Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.
Adapun isi dari makalah ini mengenai “Gizi untuk anak usia dini”, yang akan
membahas tentang gizi dan pertumbuhan anak di usia dini.

Tak lupa pula ucapan terima kasih kami kepada Dosen dan orang-orang
yang telah berpartisipasi atas terselesaikannya makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran
sangat dibutuhkan agar makalah ini kedepannya dapat disempurnakan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Tulungagung, Nopember 2012

Penyusun

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Usia 0–6 tahun merupakan masa yang sangat menentukan bagi


pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam usia itu anak berada dalam masa
peka untuk menerima rangsangan terarah dan didorong ketingkat pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal. Dengan demikian diharapkan pembiasaan perilaku
dan kemampuan dasar anak dapat berkembang dan tumbuh secara baik dan benar.
Oleh karena itu pendidikan sejak usia awal bagi anak usia ini cukup penting dan
sangat menentukan masa depannya.

1.2 Tujuan Permasalahan


Untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak di usia dini agar
menjadi menjadi anak yang sehat jasmani dan rohani.

1.3 Metode Penyusunan Masalah


Metode penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Program Gizi Dan Kesehatan
2. Macam-macam penilaian status gizi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Program Gizi Dan Kesehatan


2.1.1 Pengertian Gizi dan kesehatan
Gizi dan kesehatan adalah suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,
penyimpanan,
Kesehatan dan gizi dapat diartikan sebagai suatu hal yang mendatangkan
sehat atau kebaikan dengan diberikan zat makanan yang dibutuhkan tubuh. Dalam
memberikan makanan bayi ASI merupakan makanan utama, sedang lainnya
sebagai makanan pelengkap. Anak usia 1 - 3 tahun sangat rentan terhadap penyakit
gizi. Mereka boleh diajari makan sendiri, dengan cara mencicipi makanan yang
lunak, tidak pedas dan tidak merangsang. Pemberian makanan manis pada anak
usia dini tidak boleh terlalu banyak supaya tidak terjadi karies (gigi berlubang), oleh
karena itu anak perlu belajar menggosok gigi. Pada usia 4 - 6 tahun kebutuhan
nutrient anak relatif kurang, sebab anak sudah bisa memilih makanan sendiri, untuk
itu pengertian tentang nilai tentang gizi boleh diajarkan. Kesehatan dan gizi anak
sangat penting untuk diperhatikan sejak dini mulai dari dalam kandungan.
Kesehatan dan gizi itu sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Anak yang mendapat gizi yang seimbang dan sehat akan tumbuh menjadi
manusia yang berkualitas. Sejak anak masih dalam kandungan kesehatan dan gizi
perlu diperhatikan, melalui ibunya. Cara mengusahakannya, antara lain dengan
memberikan kebiasaan untuk berdisiplin.
Potensi anak dapat dikembangkan jika anak sehat secara fisik maupun
mentalnya. Perawatan kesehatan pada anak usia dini dapat diawali dari pemberian
makanan yang sehat dan menjaga kebersihan. Pemberian makanan yang sehat
dapat menjaga kesehatan, mendidik anak untuk menanamkan kebiasaan hidup
sehat. Makanan yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan kebutuhan gizi
dan kebutuhan anak. Anak yang alergi terhadap makanan tertentu berikan makanan
pengganti untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Pengembangan potensi anak
secara menyeluruh dapat dilakukan melalui stimulasi yang cukup. Stimulasi dini
perlu dilakukan sejak bayi lahir, bahkan sejak dalam kandungan. Rangsangan
dilakukan setiap hari pada semua sistem indra, gerak kasar dan halus, mengajak

3
berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan, serta pikiran bayi
dan Balita. Stimulasi sebaiknya dilakukan terus-menerus saat berinteraksi dengan
bayi atau Balita dan dilakukan dalam suasana menyenangkan dan penuh kasih
sayang. kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi.
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang
mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif.
Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali
bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-
4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses
tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat
gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu
gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat
tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas
kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi
oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka
ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun
dan zat pengatur. Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum,
ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang
mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga
menunjang aktivitas sehari-hari. Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari
bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang
berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti
keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan seseorang. Makanan sumber zat pengatur adalah
semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin
dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ
tubuh.

2.1.2 Penilaian Status Gizi


Status gizi adalah Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu,

4
contoh gondok endemik merupakan keadaaan tidak seimbangnya pemasukan dan
pengeluaran yodium dalam tubuh.

Macam-macam penilaian status gizi


1. Penilaian status gizi secara langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian
yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik.

A. Antropometri
1) Pengertian
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari
sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi.

2) Penggunaan
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan
fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

3) Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)


Salah satu contoh penilaian ststus gizi dengan antropometri adalah Indeks
Massa Tubuh. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan
alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa,
khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat
badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan
berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh
karena itu, mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat
mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang.
Pedoman ini bertujuan memberikan penjelasan tentang cara-cara yang
dianjurkan untuk mencapai berat badan normal berdasarkan IMT dengan penerapan
hidangan sehari-hari yang lebih seimbang dan cara lain yang sehat.
Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan
berat badan dan pengukur tinggi badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang

5
dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja,
ibu hamil, dan olahragawan.

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
Berat Badan (Kg)
IMT = -------------------------------------------------------
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah
sebagai berikut:

Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat <>
berat
Kurus Kekurangan berat badan tingkat 17,0 – 18,4
sekali ringan
Normal Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Obes Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0

Untuk mengukur status gizi anak baru lahir adalah dengan menimbang berat
badannya yaitu : jika ≤ 2500 gram maka dikategorikan BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) jika 2500 – 3900 gram Normal dan jika ≥ 4000 gram dianggap gizi lebih.
Untuk Wanita hamil jika LILA (LLA) atau Lingkar lengan atas <>

B. Klinis
1) Pengertian
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau
pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

6
2) Penggunaan
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid
clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda
klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan
untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fifik
yaitu tanda (sign) dan gejala (Symptom) atau riwayat penyakit.

C. Biokimia
1) Pengertian
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang
diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa
jaringan tubuh seperti hati dan otot.

2) Penggunaan
Metode ini digunakan untuk suata peringatan bahwa kemungkinan akan
terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang
spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk
menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

D. Biofisik
1) Pengertian
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan
struktur dari jaringan.

2) Penggunaan
Umumnya dapat digunaakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta
senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes
adaptasi gelap.

7
BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
Kesehatan dan gizi anak sangat penting untuk diperhatikan sejak dini mulai
dari dalam kandungan. Kesehatan dan gizi itu sangat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak. Anak yang mendapat gizi yang seimbang dan sehat akan
tumbuh menjadi manusia yang berkualitas. Sejak anak masih dalam kandungan
kesehatan dan gizi perlu diperhatikan, melalui ibunya. Cara mengusahakannya,
antara lain dengan memberikan kebiasaan untuk berdisiplin.
Potensi anak dapat dikembangkan jika anak sehat secara fisik maupun
mentalnya. Perawatan kesehatan pada anak usia dini dapat diawali dari pemberian
makanan yang sehat dan menjaga kebersihan. Pemberian makanan yang sehat
dapat menjaga kesehatan, mendidik anak untuk menanamkan kebiasaan hidup
sehat. Makanan yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan kebutuhan gizi
dan kebutuhan anak. Anak yang alergi terhadap makanan tertentu berikan makanan
pengganti untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Pengembangan potensi anak
secara menyeluruh dapat dilakukan melalui stimulasi yang cukup. Stimulasi dini
perlu dilakukan sejak bayi lahir, bahkan sejak dalam kandungan. Rangsangan
dilakukan setiap hari pada semua sistem indra, gerak kasar dan halus, mengajak
berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan, serta pikiran bayi
dan Balita. Stimulasi sebaiknya dilakukan terus-menerus saat berinteraksi dengan
bayi atau Balita dan dilakukan dalam suasana menyenangkan dan penuh kasih
sayang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005.
Moehji, S. Ilmu Gizi. Jilid I. Bhatara Karya Pustaka, Jakarta, 1982.
Supariasa, I. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta, 2002.

Anda mungkin juga menyukai