Selulosa Dan Enzim Selulase
Selulosa Dan Enzim Selulase
Pada industri pulp dan kertas di mana serat harus terfibrilasi untuk mendapatkan ikatan antar
serat yang baik maka pulp yang terdiri dari serat-serat (komponen selulosa dan hemiselulosa)
harus terfibrilasi. Fibrilasi dilakukan dengan proses refining (penggilingan). Berdasarkan
penelitian dapat dibuktikan bahwa enzim selulase dapat meningkatkan fibrilasi karena fines
(serat halus) yang komponen utamanya hemiselulosa dapat terdegradasi sehingga dapat
dicapai derajat giling yang dikehendaki dengan waktu giling yang lebih cepat akibat
penambahan enzim selulase.
Ikatan glikosidik adalah ikatan kovalen yang terbentuk antara dua monosakarida melalui
reaksi dehidrasi atau penghilangan gugus air. ]]. [3] Ikatan antar glukosa ini dinamakan
glikosidik beta-1,4 karena konfigurasi glukosa dalam selulosa semuanya berbentuk beta,
yakni ketika glukosa membentuk cincin, gugus hidroksil yang terikat dengan karbon nomor 1
akan terkunci di bagian atas sumbu cincin. [3] Dan angka “-1,4” diperoleh dari atom karbon
yang menghubungkan antar unit glukosa monosakarida terletak pada atom karbon nomor 1
dan nomor 4. [3]hfjouyejnfkejf8ujkejfjufokeplfpe,v0wiklygkiljlo
Selulosa
Selulosa adalah gabungan glukosa-glukosa yang diikat oleh ikatan yang dinamakan dengan
ikatan glikosidik beta-1,4. [2] Glukosa adalah gula sederhana yang disebut dengan
monosakarida, sedangkan selulosa adalah polisakarida karena tersusun atas beberapa gula
sederhana. Polisakarida jenis selulosa ini adalah bahan struktural utama dari kayu dan
tetumbuhan yang tidak larut dalam air. [2] Keberadaan selulosa di bumi sangat melimpah,
karena dalam skala global tumbuhan hampir 100 miliar ton selulosa per tahun. [3]
Selulase merupakan salah satu enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Enzim
selulase memegang peranan penting dalam proses biokonversi limbah-limbah organik
berselulosa menjadi glukosa, protein sel tunggal, makanan ternak, etanol dan lain-lain
(Chalal, 1983). Selulase adalah enzim yang dapat menghidrolisis ikatan β(1-4) pada selulosa.
Hidrolisis enzimatik yang sempurna memerlukan aksi sinergis dari tiga tipe enzim ini, yaitu
(Ikram dkk, 2005):
Endo-1.4- β-D-glucanase (endoselulase, carboxymethylcellulase atau CMCase) yang
mengurai polimer selulosa secara random pada ikatan internal α-1,4-glikosida untuk
menghasilkan oligodekstrin dengan panjang rantai yang bervariasi.
Exo-1,4-β-D-glucanase (cellobiohydrolase), yang mengurai selulosa dari ujung pereduksi
dan non-pereduksi untuk menghasilkan selulosa dan atau glukosa.
Β-glucosidase (cellobiase), yang mengurai selobiosa untuk menghasilkan glukosa.
Seperti yang diuraikan di atas, selulosa dapat dihidrolisis menjadi glukosa dengan
menggunakan asam atau enzim. Hidrolisis menggunakan asam biasanya dilakukan pada
temperatur tinggi. Proses ini relative mahal karena membutuhkan energi yang cukup tinggi.
Baru pada tahun 1980-an mulai dikembangkan hidrolisis selulosa dengan menggunakan
enzim selulase (Gokhan Coral dkk, 2002).
Enzim selulase dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti tanaman, insekta, dan
mikroorganisme. Mikroorganisme penghasil selulase secara ekstraseluler tersebar pada jamur
dan bakteri (Amstrup, 1979). Selulase diproduksi oleh fungi, bakteri, tumbuhan, dan
ruminansia. Produksi komersial selulase pada umumnya menggunakan fungi atau bakteri
yang telah diisolasi. Meskipun banyak mikroorganisme yang dapat mendegradasi selulosa,
namun hanya beberapa mikroorganisme yang dapat memproduksi selulase dalam jumlah
yang signifikan yang mampu menghidrolisa Kristal selulosa secara invitro. Fungi adalah
mikroorganisme utama yang dapat memproduksi selulase, meskipun beberapa bakteri dan
actinomycetes telah dilaporkan juga menghasilkan aktivitas selulase. Fungi berfilamen seperti
Tricoderma dan Aspergillus adalah penghasil selulase dan crude enzyme secara komersial.
Fungi-fungi tersebut sangat efisien dalam memproduksi selulase (Ikram dkk, 2005).