Anda di halaman 1dari 4

PERBEDAAN ANTARA JIHAD DAN TERORISME

Perbedaan Pertama

Seorang mujahid berjihad dengan izin waliyyul amr (pemerintah), dikarenakan jihad termasuk
hak khusus pemerintah; dialah yang mengumumkan peperangan dan dia pula yang
mengumumkan perdamaian.

Dalilnya adalah bahwa para shohabat tidaklah berjihad kecuali dengan perintah rosulullah ‫صلى‬
‫ّٰللا عليه وسلم‬
‫ ه‬dan sepeninggal beliau mereka tidaklah berjihad kecuali dengan perintah para
khulafa'; dikarenakan nabi ‫ّٰللا عليه وسلم‬
‫ صلى ه‬bersabda :

((‫))اإلمام جنة يقاتل من ورائه‬

"seorang imam perisai yang rakyat berperang di belakangnya".

Yaitu tidaklah berperang kecuali setelah izin pemerintah dan dengan perintahnya sehingga kita
tidak mendahuluinya dalam mengumumkan peperangan.

Adapun seorang teroris berperang dengan tanpa izin pemerintah dikarenakan ia tidak
menginginkan jihad yang syar'i namun ia menginginkan kekacauan, fitnah, dan pertumpahan
darah bahkan seorang teroris pada hakikatnya engkau dapati ia mengkafirkan pemerintah kaum
muslimin dan memeranginya.

Padahal seharusnya ia berperang di bawah bendera pemerintah namun ia malah memeranginya


dan menumpahkan darah para prajuritnya dan rakyatnya.
Wal 'iyadzu billah.

Perbedaan Kedua

Seorang mujahid meminta izin kepada kedua orang tuanya pada jihad yang bukan fardhu 'ain;
dikarenakan nabi ‫ّٰللا عليه وسلم‬
‫ صلى ه‬memerintahkan sejumlah shohabat untuk kembali kepada
kedua orang tua mereka setelah mereka mendatangi beliau dari tempat yang jauh untuk berjihad
dengan tanpa izin dari kedua orang tua mereka atau disebabkan orang tua mereka membutuhkan
mereka.

Adapun seorang teroris maka ia tidak meminta izin kepada kepada kedua orang tuanya
dikarenakan ia mengetahui bahwa teror yang akan ia lakukan tidak akan diterima oleh
seorangpun yang memiliki agama atau akal yang selamat atau fitroh yang lurus.

Maka ia tidak suka urusannya terbongkar sehingga ia sembunyikan hingga kepada kerabat yang
paling dekat dengannya.
Dan sebagian para teroris tidak mencukupkan untuk tidak meminta izin bahkan terkadang
mereka berdusta kepada kedua orang tua mereka sehingga mereka mengatakan: "Kami akan
pergi umroh atau rekreasi dan semisalnya kemudian mereka bersembunyi hingga diketahui
setelahnya bahwa mereka telah melakukan aksi peledakan bom bunuh diri di dalam negeri atau
mereka pergi ke tempat-tempat penuh fitnah.

Dan yang lebih mengerikan dari itu seorang teroris membunuh kedua orang tuanya atau salah
satu dari keduanya wal 'iyadzu billah dikarenakan kedua orang tuanya tersebut tidak menyetujui
jalan yang ia tempuh sehingga ia membunuh keduanya dikarenakan kedua orang tuanya tersebut
telah kafir, murtad, memerangi Allah dan rosulNya dan membenci jihad serta membenci kaum
mujahidin menurut pandangannya yang jelek.

Padahal Allah memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua dan melarang kita
mengucapkan kepada keduanya kalimat "uff" walaupun keduanya kafir bahkan walaupun kedua
orang tuanya tersebut mencurahkan segenap usahanya dan kemampuannya untuk membuat
anaknya murtad dari islam.

Perbedaan Ketiga

Seorang mujahid memerangi orang-orang kafir dan kaum musyrikin berdasarkan firman Allah
Ta'ala :

((‫))قاتلوا الذين يلونكم من الكفار‬

dan firman Allah Ta'ala :

((‫))قاتلوا المشركين كافة‬

"Perangilah kaum musyrikin secara keseluruhan".

Adapun seorang teroris maka ia memerangi kaum muslimin sebagaimana yang disabdakan oleh
nabi ‫ّٰللا عليه وسلم‬
‫ صلى ه‬:

((‫))يقتلون أهل اإلسالم ويدعون أهل األوثان‬

"Mereka membunuh kaum muslimin dan meninggalkan para penyembah berhala".

Oleh karena inilah kita dapati mereka memerangi para aparat keamanan dan melakukan
peledakan terhadap masjid-masjid serta membunuh orang yang bertauhid dan orang-orang yang
sholat padahal nabi ‫ّٰللا عليه وسلم‬
‫ صلى ه‬bersabda :

((‫))نهيت عن قتل المصلين‬


"Aku dilarang dari membunuh orang-orang yang sholat".

Na'am terkadang didapati pada mereka kejahatan-kejahatan di negeri-negeri kuffar


namun jumlahnya sedikit dibandingkan kejahatan-kejahatan mereka terhadap kaum muslimin.

Perbedaan Keempat

Seorang mujahid menjaga keamanan negerinya yang muslim sehingga ia melakukan ribath di
perbatasan-perbatasan wilayah dan menjaga keamanan manusia di pasar-pasar dan tempat-
tempat perkumpulan mereka dan tempat lainnya.

Dan diharapkan ia termasuk orang-orang yang memiliki mata yang tidak akan disentuh oleh api
neraka dikarenakan mata-mata mereka bermalam menjaga kaum muslimin dan begadang malam
untuk keamanan dan ketenangan kaum muslimin.

Adapun seorang teroris maka ia merusak keamanan negeri muslim dan menyebarkan rasa takut
hingga di tempat ketenangan yaitu masjid-masjid tidak selamat dari kejahatan-kejahatan mereka.

Oleh karena inilah sekarang kita melihat mobil-mobil keamanan berada di sisi pintu-pintu masjid
pada hari jumat dikarenakan semangat kaum khowarij untuk merusak keamanan dan menakut-
nakuti kaum muslimin.

5. Perbedaan Kelima

Seorang mujahid mengambil fatwa dan hukum-hukum seputar jihad dari sumber-sumber yang
terpercaya yang dikenal dengan ilmu yang kokoh dalam ilmu kitab, sunnah, aqidah, fiqh dan
ilmu hadits.

Dia mengambil fatwa dari semisal syaikh Abdul Aziz Alusy syaikh (mufti 'am Kerajaan Saudi
Arabia), syaikh Sholih Al Fauzan dan dari Lajnatud Daimah LiIfta' serta dari Haiah Kibarul
Ulama'.

Allah Ta'ala berfirman:

((‫))فاسألوا أهل الذكر إن كنتم ال تعلمون‬

"Dan bertanyalah kalian kepada orang yang berilmu jka kalian tidak mengetahui".

Dan tatkala jihad bisa menyebabkan terjadinya pertumpahan darah maka jihad bukanlah perkara
yang mudah sehingga seorang muslim harus berhati-hati di dalam perkara jihad tersebut.

Kaum khowarij dengan sebab mereka membunuh kaum muslimin dengan tanpa hak maka
mereka masuk neraka dan Allah merubah bentuk tubuh mereka menjadi bentuk anjing wal
'iyadzu billah.

Adapun seorang teroris dengan sebab ia pada hakikatnya tidak peduli dengan syariat, dan tidak
peduli dengan halal dan harom maka ia tidak peduli dari siapa ia mengambil fatwa.

Yang terpenting baginya fatwa tersebut mencocoki alirannya.

Oleh karena inilah kita melihat mereka meminta fatwa dari para pemuda semisal mereka dan
meminta fatwa dari orang-orang jahil semisal mereka atau lebih jelek dari mereka serta mereka
mengambil fatwa dari orang-orang yang tidak dikenal.

Dan merupakan sesuatu yang aneh bahwa orang ini yang tidak mau meminta fatwa dari para
ulama namun malah meminta fatwa dari orang-orang jahil yang semisal dia; seandainya gigi
gerahamnya sakit parah maka ia tidak akan pergi berobat ke tukang logam atau ahli mesin
namun ia akan pergi ke dokter gigi dikarenakan ia spesialis dalam bidang tersebut.

Maka perhatikanlah bagaimana bisa giginya atau kesehatan badannya lebih penting baginya
daripada agamanya wal 'iyadzu billah.

Sumber : Muhadhoroh yang disampaikan oleh syaikh Ali Bin Yahya Al Haddady ‫ّٰللا‬
‫ حفظه ه‬yang
berjudul Al Farqu Bainal Jihad Wal Irhab.

http://cutt.us/xsuAm
telegram.me/dinulqoyyim

Anda mungkin juga menyukai