Permata Hati
Jl. Kecubung 22 Semarapura, Klungkung – Bali | Telp. (0366) 24777
Email : rsupermatahati@gmail.com | Website : www.rsupermatahati.com
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PERMATA HATI
Nomor : 005/SK/PDN/I/2018
TENTANG
Menimbang : a bahwa Rumah Sakit Umum Permata Hati selalu berupaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan dan harapan masyarakat ;
b bahwa dalam upaya memberikan pelayanan bermutu di Rumah Sakit
Umum Permata Hati sangat dibutuhkan suatu Panduan Komunikasi
Efektif;
c bahwa sehubungan dengan pertimbangan pada huruf a dan b di atas,
dipandang perlu memberlakukan Panduan Komunikasi Efektif di Rumah
Sakit Umum Permata Hati;
MEMUTUSKAN
Kesatu : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Permata Hati tentang
Panduan Komunikasi Efektif di Rumah Sakit Umum Permata Hati
Kedua : Penyampaian komunikasi efektif dilakukan dengan menggunakan
metode SBAR (Situation-Background-Assesmen-Reccomendation).
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Klungkung
Pada tanggal : 01 Januari 2018
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM PERMATA HATI
dr. DN Januardana, MM
NIK : 201503001
PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Klungkung
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pada Tuhan Yang Maha Pengasih atas berkatNya sehingga
Panduan Komunikasi Efektif ini dapat disusun. Panduan ini menjelaskan tentang
pengertian komunikasi efektif, sifat komunikasi, proses komunikasi, tehnik komunikasi
dan cara pengisian formulir komunikasi melalui telepon dan secara lisan.
Besar harapan penyusun agar panduan ini dapat dimanfaatkan dan dimengerti oleh
petugas kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, fisioterapis dan petugas kesehatan lain
dalam proses pelayanan pasien di Rumah Sakit Umum Permata Hati. Komunikasi yang
efektif merupakan salah satu cara mengurangi kesalahan informasi antar petugas kesehatan
sehingga keselamatan pasien akan meningkat dan kepuasan pasie akan terwujud dengan
sendirinya.
Klungkung,
Tim peyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
DEFINISI
A. Komunikasi Efektif
Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang
kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul
apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi”. (Komaruddin,
1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988). Sedangkan
komunikasi efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat, jelas, dan mudah dipahami
oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan (kesalahpahaman).
Komunikasi ada dua macam yaitu lisan dan telepon. Komunikasi antar perawat,
antara perawat dan dokter dan antar petugas kesehatan. Petugas kesehatan yang dimaksud
adalah semua petugas kesehatan yang berhubungan dengan pelayan dan keselamatna
pasien. Semua petugas kesehatan harus mempunyai tehnik yang sama dalam komunikasi
dan secara konsisten harus melaksanakannya dalam pelayanan sehingga akan terwujud
keselamatan pasien dan kepuasan pasien.
Komunikasi dengan pasien saat memberi informasi dan edukasi adalah komunikasi
yang menyangkut keselamatan pasien. Cara penyampaian informasi yang salah akan
menyebabkan penerimaan informasi dan intepretasi yang salah juga. Oleh sebab itu
komunikasi efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh kedua belah
pihak harus dimengerti oleh petugas kesehatan di rumah sakit.
1
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan komunikasi efektif ini akan membahas mengenai komunikasi antara petugas
keseahatan dengan dokter. Petugas kesehatan yang dimaksud adalah semua petugas kesehatan
yang berkomunikasi dengan dokter baik secara langsung atau lisan maupun melalui telepon atau
dengan saluran komunikasi. Dan membahas mengenai serah terima pasien antar perawat dan
antara perawat dan dokter.
Beberapa petugas kesehatan yang berkomunikasi dengan dokter:
1. Perawat
2. Bidan
3. Fisioterapis
4. Ahli gizi
5. Apoteker dan Asisten apoteker
Panduan ini akan membahas lebih rinci mengenai cara dan tehnik komunikasi antar
petugas kesehatan dengan dokter, hal yang akan dibahas adalah;
a. Jenis komunikasi
b. Komunikasi efektif dengan menggunakan tehnik SBAR
c. Proses komunikasi
d. Tata laksana komunikasi lisan
e. Tata laksana pengisian formulir komunikasi melalui telepon
2
BAB III
TATA LAKSANA
Setiap petugas RSU Permata Hati perlu menyiapkan diri untuk dapat melakukan
komunikasi secara efektif. Kemampuan berkomunikasi yang baik akan sangat membantu dalam
melaksanakan tugas – tugas, baik bagi petugas kesehatan maupun non kesehatan misalnya saat
memeriksa pasien, memberi penyuluhan, menyampaikan informasi, menyampaikan tugas atau
arahan dan lain-lain, baik yang disampaikan untuk kepentingan internal maupun eksternal RSU
Permata Hati.
3
12. Akan lebih baik bisa dilakukan komunikasi tertulis untuk kasus tertentu.
13. Dokter saat kunjungan ke pasien harus menulis perkembangan pasien dengan
SOAP dan menuliskan secara lengkap hasil kolaborasi dan instruksi pada catatan
terintegrasi.
14. Jika dalam penulisan pada catatan terintegrasi ada instruksi atau hasil kolaborasi
yang belum ditulis tapi disampaikan secara lisan maka perawat wajib menulis hasil
kolaborasi atau instruksi secara lisan dalam catatan keperawatan.
15. Catatan dokter harus dibaca ulang oleh perawat pendamping dan dikonfirmasi
kembali sampai perawat mengerti hasil kolaborasi atau instruksi dokter.
16. Tulisan dokter yang kurang jelas boleh ditulis ulang pada catatan keperawatan guna
memudahkan perawat menyampaikan hasil kolaborasi dan instruksi saat serah
terima antar perawat atau laporan pada dokter jaga ruangan.
4
3. Komunikasi Efektif antar Staf Klinis / Pemberi Asuhan
Komunikasi dan pertukaran informasi di antara dan antar staf klinis selama
bekerja sangat penting untuk kelancaran proses asuhan. Informasi penting yang
dikomunikasikan dari satu staf kepada staf klinis lainnya, meliputi :
a. status kesehatan pasien antara lain catatan perkembangan pasien terintegrasi
(CPPT);
b. ringkasan asuhan yang diberikan (ringkasan pulang dan ringkasan rawat jalan);
c. informasi klinis pasien saat ditransfer dan rujukan; serta
d. serah terima.
5
c. Melakukan komunikasi dalam waktu yang lama.
6
- Bila penelepon berbicara kurang jelas atau pesan yang disampaikan tidak jelas,
jangan menyebutkan kata “apa?”, “gimana?”, “apaan?”, “hah heh...” dan
sebagainya karena hal itu tidak sopan. Mintalah dengan sopan kepada penelepon
untuk mengulangi pesan yang belum jelas;
- Jika penelepon terdengar tidak ramah, atau bermaksud mengadu, tanganilah
dengan cara profesional;
- Tetap tenang, kendalikan diri, berbicara dengan sabar, bijaksana, namun tegas;
- Ketika menerima telepon, usahakanlah menerima dengan suara yang baik atau
phonogenic. Phonogenic adalah suara yang baik dalam bertelepon atau menerima
telepon, yaitu suara yang memberi kesan santun, bersahabat, ramah, dan penuh
perhatian.
j. Buatlah catatan mengenai hal-hal penting yang terdapat pada pesan yang
disampaikan penelepon dalam lembar pesan telepon (LPT);
k. Jika diperlukan, ulangi pesan yang disampaikan oleh penelepon agar tidak terjadi
kesalahan;
l. Perhatikan waktu bicara. Jika pesan yang disampaikan penelepon sudah jelas dan
waktu sudah cukup lama, segera akhiri pembicaraan dengan cara yang sopan.
Ucapkan terimakasih dan salam penutup;
m. Letakkan kembali gagang telepon secara benar.
7
e. Bila terjadi salah sambung, segera minta maaf dan akhiri pembicaraan;
f. Sampaikan maksud kita menelepon dengan jelas dan mudah dipahami apakah ingin
berbicara dengan seseorang atau ingin menyampaikan suatu pesan;
g. Berbicaralah dengan sopan, ramah, nada suara yang terjaga, intonasi yang baik,
artikulasi yang jelas, gunakan bahasa yang resmi dan komunikatif (maksudnya jelas,
dapat dipahami, singkat dan tepat);
h. Buatlah catatan mengenai hal - hal yang penting selama pembicaraan bila dianggap
perlu;
i. Bila sudah cukup jelas, segera akhiri pembicaraan dengan ucapan terima kasih dan
salam penutup;
j. Letakkan kembali gagang telepon secara benar.
8
b. Dokter spesialis memberikan perintah kepada perawat/dokter umum;
c. Perawat/dokter umum menulis dan mengulang secara lisan (write and read back)
atau tulis, baca dan konfirmasi kembali (TBAK) instruksi yang diberikan. (ada bukti
stempel Read Back);
d. Pastikan kembali bahwa isi read back sudah benar oleh kedua belah pihak;
e. Untuk nama obat tertentu yang tidak dipahami, obat nama mirip, saat membaca
kembali dieja sesuai alfabet internasional;
f. Tutup pembicaraan dengan mengingatkan dokter segera datang untuk
menandatangani instruksi yang telah diberikan sekaligus mengkonfirmasi instruksi
tersebut telah benar dalam waktu 1 x 24 jam pada stempel SIGN HERE dengan
mencantumkan tanggal dan jam pelaksanaan;
g. Catat adanya komunikasi via telepon tersebut dalam form CPPT dengan SOAP yang
sudah dibuat sebelumnya dan catat pula pada register komunikasi via telepon;
h. Dilakukan evaluasi dan monitoring secara berkala terhadap akurasi dari komunikasi
lisan melalui telepon oleh Koordinator maupun Kepala Instalasi
i. Dilakukan evaluasi dan monitoring secara berkala terhadap akurasi dari komunikasi
lisan melalui telepon oleh Koordinator maupun Kepala Instalasi
9
Daftar Alfabet
Sumber : Wikepedia
10
C. Tata laksana pengisian formulir komunikasi melalui telepon
Form komunikasi dengan telepon terdiri dari 4 kolom, di bawah ini akan dijelaskan cara
pengisian tiap kolom:
1. Tanggal dan jam
a. Diisi oleh perawat, bidan atau petugas kesehatan lain seperti fisioterapis yang
melakukan komunikasi dengan telepon
b. Diisi jam dan tanggal segera setelah komunikasi dengan telepon selesai
c. Diisi dengan menggunakan tinta berwarna hitam atau biru
d. Jika ada kesalahan penulisan, coret, tanda tangan dan perbaiki, tulis tanggal dan jam
yang benar
2. Instruksi atau isi perintah
a. Diisi oleh perawat, bidan atau petugas kesehatan lain seperti fisioterapis yang
melakukan komunikasi dengan telepon
b. Tulis situasi, background dan assessment pasien yang akan dilaporkan secara
ringkas, tulis isi perintah atau hasil kolaborasi secara lengkap, baca ulang isi
perintah, konfirmasi kembali dan lakukan pengejaan jika isi perintah merupakan
nama obat
c. Pelaporan hasil laboratorium atau pemeriksaan diagnostik seperti hasil laboratorium
hasil rontgen, CT Scan, MRI dan pemeriksaan penunjang lain, tulis hasil yang
menyimpang atau tidak normal saja catat hasil kolaborasi atau instruksi dokter, baca
ulang dan konfirmasi kembali.
d. Jika isi pelaporan atau komunikasi adalah pemberitahuan terhadap dokter bahwa
pasien pindah ruangan, menanyakan jam kunjungan, atau dokter dihubungi tidak
bias, tidak perlu dituliskan dalam form tersebut melainkan ditulis dalam buku
menghubungi dokter yang telah disediakan di setiap ruangan
e. Diisi dengan menggunakan tinta berwarna hitam atau biru
f. Jika ada kesalahan penulisan, coret, tanda tangan dan perbaiki, tulis tanggal dan jam
yang benar
3. Tanda tangan dan nama dokter yang ditelepon
Tanda tangan dokter harus diisi sesegera mungkin setelah dokter datang atau
dalam waktu maksimal satu kali duapuluh empat jam setelah komunikasi berlangsung
oleh dokter yang dihubungi
4. Tanda tangan dan nama penelepon
11
Diisi nama jelas dan tanda tangan penelepon baik perawat maupun bidan
D. Komunikasi Efektif antara Perawat (Serah Terima Pasien/Hand Over antar shift jaga)
Serah terima pasien dalam satu unit pelayanan seperti pasien yang masih menjalani
observasi di ruang IGD/HCU, maupun rawat inap harus dilakukan dengan baik sesuai
prosedur berikut:
1. Dilakukan di Nurse Station
Operkan jumlah pasien yang dirawat, pasien yang diobservasi, rencana pemeriksaan
atau tindakan di luar ruangan keperawatan seperti operasi (OK), Rontgen,
Laboratorium, dll.
2. Dilakukan di depan Pasien
a. Perawat memanggil nama pasien yang dirawat dengan sopan dan perawat shift
berikutnya memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarganya.
- Perawat menjelaskan / mengoperkan kondisi pasien kepada perawat shift
berikutnya dengan metode SBAR yang sudah ditulis pada buku operan jaga
dengan format SOAP.
1) S (subyek) : kondisi subyektif pasien/keluhan pasien.
b. Perawat memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya atau
bila ada permasalahan.
c. Setelah selesai melakukan hand over, kedua belah pihak juga menandatangani buku
operan jaga, bila memungkinkan melibatkan pasien.
E. Komunikasi Efektif pada Proses Serah Terima Pasien antar Unit Layanan atau antar
Rumah Sakit
12
Serah terima pasien antar unit/antar rumah sakit dilakukan dengan mengisi lengkap
form transfer/rujukan dan dikomunikasikan dengan teknik SBAR yang selanjutnya disertai
tanda tangan yang menyerahkan/mendampingi pasien tersebut dengan pihak penerima.
13
3. pemeriksaaan diagnostik yang dilakukan di tempat tidur pasien, seperti hasil tanda-
tanda vital, dan elektrocardiograpi.
Nilai kritis laboratorium/radiologi dilaporkan segera oleh pemeriksa secara langsung ke
dokter DPJP atau ke perawat ruangan untuk diteruskan ke DPJP dengan teknik SBAR. Bukti
pelaporan dicatat pada buku pengambilan hasil/pelaporan critical value. Nilai kritis yang
perlu dilaporkan, terdapat dalam daftar nilai kritis yang ditetapkan rumah sakit. Nilai kritis
didokumentasikan dalam catatan terintegrasi (CPPT) oleh penerima informasi.
H. Komunikasi dalam Lingkungan Internal Rumah sakit
Komunikasi efektif di lingkungan internal maksudnya adalah melakukan proses
komunikasi secara efektif dengan sesama pegawai rumah sakit. Komunikasi internal
ditujukan untuk keperluan koordinasi pelaksanaan tugas, menyampaikan ide/gagasan kepada
rekan kerja, menyampaikan kepuasan kerja dan lain-lain. Kesalahan dalam berkomunikasi
secara internal dapat menimbulkan dampak yang serius antara lain berupa timbulnya
kesalahpahaman, kurang dimengertinya informasi, kurang baiknya pelaksanaan tugas,
penurunan kinerja karyawan, penurunan kepuasan pelanggan dan lain sebagainya.
Komunikasi internal yang dilakukan RSU Permata Hati berupa :
1. Morning Report setiap hari, yang diikuti oleh kepala bagian, kepala seksi, kepala
instalasi, koordinator unit pelayanan, ketua tim dan ketua komite;
2. Pertemuan Direktur dengan Pejabat Struktural setiap 3 bulan
3. Rapat Umum setiap bulan yang diikuti oleh seluruh staf Rumah Sakit Umum
Permata Hati yang tidak berjaga.
4. Rapat Paramedis setiap bulan yang diikuti oleh seluruh perawat dan bidan Rumah
Sakit Umum Permata Hati yang tidak berjaga.
Ada kalanya di rumah sakit memerlukan penyampaian informasi yang akurat dan tepat
waktu termasuk informasi yang bersifat urgent seperti code blue, code red, code black, dan
perintah evakuasi. Code blue adalah kode yang digunakan pada rumah sakit yang
mengindikasikan adanya pasien henti nafas/jantung yang membutuhkan tindakan
resusitasi/tindakan medis segera untuk mencegah terjadinya kematian. Apabila terjadi code
blue di RSU Perawat Hati, akan diaktifkan code blue dengan menghubungi pesawat 101,
dan menyampaikan lokasi kejadian pada tim IGD. Untuk code red, petugas yang
menemukan bencana kebakaran akan mengambil APAR dan mengaktifkan code red dengan
meminta bantuan petugas lain untuk menghubungi operator dan operator akan menghubungi
unit lain untuk membentu proses evakuasi dan pengendalian api di area kebakaran.
Komunikasi dapat berkembang kepada tim penanggulangan bencana kabupaten (Damkar)
14
bila api tidak dapat dikendalikan. Code black, seperti perilaku kekerasan yang terjadi di area
rumah sakit, diaktifkan dengan menghubungi petugas keamanan di pesawat 103. Apabila
dianggap perlu, direktur akan melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika kita berkomunikasi dengan rekan kerja adalah:
a. Mengedepankan sikap saling menghargai;
b. Menyadari adanya ikatan kebersamaan sebagai pegawai rumah sakit yang memiliki
kewajiban untuk sama-sama memberikan kontribusi terbaik untuk kemajuan rumah
sakit
c. Menyampaikan pesan/informasi, ide, kritik dan saran dilakukan dengan
menggunakan media yang memudahkan lawan bicara memahami apa yang kita
maksud.
d. Sampaikan pesan secara jelas, baik secara verbal maupun nonverbal
e. Bersikap saling terbuka, tidak sombong, mau menerima kritik dan Saran, mau
mendengar dan sebaliknya tidak segan menyampaikan pendapat secara santun.
Komunikasi dengan rekan sekerja dalam lingkungan internal rumah sakit dapat
dilakukan secara berkelompok maupun secara personal. Berikut mi adalah beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam komunikasi personal tatap muka:
a. Bersikaplah empatik dan simpatik;
b. Bersikaplah sebagai sahabat/komunikator terpercaya;
c. Bertindaklah sebagai pembimbing, bukan pesaing;
d. Bicaralah secara meyakinkan dan kemukakan fakta dan kebenaran;
e. Bercakaplah dengan gaya mengajak, bukan menyuruh;
f. Jangan bersikap super, merasa paling hebat dan angkuh;
g. Jangan mengentengkan hal-hal yang mengkhawatirkan;
h. Jangan mengkritik tanpa berusaha memberikan solusi;
i. Jaga emosi jangan sampai mencaci maki.
15
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi pelaksanaan komunikasi efektif selama pelayanan di rumah sakit dapat ditemukan
pada setiap rekam medis pasien.
16
17