Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
II.1 Motor DC
Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah
menjadi energi mekanis. Sebuah motor listrik berfungsi untuk mngubah daya listrik
menjadi daya mekanik. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat
identik dengan generator arus searah. Kenyataannya mesin yang bekerja sebagai
generator arus searah akan dapat bekerja sebagai motor arus searah. Oleh sebab itu,
sebuah mesin arus searah dapat digunakan baik sebagai motor arus searah maupun
generator arus searah (Yon Rijono, 1997).
Motor arus searah bekerja berdasarkan prinsip interaksi antara dua fluksi magnetik.
Dimana kumparan medan akan menghasilkan fluksi magnet yang arahnya dari kutub
utara menuju kutub selatan dan kumparan jangkar akan menghasilkan fluksi magnet
yang melingkar. Interaksi antara kedua fluksi magnet ini menimbulkan suatu gaya
sehingga akan menimbulkan momen puntir atau torsi.
Motor DC terdapat dalam berbagai ukuran dan kekuatan, masing- masing didisain
untuk keperluan yang berbeda-beda namun secara umum memiliki berfungsi dasar
yang sama yaitu mengubah energi elektrik menjadi energi mekanik. Sebuah motor DC
sederhana dibangun dengan menempatkan kawat yang dialiri arus di dalam medan
magnet kawat yang membentuk loop ditempatkan sedemikian rupa diantara dua buah
magnet permanen. Bila arus mengalir pada kawat, arus akan menghasilkan medan
magnet sendiri yang arahnya berubah-ubah terhadap arah medan magnet permanen
sehingga menimbulkan putaran.
Motor dc memerlukan suplai tegangan searah pada kumparan medan untuk diubah
menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang
tidak berputar), dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika terjadi
putaran pada kumparan jangkar didalam medan magnet, maka akan timbul tegangan
(GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran. Prinsip kerja dari arus
searah adalah membalik fasa tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif
dengan menggunakan komutator, maka dengan memberikan beda tegangan pada kedua
terminal tersebut, motor akan berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan
tersebut dibalik maka arah putaran motor akan terbalik pula. Polaritas dari tegangan
yang diberikan pada dua terminal menentukan arah putaran motor sedangkan besar dari
beda tegangan pada kedua terminal menentukan kecepatan motor (Sulasno, dkk:2006).
Bentuk motor paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa berputar
bebas di antara kutub-kutub magnet permanen. Motor dc merupakan jenis motor yang
menggunakan tegangan searah sebagai sumber tenaganya. Berdasarkan fisiknya motor
arus searah secara umum terdiri atas bagian yang diam dan bagian yang berputar. Pada
bagian yang diam (stator) merupakan tempat diletakkannya kumparan medan yang
berfungsi untuk menghasilkan fluksi magnet sedangkan pada bagian yang berputar
(rotor) ditempati oleh rangkaian jangkar seperti kumparan jangkar, komutator dan
sikat.
Jika konduktor berbentuk U (rotor) diletakkan di antara kutub utara dan selatan, maka
kuat medan magnet konduktor akan berinteraksi dengan medan magnet kutub.
Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara sempurna, maka
tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak yang disebabkan reaksi.
Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang dilindungi oleh medan maka
menimbulkan perputaran pada motor[1].
𝑉𝑓 = 𝐼𝑓 + 𝑅𝑓
Dimana:
𝑉𝑡 = tegangan terminal jangkar motor arus searah (volt)
𝐼𝑎 = arus jangkar (Amp)
𝑅𝑎 = tahanan jangkar (ohm)
𝐼𝑓 = arus medan penguatan bebas (amp)
𝑅𝑓 = tahanan medan penguatan bebas (ohm)
𝑉𝑓 = tegangan terminal medan penguatan bebas (volt)
𝐸𝑎 = gaya gerak listrik motor arus searah (volt)
Umumnya jatuh tegangan pada sikat relatif kecil sehingga besarnya dapat diabaikan.
Untuk rumus selanjutnya Vsikat ini diabaikan.
II.2 Analisis Regresi
Analisis regresi merupakan studi ketergantungan satu atau lebih variabel bebas
terhadap variabel tidak bebas. Dengan maksud untuk meramalkan nilai variabel tidak
bebas. Menurut M. Nazir (2014), peneliti ada kalanya berkehedak untuk mempelajari
bagaimana variasi dari beberapa variable independen mempengaruhi variable
dependen dalam suatu fenomena yang kompleks. Jika 𝑋1 , 𝑋2 , … , 𝑋𝑘 adalah variable-
variabel independen dan Y adalah variable dependen, maka terdapat hubungaa
fungsional antara variable X dan Y, dimana variasai dari X akan diiringi pula oleh
variasi dari Y. Secara matematika, hubungan di atas dapat dijabarkan sebagai berikut.
𝑌 = 𝑓(𝑋1 , 𝑋2 , … , 𝑋𝑘, 𝑒)
Dimana:
Y = variable dependen
X = variable independen
E = disturbance term
Dengan perkataan lain, variasi dari Y disebabkan oleh variasi dari variable independen
X dan oleh variasi random lainnya yang tidak dapat diketahui secara pasti.
Jika hubungan yang terjadi adalah linier, maka hubungan tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut.
𝑌 = 𝐴0 + 𝐴1 𝑋1 + 𝐴2 𝑋2 + ⋯ 𝐴𝑘 𝑋𝑘 + ⋯ + 𝑒
Dimana, 𝐴0 , 𝐴1 , 𝐴2 , … , 𝐴𝑘 adalah parameter. Dengan menggunakan data empiris,
parameter-parameter tersebut ingin diestimasikan. Ada beberapa cara untuk
mengadakan estimasi terhadap parameter. Salah satu diantaranya adalah dengan teknik
Ordinary Least Square.
Analisis regresi ingin mempelajari bagaimana eratnya hubungan antara satu atau
beberapa variable independen dengan sebuah variable dependen. Dalam analisis
regresi, 4 usaha pokok akan dilaksanakan, yaitu:
1. mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris
2. menguji berapa besar variasi variable dependen dapat diterangkan oleh variasi
variable independen
3. menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak
4. melihat apakah tanda dan magnitude dari estimasi parameter cocok dengan
teori
Dimana:
Y = Variabel response atau variabel akibat (Dependent)
X = Variabel predictor atau variabel faktor penyebab (Independent)
a = konstanta
b = koefisien regresi (kemiringan); besaran response yang ditimbulkan oleh predictor.