PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah:
1
C. Tujuan penulisan:
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil
usaha koperasi;
3
3. Hadiah, Penghargaan, bonus dan sejenisnya selain yang telah dipotong PPh
dalam pasal 21
Tarif dari pajak penghasilan (PPh Pasal 23) dikenakan atas Dasar Pengenaan Pajak
(DPP) atau jumlah bruto dari penghasilan. Di dalam PPh Pasal 23, terdapat dua
jenis tarif yang diberlakukan, yaitu 15% dan 2% tergantung dari objek pajaknya.
Di bawah ini adalah tarif dan objek pajak yang terkena PPh Pasal 23 yang berlaku
di Indonesia :
b. Hadiah, Penghargaan, Bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong PPh
pasal 21
2. Dikenakan 2% (dua persen) dari jumlah bruto tidak termasuk Pajak Pertambahan
Nilai, atas :
2) Jasa aktuaris
4
4) Jasa sehubungan software computer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan
perbaikan
7) Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa, media luar ruang
atau media lain untuk penyampaian informasi.
Dalam hal Wajib Pajak yang menerima tau memperoleh penghasilan tidak
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), besarnya tarif pemotongan adalah
lebih tinggi 100% (seratus persen). Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak dapati
dibuktikan oleh Wajib Pajak, antara lain dengan cara menunjukkan Nomor Pokok
Wajib Pajak.
PT. ABC membayar jasa service kepada CV. Service sebesar Rp. 3.000.000,-
Jawab :
5
2. Perhitungan PPh Pasal 23 atas Dividen
Jawab:
PT Karya Makmur membayar sewa kendaraaan bus pariwisata dengan nilai sewa
sebesar Rp35.000.000 kepada Sugianto Haris. PPh Pasal 23 yang harus dipotong
oleh PT Karya Makmur adalah:
Jawab:
Jawab:
6
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran