Anda di halaman 1dari 8

UPAYA-UPAYA MENGATASI KESALAHAN-KESALAHAN, RISIKO-RISIKO,

DAN KETIDAKPASTIAN DALAM KEGIATAN EKSPLORASI

Nama : Tubagus Irfan Ramazen

NIM ; 111.160.116

Kelas : Manajemen Eksplorasi Kelas A

Pengertian Manajemen.

Definisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh para ahli adalah berbeda –beda, tetapi
pada pokoknya semua pendapat tersebut mempunyai pengertian yang sama, perbedaan yang
ada hanyalah terletak latar belakang keahlian masing-masing, sehingga tinjauan
manajemennya berasal dari segi yang berbeda-beda pula. Seperti misalnya, F.W. Taylor
dikenal sebagai bapak manajemen moderen atau dikenal pula dengan nama manajemen ilmiah,
Henry Fayol mengemukakan teknik manajemen dalam industri. Masalah keterpaduan seluruh
karyawan merupakan kunci penting keberhasilan suatu produksi. R. Owen menekankan
pentingnya sumberdaya manusia yang bukan semata-mata sebagai mesin produksi, H. Emerson
menekankan bahwa dalam manajemen akal sehat atau common sense merupakan kunci yang
penting.

Diantara definisi yang diberikan para ahli manajemen tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Stoner & Wankel: manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan,


memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses penggunaan
sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.

2. Terry: Manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan merencanakan,
meng-organisasikan, menggerakkan sumberdaya manusia dan sumberdaya lain untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Oei Liang Lee: Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan,m engorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan
alat-alat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Proses Manajemen

Dari definisi tentang manajemen tersebut, dapatlah diambil kesimpulan bahwa manajemen
mempunyai lima fungsi, yaitu:
1. Perencanaan.

2. Pengorganisasian

3. Pengarahan.

4. Pengkoordinasian

5. Pengawasan

Kelima macam fungsi manajemen ini sangat penting didalam menjalankan semua kegiatan.
Semua ini dimaksudkan agar kegiatan apapun yang dilakukan dapat berjalan dengan baik,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Adanya keinginan dan kebutuhan (dalam
hal ini misalkan keinginan kebutuhan pasar membutuhkan mineral tertentu) akan mendorong
seseorang/organisasi/perusahaan melakukan sesuatu (dalam hal ini melakukan eksplorasi).
Maksud tersebut akan lebih terdorong untuk dilakukan bila mana telah tersedia sejumlah
informasi (kebutuhan pasar, mineral yang dikehendaki dapat diketemukan disuatu daerah X,
dsb)

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sebuahorganisasi/lembaga tentu


mempunyai tujuan; penentuan tujuan sebaiknyaharus dibuat secara:

1. Spesifik: jelas apa yang ingin dicapai atau diperoleh

2. Realistis: bis dicapai dan bukan angan-angan

3. Terukur: memiliki ukuran-ukuran tertentu untuk menentukan keberhasilannya

4. Terbatas waktu: mempunyai batas waktu sebagai target kapan tujuan tersebut harus bisa
dicapai

Dan untuk mencapai tujuan tersebut perlu dibuat perencanaan terlebih dahulu, secara garis
besar perencanaan ini menggambarkan tentang:

1. Apa

2. Bagaimana

3. Mengapa

4. Kapan akan dilaksanakan.

Kemudian ditetapkan siapa yang akan melakukan, bagaimana pembagian kerjanya, bagaimana
wewenang, tanggung jawab serta pertanggung jawaban masing-masing kegiatan
(pengorganisasian) Karena pelaksana organisasi terdiri dari orang-orang yang mempunyai
berbagai macam keinginan, kebutuhan serta pola berfikir yang berbeda-beda walaupun telah
diorganisir didalam wadah organisasi belum tentu kegiatan seseorang searah dengan yang lain,
oleh karena itu perlu diadakan pengarahan agar masing-masing bersedia menyumbangkan
tenaganya semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Jadi untuk mencapai tujuan harus ada kegiatan, dalam mana kegiatan-kegiatan yang sama
disatukan didalam suatu wadah yang disebut fungsi, tentu saja fungsi yang harus dilakukan
banyak dan berbeda-beda. Oleh karena itu fungsi-fungsi yang berbeda-beda ini perlu
dikoordinasikan sedemikian rupa agar supaya tidak terdapat kontradiksi antara fungsi yang satu
dengan yang lainnya untuk menuju sasaran yang sama. Sebuah rencana yang telah ditetapkan
saat ini dimaksudkan untuk dilaksanakan pada waktu mendatang. Keadaan/waktu yang akan
datang akan penuh dengan ketidak pastian yang sering menimbulkan berbagai akibat dan
penyimpangan, sehingga hasil kerja yang telah dicapai tidak sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Untuk menjaga agar penyimpangan yang terjadi tidak terlampau jauh dari
rencana, maka perlu diadakan pengawasan/pengendalian.

KONSEP MANAJEMEN EKSPLORASI MINERAL

eksplorasi mineral merupakan suatu usaha ekonomi, sehingga pertimbangan ekonomi adalah
sangat penting. Dalam setiap kegiatan ekonomi perencanaan teknis merupakan hal yang
mutlak. Setiap usaha ekonomi memerlukan suatu perencanaan yang cermat dari segi biaya dan
perhitungan untung rugi. Berdasarkan dari pengertian tersebut diatas suatu eksplorasi juga
memerlukan suatu manajemen seperti halnya dengan usaha-usaha lainnya dalam bidang
ekonomi lainnya.

Eksplorasi Sebagai Usaha Ekonomi Beresiko Tinggi.

Berbeda dengan usaha ekonomi lainnya, eksplorasi adalah suatu aktivitas ekonomi yang
beresiko tinggi, sehingga memerlukan perencanaan yang seksama untuk meminimalkan resiko
dan menekankan pada manfaat biaya (cost benefit). Resiko ini adalah resiko geologi, resiko
teknologi, resiko ekonomi (pasar) dan resiko politik. Semua jenis resiko ini harus
diperhitungkan sebelum diputuskan untuk melaksanakan suatu suatu proyek eksplorasi. Dalam
diklat manajemen eksplorasi sumberdaya mineral ini yang akandibahas dibatasi hanya pada
resiko geologi, karena resiko inilah yang paling besar dan merupakan faktor dalam membuat
keputusan. Untuk menghadapi resiko tersebut ada beberapa paradigma yang dihadapi. Salah
satu paradigma yang terpenting dalam eksplorasi adalah adanya pentahapan dimana pada ahir
suatu tahap dilakukan suatu keputusan dilanjutkan atau tidak. Ini disebabkan karena biaya
eksplorasi akan meningkat sesuai dengan masuknya ke tingkat berikutnya. Tingkat berikutnya
harus mempunyai peluang yang lebih besar dan resiko yang lebih kecil. Dengan demikian
eksplorasi merupakan suatu urutan atau rentetan kegiatan yang bertujuan
menciutkan/memperkecil daerah penyelidikan dengan meningkatkan peluang untuk
menemukan obyektif dengan dibarengi dengan memperkecil resiko kegagalan, sehingga dapat
menggunakan metoda eksplorasi yang lebih dapat dipercayai. Paradigma yang ada dijadikan
dasar dalam menyusun apa yang disebut manajemen eksplorasi yang menyangkut bagaimana
menentukan urutan dan rentetan kegiatan eksplorasi untuk memperkecil resiko kegagalan dan
meningkatkan peluang untuk keberhasilan.

Unsur Peluang Dalam Eksplorasi.

Dengan adanya resiko tinggi dari eksplorasi sudah barang tentu ada peluang untuk
diketemukan. Dalam merencanakan suatu program eksplorasi peluang ini yang harus
diperhitungkan, dan harus tercermin dalam anggaran eksplorasi. Jika peluang itu kecil maka
badgetnyapun kecil dan sebaliknya Berbagai metoda untuk menghitung peluang telah
dikembangkan, antara lain dengan menggunakan apa yang disebut model eksplorasi.

Eksplorasi Sebagai Sistem Operasi.

Perlu disadari bahwa pelaksanaan eksplorasi itu melibatkan pengerahan sumberdaya manusia
dari berbagai keahlian dan keterampilan, peralatan eksplorasi dan mesin-mesin pendukung
untuk berbagai kegiatan utama maupun pendukung kususnya transportasi. Hal-hal ini tentu
melibatkan dana yang besar, suatu organisasi yang memadai dan terkoordinasi, sehingga
kegiatan berjalan dengan efektif, efisien dan manfaat biaya. Suatu usaha eksplorasi moderen
melibatkan pemikiran yang kreatif, penggunaan metoda-metoda pengambilan data yang
canggih, seperti teknik indra jauh, survey teknik geofisika udara maupun darat dan laut,
maupun survey geology, serta pengerahan perlengkapan perlengkapan dan sumberdaya
manusia yang melibatkan masalah transportasi dalam lingkungan yang kurang menguntungkan
atau logistik serta masalah-masalah lain yang melibatkan sejumlah dana besar sampai jutaan
dolar Amerika. Efektifitas dari suatu usaha eksplorasi merupakan fungsi dari manajemen, dana,
personil, taktik dan cara-cara evaluasi. Untuk ini maka suatu manajemen kusus harus
dikembangkan dimana pemahaman yang baik mengenai proses-proses dan respons dari gejala
mineralisasi merupakan titik tolaknya, untuk dapat memperbaiki peluang untuk diketemukan.
Sebagai suatu usaha ekonomi, perancangan eksplorasi harus memenuhi tiga persaratan utama,
yaitu:

1. Efektif, berarti penggunaan waktu, tenaga dan terutama penggunaan metoda/peralatan


yang sesuai dengan sasaran eksplorasi.

2. Efisien, berarti harus seekonomis mungkin tanpa mengorbankan efektivitas, dengan


prinsip biaya yang serendah-rendahnya untuk dapat menghasilkan hasil yang setinggi
mungkin.

3. Manfaat biaya (Cost-beneficial): sasaran dari eksplorasi harus mempunyai nilai tambah
yang cukup besar dengan memperhitungkan biaya yang dikeluarkan untuk eksplorasi
maupun produksi yang dianggap sebagai investasi dan terutama dibandingkan dengan
resiko yang akan dihadapi.

Sebagai suatu sistem operasi maka perencanaan suatu program

eksplorasi hanya bisa dilakukan jika diketahui:

1. APA YANG HARUS DICARI? (formulasi obyektif serta spesifikasinya, dan juga
bentuk serta sifat-sifat geologi, fisika maupun kimiawi yang berpeluang dapat
dideteksi)

2. DIMANA HARUS DICARI? (pada lingkungan geologi yang bagaimana yang menurut
pengetahuan ilmu geologi paling berpeluang untuk diketemukan)

3. BAGAIMANA CARA MENCARINYA? (manajemen pentahapan serta metoda yang


dipakai).

4. BERAPA NILAI EKONOMI DARI CADANGAN YANG AKAN DIKETEMUKAN.

5. BERAPA NILAI PENCARIANNYA.

6. BAGAIMANA PELUANG DAN RESIKONYA.

MANAJEMEN, TAHAP DAN MODEL EKSPLORASI.

Staregi Eksplorasi

Starategi eksplorasi adalah ilmu perencanaan dan pengarahan kegiatan eksplorasi bersekala
besar untuk mendapatkan daerah yang sangat favorabel akan terdapatnya cebakan mineral atau
akumulasi hidrokarbon sebelum pencarian yang sesungguhnya. Menurut Pretorius (1968),
yang dimaksud manajemen eksplorasi adalah menggeluti permasalahan mengenai apa yang
akan dicari, dimana mencarinya, dan bagaimana cara mencarinya, dan ini berkisar seputar
pengaruh dari teori-teori genetik atau model cebakan dan hipotesa target dari penemuan di
masa yang akan datang.

Pentingnya manajemen dalam eksplorasi.

Ada aspek-aspek yang diperlukan dalam eksplorasi, untuk dapat mendekati keberhasilan dalam
mencapai tujuan eksplorasi, aspek-aspek yang memerlukan manajemen tersebut adalah:

1. Aspek peluang atau probabilitas: Tidak unsur kepastian dalam eksplorasi, yang ada
hanyalah peluang dan probabilitas.

2. Aspek pertaruhan dengan resiko sangat tinggi: Dalam suatu usaha ekonomi tidak ada
suatu usaha yang beresiko sangat tinggi seperti dalam eksplorasi mineral atau minyak
dan gas-bumi. Resiko ini terus menerus menghantui sukses dari suatu usaha eksplorasi,
sehingga pada setiap saat harus diambil keputusan apakah usaha ini dilanjutkan atau
tidak.

3. Aspek parameter geologi yang tidak diketahui sebelumnya. Salah satu masalah dalam
eksplorasi adalah bahwa sebelum aktivitas eksplorasi berlangsung tidak semua
parameter geologi sebagai syarat keberadaannya suatu cebakan mineral dapat
diketahui, bahkan mungkin saja ada para meter yang tidak berlaku.

4. Aspek keberadaan data yang merupakan situasi sesaat. Keberhasilan eksplorasi sangat
tergantung dari kondisi atau situasi geologi yang ada, atau lebih tepat lagi penafsiran
geologi dari suatu daerah berkembang dengan adanya kemuncullan data baru, karena
penafsiran ini bersifat induktif akumulatif.

5. Aspek kegagalan salah satu aktivitasnya. Dalam eksplorasi dapat terjadi salah satu
metoda eksplorasi tidak menghasilkan gejala geologi yang diharapkan hadir, sehingga
harus diputuskan langkah berikutnya.

Tujuan Manajemen.

Tujuan manajemen menurut Griffits (1967), adalah bagaimana mengarahkan semua usaha
untuk mencapai sasaran eksplorasi yang dilaksanakan dengan perencanaan, pengorganisasian
dan pengendalian semua unsur dalam suatu sistem penyerangan.
Namun tujuan terpenting dalam manajemen adalah dari segi ekonomi, yaitu:

1. Efisiensi: mencapai sasaran dengan biaya dan waktu seminimal mungkin

2. Efektivitas: penggunaan metoda atau teknologi secara efektif.

3. manfaat biaya dari penggunaan metoda eksplorasi: suatu gejala geologi yang menjadi
petunjuk dapat saja dieksplorasidengan suatu metoda tertentu secara akurat, tetapi
biayanya sangat mahal. Mungkin saja dipilih metoda yang kurang akurat tetapi cukup
baik dengan biaya yang lebih murah. Hal ini terutama juga tergantung dari besarnya
nilai obyektif yang diharapkan. Misalnya dalam eksplorasi minyak dan gasbumi,
penggunaan seismik yang mahal sering digunakan pada tahap awal dari suatu program
eksplorasi, tetapi dalam eksplorasi batubara yang menggunakan petunjuk geologi yang
sama, survey seismik jarang dilakukan, kecuali jika hasilnya akan sangat
menguntungkan, misalnya menghindari masalah-masalah penambangan dikemudian
hari yang dapat mengakibatkan biaya operasijauh lebih mahal lagi.

4. Memperkecil Resiko: manajemen eksplorasi ditujukan untuk memperkecil resiko untuk


menderita kerugian besar. Untuk ini harus memberikan kesempatan untuk mengambil
keputusan setiap saat apakah usaha ini dilanjutkan atau tidak atau mengambil alternatif
lainnya sebelum suatu kerugian besar terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Alfhadly, 2011 Konsep Dasar Eksplorasi AP , yogyakaarta


Hendro,2011 Tahapan Eksplorasi purnama press, Bandung
Nurdin,Ali, 2012 Metode Eksplorasi . Ganesha, Bandung
Nurhakim, 2006, Teknik Eksplorasi ,unlam, Banjarbaru
Annels, A. E., 1991, Mineral Deposit Evaluation, Chapman & Hall, London
Dhadar, JR, 1999, Eksplorasi Endapan Bahan Galian, GSB, Bandung
Evans, AM, 1995, Introduction to Mineral Exploration, Blackwell Science, Oxford
Peters, WC, 1991, Exploration Mining and Geology, John Wiley and Sons
Sudrajat, A, 2000, Teknologi dan Manajemen Sumberdaya Mineral, 1TB, Bandung
White, AH, 1999, Management of Mineral Exploration, Andrew White 8:. Assoc,
Queensland '

Anda mungkin juga menyukai