Fenomena
Fenomena
Nim : 1702095134
Mata Kuliah : Manajemen Transportasi
Kita tahu bahwa presipitasi atau hujan merupakan fenomena alam yang sering terjadi,
di mana tetes-tetes air yang terkandung dalam awan jatuh ke permukaan bumi. Tetes-tetes air
ini tidak selamanya jatuh ke permukaan bumi, akan tetapi tetes-tetes air ini terkadang juga
bisa menguap di atmosfer, fenomena inilah yang disebut dengan virga.
Fenomena virga memiliki ciri khas yang bentuknya seperti tirai yang menjuntai
seperti gabungan dari beberapa awan. Virga muncul seperti ekor atau jejak dari awan yang
menggapai permukaan tanah, kadangkala membentuk awan seperti pintu gerbang yang besar.
Walaupun ada fenomena virga yang terjadi dan begitu indah jika diamati, akan tetapi siapa
sangka fenomena tersebut justru bisa menjadi dampak buruk bagi dunia penerbangan.
Salah satu dampak bahaya yang bisa ditimbulkan dari virga yaitu microburst atau
penyimpangan arah angin dalam skala yang kecil. Microburst adalah sebuah downdraft
(angin yang mengempas ke bawah) dalam skala kecil secara cepat yang turun ke tanah yang
menyebabkan adanya perubahan kecepatan angin menjadi lebih kuat.
Microburst dibagi menjadi dua yaitu microburst kering dan basah, microburst yang
dihasilkan dari virga merupakan microburst kering. Area yang diliputinya biasanya kurang
dari empat kilometer. Microburst mampu menghasilkan angin lebih dari 100 mili per jam
(mph) yang bisa menyebabkan kerusakan yang signifikan bagi pesawat yang melintasinya
atau apa pun yang ada di bawahnya. Rentang waktu terjadinya sebuah microburst adalah
sekitar 5 – 15 menit dari waktu awal fenomena tersebut terbentuk.
Kemudian dapat diuraikan lebih dalam lagi, bagaimana microburst kering ini bisa
terjadi saat virga. Fenomena virga sebetulnya serupa dengan hujan pada umumnya akan
tetapi karena hujan ini tidak sampai ke permukaan bumi maka disebutlah virga.
Pada saat hujan turun inilah, microburst bisa terjadi, hujan yang turun bercampur
dengan udara kering dan ditambah dengan lingkungan bersuhu panas atau tinggi
menyebabkan tetes-tetes air mulai menguap dan proses penguapan ini mendinginkan udara.
Udara sejuk tersebut turun dan mengalami percepatan saat mendekati tanah. Ketika udara
sejuk tersebut mendekati tanah, udara tersebut akan menyebar ke segala arah dan
penyimpangan arah angin inilah yang disebut microburst.
Nama : Novi Oktavia Wulandari
Nim : 1702095134
Mata Kuliah : Manajemen Transportasi
Adapun dampak yang ditimbulkan oleh microburst bagi pesawat yaitu pesawat yang
terkena microburst dapat menyebabkan hilang kendali bahkan pesawat bisa turun beberapa
ribu feet/kaki menuju permukaan tanah. Apabila pesawat sudah hilang kendali maka tidak
menutup kemungkinan kecelakaan bisa terjadi dan tidak sedikit juga kasus pesawat jatuh
yang terjadi karena microburst ini.
Kemudian tailwind (angin yang datang searah dengan pesawat) atau angin yang
bertiup dan mendorong bagian belakang pesawat. Saat pesawat akan landing apabila terjadi
perubahan arah angin secara tiba-tiba dan menyebabkan posisi pesawat dan arah angin
searah, hal ini dapat menyebabkan pesawat akan overshoot atau melewati ujung runway yang
diakibatkan oleh dorongan dari tailwind tersebut, kemudian cross wind (angin yang bergerak
dengan arah memotong lintasan runway). Hal ini dapat mengakibatkan pesawat terdorong
keluar dari jalur runway.
Kesimpulan :
Fenomena virga tidak selalu disertai dengan kejadian microburst. Ada tidaknya
microburst tergantung dari seberapa besar perbedaan temperatur, tekanan, dan banyaknya
awan hujan yang terbentuk di atmosfer. Namun, walaupun tidak terjadi microburst di area
terjadinya virga, sebaiknya jika melihat fenomena tersebut pilot dapat segera menghindari
dengan cara meminta izin menaikkan ketinggian kepada ATC (Air Traffic Control) untuk
terbang di atasnya agar keselamatan penerbangan dapat terjaga dengan sebaik-baiknya.