PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki
kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.
Belajar juga dapat dipandang sebagai proses dalam upaya pencarian makna
yang dilakukan oleh individu. Proses belajar pada dasarnya dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan kompetensi personal. Belajar menurut
teori belajar kognitif merupakan proses mental aktif untuk memperoleh,
mengingat dan menggunakan pengetahuan. Kegiatan aktivitas pembelajaran
dibuat dengan tujuan untuk memfasilitasi siswa dalam mencapai kompetensi
atau tujuan pembelajaran. Kompetensi mencerminkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dapat diperlihatkan oleh seseorang setelah
menempuh proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran
harus didasari pada teori-terori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa
mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Teori-teori tentang belajar dan pembelajaran tersebut sangat perlu
diketahui dan dipahami oleh para pendidik maupun calon pendidik, agar
mereka mampu memahami bagaimana proses belajar da pembelajaran yang
baik, sehingga mereka dapat mendidik para peserta didik dengan baik.
Secara umum berdasarkan orientasinya teori tentang belajar
dan pembelajaran diklasifikasikan menjadi empat yang meliputi teori belajar
yang beorientasi pada tingkah laku (behaviorisme), teori belajar yang
berorientasi pada kemampuan kognitif (kognitivisme), teori belajar yang
berorientasi pada proses mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilan
sendiri (konstruktivisme) dan teori belajar teori belajar yang berorientasi
pada pembentukan sifat kemanusiaan (humanisme), dan teori yang akan
kami bahas dalam makalah ini ialah teori belajar kognitivisme dan
humanisme.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah, maka yang menjadi
rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud teori belajar kognitivisme?
2. Apa saja prinsip teori pembelajaran kognitivisme?
3. Siapa saja tokoh teori belajar kognitivisme?
4. Apa yang dimaksud teori belajar humanisme?
5. Apa saja prinsip teori pembelajaran humanisme?
6. Siapa saja tokoh teori belajar kognitivisme?
C. Tujuan
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dari
makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud teori belajar kognitivisme?
2. Apa saja prinsip teori pembelajaran kognitivisme?
3. Siapa saja tokoh teori belajar kognitivisme?
4. Apa yang dimaksud teori belajar humanisme?
5. Apa saja prinsip teori pembelajaran humanisme?
6. Siapa saja tokoh teori belajar kognitivisme?
BAB II
PEMBAHASAN
2. Abraham Maslowa
3. Carl Rogers
Metode yang diterapkan Rogers dalam psikoterapi awalnya disebut
non directive atau terapi yang berpusat pada klien (client centered therapy),
dan pioneer dalam risetnya pada proses terapi. Pendekatan terapi yang
berpuast pada klien dari Rogers sebagi metode untuk memahami orang lain,
menangani masalah-masalah gangguan emosional. Rogers berkeyakinan
bahwa pandangan humanisme dan holism terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Dalam teorinya, klien diajak untuk memahami diri dan pada akhirnya
menyadari untuk mengembangkan diri secara utuh dan lebih dapat menjadi
dirinya sendiri.
Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):
a. Keterbukaan pada pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua
pengalaman dengan fleksibel sehingga timbul persepsi baru. Dengan
demikian ia akan banyak mengalami emosi (emosional) baik yang positif
maupun yang negative.
b. Kehidupan ekstansial
Kualitas dari kehidupan ekstansial dimana orang terbuka terhadap
pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu
berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respon atas pengalaman
selanjutnya.
c. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seorang membuka diri terhadap
pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa
yang dirasakannya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat
mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.
d. Perasaan bebas
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa
adanya paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternative pikiran dan
tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi
mengenai kehidupan dan percaya masa depan tergantung pada dirinya sendiri,
tidak pada peristiwa pada masa lampau sehingga ia dapat melihat sangat
banyak pilihan dalam kehidupanya dan merasa mampu melakukan apa yang
saja yang ingin dilakukanya.
e. Kreatifitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada
organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki
kreativitas dengan cirri-ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah,
bertumbuh, dan berkembang sebagai respon atas stimulus kehidupan yang
beraneka ragam disekitarnya.
Calr R. Rogers merupakan ahli psikologi humanisme yang gagasan-
gagasnnya berpebgaruh terhadap pukiran dan praktek psikologi di semua
bidang, baik klinis, pedidikan, dan lain-lain. Lebih khusus dalam bidang
pendidikan , Rogers mengutarakan pendapat tentang prinsis-prinsip belajar
humanisme.Dalam buku Freedom to Learn, Rogers mengemukakan prinsip-
prinsip belajar humanisme yang penting adalah sebagia berikut :
1. Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.
2. Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid
mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya
sendiri dianggap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
4. Tugas-tugas belajar yang mengancam diri mudah dirasakan dan
diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
5. Apabila ancaman terhadap diri peserta didik rendah, pengalaman dapat
diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses
belajar.
6. Belajar yang bermakna diperoleh peserta didik dengan melakukannya.
7. Belajar diperlancar jika peserta didiknya dilibatkan dalam proses belajar
dan ikut bertanggung jawab terhadap proses belajar.
8. Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi peserta didik seutuhnya,
baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan
hasil yang mendalam dan lestari.
9. Keprcayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan,kreativitas, lebih mudah
dicapai terutama jika peserta didiknya dibiasakan untuk mawas diri dan
mengkritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara
kedua yang penting.
10. Belajar yang paling berguna secara social di dalam dunia modern ini
adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus
menerus terhadap pengalaman dan penyatuan kedalam diri sendiri
mengenai proses perubahan itu
DAFTAR PUSTAKA
Al, Rasyidin & Nasution Wahyudin. 2011. Teori Belajar dan pembelajaran. Perdana
Publishing: Medan.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :Ar
– Ruzz Media.