Woro 1 ASMA
Woro 1 ASMA
(J45)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/5
RSUD TIDAR KOTA
MAGELANG
Disusun Oleh Diperiksa Oleh :
KSM Anak Direktur Medik dan Keperawatan
PANDUAN Ditetapkan:
Tanggal Terbit DIREKTUR RSUD
PRAKTIK TIDAR KOTA MAGELANG
KLINIS 1 Januari 2019
Serangan asma
Asma serangan ringan
Asma serangan berat dengan ancaman
sedang
henti napas
- Bicara dalam kalimat - Bicara dalam kata - Mengantuk
- Lebih senang duduk - Duduk bertopang lengan - Letargi
daripada berbaring - Gelisah - Suara napas tak
- Tidak gelisah - Frekuensi napas terdengar
- Frekuensi napas meningkat meningkat
- Frekuensi nadimeningkat - Frekuensi nadimeningkat
- Retraksi minimal - Retraksi jelas
- SpO2 (udara kamar): 90 – - SpO2 (udara kamar) <
95% 90%
- PEF > 50% prediksi atau - PEF < 50% prediksi atau
terbaik terbaik
1. Oksigen diberikan dengan kanul nasal atau masker untuk mencapai SpO2 94-98%
(A)1, 6
2. Inhalasi B2 agonist kerja pendek (salbutamol)
- Pemberian bisa dilakukan via nebulizer atau via metered dose inhaler (MDI)
dengan atau tanpa spacer (untuk anak < 5 tahun: 2-6 semprot; untuk anak > 5
tahun: 4-12 semprot)
- Pemberian B2 agonist kerja pendek dapat diulang hingga 2 kali dalam 1 jam,
dan pertimbangkan penambahan ipratropium bromida pada pemberian ketiga
(D)2.
3. Kortikosteroid sistemik
- Pemberian kortikosteroid per oral sama efektifnya dengan pemberian intravena
- Prednisolon atau metilprednisolon 1-2 mg /kgBB/hari (maksimum 40 mg/hari)
(A)7
- Selanjutnya diberikan selama 3-5 hari
4. Nilai respon pemberian terapi awal di atas:
- Bila dengan terapi awal menunjukkan respon yang baik (sesak napas dan
wheezing tidak ada lagi; SpO2 > 94% di udara kamar, FEV1 atau PEF 60-80%
nilai prediksi terbaik), pasien diobservasi selama satu jam sebelum
dipulangkan.
- Bila dengan pemberian terapi awal pasien belum menunjukkan perbaikan,
pasien dirawat inap
1. Oksigen diberikan dengan kanul nasal atau masker untuk mencapai SpO2 94-98%
(A)1, 6
2. Nebulisasi yang diberikan pertama kali adalah agonis β2 dengan penambahan
ipratropium bromida.
3. Pasang jalur intravena
Kortikosteroid sistemik: prednisolon atau metilprednisolon 1-2 mg /kgBB/hari
intravena (maksimum 40 mg/hari) (A)7
6. Apabila pasien dengan asma persisten, berikan terapi pengontrol (lihat PPK tata
laksana asma jangka panjang)