum Kimia Dasar I1.FMIPA Jurusan Kimia

L. Setiono. Shevla. Buku Teks Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi ke
Lima.

http://www.temukanpengertian.com/2013/09/pengertian-unsur.html

https://bisakimia.com/2012/11/17/apa-itu-unsur-senyawa-dan-campuran/

https://id.wikipedia.org/wiki/Unsur_kimia

http://nandhasmyblog.blogspot.co.id/2011/03/makalah-belerang.html

http://coretansowel.blogspot.co.id/2013/02/makalah-belerang-kimia-anorganik.html

http://edsatrha.blogspot.co.id/2013/04/sulfur.html

http://www.alodokter.com/jangan-tertipu-oleh-baunya-manfaat-belerang-ada-
banyak.html

13
14

Anda mungkin juga menyukai