OLEH
KELOMPOK 10
2. NUR’ALAWIA (17029037)
3. RIZKIKA (17086336)
2019
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT ,atas perkenan Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah mengenai “Implementasi Bk Dalam Kurikulum 2013”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah umum Bimbingan dan
Konseling . Dalam upaya menyelesaikan makalah ini, penulis telah menerima banyak
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karenanya, penulis mengucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing serta asisten dosen pada mata kuliah umum
Bimbingan dan Konseling, kepada kedua orang tua kami yang selalu memberikan semangat
dan tak lupa kepada para sahabat yang tercinta.
Kritik dan saran demi perbaikan makalah ini sangat diharapkan dan akan diterima
dengan kelapangan dada. Dan akhirnya semoga hasil penyusunan yang telah dilakukan
Penyusun
Kelompok 10
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. BK Dalam Kurikulum 2013 ..........................................................................3
B. Layanan Peminatan Di Satuan Pendidikan....................................................6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian yang terpadu dari
keseluruhan program pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, upaya guru
membimbing maupun berbagai aspek yang terlingkup dalam program merupakan
bagian yang tidak terpisahlan dari seluruh kagiatan yavg diarahkan kepada pencapaian
tujuan pendidikan di lembaga yang bersangkutan. Bimbingan dan konseling
diposisikan oleh negara sebagai profesi yang terintegrasikan sepenuhnya dalam
bidang pendidikan, yaitu dengan menegaskan dalam Undang-Undang omor 20 Tahun
2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Dalam Undang-Undang tersebut ditegaskan
bahwa konselor adalah pendidik profesional, sebagaimana juga guru, dosen, dan
pendidikan lainnya.
Dunia pendidikan di Indonesia sekarang ini sedang ramai-ramainya
membicarakan tentang kurikulum 2013. Sosialisasi kurikulum 2013 sedang
dilaksanakan disetiap daerah sampai pelosok. Melihat maraknya pembicaraan tentang
kurikulum 2013, membuat suatu motivasi bagi konselor untuk mengetahui,
bagaimana posisi bimbingan dan konseling dalam kurikulum 2013, dan ternyata hal
ini telah ramai juga dibicarakan oleh masyarakat bimbingan dan konseling dalam
membahas fungsi dan peran bimbingan dan konseling dalam implementasi kurikulum
2013.
Berkenaan dengan implementasi kurikulum 2013 khusus untuk kegiatan
bimbingandan konseling menegaskan adanya daerah garapan yang disebut peminatan
siswa. Bidang peminatan ini menjadi substansi pokok pekerjaan para konselor atau
guru bimbingan dan konseling di sekolah-sekolah. Program Bimbingan dan Konseling
diarahkan kepada upaya yang memfasilitasi siswa untuk mengenal dan menerima
dirinya sendiri serta lingkungannya secara positif d a n dinamis, dan mampu
mengambil keputusan yang bertanggung jawab,mengembangkan serta mewujudkan
diri secara efektif dan produktif, sesuai dengan peranan yang diinginkan di masa
depan, serta menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu
mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana Bimbingan dan Konseling pada Kurikulum 2013?
2. Bagaimana pelaksanaan layanan peminatan di lembaga Satuan pendidikan?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. BK Dalam Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu Kurikulum 2013 diberlakukan
pada tahun ajaran 2013/2014 yang merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari
kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum KTSP.
Menurut Yusuf dan Nurihsan (2011), Dalam bidang kerja guru BK, kurikulum 2013
ini memiliki karakteristik tersendiri. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah, kurikulum ini memiliki perbedaan yang khas dengan kurikulum sebelumnya,
yang menjadi karakteristik kurikulum 2013 dalam sudut pandang BK. Dalam perubahan
kurikulum 2013 dapat menimbulkan permasalahan bagi siswa jika tidak mampu
menetapkan pilihan peminatannya. Salah satu karakteristik kurikulum 2013 dalam sudut
pandang BK adalah adanya pembagian tiga arah peminatan, yaitu peminatan kelompok
mata pelajaran, lintas minat, dan pendalaman minat (Kemendikbud, 2013) Untuk itulah
perlu adanya pelayanan peminatan akademik yang diberikan guru BK kepada siswa
dalam memilih dan menetukan kelompok peminatan yang akan dijalaninya di sekolah
Karakteristik kurikulum 2013 ialah dirancang untuk memberikan kesempatan kepada
siswa belajar berdasarkan minat mereka.
Menurut Syahril dan Ahmad, Riska (1987), Peminatan peserta didik yang
difasilitasi oleh bimbingan dan konseling, tidak berakhir pada penetapan pilihan dan
keputusan bidang keahlian yang dipilih peserta didik, melainkan harus diikuti layanan
pembelajaran yang mendidik, aksesibilitas perkembangan yang luas, dan penyiapan
lingkungan perkembangan belajar yang mendukung.
3
Untuk mewujudkan arahan Pasal 1 (1), 1 (2), Pasal 3, dan Pasal 4 (3) UU No.
20 tahun 2003 secara utuh, kaidah-kaidah implementasi Kurikulum 2013 sebagaimana
dijelaskan harus bermuara pada perwujudan suasana dan proses pembelajaran
mendidik yang memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik. Suasana belajar
dan proses pembelajaran dimaksud pada hakikatnya adalah proses mengadvokasi dan
memfasilitasi perkembangan peserta didik yang dalam implementasinya memerlukan
penerapan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling harus
meresap ke dalam kurikulum dan pembelajaran untuk mengembangkan lingkungan
belajar yang mendukung perkembangan potensi peserta didik. Untuk mewujudkan
lingkungan belajar dimaksud, guru hendaknya memahami kesiapan belajar peserta
didik dan penerapan prinsip bimbingan dan konseling dalam pembelajaran,
melakukan asesmen potensi peserta didik, melakukan diagnostik kesulitan
perkembangan dan belajar peserta didik, mendorong terjadinya internalisasi nilai
sebagai proses individuasi peserta didik, dan Memfasilitasi Advokasi dan
Aksesibilitas.
4
diversifikasi layanan pendidikan bagi pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir
peserta didik. Untuk itu kolaborasi guru bimbingan dan konseling konselor dengan
guru mata pelajaran perlu dilaksanakan dalam bentuk :
5
B. Layanan Peminatan Di Satuan Pendidikan
6
b) Arah peminatan kedua perlu dikembangkan pada siswa SMP/MTs/SMPLB yang
akan melanjutkan studi ke SMA/MA/SMALB atau SMK/MAK. Mereka dibantu
untuk memperoleh informasi yang cukup lengkap tentang jenis dan program
penyelenggaraan masing-masing SMA/MA/SMALB atau SMK/MAK, pilihan
peminatan mata pelajaran dan arah karir yang ada, serta kemungkinan studi
lanjutan.
c) Arah peminatan ketiga umum perlu dikembangkan pada siswa
SMA/MA/SMALB untuk memilih peminatan akademik, pilihan dan
pendalaman mata pelajaran lintas peminatan, serta pilihan arah pengembangan
karir.
d) Arah peminatan ketiga kejuruan perlu dikembangkan pada siswa SMK/MAK
untuk memilih peminatan vokasional, pilihan mata pelajaran lintas peminatan
dan mata pelajaran praktik/kejuruan yang ada di SMK/MAK.
e) Arah peminatan keempat perlu dikembangkan pada siswa di SMA/MA/SMALB
dan SMK/MAK yang akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, mereka
dibantu untuk memilih salah satu fakultas dengan program studinya yang ada di
perguruan tinggi, sesuai dengan bakal dan minat, serta pilihan
peminatan/pendalaman mata pelajaran yang bersifat akademik atau vokasional
di SMA/MA/SMALB atau SMK/MAK
7
7) Data kegiatan dan hasil belajar
8) ata khusus tentang pribadi peserta didik
b. Layanan informasi/orientasi arah peminatan
Dengan langkah ini kepada para peserta didik diberikan informasi selengkapnya,
sesuai dengan jenis dan jenjang satuan pendidikan peserta didik, yaitu informasi tentang :
1) Sekolah ataupun program yang sedang mereka ikuti serta selamat dari
sekolah atau program tersebur, dan selepas dari kelas yang mereka
duduki sekarang.
2) Struktur dan isi kurikulum dengan berbagai mata pelajaran yang ada,
baik yang wajib maupun pilihan yang diikuti siswa, terutama
berkenaan dengan jalur peminatan dan pilihan mata pelajaran
pendalaman lintas peminatan.
3) Sistem jalur peminatan, sistem SKS serta penyelenggaraan
pembelajarannya.
4) Informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami atau
yang dapat dijangkau oleh tamatan pendidikan yang sedang ditempuh
sekarang, terutama berkenaan dengan peminatan vokasional.
5) Informasi tentang studi lanjut selama pendidikan yang sedang
ditempuh sekarang.
Layanan informasi tentang berbagai hal diatas dapat dilakukan melalui layanan
informasi klasikal. Layanan informasi ini dapat dilengkapi dengan layanan orientasi melalui
kunjungan ke sekolah/madrasah atau lembaga kerja yang dapat memperkaya arah peminatan
peserta didik, dan layanan (misalnya layanan bimbingan kelompok) yang memungkinkan
peserta didik ber-BMB3 (berfikir, merasa, bersikap, bertindak, dan bertanggung jawab)
berkenaan dengan arah peminatan akademik dan vokasional serta studi lanjut.
Langkah ini terfokus pada kecocokan antara kondisi pribadi peserta didik dengan
syarat-syarat atau jalur peminatan yang ada dan mata pelajaran lintas peminatan pada satuan
pendidikan, arah pengembangan karir, kondisi orang tuan, dan lingkungan pada umumnya,
terutama dalam rangka peminatan akademik, vokasional, dan studi lanjutan, dan syarat-syarat
pengambilan mata pelajaran dalam sistem SKS yang berlaku. Langkah ketiga ini
dilaksanakan melalui kontak langsung dengan guru BK atau konselor dengan peserta didik
melalui penyajian angket ataupun modul. Kontak langsung ini disertai pembahasan individu,
8
diskusi kelompok dan kegiatan lain melalui strategi transformasi-BMB3 atas berbagai aspek
pilihan yang tersedia dan keputusan yang diambil.
d. Penyesuaian
Arah penyesuaian yang dimaksud pada garis besarnya adalah sebagai berikut :
1) Apabila pilihan tepat tetapi pada satuan pendidikan yang sedang atau akan diikuti
tidak tersedia pilihan yang diinginkan, maka siswa yang bersangkutan dapat
dianjurkan untuk mengambil pilihan itu di satuan pendidikan lain.
2) Apabila pilihan tepat dan fasilitas pada satuan pendidikan tersedia, tetapi dukungan
finansial tidak ada, maka perlu dilakukan konseling perorangan dan layanan lain
serta kegiatan pendukung yang relevan terhadap peserta didik dan orang tuanya
untuk membahas kemungkinan mencari bantuan atau beasiswa.
3) Apabila pilihan tidak tepat, maka peserta didik yang bersangkutan perlu
menggantikan pilihan lain dan perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian pada diri
peserta didik dan pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk itu diperlukan layanan
konseling perorangan dan layanan lain serta kegiatan pendukung yang relevan bagi
siswa yang bersangkutan.
e. Monitoring dan tindak lanjut
Guru BK atu konselor memonitor penampilan dan kegiatan peserta didik asuhnya
secara keseluruhan dalam menjalani program pendidikan yang diikutinya, melalui
pendampingan oleh guru BK atau konselor dan guru mata pelajaran, khususnya berkenaan
dengan peminatan yang telah dipilih/ditetapkan. Perkembangan dan berbagai permasalahan
peserta didik dalam menjalani peminatannya itu perlu diantisipasi dan meperoleh pelayanan
BK secara komprehensif dan tepat.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, Implementasi BK dalam kurikulum yaitu Dalam bidang kerja guru BK,
kurikulum 2013 ini memiliki karakteristik tersendiri. Dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah, kurikulum ini memiliki perbedaan yang khas dengan kurikulum
sebelumnya, yang menjadi karakteristik kurikulum 2013 dalam sudut pandang BK. Dalam
perubahan kurikulum 2013 dapat menimbulkan permasalahan bagi siswa jika tidak mampu
menetapkan pilihan peminatannya. Salah satu karakteristik kurikulum 2013 dalam sudut
pandang BK adalah adanya pembagian tiga arah peminatan, yaitu peminatan kelompok mata
pelajaran, lintas minat, dan pendalaman minat (Kemendikbud, 2013) Untuk itulah perlu
10
adanya pelayanan peminatan akademik yang diberikan guru BK kepada siswa dalam memilih
dan menetukan kelompok peminatan yang akan dijalaninya di sekolah Karakteristik
kurikulum 2013 ialah dirancang untuk memberikan kesempatan kepada siswa belajar
berdasarkan minat mereka.
1. Pelaksanaan layanan peminatan pada tingkat SD/MI yaitu Guru Kelas sebagai
pelaksana pelayanan BK di SD/ MI/SDLB melaksanakan layanan orientasi,
informasi, penempatan dan penyaluran, dan penguasaan konten dengan cara
menginfusikan materi layanan BK tersebut ke dalam pembelajaran mata pelajaran.
Untuk siswa Kelas IV, V, dan VI dapat diselenggarakan layanan BK perorangan,
bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Pada satu SD/MI/SDLB atau
sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat seorang Guru BK atau Konselor untuk
menyelenggarakan pelayanan BK.
2. Pelaksanaan layanan peminatan pada tingkat SMP/MTs yaitu Pada satu
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK diangkat sejumlah Guru BK
atau Konselor dengan rasio 1 : 150 (satu Guru BK atau Konselor melayani 150
orang siswa) pada setiap tahun ajaran. Jika diperlukan Guru BK atau Konselor
yang bertugas di SMP/MTs dan/atau SMA/MA/SMK tersebut dapat diminta
bantuan untuk menangani permasalahan peserta didik SD/MI dalam rangka
pelayanan alih tangan kasus.
3. Pelaksanaan layanan peminatan pada tingkat SMA/MA yaitu dengan
memperlihatkan konsep peminatan dipahami bahwa pada satuan pendidikan
(SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK) terdapat kelompok mata pelajaran
peminatan studi meliputi peminatan akademik, peminatan vokasional, peminatan
pendalaman, dan lintas mata pelajaran dan peminatan studi lanjut. Untuk
SMA/MA/SMALB peminatan akademik meliputi peminatan matematika, dan
sains, peminatan sosial dan peminatan bahasa, sedangkan untuk SMK/MAK
meliputi peminatan akademik dan vokasional.
B. Saran
11
2. Menjalankan pelayanan peminatan di berbagai satuan pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Tohirin, M.Pd. 2007. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis
integrasi). Jakarta: Rajagrafindo Persada
Rineka Cipta
Syahril dan Ahmad, Riska. (1987). Pengantar Bimbingan Dan Konseling. Padang: Angkasa
Raya Padang
Yusuf dan Nurihsan. (2011). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja
Rosdakarya
12
13