Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MID-SEMESTER TAKE HOME EXAM

METEROROLOGI-KLIMATOLOGI LINGKUNGAN

NAMA : SURYA PRANATA


NIM : 1812016026

UNIVERSITAS MULAWARMAN
MAGISTER ILMU LINGKUNGAN
ANGKATAN XXIII
SAMARINDA
2019
1) A. Pengertian Dasar Cuaca dan Iklim

1. Cuaca (weather) = adalah keadaan atmosfer di suatu tempat pada waktu tertentu yang
berkaitan dengan suhu udara, sinar matahari, angin, hujan, dan kondisi udara lainnya
2. Iklim (climate) = Iklim adalah rata-rata cuaca dimana cuaca merupakan keadaan atmosfer
pada suatu saat di waktu tertentu
3. Ilmu cuaca atau meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji peristiwa-peristiwa
cuaca dalam jangka waktu dan ruang terbatas.
4. ilmu iklim atau klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga mengkaji tentang gejala-
gejala cuaca tetapi sifat-sifat dan gejala-gejala tersebut mempunyai sifat umum dalam
jangka waktu dan daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi.

B. Contoh unsur cuaca/iklim merupakan fungsi ruang dan waktu

Pada musim hujan kondisi iklim menjadi lembab sehingga banyak tanaman diserang
penyakit, pada musim kemarau diserang hama. Tinggi rendahnya populasi hama &
penyakit tergantung pada keadaan lingkungan. Keadaan lembab menyebabkan jumlah
penyakit akan optimum dan keadaan suhu yang tinggi serta kering jumlah hama
optimum. Cuaca/iklim dapat mempengaruhi organisme hama atau penyakit dan
tanaman yang terserang. Proteksi terhadap hama & penyakit dengan menggunakan
pestisida dapat dicari pada saat yang tepat karena aplikasinya tergantung pada hujan,
angin, suhu dan unsur cuaca lainnya.

C. Contoh studi kajian pemanfaatab tentang cuaca dan/atau iklim

a) Iklim Mikro Lahan Revegetasi Pasca Tambang Di Pt Adimitra Baratama Nusantara,


Provinsi Kalimantan Timur
b) Analisis Dampak Perubahan Iklim Terhadap Produksi Tanaman Pangan Pada Lahan
Kering Dan Rancang Bangun Sistem Informasinya
c) Iklim Mikro Lahan Revegetasi Pasca Tambang Di Pt Adimitra Baratama Nusantara,
Provinsi Kalimantan Timur
2. Unsur cuaca/iklim dan alat ukur serta hasil pengukuran

a. Unsur-unsur pembentuk cuaca dan iklim terdiri dari setidaknya tujuh unsur. Mengacu pada
Aguado dan Burt (2001) susunan unsur cuaca dan iklim sebagai berikut :

a) penyinaran matahari,
b) suhu udara,
c) kelembapan udara,
d) penguapan,
e) tekanan udara,
f) arah dan kecepatan angin,
g) Presipitasi, dalam bentuk cair adalah hujan dan dalam bentuk padat adalah salju.
h) Hujan

b. alat ukur cuaca dan iklim serta hasil pengukuran

a) Unsur cuaca dan iklim 1 : Suhu udara (Temperatur)= Termometer


b) Unsur cuaca dan iklim 2 :Tekanan Udara = Barometer
c) Unsur cuaca dan iklim 3 : Kelembaban Udara = Psychrometer dan Higrometer
d) Unsur cuaca dan iklim 4 : Angin = Anemometer
e) Unsur cuaca dan iklim 5 Kecepatan Angin = Anemometer dan Wind Shock
f) Alat Pengukur Jarak Pandangan (Visibility) = ”Runway Visual Range (RVR)”
g) Alat Pengukur Curah Hujan = Penakar hujan
h) Alat Pengukur Lama / Durasi Penyinaran Matahari = Campbell-Stokes dan Jordan
i) Hujan = Ombrometer

3. a. Unsur yang dapat mengekspresikan karakter cuaca atau iklim di Indonesia, termasuk juga
kondisi di wilayah Kalimantan timur adalah hujan, hujan menjadi ciri 2 musim di daerah
tropis seperti Indonesia, hujan menjadi salah satu yang mewakili karakter cuaca atau iklim
yang dapat mengespresikan kondisi suatu daerah termasuk Kalimantan timur. Dengan
pergerakan semu matahari tahunan melewati Kalimantan sehingga mempengaruhi
perubahan musim kemarau menjadi musim hujan karena perbedaan suhu udara dan
permukaan tanah akan mengubah kosentrasi uap di udara

b. Faktor Iklim (altitude, longitude) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap unsur
iklim : salah satu faktor utama yang mempengaruhi cuaca suatu tempat. altitude,
longitude umumnya relatif lembab sepanjang tahun dengan cuaca hangat. Hanya ada dua
musim, hujan dan kekeringan. Di daerah subtropis, cuaca bervariasi antara sumber air
panas, musim panas yang terbakar, musim dingin dan musim dingin yang menembus.
Salah satu contohnya adalah perbedaan musim.
4. Studi kasus rancang bangunan alat ukur cuaca

Cara Mengukur Angin

Angin dapat diukur kecepatannya dengan menggunakan alat yang disebut dengan anemometer.
Ada dua jenis anemometer yang sering digunakan yaitu anemometer mangkok (anemometer cup
counter) dan anemometer jenis balin-baling. Masing-masing alat ini mempunyai sensor laju
angin dan sensor arah angin. Pad anemometer jenis mangkok, sensor laju angin terdiri dari 3 atau
4 mangkok.

 Bahan dan alat

Anemometer cup counter


Alat tulis
Kalkulator

 Metode `

Diameter dari anemometer adalah 57 cm, maka untuk menghitung satu kali putaran
menggunakan rumus keliling lingkaran = 2πr. Maka , satu kali putaran anemometer =
179 cm Letakkan Anemometer di lapangan terbuka,
Setelah itu hitung berapa kali anemometer berputar selama waktu yang di tentukan
(dalam praktikum ini 10 menit).

5. fungsi atmosfer tersebut, antara lain:

a) Mengurangi radiasi cahaya matahari yang sampai ke bumi pada siang hari, sedangkan
pada malam harinya ialah sebagai penghilang rasa panas yang berlebihan. Pengurangan
radiasi ini sangatlah penting karena apabila sinar matahari sampai ke bumi dalam
keadaan 100%, maka bisa dipastikan bahwa tak akan ada makhluk hidup yang bisa
bertahan hidup di bumi karena panasnya termasuk juga manusia. Salah satu sinar yang
dihambat atau dikurangi radiasinya adalah sinar ultraviolet, yang apabila tidak dikurangi
akan sangat berbahaya bagi kulit dan mata dan bisa menjadi penyebab pemanasan
global pada bumi .
b) Sebagai pendistribusi air ke berbagai penjuru permukaan bumi, yaitu dikenal dengan
sebutan siklus hidrologi. Atmosfer di sini memiliki peranan sebagai penampung uap air
sehingga air di permukaan bumi tidak hanya akan terkumpul pada tempat yang paling
rendah saja.
c) Penyedia oksigen dan karbon dioksida. Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia dan
hewan memerlukan oksigen untuk bernapas dan tumbuhan memerlukan karbon dioksida
memerlukan karbon dioksida untuk bernapas serta membuat makanannya sendiri yang
dikenal dengan sebutan proses fotosintesis.
d) Sebagai penahan bagian sistem tata surya seperti meteor yang akan jatuh ke bumi. Di
mana peran atmosfer di sini sangatlah nyata. Atmosfer berfungsi sebagai pengikis atau
pengurang volume meteor yang jatuh ke bumi. Sebagian meteor mungkin memang gagal
jatuh ke bumi, namun ada juga yang berhasil jatuh. Meteor yang tak terhambat inilah
yang akan dikikis atau dikurangi volumenya menjadi lebih kecil sebelum menyentuh
permukaan bumi. Dalam artian, volume meteor yang jatuh sudah dalam keadaan kecil
sehingga memiliki dampak yang tak terlalu berbahaya bagi makhluk hidup yang ada di
bumi termasuk manusia.

6. Penerapan SKI S && F begitu banyak digunakan untuk berbagai kepentingan terkhusus
di Indonesia atau Negara sekitar karena penggolongan iklim khusus daerah tropis. Dasar
pengklasifikasian iklim ini adalah jumlah curah hujan yang jatuh setiap bulan sehingga
diketahui rata-rata bulan basah, lembap, dan bulan kering. Cara penentuan nya adalah
sbb:
a. Untuk menentukan tipe curah hujan, Schmidt dan Fergusson menggunakan tingkat
kebasahan yang disebut gradien (Q).
b. Untuk menentukan nilai Q, digunakan menggunakan rumus : (Q = Jumlah Bulan
kering / Jumlah Bulan basah x 100)
c. Untuk menentukan kriteria bulan kering dan bulan basah, Schmidt dan Fergusson
menggunakan klasifikasi iklim Mohr sebagai berikut :
1. Bulan kering = bulan denagn curah hujan kurang dari 60 mm.
2. Bulan basah = bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm.
d. Berdasarkan besarnya rasio Q, tipe curah hujan digolongkan

7. Pernyataan Hujan

a. Tipe Hujan
Adalah kondisi hujan yang dipengaruhi oleh proses pembentukannya.
Hujan itu sendiri dapat dibagi berdasarkan 3 hal yaitu berdasarkan proses terjadinya, ukuran
butiran airnya, dan besarnya curah hujannya.
Hujan berdasarkan proses terjadinya dikelompokkan menjadi enam jenis, yaitu hujan
siklonal, hujan senithal, hujan orografis, hujan frontal, hujan muson, hujan buatan.
b. Rataan Tahunan
Adalah nilai rata – rata curah hujan dalam periode tahun tertentu yang dinyatakan dalam
mm/tahun berdasarkan jumlah curah hujan bulanan.
Manfaat : mengetahui rata – rata hujan tahunan dan potensi hujan tahunan maksimum.
c. Kisaran
Adalah nilai rata – rata curah hujan yang digunakan untuk mengetahui apakah curah hujan
suatu waktu berada diatas normal (AN) atau dibawah normal (BN).
d. Rataan bulanan
adalah rata – rata curah hujan bulanan dalam kurun waktu tertentu berdasarkan jumlah hujan
harian.
Manfaat : untuk mengetahui rata – rata hujan periode bulanan pada tahun tertentu
e. Rataan Maksimum
Adalah nilai rata – rata curah hujan maksimum pada periode waktu tertentu
(hari/bulan/tahun),
Manfaat : untuk melihat nilai maksimum curah hujan rata – rata pada periode tertentu.
f. Rataan Minimum
adalah Rataan Minimum adalah rata – rata curah hujan minimum pada periode waktu tertentu
(hari/bulan/tahun).
Manfaat : untuk melihat nilai minimum curah hujan rata – rata pada periode tertentu.
g. Kejadian Bulan Basah
Adalah kondisi suatu bulan yang memiliki nilai curah hujan tertentu (> 100 mm menurut SKI
Schmidt)
Manfaat : untuk mengetahui tipe iklim (sangat basah s/d sangat kering)atau klasifikasi iklim
(tipe A s/d E)
h. Kejadian Bulan Lembab
Adalah kondisi daerah yang memiliki curah hujan 100 – 200 mm.
Manfaat : untuk mengetahui lama kejadian bulan lembab dikaitkan dengan pemanfaatan
budidaya pertanian.
i. Kejadian Bulan Kering
Adalah kondisi suatu bulan yang memiliki curah hujan tertentu ((> 60 mm menurut SKI
Schmidt)
Manfaat : sebagai tolak ukur dalam kegiatan budidaya pertanian dan jenis tanaman yang
cocok.
j. Hari Hujan
Adalah turunnya hujan pada periode 1 hari dalam jangka waktu tertentu (jam atau menit)
Manfaat ; sebagai tolak ukur dalam kegiatan budidaya pertanian dan jenis tanaman yang
cocok.
k. Peluang Kejadian Hujan
Adalah potensi kejadian hujan yang terjadi dalam periode tertentu (2 atau 5 atau 10 atau 20
tahun dst) Manfaat : untuk mengetahui nilai curah hujan tertentu (missal (> 200 mm) dalam
periode ulang tertentu.

8. Suhu Udara Vs Radiasi Surya

a. Gambaran skematis kencenderungan/pola sebaran radiasi matahari dan radiasi bumi kurun
waktu 24 jam.
Intensitas radiasi matahari di luar atmosfer bumi bergantung pada jarak antara matahari dengan
bumi. Tiap tahun, jarak ini bervariasi antara 1,47 x 108 km dan 1,52 x 108 km dan hasilnya besar
pancaran E0 naik turun antara 1325 W/m2 sampai 1412 W/m2 Nilai rata-ratanya disebut sebagai
konstanta matahari dengan nilai E0 = 1367 W/m2. Pancaran ini tidak dapat mencapai ke
permukaan bumi. Atmosfer bumi mengurangi insolation yang melewati pemantulan, penyerapan
(oleh ozon, uap air, oksigen, dan karbon dioksida), serta penyebaran (disebabkan oleh molekul
udara, partikel debu atau polusi). Di cuaca yang bagus pada siang hari, pancaran bias mencapai
1000 W/m2 di permukaan bumi. Insolation terbesar terjadi pada sebagian hari-hari yang berawan
dan cerah. Sebagai hasil dari pancaran matahari yang memantul melewati awan, maka insolation
dapat mencapai hingga 1400 W/m2 untuk jangka pendek.
b. radiasi surya tidak maksimum pada suhu tertinggi
Di daerah tropis seperti di Indonesia waktu paling panas adalah jam 2 siang. Jam 12 siang adalah
waktu dimana bumi mendapatkan radiasi cahaya matahari tertinggi. Namun, butuh waktu 2 jam
untuk membuat bumi mencapai suhu tertingginya. Prosesnya adalah: matahari memancarkan
cahayanya ke bumi, kemudian cahaya tersebut diserap oleh permukaan bumi, lalu dipancarkan
kembali ke atmosfer yang kemudian membuat udara menjadi panas. Setelah jam 2 siang, suhu
permukaan bumi akan menurun.

9. Kejadian BK dan BB serta penggunannya


• Kriteria penetapan BK dan BB SKI S&F

Schmidt Ferguson mengkasifikasikan iklim berdasarkan ukuran bulan basah, bulan lembab dan
bulan kering. Kriteria tersebut mengacu pada jumlah curah hujan yang diterima setiap daerah.
Klasifikasi iklim Schmidt Ferguson dikembangkan pada tahun 1950. Schmidt adalah guru besar
dan pejabat Direktur Lembaga Meteorologi dan Geofisika di Jakarta, sedangkan Ferguson adalah
seorang guru besar pengelolaan hutan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia pada waktu itu.
Mereka berdua membuat klasifikasi iklim ini dengan alasan sistem klasifikasi yang telah dikenal
seperti Koppen, Thornwaite dan Thornwaite kurang sesuai dengan keadaan di Indonesia
khususnya mengenai teknik menilai curah hujan.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan bulan basah, bulan lembab dan kering adalah sebagai
berikut :

Bulan Basah (BB) : jumlah curah hujan lebih dari 100 mm/bulan.
Bulan Lembab (BL) : jumlah curah hujan antara 60-100 mm/bulan.
Bulan Kering (BK) : jumlah curah hujan kurang dari 60 mm/bulan
Schmidt dan Ferguson menentukan BB, BL dan BK tahun demi tahun selama pengamatan, yang
kemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya. Penentuan tipe iklimnya mempergunakan tipe
iklimnya dengan mempergunakan nilai Q yaitu:

Q : Banyak Bulan Kering x 100%


Banyak Bulan Basah

• Kriteria Penetapan BK dan BB SKI Oldeman

Iklim oldeman merupakan iklim yang digunakan untuk tanaman pangan atau pertanian di
Indonesia. Pengklasifikasian iklim oldeman ini didasarkan pada kriterian bulan- bulan basah dan
juga bulan- bulan kering menurut iklim hujan. Kriteria dalam klasifikasi iklim ini didasarkan
pada perhitungan Bulan Basah (BB), Bulan Lembab (BL), dan Bulan Kering (BK) dengan
batasan memperhatikan peluang hujan, hujan efektif dan kebutuhan air tanaman.

Bulan Basah (BB), merupakan bulan dengan rata- rata curah hujan lebih dari 200 mm
Bulan Lembab (BL), merupakan buloan dengan rata- rata curah hujan 100 hingga 200 mm
Bulan Kering (BK), merupakan bulan dengan rata- rata curah hujan kurang dari 100 mm

Kemudian dalam mengklasifikasikan iklim oldeman menggunakan ketentuan penjang periode


bulan basah dan bulan kering berturut- turut. Tipe pengklasifikasin iklim oldeman ini ada 5
macam (didasarkan pada bulan basah berturut- turut), sementara sub divisinya dibagi menjadi
empat macam (didasarkan bulan kering berturut- turut).’

10. Pemanfaatan SKI


a. Perbedaan pokok SKI Schmidt dan Ferguson (1951) dan SKI Oldeman (1975)
• SKI Schmidt dan Ferguson (1951)
mendapatkan bulan basah dan bulan kering bukan mencari harga rerata curah hujan
untuk masing-masing bulan tetapi dengan cara tiap tahun adanya bulan basah dan
bulan kering dihitung kemudian dijumlahkan untuk beberapa tahun kemudian
direrata. Hal ini mengingat, jika digunakan harga rerata masing-masing bulan adanya
bulan basah dan bulan kering yang tiap tahun bergeser kemungkinan sekali tidak
nampak pada harga rerata bulan basah.
• SKI Oldeman (1975)
digunakan terutama pada lahan padi sawah lahan kering. Atas dasar pertimbangan
bahwa curah hujan lebih besar atau sama dengan 200 mm per bulan dianggap cukup
untuk usaha padi sawah, sedang untuk tanaman palawija curah hujan minimal 100
mm per bulan dianggap cukup. Umur padi sawah diperkirakan cukup selama 5 bulan.
b. Tipe iklim menurut Schmidt dan Ferguson (1951)

Bulan
Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des
2010 378 117 286 202 175 171 163 206 97 96 326 266
2011 208 218 316 243 180 127 220 127 146 425 266 179
2012 216 277 138 170 239 111 250 669 107 129 191 196
2013 404 232 362 214 199 441 286 498 303 277 241 281
2014 108 281 167 211 65 282 282 163 286 161 240 287
2015 273 68 266 226 106 163 113 132 112 139 64 403
2016 171 184 332 278 328 316 98 42 128 31 91 268
2017 101 58 60 122 147 239 219 126 144 184 160 108
2018 261 102 340 361 305 308 126 92 64 158 76 333

• Berdasarkan nilai rata – rata curah hujan bulanan tidak ada nilai yang < dari 60 mm
dan semua nilai rata – rata curah hujan lebih dari 100 mm.
Nilai Q = 0 (termasuk beriklim A atau Sangat Basah) nilai 0 < Q < 0,143

11. DAUR HIDROLOGI DAN NERACA AIR


(a) Grafik sebaran curah hujan tahunan dan rataan bulanan

sebaran curah hujan tahunan


4000

3000

2000
curah hujan
1000

0
2001

2014
1999
2000

2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013

2015
2016
2017
2018
Curah hujan tahunan tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 3.738 mm dan curah hujan
tahunan terendah terjadi pada tahun 2016 sebesar 1.668 mm

sebaran curah hujan rataan bulanan


300
250 259
228 241.1 231 242.95
224.95 221.3 212.35 199.1 199.8
200 195.7 191.7
150
curah hujan
100
50
0
jan feb mar apr mei jun jul agt sep okt sep des

Curah hujan rataan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar 259 mm dan curah hujan
rataan bulanan terendah terjadi pada bulan November sebesar 191,7 mm

(b) Manfaat melakukan analisis peluang hujan adalah

Sebagai pedoman penting bagi pertanian


Untuk komoditas pedagang di dalam pasar saham.
Untuk digunakan oleh perusahaan-perusahaan utilitas untuk memperkirakan permintaan
selama beberapa hari mendatang.
Untuk menentukan apa yang akan dikenakan pada hari tertentu untuk merencanakan
kegiatan-kegiatan

(c) Tipe iklim menurut Oldeman adalah Zona A karena, bulan basah (BB) lebih dari 9x
berturut-turut
12. SISTEM KLASIFIKASI IKLIM

a. Klasifikasi iklim secara genetik yaitu aliran massa udara, zona-zona angin, perbedaan
penerimaan radiasi matahari, benua dan lautan.

Klasifikasi iklim genetik menghasilkan klasifikasi untuk wilayah yang luas namun tingkat
ketelitiannya kurang jika dibandingkan dengan klasifikasi iklim empirik yang lebih fokus
pada kawasan atau daerah sempit
Klasifikasi iklim genetik didasarkan pada faktor-faktor iklim penyebab seperti aliran massa
udara, zona-zona angin, benua dan lautan serta perbedaan penerimaan radiasi surya
umumnya menghasilkan klasifikasi untuk daerah yang luas tetapi kurang teliti

Contoh : klasifikasi menurut daerah penerimaan radiasi surya dan berdasarkan sirkulasi udara

b. Klasifikasi iklim secara empirik yaitu data-data pengamatan unsur iklim secara teratur

Klasifikasi empirik didasarkan pada hasil pengamatan yang teratur terhadap unsur-unsur
iklim. Umumnya hasil klasifikasinya berupa daerah yang lebih sempit namun lebih teliti
Klasifikasi iklim empirik dikelompokkan menjadi dua yaitu
 Dihubungkan dengan vegetasi (W. Koppen, F. H Schmidt dan J. H. A Ferguson,
Oldeman).
 Dihubungkan dengan neraca air dan energi (Throntwaite).

Anda mungkin juga menyukai