Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alisa Qotrunada Munawaroh

Nim : 1801046032

Kelas : PMI-A3

Tugas : Sosiologi Pembangunan

Dosen : Ahmad Faqih S.Ag, M.Si

1. Program Pembangunan Puskesmas Di Desa Kalibuntu Kecamatan Losari Kabupaten


Brebes
` pembangunan puskesmas ini dilaksanakan pada tahun 2017 sampai tahum 2018.
Program pembangunan ini diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang bertujuan agar
akses masyarakat desa kalibuntu lebih mudah mendapat fasilitas kesehatan. Karena
sebelum ada puskesmas di desa tersebut, masyarakat desa kalibuntu harus menuju ke desa
yang berbatasan dengan jawa barat, yaitu desa bojongsari. Jaraknya cukup jauh bagi
masyarakat desa kalibuntu. Belum lagi yang tidak mempunyai transportasi pribadi, mereka
sulit untuk mengakses puskesmas . karena jarang adanya angkutan umum di desa tersebut.
Oleh karena itu pemerintah daerah membangun puskesmas di desa kalibuntu. Dengan
dibangunnya puskesmas di desa kalibuntu, pemerintah mengharapkan masyarakat dapat
lebih mudah untuk mengakses fasilitas kesehatan. Dalam setiap pembangunan infrastruktur
ataupun fasilitas umum pasti di dalamnya ada faktor pendukung dan penghambat. Adapun
faktor pendukung dan penghambat dalam pembangunan puskesmas ini yaitu sebagai
berikut :
Faktor penghambat :
1. Kurangnya tenaga medis
Adanya puskesmas ditengah tengah desa merupakan suatu kebanggan
tersendiri bagi masyarakat. Namun, disamping itu banyak yang
mengeluhkan bahwa pelayanan di desa tidak seperti pelayanan di
kecamatan. Jika pada hari itu terdapat banyak pasien maka haus
mengantri lama karena tenaga medis yang ada di desa hanya satu orang.
Dan juga pelayanan dari tenaga medis sangat lama, sehingga banyak
pasien yang tidak sabar menunggu di puskesmas akhirnya pulang ke
rumah,
2. Kurangnya fasilitas pasien
Perbedaan Antara puskesmas di desa dan di kecamatan sangat banyak
salah satunya yaitu fasilitas pasien seperti, kursi duduk, toilet. Di desa
fasiliitas tersebut tersedia hanya sedikit dan bahkan tidak ada untuk
toilet, toilet tersedia hanya untuk tenaga medis saja. Kursi pun tersedia
hanya sedikit sehingga jika banyak pasien yang datang maka banyak
pula pasien yang berdiri untuk mengantri.
3. Adanya biaya administrasi
Di desa ada biaya setiap melakukan administrasi untuk berobat,
walaupun hanya sedikit yaitu per orang seribu rupiah namun tidak
seperti di kecamatan yang gratis apabila menggunakan kartu BPJS. Dan
setiap penebusan obat masyarakat juga masih dibebani biaya yang
menyesuaikan sakitnya. Jika sakit yang dialami pasien cukup serius dan
membutuhkan banyak obat maka lebih mahal pula biaya penebusan obat
di puskesmas tersebut

Faktor pendukung :

1. Banyak apresiasi dari masyarakat


Dari semua hambatan hamabatan yang ada terbelakangan oleh
kebutuhan masyarakat desa yang membutuhkan pelayanan puskesmas
terdekat. Banak masyarakat yang lebih memilih berobat dipuskesmas
desa dengan alasan lebih dekat dan murah. Karena kebanyakan dari para
pasien adalah para orang tua yang tidak memiliki kendaraan sendiri,
sehingga akan lebih mahal jika mereka berobat ke puskesmas
kecamatan untuk mengeluarka biaya tambahan transportasi. Selain itu
masyarakat juga lebih senang dengan tenaga medis yang ada di desa,
mereka dapat mngungkapkan semua keluhan mereka dengan penyakit
yang di derita, hal itu dikarenakan tenaga medis yang ramah dan sangat
friendly. Kemungkinan besar hal itu yang membuat pelayanan
masyarakat menjadi lama, para pasien harus antri panjang untuk
mendapat pelayanan kesehatan.
2. Pembanguan Sekolah Al-Falah (Paket C)
Pembanguan sekolah ini dilakukan pada tahun 2012, bertujuan agar mesyarakat
yang kurang mampu dapat menikmati pendidikan. Karena pada umumnya banyak anak-
anak maupun orang dewasa yang berhenti sekolah karena kendala ekonomi. Oleh karena
itu dibangun sekolah al-falah yang dapat di masuki oleh semua kalangan usia, sekolah al-
falah ini biasnya disebut dengan sekolah paket, karena semua kalangan usia dapat belajar
disini. Biaya yang dikeluarkan di sekolah al-falah tidak besar. Peraturan pemakaian
seragampun masih bebas. Pada pembangunan sekolah ini banyak anak-anak yang tadinya
tidak sekolah merasa senang karena sudah ada niatan untuk memulai maupun melanjutkan
belajar di sekolah al-falah. Pada awal pembangunan sekolah ini jadi, ada sekitar 21 anak
yang mendaftar untuk sekolah disini, dan sekarang mulai bertambah banyak walaupun
tidak sebanyak sekolah formal biasanya.
Faktor pendukung :
1. Adanya dukungan dari masyarakat
2. Adanya respon baik dari masyarakat sekitar pembangunan.
3. Banyak masyarakat (kurang mampu) yang mau belajar di sekolah
al-falah

Faktor penghambat :

1. Tempat yang kurang strategis, sehingga tidak banyak tengga desa


yang mengetahui sekolah al-falah
2. Kurangnya tenaga pengajar, sehingga yang mengajar pada sekolah
tersebut hanya satu atau dua orang saja.
3. Banyak masyarakat yang lebih memiih sekolah formah pada
umumnya, sehingga sekolah al-falah hanya memiliki jumlah murid
yang tidak jauh berbeda setiap tahunnya.

Anda mungkin juga menyukai