Anda di halaman 1dari 7

PENGGUNAAN MEDIA FLIP CHART DALAM

PENINGKATAN PEMBELAJARAN
IPA DI SEKOLAH DASAR

Andhika Yoga Prasetyo1, Triyono2, Imam Suyanto3


PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen, Jl. Kepodang No. 67A, Kebumen 54312
e-mail: andhikayoga06@gmail.com

Abstract: Using the Flip Chart Media in Science Learning Improvement at Primary
Schools. The purpose of this research is to describe the procedures for using a flip chart that
can enhance science learning and describe the constraints and their solutions from the use of
a flip chart. This research is Classroom Action Research (CAR) conducted in 3 cycles with
each cycle consisting of four phases: planning, implementation, observation, and reflection.
Data collection techniques are observation, interview and test. The validity of the data
sources and using triangulation techniques. The results showed that the flip chart can
enhance science learning.
Keywords: flip chart, learning sains

Abstrak: Penggunaan Media Flip Chart Dalam Peningkatan Pembelajaran IPA di


Sekolah Dasar. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan prosedur penggunaan flip chart
yang dapat meningkatkan pembelajaran IPA dan mendeskripsikan kendala beserta solusi dari
penggunaan flip chart. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam 3 siklus dengan tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan datanya adalah observasi,
wawancara, dan tes. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa flip chart dapat meningkatkan pembelajaran IPA.
Kata kunci: flip chart, pembelajaran IPA
memadai. Pengetahuan dasar untuk
PENDAHULUAN teknologi adalah IPA dan akan lebih baik
Kata IPA merupakan singkatan dari jika dimulai dari tingkat dasar.
Ilmu Pengetahuan Alam yang merupakan Pada dasarnya IPA tidak hanya
terjemahan dari kata dalam bahasa Inggris berupa kumpulan-kumpulan pengetahuan
“natural science”. Natural artinya ilmiah, tentang benda-benda atau mahluk-mahluk,
berhubungan dengan alam, atau yang tetapi IPA juga merupakan cara kerja, cara
bersangkut paut dengan alam. Kata berpikir, dan cara memecahkan suatu
“science” berasal dari kata dalam bahasa masalah. Memahami IPA berarti juga
Latin “scientia” yang berarti saya tahu memahami proses IPA, yaitu memahami
(Trianto, 2010: 136). bagaimana mengumpulkan fakta-fakta dan
Secara umum, Ilmu Pengetahuan memahami bagaimana menghubungkan
Alam (IPA) meliputi bidang kajian energi fakta-fakta untuk menginterpretasikannya.
dan perubahannya, bumi antariksa, mahluk Keterampilan proses IPA diantaranya:
hidup dan proses kehidupan, materi dan mengamati, mengukur, menarik
sifatnya yang sebenarnya sangat berperan kesimpulan, mengendalikan variabel,
dalam membantu peserta didik untuk merumuskan hipotesis, membuat grafik
memahami fenomena alam. Pendidikan dan tabel data, membuat definisi
IPA menjadi sangat penting bagi suatu operasional, dan melakukan eksperimen
bangsa sebab IPA merupakan dasar (Iskandar, 2001: 5).
teknologi dan teknologi itu sendiri Hal-hal yang telah diuraikan di atas
merupakan bagian vital bagi pem- akan dapat terwujud ketika proses
bangunan. Suatu teknologi tidak akan pembelajaran yang dilakukan baik itu oleh
berkembang dengan baik apabila tidak guru maupun siswa dilaksanakan dengan
didasari dengan pengetahuan dasar yang baik. Secara umum, Asrori menjelaskan
pembelajaran sebagai “Suatu proses materi yang dibahas. Penggunaan media
perubahan tingkah laku yang diperoleh juga belum sepenuhnya melibatkan siswa
melalui pengalaman individu yang aktif dalam pembelajaran. Karena
bersangkutan” (2009: 6). Dalam proses pembelajaran IPA yang dilaksanakan di
pembelajaran tidak hanya melibatkan kelas IV masih belum maksimal, maka
penguasaan fakta atau konsep suatu bidang berdampak pada hasil belajarnya yang
ilmu saja, melainkan juga melibatkan belum maksimal.
perasaan-perasaan yang berkaitan dengan Flip Chart dapat menjadi salah satu
emosi, kasih sayang, hasrat, dan alternatif media pembelajaran yang
kerokhanian. Pembelajaran tidak terbatas digunakan dalam menunjang kegiatan
pada apa yang kita rencanakan saja, pembelajaran IPA di kelas. Flip chart
melainkan melibatkan pengalaman yang di dalam pengertian yang sederhana menurut
luar kesadaran kita. Susilana dan Riyana adalah “Lembaran-
Sejalan dengan pemikiran di atas, lembaran kertas yang menyerupai album
Iskandar (mengutip simpulan Paolo dan atau kalender berukuran 50 x 75 cm, atau
Marten, 1993) menegaskan bahwa dalam ukuran yang lebih kecil 28 x 21 cm sebagai
menerapkan pembelajaran IPA kepada fliplook yang disusun dalam urutan yang
anak usia sekolah dasar, masih berada pada diikat pada bagian atasnya” (2009: 87).
taraf mencoba-coba dan melakukan Flip chart sebagai salah satu media
kesalahan, gagal, dan mencoba lagi. Selain visual mempunyai fungsi seperti dijelaskan
materi IPA harus dimodifikasi, oleh Sumantri dan Permana yaitu memberi
keterampilan-keterampilan proses IPA informasi secara simbolis, memperjelas
yang akan dilatihkan juga harus dan memudahkan siswa dalam menangkap
disesuaikan dengan tahap perkembangan data kuantitatif yang rumit, dan juga media
siswa (Iskandar, 2001: 16). ini dapat menggambarkan pertumbuhan
Realita menunjukkan bahwa hasil atau perkembangan suatu peristiwa atau
belajar sebagian besar siswa pada mata objek dengan jelas sehingga siswa bisa
pelajaran IPA masih tergolong rendah. Hal lebih sistematis dalam mempelajari suatu
ini dapat dilihat dari rata-rata nilai IPA peristiwa atau ilmu (2001: 64).
untuk Ulangan Akhir Semseter I (UAS I) Penggunaan flip chart merupakan
tahun ajaran 2011/2012 mereka yang salah satu cara guru dalam menghemat
hanya sebesar 66. Angka tersebut masih waktu terutama untuk menulis di papan
jauh dari KKM (Kriteria Ketuntasan tulis. Penyajian informasi ini dapat berupa
Minimal) yang sudah ditentukan oleh gambar, huruf, diagram, dan angka-angka.
sekolah tersebut untuk mata pelajaran IPA Sajian pada flip chart harus disesuaikan
sebesar 75. dengan jumlah dan jarak maksimum siswa
Penggunaan media penunjang pem- dalam melihat flip chart tersebut dan
belajaran oleh guru masih dirasa kurang direncanakan tempat yang sesuai dimana
efektif dan perlu ditingkatkan apabila dan bagaimana flip chart tersebut
melihat kondisi kelas dan jumlah siswa ditempatkan.
dalam satu kelas yang tergolong banyak. Susilana dan Riyana (2009: 87)
Selain itu, media pembelajaran yang mengemukakan bahwa flip chart
digunakan belum memiliki tingkat merupakan salah satu media cetakan yang
relevansi dengan tujuan, materi, seder- hana dan cukup efektif. Sederhana
karakteristik siswa, dan yang tidak kalah dilihat dari proses pembuatannya yang
pentingnya adalah inovatif. Hasil observasi relatif mudah dan efektif karena flip chart
dan wawancara terhadap beberapa siswa dijadikan sebagai media penyampai pesan
menunjukkan bahwa siswa merasa pembelajaran secara terencana maupun
kesulitan memahami materi IPA terutama secara langsung dan menjadikan
yang berhubungan dengan proses suatu percepatan ketercapaian tujuan dengan
peristiwa karena media yang digunakan menghemat waktu bagi guru untuk menulis
oleh guru belum sepenuhnya sesuai dengan atau menggambar di papan tulis.
Selain itu, penyajiannya yang dilaksanakan dalam 3 siklus dengan setiap
menarik akan membuat siswa menjadi siklus terdiri dari 3 pertemuan dan masing-
lebih antusias, bisa juga digunakan di masing siklus terdiri dari empat tahapan
dalam ma- upun di luar kelas, dan juga yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi,
meningkatkan aktivitas belajar siswa jika dan refleksi.
dikelola dengan benar. Siswa akan lebih Sumber data yang digunakan dalam
mudah dalam mempelajari suatu konsep penelitian berasal dari siswa, guru, kepala
IPA baik yang berupa proses maupun sekolah, dokumen data nilai hasil belajar
penalaran. siswa pada mata pelajaran IPA materi
Rumusan masalah dalam penelitian perubahan kenampakan bumi dan benda
tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: langit beserta perubahan lingkungan fisik
a) Bagaimana prosedur penggunaan media dan arsip pendukung seperti silabus dan
flip chart yang dapat meningkatkan daftar kelas. Teknik pengumpulan data
pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD yang digunakan meliputi teknik tes (soal
Negeri 2 Wonosari Kecamatan Kebumen evaluasi) dan teknik non tes (observasi,
tahun ajaran 2011/2012?, dan b) Apakah wawancara, dan dokumentasi). Analisis
kendala beserta solusi dari penggunaan data yang di- gunakan mengacu pada Miles
media flip chart yang dapat meningkatkan dan Huberman (1984) yang meliputi 3 alur
pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan
Negeri 2 Wonosari tahun ajaran terus menerus selama dan setelah
2011/2012? pengumpulan data yakni: reduksi data,
Berdasarkan rumusan masalah penyajian data, dan penarikan kesimpulan
tersebut, tujuan penelitiannya adalah (Sugiyono, 2009: 246).
mendeskripsikan prosedur penggunaan
media flip chart yang dapat meningkatkan HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran IPA dan mendeskripsikan Berdasarkan hasil tes awal yang
kendala beserta solusi dari penggunaan dilakukan peneliti terhadap siswa, nilai
media flip chart pada pembelajaran IPA rata-rata IPA yang diperoleh siswa
materi perubahan kenampakan bumi dan sebelum dikenai tindakan sebesar 62,56.
benda langit beserta perubahan lingkungan Hasil tersebut masih jauh dari KKMnya
fisik. (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebesar 75.

METODE PENELITIAN Tabel 1.Distribusi Frekuensi Hasil tes


Penelitian ini dilaksanakan di SD Awal Siswa
Negeri 2 Wonosari Kecamatan Kebumen. Persentase (%)
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV No Interval Frekuensi
Relatif Kumulatif
yang berjumlah 41 siswa yang terdiri dari 1 40 – 48 1 2,44 2,44
27 siswa putra dan 14 siswa putri. Waktu 2 49 – 57 14 34,15 36,59
penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 3 58 – 66 12 29,27 65,85
2012 sampai dengan bulan Mei 2012 pada 4 67 – 75 6 14,63 80,49
semester genap. 5 76 – 84 5 12,20 92,68
Jenis penelitian yang dilakukan 6 85 – 93 3 7,32 100,00
oleh peneliti adalah penelitian tindakan Jumlah 41 100,00
kelas (PTK). Peneliti menggunakan model Siswa tuntas 11 26,28
Kemmis dan Mc Taggart (1988). Dalam Belum 30 73,17
perencanaannya, Kemmis (1988) tuntas
menggunakan sistem spiral refleksi diri Nilai rata- 62,56
yang dimulai dengan rencana, tindakan, rata
pengamatan, refleksi, dan perencanaan
kembali yang merupakan dasar untuk suatu Berdasarkan data pada tabel 1,
ancang-ancang pemecahan permasalahan hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak
(Sukidin, dkk. 2010: 48). Penelitian 73,17% atau 30 siswa dari jumlah
keseluruhan siswa memperoleh nilai ≤ memperoleh nilai ≤ KKM. Deskripsi data
KKM. Sisanya sebanyak 26,82% atau 11 hasil tes IPA siklus II tertera pada tabel 3.
siswa memperoleh nilai ≥ KKM.
Pada siklus I, Persentase
keterlaksanaan pembelajaran oleh guru Tabel 3.Distribusi Frekuensi Data
sama dengan perolehan siswa yaitu sebesar Hasil Tes IPA Siklus II
75,00%. Kendala yang ditemukan pada Persentase (%)
siklus I diantaranya beberapa langkah No Interval Frekuensi
Relatif Kumulatif
pembelajaran yang belum maksimal, 1 50 – 57 4 9,76 9.76
pengaktifan siswa, penempatan flip chart, 2 58 – 65 5 12,20 21,95
serta pengelolaan kelas masih perlu 3 66 – 73 5 12,20 34,15
diperbaiki. pada siklus I. Hasil belajar 4 74 – 81 12 29,27 63,41
siswa yang mencapai kriteria KKM pada 5 82 – 89 10 24,39 87,80
materi perubahan kenampakan Bumi hanya 6 90 – 97 5 12,20 100,00
sebesar 39,03% atau sebanyak 16 siswa, Jumlah 41 100,00
sedangkan sisanya sebesar 60,97% atau Siswa tuntas 27 65,85
sebanyak 25 siswa belum mencapai KKM Belum 14 34,15
dengan nilai rata-ratanya sebesar 72,24. tuntas
Deskripsi data hasil tes IPA siklus I tertera Nilai rata- 75,93
pada tabel 2. rata
Tabel 2.Distribusi Frekuensi Data Pada siklus yang ke III, perolehan
Hasil Tes IPA Siklus I hasil observasi keterlaksanaan
Persentase (%) pembelajaran guru sebesar 3,8 dengan
No Interval Frekuensi
Relatif Kumulatif persentase sebesar 95,00% beserta siswa
1 55 – 61 6 14,63 14,63 sebesar 3,7 atau 92,50%. Kekurangan-
2 62 – 68 9 21,95 36,59 kekurangan yang muncul pada siklus
3 69 – 75 10 24,39 60,98 sebelumnya sudah dapat diperbaiki. Hasil
4 76 – 82 7 17,07 78,05 belajar yang diperoleh siswa pada materi
5 83 – 89 8 19,51 97,56 perubahan kenampakan bumi dan benda
6 90 – 96 1 2,44 100,00 langit beserta perubahan lingkungan fisik
Jumlah 41 100,00 sebesar 75,61% atau sebanyak 31 siswa
Siswa tuntas 16 39,02 nilainya ≥ KKM. Sisanya sebesar 24,39%
Belum 25 60,97 atau sebanyak 10 siswa memperoleh nilai ≤
tuntas KKM. Nilai rata-rata kelasnya pada siklus
Nilai rata- 72,24 III meningkat menjadi 75,95. Deskripsi
rata data hasil tes IPA siklus II tertera pada
tabel 4.
Pada siklus II, persentase
keterlaksanaan pembelajaran yang oleh Tabel 4.Distribusi Frekuensi Data
guru sebesar 87,50% dan siswa sebesar Hasil Tes IPA Siklus III
80,00%. Kendala yang muncul pada siklus Persentase (%)
II yaitu penempatan flip chart yang belum No Interval Frekuensi
Relatif Kumulatif
maksimal dan kemampuan siswa untuk 1 52 – 58 5 12,20 12,20
melakukan keterampilan proses masih 2 59 – 65 2 4,88 17,07
kurang. Hasil belajar siswa mengalami 3 66 – 72 2 4,88 21,95
peningkatan pada siklus II. Nilai rata- 4 73 – 79 16 39,02 60,98
ratanya sebesar 75,93 dimana siswa yang 5 80 – 86 11 26,83 87,80
memperoleh nilai ≥ KKM sebesar 65,85% 6 87 – 93 5 12,20 100,00
atau sebanyak 27 siswa, sedangkan sisanya Jumlah 41 100,00
sebesar 34,15% atau sebanyak 14 siswa Siswa tuntas 31 75,61
Belum 10 24,39 Nilai 90 96 97 92
tuntas Tertinggi
Nilai rata- 75,95 Siswa Tuntas 11 16 27 31
rata Belum tuntas 30 25 14 10

Data yang berhasil dikumpulkan Dalam penelitian ini terdapat 10


berdasarkan hasil temuan yang dikaji siswa yang tidak tuntas dari jumlah
sesuai dengan rumusan masalah keseluruhan 41 siswa. Indikator
selanjutnya dikaitkan dengan teori keberhasilan belajar berupa 75% siswa dari
berkenaan dengan media flip chart dan jumlah keseluruhan memperoleh nilai ≥
pembelajaran IPA. Berdasarkan observasi KKM sudah terpenuhi. Upaya yang
dan analisis data yang telah dilakukan, dilakukan oleh peneliti untuk mengatasi
hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah tersebut adalah mendiskusikannya
penggunaan media flip chart dapat dengan guru kelas IV SD Negeri 2
meningkatkan pembelajaran IPA. Hal ini Wonosari yang kemudian diperoleh
dibuktikan dengan adanya peningkatan kesepakatan untuk siswa yang belum
keterampilan proses siswa dan hasil belajar memperoleh nilai ≥ KKM akan
siswa dimulai dari pelaksanaan tindakan ditindaklanjuti oleh guru kelas IV yang
siklus I, siklus II, hingga siklus III. nantinya akan diberikan remidi dengan
Peningkatan tersebut terjadi secara soal yang sama.
bertahap dan cukup signifikan. Hal ini Peningkatan hasil belajar yang
sesuai dengan pendapat yang dikemukakan diperoleh siswa pada materi perubahan
oleh Riyana dan Susilana (2009: 88-89) kenampakan bumi dan benda langit beserta
bahwa salah satu kelebihan dari perubahan lingkungan fisik dari setiap
penggunaan flip chart adalah dapat siklus yang senantiasa mengalami
meningkatkan aktivitas belajar siswa baik peningkatan merupakan dampak positif
itu di dalam maupun di luar kelas. Pada dari digunakannya media flip chart.
saat pembelajaran di luar kelas seperti Menyajikan pesan pembelajaran
praktikum, flip chart dapat dengan mudah menggunakan bagan berupa flip chart pada
dibawa ke luar kelas untuk dijadikan hakikatnya adalah menyajikan pesan
misalnya sebagai papan pajangan ataupun pembelajaran melalui visualisasi yang
membantu guru menjelaskan materi. Selain bertujuan materi yang kompleks dapat
itu, peningkatan pembelajaran IPA materi disederhanakan sehingga siswa mudah
perubahan kenampakan bumi dan benda memahami dan mencerna pesan yang
langit beserta perubahan lingkungan fisik disampaikan melalui media tersebut.
terlihat dari nilai rata-rata yang diperoleh Kegunaan bagan adalah menunjukkan
siswa sebelum dikenai tindakan dan hubungan, keterkaitan, perbandingan,
setelah dilaksanakan tindakan siklus I, II, jumlah yang relatif, perkembangan
dan III. Perbandingan hasil tes IPA materi tertentu, proses tertentu, pengklasifikasian
perubahan kenampakan bumi dan benda dan pengorganisasian (Riyana dan
langit beserta perubahan lingkungan fisik Susilana, 2009: 182).
pada tes awal, siklus I, siklus II, dan siklus Siswa lebih mudah memahami
III dapat dilihat pada tabel 5. peristiwa terjadinya erosi tanah, abrasi,
korasi, perubahan fase-fase bulan,
Tabel 5.Perbandingan Hasil Tes IPA terjadinya angin darat dan angin laut, serta
Siswa pada Tes Awal, Siklus I, peristiwa yang berkaitan dengan
Siklus II, dan Siklus III pencegahan perubahan lingkungan fisik
Tes Siklus Siklus Siklus yang merugikan. Hal ini sejalan dengan
Aspek pendapat yang dikemukakan oleh
Awal I II III
Rata-tata 62,56 72,24 75,93 75,95 Sadiman, dkk., bahwa media flip chart
Nilai 40 55 50 52 yang bersifat menunda penyampaian pesan
Terendah pembelajaran dengan cara bertahap
membantu siswa memahami materi menggunakan flip chart yaitu: a)
pelajaran yang sifatnya kompleks maupun penempatan posisi flip chart yang sulit
materi sekaligus. Selain itu, penyajian menjangkau seluruh siswa, b) sajian flip
yang dilakukan secara bertahap, membuat chart yang kurang besar dan kurang jelas,
fokus dan perhatian siswa menjadi terjaga dan c) siswa masih kesulitan memahami
karena siswa merasa penasaran dengan sajian flip chart dengan baik. Solusi yang
materi maupun gambar apa yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan
muncul pada lembaran flip chart tersebut yaitu: a) senantiasa melibatkan
berikutnya (2010: 37). siswa dalam penempatan flip chart dengan
Selain itu, media flip chart dapat meminta saran dan masukan dari siswa, b)
meningkatkan pembelajaran di kelas ukuran gambar, simbol, angka, dan
apabila dikelola dengan baik. Hal ini hurufnya supaya lebih diperbesar sehingga
sejalan dengan pendapat yang lebih mudah diamati, c) dalam
dikemukakan oleh Riyana dan Susilana menjelaskan sajian yang ada pada flip
bahwa media flip chart mampu chart menggunakan bahasa yang sederhana
menyajikan pesan pembelajaran secara bagi siswa.
ringkas dan praktis, dapat digunakan di Berdasarkan penelitian yang telah
dalam maupun di luar ruangan, sekaligus dilaksanakan, dapat disampaikan beberapa
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa saran berkaitan dengan penelitian yang
(2009: 88-89). telah dilaksanakan diantaranya saat
Dengan demikian, dapat di- pembelajaran di kelas khususnya IPA,
simpulkan bahwa penggunaan media flip gunakan media pembelajaran yang
chart dapat meningkatkan pembelajaran sederhana misalnya menggunakan flip
IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 2 chart yang terpenting memiliki tingkat
Wonosari Kecamatan Kebumen tahun relevansi dengan tujuan, materi dan
ajaran 2011/2012. karakteristik siswa. Pada saat ingin
membelajarkan IPA menggunakan flip
KESIMPULAN DAN SARAN chart, langkah yang harus dilakukan oleh
Berdasarkan hasil dan siswa sebaiknya mengikuti langkah-
pembahasan yang telah diuraikan langkah penggunaan media flip chart
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan yang telah dilakukan oleh
penggunaan media flip chart yang dapat peneliti.
meningkatkan pembelajaran IPA pada
siswa kelas IV SD Negeri 2 Wonosari DAFTAR PUSTAKA
Kecamatan Kebumen tahun ajaran Asrori, M. (2009). Psikologi
2011/2012 adalah menggunakan langkah- Pembelajaran. Bandung: Wacana
langkah: a) penempatan flip chart; b) Prima.
pengaturan kelas dan siswa yang meliputi
pola pengaturan tempat duduk siswa yang Iskandar, S. M. (2001). Pendidikan Ilmu
bervariasi baik itu secara individu maupun Pengetahuan Alam. Bandung:
kelompok beserta pola pengelompokkan Maulana.
siswa; c) pengenalan materi melalui flip
Sadiman, A., Rahardjo, Haryono, A., &
chart; d) penyajian lembaran-lembaran flip
Rahardjito. (2011). Media
chart pada saat pembelajaran; e)
Pendidikan Pengertian,
pemberian pertanyaan dan penugasan yang
Pengembangan, dan
mengaktifkan siswa melalui flip chart; f)
Pemanfaatannya. Jakarta: Raja
pemberian LKS melalui media flip chart;
Grafindo Persada.
g) pemberian kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapat dan hasil Susilana, R. dan Riyana, C. (2009). Media
diskusinya dengan bantuan flip chart; dan Pembelajaran: Hakikat,
h) penarikan kesimpulan. Kendala yang Pengembangan, Pemanfaatan, dan
ditemukan pada saat membelajarkan IPA Penilaian. Bandung: Wacana Prima.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Trianto. (2010). Model Pembelajaran
Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Terapdu: Konsep strategi, dan
Bandung: AlfaBeta. Implementasinya dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Sukidin, dkk. (2010). Manajemen Jakarta: Bumi Aksar
Penelitian Tindakan Kelas.
Surabaya: Insan Cendekia.
Sumantri, M. dan Permana, J. (2001).
Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Maulana.

Anda mungkin juga menyukai