Anda di halaman 1dari 17

MATA KULIAH

ILMU BAHAN BANGUNAN

NAMA DOSEN
ROBI FERNANDO, ST. MT

JUDUL TUGAS
ALUMUNIUM DAN KACA

OLEH:

MUHAMMAD ADAM AL HUSSEIN


NIM : 193031

PROGRAM STUDI BANGUNAN GEDUNG


POLITEKNIK PEKERJAAN UMUM
TAHUN 2019
1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang bahan alumunium
dan kaca.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah bahan bangunan.
Hasil yang ingin dicapai agar dapat mengetahui serta memahami tentang alumunium dan kaca.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah bahan alumunium dan kaca ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

Semarang, 09 November 2019

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada abad ke-19, sebelum ditemukannya proses elektrolisis, aluminium hanya bisa
didapatkan dari bauksit dengan proses kimia Wöhler. Dibandingkan dengan elektrolisis, proses
ini sangat tidak ekonomis, dan harga aluminium dulunya jauh melebihi harga emas. Karena dulu
dianggap sebagai logam berharga, Napoleon IIIPaul L.T Heroult dari Perancis (1808-1873)
pernah melayani tamunya yang pertama dengan piring aluminium dan tamunya yang kedua
dengan piring emas dan perak. Pada tahun 1886, Charles Martin Hall dari Amerika Serikat
(1863-1914) dan Paul L.T. Héroult dari Perancis (1863-1914) menemukan proses elektrolisis
yang sampai sekarang membuat produksi aluminium ekonomis.

Pada zaman sekarang, kaca sudah sangat banyak ditemukan dan dipakai dalam berbagai hal,
termasuk dalam bidang arsitektur bangunan. Banyak kesan dan image yang bisa dimunculkan
dengan keterlibatan material kaca sebagai bagian dari interior maupun eksterior bangunan.
Begitu kuat efek yang bisa ditimbulkan oleh kaca membuat banyak perancang bangunan
memilij kaca sebagai “pembungkus” dan atau “pengisi” sebuah bangunan atau gedung. Terlebih
lagi dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, kaca bisa menjadi elemen utama bangunan
bahkan yang bersifat penahan beban atau structural, walaupun masih memerlukan elemen
pendukunglainnya sebagai rangka atau penguatnya (lantai kaca, atap kaca, dinding kaca, tangga
kaca)
Tetapi tidak menutup kemungkinan akan muncul penggunaan kaca solid sebagai penahan
beban tanpa adanya elemen pendukung. Dengan demikian kaca dapat menggantikan peran
material lainnya seperti batu bata.

1.2. Rumusan masalah


1. Apa pengertian bahan aluminium dan kaca?
2. Bagaimana sifat bahan aluminium dan kaca?
3. Apa saja jenis aluminium dan kaca?
4. Bagaimana pengolahan alumium dan kaca?
5. SNI alumunium dan kaca?

3
1.3. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian alumunium dan kaca.
2. Untuk mengetahui bagaimana sifat karakteristik alumunium dan kaca.
3. Untuk mengetahui jenis pengujian dan persyaratan alumunium dan kaca.
4. Untuk mengetahui SNI yang dipakai alumunium dan kaca.

4
BAB II
Pembahasan

2.1. Pengertian aluminium

Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13.
Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium adalah logam yang berwarna putih perak
dan tergolong ringan yang mempunyai massa jenis 2,7 gr cm3.

Aluminium bukan merupakan jenis logam berat, namun merupakan elemen yang
berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium terdapat
dalam penggunaan aditif makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan
hidung, antiperspirant, air minum, knalpot mobil, asap tembakau, penggunaan aluminium foil,
peralatan masak, kaleng, keramik , dan kembang api.

Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Terang dan kuat. Merupakan
konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat
dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang. Tahan korosi.

Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan dalam kabel
bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan badan pesawat
terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu dsb.
Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact disks.

5
2.2. Sifat-sifat yang Dimiliki Aluminium
Sifat-sifat yang dimilki aluminium antara lain :

 Ringan, tahan korosi dan tidak beracun maka banyak digunakan untuk alat rumah tangga
seperti panci, wajan dan lain-lain.
 Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus makanan, obat,
dan rokok.
 Daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu maka Al digunakan sebagai kabel tiang
listrik.
 Paduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat
seperti Duralium (campuran Al, Cu, mg) untuk pembuatan badan peswat.
 Al sebagai zat reduktor untuk oksida MnO2 dan Cr2O3.

2.3. Klasifikasi Aluminium

1. Aluminium Murni
Aluminium 99% tanpa tambahan logam paduan apapun dan dicetak dalam keadaan biasa,
hanya memiliki kekuatan tensil sebesar 90 MPa, terlalu lunak untuk penggunaan yang luas
sehingga seringkali aluminium dipadukan dengan logam lain.

2. Aluminium Paduan
Elemen paduan yang umum digunakan pada aluminium adalah silikon, magnesium,
tembaga, seng, mangan, dan juga lithium.
Secara umum, penambahan logam paduan hingga konsentrasi tertentu akan meningkatkan
kekuatan tensil dan kekerasan, serta menurunkan titik lebur. Jika melebihi konsentrasi tersebut,
umumnya titik lebur akan naik disertai meningkatnya kerapuhan akibat terbentuknya senyawa,
kristal, atau granula dalam logam.
Namun, kekuatan bahan paduan aluminium tidak hanya bergantung pada konsentrasi logam
paduannya saja, tetapi juga bagaimana proses perlakuannya hingga aluminium siap digunakan,
apakah dengan penempaan, perlakuan panas, penyimpanan, dan sebagainya.

3. Paduan Aluminium-Silikon
Paduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan memberikan kekerasan dan kekuatan
tensil yang cukup besar, hingga mencapai 525 MPa pada aluminium paduan yang dihasilkan
pada perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih tinggi dari 15%, tingkat kerapuhan logam
akan meningkat secara drastis akibat terbentuknya kristal granula silika.

6
4. Paduan Aluminium-Magnesium
Keberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan titik lebur logam paduan yang
cukup drastis, dari 660 oC hingga 450 oC. Namun, hal ini tidak menjadikan aluminium paduan
dapat ditempa menggunakan panas dengan mudah karena korosi akan terjadi pada suhu di atas
60 oC. Keberadaan magnesium juga menjadikan logam paduan dapat bekerja dengan baik pada
temperatur yang sangat rendah, di mana kebanyakan logam akan mengalami failure pada
temperatur tersebut.

5. Paduan Aluminium-Tembaga
Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang keras dan kuat, namun rapuh.
Umumnya, untuk kepentingan penempaan, paduan tidak boleh memiliki konsentrasi tembaga di
atas 5,6% karena akan membentuk senyawa CuAl2 dalam logam yang menjadikan logam rapuh.

6. Paduan Aluminium-Mangan
Penambahan mangan memiliki akan berefek pada sifat dapat dilakukan pengerasan
tegangan dengan mudah (work-hardening) sehingga didapatkan logam paduan dengan kekuatan
tensil yang tinggi namun tidak terlalu rapuh. Selain itu, penambahan mangan akan meningkatkan
titik lebur paduan aluminium.

7. Paduan Aluminium-Seng
Paduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang paling terkenal karena merupakan
bahan pembuat badan dan sayap pesawat terbang. Paduan ini memiliki kekuatan tertinggi
dibandingkan paduan lainnya, aluminium dengan 5,5% seng dapat memiliki kekuatan tensil
sebesar 580 MPa dengan elongasi sebesar 11% dalam setiap 50 mm bahan. Bandingkan dengan
aluminium dengan 1% magnesium yang memiliki kekuatan tensil sebesar 410 MPa namun
memiliki elongasi sebesar 6% setiap 50 mm bahan.

8. Paduan Aluminium-Lithium
Lithium menjadikan paduan aluminium mengalami pengurangan massa jenis dan
peningkatan modulus elastisitas; hingga konsentrasi sebesar 4% lithium, setiap penambahan 1%
lithium akan mengurangi massa jenis paduan sebanyak 3% dan peningkatan modulus elastisitas
sebesar 5%. Namun aluminium-lithium tidak lagi diproduksi akibat tingkat reaktivitas lithium
yang tinggi yang dapat meningkatkan biaya keselamatan kerja.

9. Paduan Aluminium-Skandium
Penambahan skandium ke aluminium membatasi pemuaian yang terjadi pada paduan, baik
ketika pengelasan maupun ketika paduan berada di lingkungan yang panas. Paduan ini semakin
jarang diproduksi, karena terdapat paduan lain yang lebih murah dan lebih mudah diproduksi
dengan karakteristik yang sama, yaitu paduan titanium. Paduan Al-Sc pernah digunakan sebagai

7
bahan pembuat pesawat tempur Rusia, MIG, dengan konsentrasi Sc antara 0,1-0,5% (Zaki, 2003,
dan Schwarz, 2004).

10. Paduan Aluminium-Besi


Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan sebagai suatu “kecelakaan”.
Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran dengan menggunakan cetakan besi yang
tidak dilapisi batuan kapur atau keramik. Efek kehadiran Fe dalam paduan adalah berkurangnya
kekuatan tensil secara signifikan, namun diikuti dengan penambahan kekerasan dalam jumlah
yang sangat kecil. Dalam paduan 10% silikon, keberadaan Fe sebesar 2,08% mengurangi
kekuatan tensil dari 217 hingga 78 MPa, dan menambah skala Brinnel dari 62 hingga 70. Hal ini
terjadi akibat terbentuknya kristal Fe-Al-X, dengan X adalah paduan utama aluminium selain Fe.
Kelemahan aluminium paduan adalah pada ketahanannya terhadap lelah (fatigue).
Aluminium paduan tidak memiliki batas lelah yang dapat diperkirakan seperti baja, yang
berarti failure akibat fatigue dapat muncul dengan tiba-tiba bahkan pada beban siklik yang kecil.
Satu kelemahan yang dimiliki aluminium murni dan paduan adalah sulit memperkirakan
secara visual kapan aluminium akan mulai melebur, karena aluminium tidak menunjukkan tanda
visual seperti baja yang bercahaya kemerahan sebelum melebur.

11. Aluminium paduan cor


Aluminium dapat dicor di cetakan pasir/tanah liat, cetakan besi, atau cetakan baja dengan
diberi tekanan. Logam cor dapat lebih cepat mengeras jika dicor dengan cetakan logam, sehingga
akan menghasilkan efek yang sama seperti efek quenching, yaitu memperkeras logam.
Pengecoran dengan besi harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat menyebabkan intrusi
besi ke dalam paduan, menyebabkan paduan memiliki komposisi yang tidak diinginkan. Proses
pengecoran, selain harus terbebas dari pengotor pencetaknya, juga harus terbebas dari uap air.
Aluminium, dalam temperatur tinggi, dapat bereaksi dengan uap air membentuk aluminium
hidroksida dan gas hidrogen. Aluminium cair, sepeti logam cair pada umumnya, dapat
melarutkan gas tersebut, dan ketika logam mulai mendingin dan menjadi padat, gelembung-
gelembung hidrogen akan terbentuk di dalam logam, menyebabkan logam menjadi berpori-pori
dan menyebabkan logam semakin rapuh.
Untuk mencegah keberadaan gas hidrogen dalam logam, pengecoran sebaiknya dilakukan
dalam keadaan kering dan tidak lembab serta logam tidak dilelehkan pada temperatur jauh di atas
titik lelehnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tanur listrik, namun hal ini akan
meningkatkan biaya produksi.
Komposisi utama aluminium paduan cor pada umumnya adalah tembaga, silikon, dan
magnesium. Al-Cu memberikan keuntungan yaitu kemudahan dalam pengecoran dan
memudahkan pengerjaan permesinan. Al-Si memmberikan kemudahan dalam pengecoran,
kekuatan, ketahanan pada temperatur tinggi, dan pemuaian yang rendah. Sifat pemuaian
merupakan sifat yang penting dalam logam cor dan ekstrusi, yang pada umumnya merupakan
bagian dari mesin. Al-Mg juga memberikan kekuatan, dan lebih baik dibandingkan Al-Si karena

8
memiliki ketahanan yang lebih tinggi hingga logam mengalami deformasi plastis (elongasi).
Namun konsentrasi lebih dari 10% dapat mengurangi kemudahan dalam pengecoran.
2.4. Pengolahan Alumininum
Aluminium dibuat menurut proses Hall-heroult yang ditemukan oleh Charles M. Hall di
Amerika Serikat dan Paul Heroult tahun 1886. Pengolahan aluminium dan bauksit meliputi 2
tahap :

1. Pemurnian bauksit untuk meperoleh alumina murni.

2. Peleburan / reduksi alumina dangan elektrolisis

 Pemurnian bauksit melalui cara :

a. Ba direaksikan dengana NaOH(q) . Aluminium oksida akan larut membentuk


NaCl(OH)4.
b. Larutan disaring lalu filtrat yang mengandung NaAl(OH)4 diasamkan dengan
mengalirkan gas CO2 Al mengendap sebagai Al(OH)3
c. Al(OH)3 disaring lalu dikeringkan dan dipanaskan sehingga diperoleh Al2O3 tak berair.
Bijih –bijih Aluminium yang utama antara lain: bauksit, mika, tanah liat

 Peleburan Alumina

Peleburan ini menggunakan sel elektrolisis yang terdiri atas wadah dari besi berlapis grafit yang
sekaligus berfungsi sebagai katode (-) sedang anode (+) adalah grafit. Campuran Al2O3 dengan
kriolit dan AlF3 dipanaskan hingga mencair dan pada suhu 950 C kemudian dielektrolisis . Al
yang terbentuk berupa zat cair dan terkumpul di dasar wadah lalu dikeluarkan secara periodik ke
dalam cetakan untuk mendapat aluminium batangan (ingot). Anode grafit terus menerus
dihabiskan karena bereaksi dengan O2 sehingga harus diganti dari waktu ke waktu. Untuk
mendapat 1 Kg Al dihabiskan 0,44 anode grafit. 2Al2O3 +3C 4Al + 3CO2

Beberapa nijih Al yang utama :

1. Bauksit (Al2O3. 2H2O)

2. Mika (K-Mg-Al-Slilkat)

3. Tanah liat (Al2Si2O7.2H2O)

Aluminium ada di alam dalam bentuk silikat maupun oksida, yaitu antara lain:

 sebagai silikat misal feldspar, tanah liat, mika


 sebagai oksida anhidrat misal kurondum (untuk amril)
 sebagai hidrat misal bauksit

9
 sebagai florida misal kriolit.

2.5. Penggunaan Aluminium


Beberapa penggunaan aluminium antara lain:

1. Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan bermotor.

2. untuk membuat badan pesawat terbang.

3. Sektor pembangunan perumahan; untuk kusen pintu dan jendela.

4. Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis produk.

5. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang kerajinan.

6. Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (III) oksida,
digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk menyambung rel kereta api.

Beberapa senyawa Aluminium juga banyak penggunaannya, antara lain:

1. Tawas (K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O)
Tawas mempunyai rumus kimia KSO4.AL2.(SO4)3.24H2O. Tawas digunakan untuk
menjernihkan air pada pengolahan air minum.

2. Alumina (Al2O3)
Alumin dibedakan atas alfa0allumina dan gamma-allumina. Gamma-alumina diperoleh
dari pemanasan Al(OH)3 di bawah 4500C. Gamma-alumina digunakan untuk pembuatan
aluminium, untuk pasta gigi, dan industri keramik serta industri gelas. Alfa-allumina diperoleh
dari pemanasan Al(OH)3 pada suhu diatas 10000C. Alfa-allumina terdapat sebagai korundum di
alam yang digunakan untuk amplas atau grinda. Batu mulia, seperti rubi, safir, ametis, dan topaz
merupakan alfa-allumina yang mengandung senyawa unsur logam transisi yang memberi warna
pada batu tersebut. Warna-warna rubi antara lain:
- Rubi berwarna merah karena mengandung senyawa kromium (III)
- Safir berwarna biru karena mengandung senyawa besi(II), besi(III) dan titan(IV)
- Ametis berwarna violet karena mengandung senyawa kromium (III) dan titan (IV)
- Topaz berwarna kuning karena mengandung besi (III)

10
2.6. SNI Aluminium

2.7. Pengertian kaca

Kaca adalah material padat yang merupakan zat cair yang sangat dingin karena
molekul-molekulnya tersusun seperti air, namun kohesinya membuat bentuknya menjadi
stabil. Hal ini terjadi karena proses pendinginan yang sangat cepat. Ini juga yang membuat
kaca menjadi transparan atau tembus pandang. Kaca adalah amorf (non kristalin) material
padat yang bening dan transparan (tembus pandang), biasanya juga rapuh atau m udah pecah.

11
Kaca yang digunakan dalam bangunan bersifat tembus pandang sehingga dapat
meneruskan cahaya dan panas matahari. Namun, dalam aplikasinya, kaca tidak selalu
dibuat tembus padang. Kaca dapat juga dibuat menjadi semi tembus pandang atau sama
sekali tidak tembus pandang.

Kaca biasanya dipasang pada pintu, jendela, dinding, atau bagian bangunan lainnya.
Hal ini bertujuan untuk meneruskan cahaya matahari ke dalam bangunan sehingga walaupun
tanpa lampu, ruangan bisa terang saat siang hari. Masuknya cahaya matahari ke dalam
ruangan dapat menghilangkan kelembaban.

2.8. Jenis-jenis kaca

Jenis kaca yang dapat digunakan untuk bangunan dan rumah tinggal sebenarnya
cukup beragam. Berikut adalah jenis-jenis kaca yang dikaitkan dengan penggunaanya:

1. Kaca Bening
Kaca ini sering juga disebut sebagai float glass. Kaca ini tidak berwarna serta memiliki
permukaan yang sangat bersih dan rata. Kaca ini banyak digunakan pada eksterior maupun
interior bangunan, baik rumah tinggal atau gedung bertingkat. Kaca ini juga dapat
digunakan untuk perabot rumah tangga.
2. Kaca Warna
Kaca ini biasa disebut dengan kaca riben atau tinted glass. Kaca ini merupakan
kaca float yang diberi warna dengan sedikit menambahkan logam pewarna. Dengan warna
pada kaca, maka sifat tembus pandang kaca menjadi lebih rendah sehingga dapat
memberikan privasi kepada penghuninya. Kaca ini lebih banyak dipakai pada eksterior
bangunan, baik untuk pintu, jendela, atau curtain wall.
3. Kaca Es
Kaca es merupakan kaca dengan tekstur pola tertentu pada salah satu sisinya. Karakter
dari kaca ini memberikan efek dekoratif, efek pencahayaan, dan efek pembayangan yang
menarik, serta mampu mereduksi silau secara maksimum.

4. Kaca Reflektif
Kaca ini merupakan jenis kaca yang mampu memantulkan cahaya dan mereduksi sifat
tembus pandang dari sisi luar sehingga sering juga disebut dengan kaca one way. Lapisan

12
kaca ini bersifat memantulkan cahaya dan panas, serta mampu memberikan penampilan
yang mewah.
5. Kaca Tempered
Secara singkat, kaca tempered merupakan jenis kaca yang memiliki kekuatan yang
sangat tinggi, dibandingkan dengan kaca biasa. Dengan ketebalan yang sama, kekuatan kaca
ini mampu mencapai 3-5 kali lipat dari kekuatan kaca biasa. Kaca ini tahan terhadap beban
angin, tekanan air, benturan, dan perubahan temperatur yang tinggi (thermal shock). Kaca
tempered juga lebih aman karena akan menjadi butiran halus bila pecah.
6. Kaca Laminated
Kaca ini merupakan jenis kaca dengan tingkat keamanan dan perlindungan yang tinggi
terhadap penghuni. Jika terjadi sesuatu yang menyebabkan pecahnya kaca,
kaca laminated tidak akan berhamburan, tetapi hanya retak dan sangat sulit untuk ditembus.
Karakteristik kaca ini adalah pecahan kaca tidak akan jatuh atau berhamburan, tetapi tetap
melekat pada filmnya, dan kaca akan tetap terpasang pada rangkanya.

2.9. Pembuatan kaca


Bahan baku utama kaca adalah pasir kuarsa dan soda. Tetapi ada bahan lain yang
digunakan untuk memperkuat ataupun untuk penambah sifat – sifat lainnya.

Bahan baku Persentase (%) Keterangan


Pasir kuarsa 58,6 Bahan baku dengan titik
lebur tinggi
Soda dan potas 21,5 Bahan mempermudah
peleburan
Kapur 10,4
Dolomit 10
Sulfat/feldspar, dll 3,5 Bahan penjernih

Kaca pada bangunan biasa dalam bentuk lembaran biasa dibuat dengan beberapa metode:
 Kaca yang ditarik
Untuk menggunakan metode ini, kaca harus dicairkan terlebih dahulu. Kaca yang sudah dalam
keadaan cair akan ditekan hingga keluar dari pinggir wadah. Kaca yang keluar tersebut akan ditarik
oleh rol –rol yangs saling berhadapan, dimana jarak antar rol tersebut adalah ketebalan kaca yang
dihasilkan.

13
 Kaca yang dituang
Metode ini memerlukan wadah yang biasanya terbuat dari besi. Wadah tersebut berukuran
panjang 600 -700 mm dan lebar 400 mm. kaca cair dituang dan tebal kaca yang dihasilkan
tergantung pada tinggi wadah yang dipakai.

 Kaca yang diapung


Metode ini bekerja dengancara mengapungkan cairan kaca di atas cairan timah. Tebal kaca
yang dihasilkan tergantung pada jumlah cairan kaca yang dituang ke atas cairan timah tersebut.
Kaca yang dihasilkan dengan metode ini memiliki mutu yang tinggi.

Keunggulan Kaca

1. Sifatnya yang mampu meneruskan cahaya membuat rumah dengan dinding kaca lebih
hemat energi karena pencahayaan pada siang hari cukup dengan sinar matahari.
2. Mampu memaksimalkan pemandangan di luar ruangan.
3. Walaupun mudah kotor, tetapi mudah juga untuk dibersihkan.
4. Memberikan kesan luas pada ruangan sempit.
5. Memberikan kesan tidak ada sekat antara ruangan satu dengan yang lainnya.
6. Kedap suara

14
7. Kedap air
8. Memberikan kesan modern pada hunian

Kekurangan Kaca

1. Harganya cukup mahal, baik dari segi harga material maupun biaya pemasangan
2. Pemasangannya rumit dan butuh tenaga profesional dengan keahlian dan teknik tinggi.
3. Tidak tahan terhadap getaran.
4. Beberapa jenis kaca cenderung mudah pecah
5. Dinding kaca tidak termasuk dinding struktural sehingga tidak mampu menahan beban
berlebih.
6. Mudah kotor, dibutuhkan perawatan yang rutin.
7. Jika tergores, sulit untuk memperbaikinya.
8. Jenis kaca bening tidak cocok untuk ruangan privasi.
9. Perlu aksesoris tambahan seperti tirai walaupun hal ini opsional.
10. Jika retak atau pecah tidak bisa diperbaiki, tetapi harus diganti.

15
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa masing-masing bahan memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kaca bersifat mudah pecah namun perkembangan teknolagi membuat sifat itu dapat
diminimalisir dengan menambahkan bahan-bahan tertentu. Artinya kini telah tercipta berbagai
jenis kaca, hingga menjadikannya lebih bervariasi dalam penggunaan sebagai bahan bangunan.

Aplikasi kaca pada bangunan, saat ini bukan hanya pada jendela dan pintu saja. Juga bukan untuk
sekedar menyelimuti gedung-gedung tinggi, namun kini lebih berkembang penggunaannya dalam
dunia bangunan. Karena kaca adalah material yang mempunyai nilai estetika, baik untuk eksterior
maupun interior. Sehingga ia akan selalu dibutuhkan dalam dunia bangunan.

Terlepas dari segala keindahannya, kaca tetap mempunyai sifat mudah pecah sehingga ini
membuatnya belum dapat dijadikan sebagai struktur bangunan. Dengan perkembangan teknologi,
mungkin suatu saat dapat dijadikan struktur bangunan.

Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13.
Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium adalah logam yang berwaarna putih perak
dan tergolong ringan yang mempunyai massa jenis 2,7 gr cm3.

 Klasifikasi Aluminium
1. Aluminium Murni
2. Aluminium Paduan
3. Paduan Aluminium-Silikon
4. Paduan Aluminium-Magnesium
5. Paduan Aluminium-Tembaga
6. Paduan Aluminium-Mangan
7. Paduan Aluminium-Seng
8. Paduan Aluminium-Lithium
9. Paduan Aluminium-Skandium
10. Paduan Aluminium-Besi
11. Aluminium paduan cor

 Pengolahan Alumininum
1. Pemurnian bauksit untuk meperoleh alumina murni.
2. Peleburan / reduksi alumina dangan elektrolisis

16
DAFTAR PUSTAKA

http://siregarblogbaru.blogspot.com/2013/08/makalah-aluminium.html

https://www.rumahsae.com/2015/05/kaca-sebagai-bahan-bangunan.html

https://www.arsitag.com/article/kaca-sebagai-bahan-bangunan

17

Anda mungkin juga menyukai