Anda di halaman 1dari 9

JANGKA SORONG (VERNIER CALIPER)

A. Pengertian Jangka Sorong


Jangka sorong adalah alat ukur panjang atau linier yang dipergunakan untuk
mengukur bidang luar, bidang dalam dan kedalaman lubang suatu benda kerja dengan
satuan (mm) ataupun inchi. Jangka sorong disebut juga dengan vernier caliper, mistar
ingsut, mistar geser, atau schuifmaat.
B. Bagian-Bagian Jangka Sorong.

C. Macam-macam jangka sorong


a. Dilihat dari satuannya
 Jangka sorong dengan satuan metris (mm)
 Jangka sorong dengan satuan inchi
 Jangka sorong dengan satuan metris (mm) dan inchi
b. Dilihat dari ketelitiannya
 Jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm
 Jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm
 Jangka sorong dengan ketelitian 0,02 mm
 Jangka sorong dengan ketelitian 1/128 inchi
c. Dilihat dari pembacaannya
 Jangka sorong dengan garis skala dan nonius
 Jangka sorong dengan jam ukur
 Jangka sorong dengan pembacaan digital
D. Pembacaan Ukuran
Sebelum membaca ukuran pada jangka sorong harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Skala ukuran yang terdapat pada badan/batang jangka sorong.
Angka-angka yang tercantum pada skala utama terdapat angka 0, 1, 2, .. dan
seterusnya menunjukkan ukuran dalam centimeter.
2. Garis batas skala nonius pada rahang geser.
Pada rahang geser terdapat angka-angka 0, 1, 2, 3,.. dan sterusnya
menunjukkan desimal 0,1; 0,2; 0,3;.. dan seterusnya.
3. Perhatikan garis awal (0) pada skala utama sampai garis awal (0) pada skala
nonius, yang disebut ukuran pada skala utama.
4. Perhatikan garis awal (0) pada skala nonius sampai garis sejajar atau segaris
dengan skala utama yang menunjukkan desimal, yang disebut ukuran pada
skala nonius.
5. Dari skala utama dan ukuran pada skala nonius kita jumlahkan, maka didapat
ukuran total atau ukuran dari benda yang diukur.
E. Jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm
Pada skala utama tercantum angka 1, 2, 3, .. dan seterusnya yang
menunjukkan ukuran 10 mm, 20 mm, .. dan seterusnya. Pada skala noniusnya
terdapat 10 strip, jarak antara satu strip dengan lainnya menunjukkan ukuran desimal
0,1 mm.

Contoh Pembacaan:
0 10 20 mm

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Ukuran pada skala utama : 12 mm


Ukuran pada skala nonius : 0,7 mm
Ukuran Total : 12,7 mm+
F. Jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm
Pada skala utama tercantum angka 1, 2, 3, .. dan seterusnya yang
menunjukkan ukuran 10 mm, 20 mm, .. dan seterusnya. Pada skala noniusnya
terdapat 20 strip, jarak antara satu strip dengan lainnya menunjukkan ukuran desimal
0,05 mm.

Contoh Pembacaan:
0 10
1 20 30 40 50 mm

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Ukuran pada skala utama : 14 mm


Ukuran pada skala nonius : 0,35 mm
Ukuran Total : 14,35 mm+
G. Jangka sorong dengan ketelitian 0,02 mm
Pada skala utama tercantum angka 1, 2, 3, .. dan seterusnya yang
menunjukkan ukuran 10 mm, 20 mm, .. dan seterusnya. Pada skala noniusnya
terdapat 50 strip, jarak antara satu strip dengan lainnya menunjukkan ukuran desimal
0,02 mm.
Contoh Pembacaan:
0 10 20 30 40 50 mm

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ukuran pada skala utama :2 mm
Ukuran pada skala nonius : 0,48 mm
Ukuran Total : 2,48 mm +

MIKROMETER
A. Pengertian Mikrometer
Mikrometer adalah suatu alat ukur presisi dengan ketelitian yang akurat dan
berfungsi untuk mengukur ketebalan, mengukur lubang, mengukur kedalaman, atau
mengukur celah dari suatu benda kerja.
B. Macam-macam Mikrometer
a. Ditinjau dari ketelitiannya
 Mikrometer ketelitian 0,01 mm
 Mikrometer ketelitian 0,002 mm
 Mikrometer ketelitian 0,001 mm
b. Ditinjau dari pembacaan ukuran
 Mikrometer dengan pembacaan ukuran skala langsung
 Mikrometer dengan pembacaan skala ukuran dan nonius
 Mikrometer dengan jam ukur
 Mikrometer denga pembacaan digital
C. Bagian-bagian mikrometer

Keterangan:
1. Frame (Bingkai/rangka) 5. Sleeve (Tabung ukur)
2. Anvil (landasan tetap) 6. Timble (Tabung Putar)
3. Spindle (poros geser) 7. Ratchet (Ratset)
4. Lock (Pengunci)
Fungsi Bagian-bagian mikrometer:
1. Bingkai (Frame),
Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas serta
dibuat agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan
peregangan dan pengerutan yang mengganggu pengukuran. Selain itu, bingkai
dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer panas dari tangan ketika
pengukuran karena jika Anda memegang bingkai agak lama sehingga bingkai
memanas sampai 10 derajat celcius, maka setiap 10 cm baja akan memanjang
sebesar 1/100 mm.
2. Landasan (Anvil)
Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakan dan diantara
anvil dan spindle.

3. Spindle (poros geser)


Spindle ini merupakan silinder yang dapat digerakan menuju landasan.
4. Pengunci (lock)
Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerak ketika
mengukur benda.
5. Sleeve (Tabung ukur)
Tempat skala utama.
6. Thimble (Tabung putar)
Tempat skala nonius berada, dan untuk memajukan dan memundurkan
spindel. . Tabung putar memiliki ulir yang dihubungkan dengan ujung poros
geser. Jika tabung putar diputar satu putaran maka poros geser akan bergerak
satu speed atau satu kisar ulir. Kisar ulir pada tabung putar ada yang
mempunyai ukuran 1 mm dan ada pula yang memiliki kisar ulir 0,5 mm. Satu
keliling tabung putar dibagi menjadi 50 garis skala ukuran, sehingga jarak
antara masing-masing garis skala ukuran menunjukkan bergeraknya tabung
putar atau poros geser sejauh 0,5/50 = 0,01 mm.
7. Ratchet Knob
Untuk memajukan atau memundurkan spindel agar sisi benda yang akan
diukur tepat berada diantara spindle dan anvil.
D. Pembacaan Ukuran
Untuk membaca nilai pada mikrometer sekrup ada 2 bagian yang harus
diperhatikan yaitu skala utama dan skala nonius. Untuk melihat ke-2 bagian
tersebut dapat dilihat dari sleve untuk skala utama dan thimble untuk melihat skala
nonius.
Agar lebih jelas tentang cara membaca mikrometer sekrup, kalian dapat
perhatikan contoh gambar dibawah ini :
Penyelesaian cara membaca dari gambar diatas :
1. Perhatikan letak garis skala di bagian sleve yang dilewati oleh bagian timhble yaitu 5
mm
2. Lihat garis skala bawah yaitu 0,5 mm
3. Perhatikan nilai di skala nonius yang berada dibagian thimble yaitu 30 mm maka
rumusnya dikalikan 0,01 mm maka hasilnya 30 x 0,01 = 0.3 mm
4. Jumlahkan lah hasil dari ketiga nilai diatas yaitu nilai skala atas + nilai skala bawah +
nilai di skala nonius = 5 + 0,5 + 0,3 = 5,8 mm
Maka hasil pengukuran dari contoh gambar diatas adalah 5,8 mm

TACHOMETER
A. Pengertian Tachometer
Tachometer adalah sebuah alat pengujian yang dirancang untuk mengukur kecepatan
rotasi dari sebuah objek, seperti alat pengukur dalam sebuah mobil yang mengukur
putaran per menit (RPM) dari poros engkol mesin. Kata tachometer berasal dari kata
Yunani tachos yang berarti kecepatan dan metron yang berarti untuk mengukur.
Perangkat ini pada masa sebelumnya dibuat dengan dial, jarum yang menunjukkan
pembacaan saat ini dan tanda-tanda yang menunjukkan tingkat yang aman dan
berbahaya. Pada masa kini telah diproduksi tachometer digital yang memberikan
pembacaan numerik tepat dan akurat dibandingkan menggunakan dial dan jarum.

B. Macam Macam Tachometer :


 Touch Tachometer / Tachometer Tempel : Pada jenis ini mengharuskan sensor
pada alat ini menyentuh dengan benda benda yang diukur. Dalam
pengaplikasianya tachometer jenis ini jarang digunakan pada bidang bidang
tertentu dengan alasan teknis atau keselamatan.
 Tachometer Laser / Photo Tachometer : Pada jenis ini memungkinkan untuk
melakukan pengukuran dari jarak jauh. Laser Tachometer bekerja dengan sensor
cahaya yang sangat sensitif terhadap elemen berputar. Unsur berputar akan
memiliki satu tempat reflektif, dan rpm meter ini mengukur tingkat di mana
berkas cahaya dipantulkan kembali.
C. Penggunaan Tachometer :
 Pada Mobil : Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan putaran perangkat
mekanik atau mesin, yang biasanya ditunjukkan dalam satuan RPM. Alat ini
digunakan untuk memantau RPM dalam mobil karena jika mesin dipacu dengan
nilai RPM yang terlalu tinggi maka dapat mengurangi umur pemakaian mesin
secara drastis menjadi lebih pendek.
 Penggunaan dalam Pesawat :Pesawat biasanya ditempatkan satu tachometer pada
tiap tiap mesin. Pada pesawat yang masih menggunakan menggunakan baling-
baling seperti Helicopter, tachometer juga diperlukan pada tiap baling-baling.
Putaran mesin pesawat biasanya memiliki nilai RPM yang lebih tinggi dari pada
nilai RPM pada baling-balingnya. Dengan menggunakan rpm meter secara
terpisah pada tiap tiap bagian yang berbeda, maka pilot pesawat atau awak
pesawat dapat mengetahui apakah ada masalah dengan bagian tertentu pada
pesawatnya.
 Penggunaan dalam Medis: Baru baru ini rpm meter juga dikembangkan dalam
dunia medis / kedokteran. Dengan menempatkan turbin kecil, seperti pada alat
yang disebut haematachometer dalam arteri atau vena, maka seorang dokter dapat
memanfaatkan prinsip kerja pengukur kecepatan ini untuk menyimpulkan laju
aliran darah dengan cara melihat kecepatan putaran turbin. Dari situ seorang
dokter dapat mendiagnosa masalah peredaran darah seperti penyumbatan arteri
dll.

RADIUS METER

A. Pengertian Radius Meter

Radius Gauge merupakan lempengan tipis logam dengan radius cekung dan radius
cembung pada ujungnya. Alat ini dibuat dalam satu set dan terdiri dari beragam
ukuran, tiap tiap gauge memiliki ukuran radius yang berbeda-beda. Umumnya
digunakan untuk membandingkan lengkungan radius cembung atau cekung pada
suatu benda kerja
B. Cara Menggunakan/Mengukur :

 Tempelkan blade radius pada sebuah benda kerja dan perhatikan seberapa baik
lengkungan gauge sesuai dengan radius benda kerja.

 Apabila lengkungan gauge dengan benda kerja belum sempurna, maka tukar
dengan blade radius gauge yang lebih pas.

 Tahan gauge supaya tetap bersentuhan dengan benda kerja hal ini akan dapat
membandingkan akurasi antara benda kerja dengan radius gauge.

 Setelah itu catat hasil pengukurannya.

 Tingkat Ketelitian : Tingkat ketelitian Radius gauge ialah 0,4 mm.

 Cara Membaca Skala dan Hasil: Masukkan radius gauge pada celah yang akan
diukur, bila gauge tersebut masuk secara presisi atau tepat maka itulah hasil
ukuran dari celah tersebut.

C. Jenis Jenis Radius Meter

 Radius Gauge 1 – 7

 Radius Gauge 15,5 – 25

 Radius Gauge 7,5 – 15

TORSI METER

Torsi Meter digunakan sebagai peralatan kontrol kualitas untuk men-tes atau meng-kalibrasi alat-
alat kontrol torsi. Termasuk kunci pas elektronik, kunci pas klik, kunci pas dial, obeng listrik,
obeng angin, obeng DC, nutrunner, dan obeng torsi. Alat ukur torsi tester canggih saat ini
termasuk kemampuan mengukur searah putaran jarum jam dan berlawanan arah, mengkonversi
ke 8 macam satuan ukur (In Oz, In Lb, Ft Lb atau Foot-pound force, Nm atau Newton metre,
cNm, Kg Cm, g Cm, Kg fm), 3 mode pengoperasian (Peak, Peak pertama, Track), dan termasuk
di dalamnya sertifikat National Institute of Standards and Technology (NIST)

Komponen:

 Transducer

Transducer torsi, juga dikenal sebagai sel beban, adalah alat elektronik yang digunakan untuk
mengubah gaya menjadi sinyal listrik. Proses perubahan ini tidak langsung dan terjadi dalam
dua tahapan. Melalui pengaturan mekanis, gaya yang dikenali mengubah bentuk saring
pengukur. Saring pengukur meng-konversi perubahan menjadi sinyal listrik. Sel beban
biasanya terdiri dari empat saring pengukur dalam sebuah konfigurasi jembatan Wheatstone.
Sel beban dari satu atau dua saring pengukur juga tersedia. Output sinyal listrik biasanya
dalam urutan beberapa milli volt dan membutuhkan penguatan oleh instrument amplifier
sebelum alat ini dapat digunakan. Output dari transducer dicolokkan ke sebuah algoritma
untuk mengalkulasi gaya yang diberikan kepada transducer. Ada beberapa macam tipe yang
tersedia untuk transducer torsi. Rotari, stationary (reaksi), dan inline digunakan untuk
kalibrasi dan tujuan audit yang berbeda.

 Tampilan Layar Digital

Komponen kunci dari sebuah alat ukur torsi modern adalah tampilan display digital. Tampilan
display digital digunakan untuk mengukur sinyal output dari transducer dan mengalkulasi
hasil pembacaan menjadi nilai torsi yang tampil pada layar. Dalam kebanyakan kasus
tampilan display dan transducer menjadi satu dalam satu wadah. Hal ini dikenal sebagai “Alat
Ukur Torsi Desktop”. Rotari eksternal dan transducer stationary dapat digunakan dengan
tampilan display portabel (analizer torsi genggam).

 Simulator Sambungan

Simulator sambungan, digunakan selama proses kalibrasi untuk membantu perkakas listrik
tes (obeng listrik, obeng angin, obeng DC, dll). Simulator sambungan ditempatkan dibagian
atas transducer. Adapter bit dimasukkan kedalam perkakas listrik dan dipasangkan pada
bagian atas simulator sambungan. Dengan menggunakan pegas dari jenis kekakuan dan
tumpukan Belleville yang berbeda, simulator sambungan dapat me-replika sambungan yang
lembut, menengah atau kasar. Hal ini penting disaat mencoba untuk mengulangi bagaimana
sebuah alat dapat digunakan dalam proses sebenarnya.

Galih Fajar Putra Nusantara / 9


D3 Teknik Listrik – 1C
1931120048

Anda mungkin juga menyukai