Pendahuluan
Rata-rata angka pemberian ASI eksklusif di dunia beru berkisar 38%. Jika
dibandingkan dengan target WHO yang mencapai 50%, maka angka tersebut
masih jauh dari target. Indonesia menduduki peringkat ke tiga terbawah dari 51
negara di dunia yang mengikuti penilaian status kebijakan dan program
pemberian makan bayi dan anak (Infant-Young Child Feeding) (IBFAN, 2013).
Meksipun 96% perempuan Indonesia menyusui amak mereka namun hanya 42%
dari bayi yang berusia di bawah 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif. Pada
saat anak-anak mendekati ulang tahunnya yang kedua, hanya 55% yang masih
diberi ASI. Hal ini menunjukkan pemberian ASI sebagai makanan pertama bayi
masih kurang, padahal anak gizi kurang hingga buruk dan tumbuh pendek
(stunting) dapat dicegah sedini mungkin dengan pemberian ASI eksklusif dan
MPASI yang benar (AIMI, 2019).
1
bulan yang sebelumnya didahului dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) segera
setelah lahir. Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain akan melindungi
bayi dari penyakit diare dan menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit
infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi. 3 Pemberian ASI eksklusif dapat
mencegah lebih dari 823.000 (13%) kematian anak, 50 – 6-% kematian anak di
bawah 5 tahun disebabkan oleh malnutrisi dan 20.000 kematian ibu setiap tahun.
Tetapi, tidak menyusui dikaitkan dengan tingkat kecerdasan yang lebih rendah
dan mengakibatkan kerugian ekonomi sekitar $ 302 miliar per tahunnya. Aksi
yang dilakukan bersama sangat diperlukan agar mencapai sasaran dari World
Health Assembly (WHA), yaitu minimal pemberian 50% ASI Eksklusif selama
usia 6 bulan saat mencapai tahun 2025.4
2
ASI pada bayi umur 0-6 bulan menurut Riskesdas tahun 2018, data
nasional berada pada 37,3% ASI eksklusif, 9,3% ASI parsial dan 3,3 %
ASI predominan. Provinsi Jawa Barat sendiri masih berada di bawah nilai
rata-rata nasional.4
Berdasarkan pusdatin Kemenkes RI tahun 2016 presentasi bayi baru lahir
mendapat inisiasi menyusu dini (IMD) kurang dari 1 jam sebesar 51,32% , dan
lebih dari 1 jam sebesar 6,65 % dari target 100 %. Dimana angka cakupan inisiasi
menyusu dini (IMD) kurang dari 1 jam tertinggi pada Provinsi Sumatra Selatan
yaitu sebesar 62,26 % dan inisiasi menyusu dini (IMD) lebih dari 1 jam tertinggi
pada Provinsi DI Yogyakarya yaitu sebesar 20,20 % dan 3,30%. Sedangkan
presentasi bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif yaitu sebesat 35,27% dari
target 90 %. Dimana cakupan ASI eksklusif tertinggi pada Provinsi DI
Yogyakarta yaitu sebesar 61,45%.8
3
pertimbangan bagi instansi terkait yaitu Puskesmas Rengasdengklok dalam upaya
meningkatkan pencapaian ASI Eksklusif selanjutnya, sebagaimana yang telah
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten dan Provinsi, serta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
1.3. Tujuan
4
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.3 Diketahuinya cakupan bayi yang mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
di UPTD Puskesmas DTP Rengasdengklok, Kabupaten Karawang pada
bulan Januari 2019 – Oktober 2019.
1.4.Manfaat
1.4.1 Bagi evaluator
1.4.1.1 Mengaplikasikan teori yang sudah didapatkan.
1.4.1.2 Meningkatkan pengetahuan mengevaluasi suatu program.
1.4.1.3 Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan sistematis
dalam mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat.
1.4.2 Bagi perguruan tinggi
5
1.4.3.1 Mengetahui dan menganalisis masalah-masalah yang timbul
dalam pelaksanaan program ASI eksklusif disertai pemecahan
masalah.
1.5. Sasaran
6
Bab II
Materi dan Metode
2.1. Materi
2.2 Metode
7
Bab III
Kerangka Teoritis
8
2. Proses (process), adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di
dalam sistem dan berfungsi untuk mengubah masukan menjadi
keluaran yang direncanakan. Terdiri dari unsur perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan
pemantauan (controlling).
5. Umpan balik (feed back), adalah kumpulan bagian atau elemen yang
merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari
sistem tersebut, berupa pencatatan dan pelaporan yang lengkap,
monitoring dan rapat bulanan.
Tolok ukur merupakan nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan
dan digunakan sebagai target yang harus dicapai pada tiap-tiap variabel sistem
yang meliputi masukan, proses, keluaran, lingkungan dan umpan balik pada
program ASI Eksklusif seperti yang tertera pada lampiran. Tolok ukur digunakan
sebagai pembanding atau cakupan minimal yang harus dicapai dalam program
ASI eksklusif.
9
Bab IV
Penyajian Data
Sumber data dalam evaluasi ini berupa data sekunder yang berasal dari :
10
Kalangsari (tiga desa ). Puskesmas Rengasdengklok memiliki luas wilayah kerja
1.575 ha, terdiri dari tanah darat dengan luas 315 ha, dan tanah sawah dengan luas
1.260 ha. Lokasi gedung Puskesmas Rengasdengklok terletak di Jalan Tugu
Proklamasi RT 022/ RW 012, Rengasdengklok, Karawang.
1. Desa Dewisari jarak dari puskesmas 3 km, dapat dicapai semua jenis
kendaraan.
2. Desa Kertasari jarak dari puskesmas 2 km, dapat dicapai semua jenis
kendaran.
6. Desa Dukuh karya jarak dari puskesmas 4 km, dapat oleh semua
kendaraan.
11
4.2.2. Data Demografis
Tabel 1. Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas DTP Rengasdengklok Kabupaten
Karawang tahun 2018.
Jumlah Penduduk
DESA TOTAL
L P
Dukuh Karya 2.590 2.563 5.153
Aman Sari 5.436 5.400 10.836
Rengasdengklok Selatan 12.512 11.899 24.411
Rengasdengklok Utara 10.824 11.250 22.074
Kertasari 5.929 5.641 11.570
Dewi Sari 5.321 4.323 9.644
Puskesmas 42.612 41.076 83.688
12
Tabel 3. Sasaran Ibu Hamil dan Ibu Nifas di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas DTP
Rengasdengklok Kabupaten Karawang tahun 2018.
Tabel 4. Sasaran Bayi dan Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas DTP Rengasdengklok
Kabupaten Karawang tahun 2018.
2. Sosial Ekonomi
Jumlah KK miskin tahun 2018 berdasarkan data dari Kecamatan
Rengasdengklok menurut kepesertaan Jamkesmas yaitu : 38.884 jiwa yang
tersebar di Enam Desa. Perbandingan tingkat sosial ekonomi penduduk
Puskesmas Rengasdengklok Kecamatan Rengasdengklok sebagian besar
13
bermata pencaharian sebagai perdagangan (72,43 %) selebihnya bergerak
dibidang pertanian 13,27 %, pegawai negeri 5,09 %, TNI / Polisi 0,04 %,
lain-lain 9,17 %.
3. Tingkat Pendidikan
Data persentase tingkat pendidikan menunjukkan bahwa pendidikan SMP
46,79 % merupakan pendidikan dengan persentase tertinggi dibandingkan
dengan tamatan pendidikan lainnya, sedangkan pendidikan dengan
persentase terkecil adalah penduduk dengna tamatan Akademi / Perguruan
Tinggi 0,85 %.
4. Agama
Agama yang dianut sebagian besar penduduk kecamatan Rengasdengklok
adalah islam 96,30 % dan sebagian kecil lainnya adalah agama Hindu
0,01 %.
Tabel 6. Jumlah Posyandu di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas DTP Rengasdengklok Kabupaten
Karawang tahun 2018.
14
4.3 Data Khusus
4.3.1 Masukan
a. Tenaga
b. Dana
- APBD : Ada.
- BOK : Ada.
c. Sarana
Infocus : Ada
Layar proyektor : Ada
Leaflet : Ada
Lembar balik : Tidak ada
Posyandu : Ada
Poster : Ada
Buku KIA/KMS : Ada
Ruang Pojok Asi : Tidak ada
Buku pedoman tenaga pelaksana gizi : Ada
15
4.3.2 Metode
a. Penyuluhan
c. Pojok ASI
16
Puskesmas harus menyediakan satu ruangan pojok ASI Eksklusif yang
digunakan untuk tujuan mempromosikan program ASI Eksklusif
dengan diawasi oleh seorang konselor ASI yang telah dilatih dan
memiliki kemampuan untuk memberikan konsultasi kepada ibu-ibu
dalam proses menyusu dan memerah ASI. Ruang pojok ASI haruslah
diselenggarakan pada bangunan yang permanen, dapat merupakan
ruang tersendiri atau merupakan bagian dari tempat pelayanan
kesehatan yang ada di tempat kerja dan tempat sarana umum.
d. Pelatihan Kader
Pelatihan kader ASI dilakukan oleh tenaga kesehatan mengenai
ASI Eksklusif yang dilakukan minimal satu kali per tahun. Pelatihan
boleh dilakukan oleh dokter, bidan, konselor ASI Eksklusif atau
bagian promosi kesehatan.
4.3.3. Proses
4.3.3.1.Perencanaan (Planning)
a. Penyuluhan
Penyuluhan perorangan dilakukan saat melakukan kunjungan rumah
dan pemeriksaan kehamilan di pelayanan kesehatan. Sedangkan
penyuluhan kelompok dilakukan saat kelas ibu hamil. Penyuluhan
pada posyandu yang dilaksanakan sebanyak satu bulan sekali yang
dibantu oleh kader.
17
Dilakukan Inisiasi Menyusu Dini terhadap bayi baru lahir kepada
ibunya minimal selama 1 (satu) jam oleh bidan desa atau bidan
PONED dengan memberikan pengarahan pada ibu yang baru saja
melahirkan untuk meletakkan bayi secara tengkurap di dada atau perut
ibu sehingga kulit bayi melekat/ kontak pada kulit ibu.
18
pembagian tugas yang teratur dalam melaksanakan tugasnya. Pengorganisasian
dalam program ASI eksklusif dibagi berdasarkan jabatan:
a. Kepala Puskesmas
c. Konselor ASI
19
• Mampu melatih kader-kader posyandu yang dipilih sebagai
kader ASI pada satu wilayah.
4.3.3.3.Pelaksanaan (Actuating)
a. Penyuluhan
Sudah dilakukan Inisiasi Menyusu Dini terhadap bayi baru lahir kepada
ibunya minimal selama 1 (satu) jam oleh bidan desa atau bidan PONED.
c. Pojok ASI
20
Tidak tersedia ruangan khusus untuk pojok ASI
d. Pelatihan Kader
Sudah dilakukan pencatatan informasi ASI di KMS setiap bulan pada saat
bayi berkunjung ke posyandu oleh bidan desa kemudian direkapitulasi
pada register bayi pada kunjungan bulan Februari dan Agustus. Sudah
dibuat laporan dalam bentuk laporan bulanan. Sudah dilakukan
perencanaan pelaporan 2 kali per tahun yaitu Februari dan Agustus pada
laporan tahunan Puskesmas kepada Dinas Kesehatan.
21
1. Bayi umur 0–6 bulan adalah seluruh bayi umur 0 hari sampai 5 bulan
29 hari.
2. Bayi mendapat ASI Eksklusif adalah bayi 0–6 bulan yang diberi ASI
saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral.
3. Bayi umur 0–6 bulan yang ada di suatu wilayah adalah jumlah seluruh
bayi umur 0 hari sampai 5 bulan 29 hari yang tercatat pada register
pencatatan pemberian ASI pada bayi umur 0-6 bulan di suatu wilayah.
4. Persentase bayi umur 0–6 bulan mendapat ASI Eksklusif adalah
jumlah bayi 0–6 bulan yang diberi ASI saja tanpa makanan atau cairan
lain kecuali obat, vitamin dan mineral dibagi jumlah seluruh bayi
umur 0 – 6 bulan yang datang dan tercatat dalam register
pencatatan/KMS di wilayah tertentu dikali 100%.
5. Jumlah Bayi Usia 6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif yang
Tercatat Dalam Register Pencatatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Rengasdengklok Periode Januari 2019 sampai dengan
Agustus 2019 (tabel 4.1):
Tabel 7. Jumlah bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas
DTP Rengasdengklok bulan Februari 2019 dan Agustus 2019
Desa Februari 2019 Agustus 2019
Dukuh karya 24 31
Aman sari 57 49
Rengasdengklok 135 102
selatan
Rengasdengklok utara 118 78
Kertasari 88 95
Dewi sari 43 22
Total 465 377
Tabel 8. Jumlah bayi usia 0-6 bulan yang gagal ASI eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas
DTP Rengasdengklok bulan Februari 2019 dan Agustus 2019.
22
Desa Februari 2018 Agustus 2018
Dukuh karya 24 12
Aman sari 45 43
Rengasdengklok 52 53
selatan
Rengasdengklok 48 48
utara
Kertasari 43 51
Dewi sari 30 29
Total 238 236
842
¿ ( 1320 ) x 100 =63,78
Target: 70 % per tahun (Berdasarkan PKP Puskesmas Rengasdengklok)
Cakupan belum mencapai target sebesar 63,78 %.
70 −63,78
Besarnya masalah : ( 70 )
×100 =8,8
23
Table 10. Data posyandu UPTD Puskesmas DTP Rengasdengklok tahun 2019
Dukuhkarya 5 20
Amansari 8 25
Renasdengklok Selatan 16 45
Rengasdengklok Utara 12 40
Kertasari 8 25
Dewisari 8 20
Jumlah 57 175
Sumber: Profil desa se Kec. Rengasdengklok tahun 2019
Tabel 11. Catatan Penyuluhan Kelompok mengenai ASI eksklusif di Kelas Ibu Hamil
24
Target: 100% per tahun (Berdasarkan PKP Puskesmas Rengasdengklok).
Tabel 12. Catatan Jumlah Bayi Lahir Hidup dan Jumlah yang Mendapatkan Inisiasi
Menyusui Dini Bulan Januari 2019 - Oktober 2019
Target: 50% per tahun atau 41,6% per 10 bulan (berdasarkan PKP Puskesmas
Rengasdengklok).
25
Cakupan sebesar 69,54 % sudah mencapai target.
4.3.5 Lingkungan
4.3.5.1 Lingkungan Fisik
Lokasi Puskesmas : di tiap desa sudah terdapat masing-masing
bidan desa, sehingga mudah dijangkau oleh warga desa.
Transportasi : tersedia
4.3.5.2.Lingkungan non-fisik
Sosial ekonomi
Sosial budaya
26
Pencatatan dan pelaporan bulanan lengkap, sesuai dengan waktu
yang ditentukan akan dapat digunakan sebagai masukan dalam evaluasi
Program Gizi.
4.3.7 Dampak
- Dampak Langsung
Memenuhi kebutuhan asupan gizi bayi 0-6 bulan: Belum dapat dinilai.
- Dampak Tidak Langsung
Mengurangi angka kesakitan dan kematian anak: Belum dapat dinilai.
27
Bab V
Pembahasan Masalah
Cakupan ASI
1. 70 % 63,78% 8,8%
eksklusif
Cakupan Penyuluhan
2. 100 % 43,85 % 56,15%
ASI eksklusif
3. Cakupan Pojok ASI - - -
Cakupan Pelatihan
4. - -
Kader
28
Ruang Pojok ASI Tidak ada (+)
4. Metode Melaksanakan 10 Belum melaksanakan 10 (+)
(Method) Langkah Menuju Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui Keberhasilan Menyusui
29
Pencatatan dilakukan setiap Sudah direncanakan (+)
bulan dan direkapitulasi SP2TP dan
pada bulan Februari dan perencanaan
Agustus dan dibuat laporan pelaporan 2 kali per
bulanan yang akan tahun kepada Dinas
dilaporkan ke dinas Kesehatan yaitu
kesehatan setiap tahun pada bulan Februari
dan Agustus setiap
tahunnya namun
belum sesuai
dengan waktu yang
telah ditentukan
2 Pengorganisasian Dibentuk struktur Struktur organisasi sudah (-)
organisasi, kepala dibentuk dan jelas, dalam
puskesmas sebagai pelaksanaannya sudah
penanggungjawab program, berjalan sesuai dengan
melimpahkan kekuasaan struktural organisasi.
kepada koordinator program
(programmer), kemudian
melakukan koordinasi
dengan pelaksana program
3 Pelaksanaan Diterapkan pelaksanaan 10 Belum diterapkan (+)
LMKM sepenuhnya 10
LMKM
Dilakukan IMD segera Sudah dilakukan (-)
setelah bayi lahir IMD segera setelah
bayi lahir
Mengoperasionalkan pojok Belum tersedianya tempat (+)
ASI pada hari kerja dengan
dua orang konselor ASI
Dilakukan pelatihan kader Telah dilakukan pelatihan (-)
minimal setahun sekali kader pada tahun 2018 oleh
konselor ASI
Dilakukan penyuluhan Penyuluhan perorangan belum (+)
perorangan di setiap dilaksanakan dengan baik,
kunjungan rumah dan sedangkan penyuluhan
pemeriksaan kehamilan di kelompok tidak rutin
fasilitas pelayanan dilaksanakan setiap bulan
kesehatan, sedangkan
penyuluhan kelompok
dilaksanakan saat kelas ibu
hamil setiap satu bulan
sekali
Dibuat Pencatatan dan Tidak semua kegiatan (-)
Pelaporan dilakukan pencatatan secara
baik dan benar
4 Pengawasan Dilakukan pertemuan/rapat Sudah dilakukan pengawasan (-)
bulanan dan juga tahunan program dalam bentuk
yang dipimpin oleh kepala lokakarya mini bulanan
puskesmas untuk
mengetahui apakah program
berjalan sesuai dengan
rencana
30
1. Fisik Lokasi Mudah dijangkau oleh masyarakat ke bidan desa dan (-)
terdapat pustu di wilayah kerja Puskesmas
Rengasdengklok
Transportasi Tersedia sarana transportasi sehingga memudahkan (-)
masyarakat dalam memperoleh informasi mengenai
ASI Eksklusif
Fasilitas Tersedia fasilitas kesehatan (-)
kesehatan
2. Non- Sosial Masih banyak yang memberikan MP ASI (+)
Fisik Budaya sebelum waktunya pada bayi, mengganti
ASI dengan susu formula. Serta kurangnya
dukungan keluarga terhadap ibu untuk
memberikan ASI eksklusif.
Sosial Sebagian besar penduduk bermata pencaharian (+)
Ekonomi sebagai buruh tani dan termasuk penduduk miskin.
Hal tersebut akan mempengaruhi waktu seorang ibu
yang telah melahirkan untuk melanjutkan proses
pemberian ASI secara Eksklusif kepada anaknya
Pendidikan Tingkat pengetahuan manfaat pemberian ASI yang (+)
masih belum maksimal.
31
Bab VI
Perumusan Masalah
5.1.1 Cakupan ASI eksklusif bulan Januari 2019 – Oktober 2019 sebesar
63,78% dari tolok ukur 70% dengan besar masalah 8,8%.
5.1.2 Cakupan penyuluhan mengenai ASI eksklusif bulan Januari 2019 -
Oktober 2019 sebesar 43,85 % dari tolok ukur 100 % dengan besar
masalah 56,15 %.
6.2. Masalah-masalah (Dari Unsur Lain) Penyebab
6.2.1. Masukan
1. Belum berjalan secara maksimalnya konselor ASI.
2. Belum dilakukan penyuluhan perorangan pada saat kunjungan rumah
dan pemeriksaan kehamilan di fasilitas pelayanan kesehatan,
sedangkan penyuluhan kelompok sudah dilakukan pada saat kelas ibu
hamil namun tidak semua ibu hamil/ibu menyusui hadir.
3. Belum melaksanakan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui.
4. Tidak tersedianya leaflet di puskesmas.
6.2.2. Proses
1. Belum terlaksana semua 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
yaitu:
1. Belum terdapat pelatihan sepenuhnya kepada staf pelayanan kesehatan
dalam menerapkan 10 LMKM. Pelatihan dilakukan secara periodik dan
diselenggarakan di fasilitas kesehatan atau tempat pelatihan lain yang
memadai.
2. Belum dilakukan penjelasan kepada keluarga bayi supaya tidak
memberikan dot atau kempeng kepada bayi. Tidak terdapat kebijakan
32
tertulis tentang larangan promosi dot atau kempeng baik di fasilitas
pelayanan kesehatan dan di masyarakat
3. Belum dibentuk kelompok pendukung ASI sehingga ibu belum dirujuk
kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Sarana Pelayanan kesehatan.
1. Belum adanya penjadwalan tetap pelatihan kader ASI yang dapat
membina ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan untuk memberikan
ASI eksklusif. Belum adanya kelompok pendukung ASI.
2. Tidak semua kegiatan dilakukan pencatatan dan pelaporan secara baik
dan benar
3. Direncanakan SP2TP dan perencanaan pelaporan 2 kali per tahun
kepada Dinas Kesehatan yaitu pada bulan Februari dan Agustus setiap
tahunnya namun pengumpulan data belum sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
6.2.3. Lingkungan
1. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai buruh tani dan
termasuk penduduk miskin. Hal tersebut akan mempengaruhi waktu
seorang ibu yang telah melahirkan untuk melanjutkan proses
pemberian ASI secara Eksklusif kepada anaknya.
2. Beberapa ibu tidak melanjutkan pemberian ASI karena merasa air
susunya kurang, tidak keluar, merasa anaknya tidak mau diberikan
ASI ataupun beberapa ibu merasa payudaranya sakit sehingga
menghentikan pemberian ASI kepada anaknya, sehingga masih
banyak ibu yang memberikan MP-ASI sebelum waktunya pada bayi
atau mengganti ASI dengan susu formula.
3. Mayoritas penduduk mempunyai tingkat pengetahuan tentang ASI
yang masih rendah, sehingga menyebabkan kurang tahu akan manfaat
pemberian, cara pemberian ASI dan cara penyimpanannya yang baik.
4. Tingkat sosial budaya yang rendah dan kebiasaan mengenai kesadaran
dan perilaku gizi masyarakat yang belum baik. Serta kurangnya
dukungan keluarga terhadap ibu untuk memberikan ASI eksklusif.
33
5. Tokoh masyarakat dan para orang tua ibu menyusui belum berperan
dalam mendukung program ASI eksklusif untuk bayi usia 0-6 bulan
Bab VII
Prioritas Masalah
34
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
Cakupan ASI eksklusif bulan Januari 2019 - Oktober 2019 sebesar 63,78 % dari
tolok ukur 70% dengan besar masalah 8,8%.
Masih terdapat banyak mitos mengenai ASI, seperti bayi lapar seandainya
hanya diberikan ASI, susu kuning (kolostrum) harus dibuang dan
sebagainya. Belum terlaksana semua 10 Langkah Menuju Keberhasilan
Menyusui yaitu:
1. Belum terdapat pelatihan sepenuhnya kepada staf pelayanan kesehatan
dalam menerapkan 10 LMKM. Pelatihan dilakukan secara periodik dan
diselenggarakan di fasilitas kesehatan atau tempat pelatihan lain yang
memadai.
2. Belum dilakukan penjelasan kepada keluarga bayi supaya tidak
memberikan dot atau kempeng kepada bayi. Tidak terdapat kebijakan
tertulis tentang larangan promosi dot atau kempeng baik di fasilitas
pelayanan kesehatan dan di masyarakat
3. Belum dibentuk kelompok pendukung ASI sehingga ibu belum dirujuk
kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Sarana Pelayanan kesehatan.
4. Belum tersedia ruangan pojok ASI yang beroperasi dan berjalan dengan
baik.
5. Belum tahunya masyarakat mengenai pemberian ASI perah kepada bayi
terutama pada ibu menyusui yang bekerja sehingga tidak bisa memberikan
ASI secara langsung.
6. Belum terlibatnya kader dan tokoh masyarakat secara aktif untuk
mendorong pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan kepada bayi.
35
7. Belum ada penjadwalan pelatihan kader ASI secara tetap dan belum
berjalan secara maksimal konselor ASI yang bertugas membimbing kader-
kader.
8. Ibu kembali bekerja sebagai buruh tani, sehingga banyak pemberian MP-
ASI sebelum waktunya, atau mengganti ASI dengan susu formula.
Penyelesaian Masalah:
1. Melakukan penyuluhan ASI eksklusif secara rutin dan menyeluruh di setiap
desa di wilayah kecamatan Batujaya.
2. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral terutama tokoh masyarakat sekitar
untuk mendorong ibu agar memberikan ASI eksklusif
3. Melaksanakan pelatihan kader ASI yang berkesinambungan sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat yang di pimpin oleh konselor ASI.
Membentuk kelompok pendukung ASI yang di ambil dari warga desa.
4. Memberikan pelatihan kepada ibu-ibu yang datang ke posyandu yang
sedang hamil dan sedang menyusui anaknya mengenai cara menyusui
yang baik dan benar sambil dilakukan dilakukan pemantauan dan
penyuluhan juga dilakukan tanya jawab setelah diberikan penyuluhan dari
bidan, kader dan pesertanya.
5. Melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada ibu menyusui untuk
melakukan pemerasan ASI bagi ibu yang bekerja. Selain itu juga diberikan
penyuluhan mengenai cara menyimpan dan mengetahui pemberian ASI
perah kepada bayi 0-6 bulan.
6. Memberikan penyuluhan dan penyebaran informasi terutama kepada kader
dan tokoh masyarakat mengenai manfaat dan peran ASI eksklusif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan bayi dibandingkan jika diberikan MP-
ASI sebelum waktunya.
7. Penyebaran leaflet tentang ASI eksklusif di berbagai tempat yang mudah
ditemui oleh pasien seperti ruang administrasi, ruang tunggu, BPU,
ataupun di ruang PONED. Hal ini dapat menarik perhatian pengunjung
puskesmas untuk membaca.
36
8. Pelaporan data harus senantiasa selalu tindak lanjuti agar data yang masuk
dapat sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan guna untuk evaluasi.
Penyebab Masalah:
1. Kurangnya kegiatan penyuluhan secara berkelompok atau perorangan
terhadap ibu bekerja yang mempunyai bayi 0-6 bulan tentang langkah-
langkah memberikan ASI.
2. Masih belum adanya pelatihan kader ASI yang dilakukan oleh
konselor ASI.
3. Masih kurangnya peran serta kader dalam suatu wilayah dalam
mempromosikan pemberian ASI.
Penyelesaian Masalah:
1. Menambahkan jadwal kegiatan penyuluhan mengenai promosi dan
advokasi tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu terutama saat
diadakan posyandu
2. Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dan para kader dalam
melakukan konseling ASI.
3. Membina puskesmas untuk memberdayakan konselor atau motivator ASI
yang telah dilatih untuk memberi pengertian terhadap masyarakat
pentingnya ASI pertama yang mengandung kolostrum.
Bab IX
Penutup
37
9.1 Kesimpulan
9.2 Saran
Daftar Pustaka
38
1. AIMI (2019). “SIaran Pers ASI Sedunia” (online) (https://aimi-
asi.org/layanan/lihat/siaran-pers-pekan-menyusui-sedunia-2019 diakses 11
November 2019).
http://gizi.depkes.go.id/acarapuncakpekanasiseduniatahun 2014.
3. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Direktorat Gizi Masyarakat. Managemen laktasi buku panduan bagi bidan
dan petugas kesehatan di puskesmas. Jakarta; 2002.
5. Kementerian Kesehatan RI Dirjen Bina Gizi dan kesehatan ibu dan Anak.
Materi penyuluhan pemberian air susu ibu dan makanan pendamping asi.
Direktorat Bina Gizi; 2014.
6. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, Situasi dan analisis
ASI eksklusif; Jakarta, Kementerian Kesehatan RI, 2014.
39
Lampiran
Lampiran I
Sumber: www.karawanginfo.com
40
Tabel 1. Distribusi Penduduk di Tiap Desa di UPTD Pukesmas DTP Rengasdengklok Tahun 2018.
Jumlah Penduduk
DESA TOTAL
L P
2.590
Dukuh Karya 2.563 5.153
Tabel 3. Jumlah ibu bersalin, ibu hamil pada kecamatan rengasdengklok tahun 2018
41
Dukuh Karya 101 96
Aman Sari 211 201
Rengasdengklok Selatan 485 464
Rengasdengklok Utara 420 401
Kertasari 230 220
Dewi Sari 170 162
Puskesmas 1.617 1.544
Tabel 4. Sasaran Bayi dan Balita tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Rengasdengklok tahun 2018.
42
Sumber: Profil desa se Kec. Rengasdengklok tahun 2018.
72.43
46.79
30.04
19.3
0.85
SD SMP SMA Sarja
43
96.3
Tabel 7. Jumlah bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas
DTP Rengasdengklok bulan Februari 2019 - Oktober 2019
Tabel 8. Jumlah bayi usia 0-6 bulan yang gagal ASI eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas
DTP Rengasdengklok bulan Februari 2018 - Agustus 2018.
Tabel 7. Jumlah bayi 0-6 bulan yang datang dan tercatat dalam register pencatatan/KMS di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Rengasdengklok bulan februari 2019 dan Agustus 2019.
Desa Jumlah bayi usia 0-6 bulan yang Jumlah bayi usia 0-6 bulan yang
dating dan tercatat KMS bulan dating dan tercatat KMS bulan
februari 2019 Agustusi 2019
Dukuh karya 52 53
Aman sari 71 97
Rengasdengklok 305 296
selatan
44
Rengasdengklok utara 164 140
Kertasari 184 185
Dewi sari 119 66
Total 895 837
Dukuhkarya 5 20
Amansari 8 25
Renasdengklok Selatan 16 45
Rengasdengklok Utara 12 40
Kertasari 8 25
Dewisari 8 20
Jumlah 57 175
Tabel 10. Catatan Penyuluhan Kelompok mengenai ASI eksklusif di Kelas Ibu Hamil bulan
Januari 2019 – Oktober 2019
45
Jumlah 25 480
Sumber: Data laporan Kelas Ibu Hamil dan Balita UPTD Puskesmas Rengasdengklok tahun 2019.
Tabel 11. Catatan Jumlah Bayi Lahir Hidup dan Jumlah yang Mendapatkan Inisiasi
Menyusui Dini Bulan Januari 2019 - Oktober 2019
Lampiran II
46
1. Tenaga (Men) Tersedianya Tenaga Petugas Gizi Keluarga sebagai koordinator dan
pelaksana Program Gizi Keluarga.
2. Dana (Money) Tersedianya dana yang berasal dari BOK dan APBD.
3. Sarana Infocus
(Material)
Layar proyeksi
Leaflet
Lembar balik
Posyandu
Poster
Buku KIA/KMS
Buku pedoman tenaga pelaksana gizi
47
4 Pengawasan Pertemuan/rapat bulanan dan juga tahunan dipimpin oleh kepala
puskesmas untuk mengetahui apakah program berjalan sesuai
dengan rencana
4 Pendidikan Baik
5 Sosial ekonomi Baik
6 Sosial Budaya Baik
48