5 1,30
Belum begitu terasa
10 2,10
Gangguan sistem saraf sentral
20 3,70
Gangguan panca indera
40 6,90
Gangguan fungsi jantung
60 10,10
Sakit kepala
80 13,30
Sulit bernafas
100 16,50
Pingsan hingga kematian
(Ernawati dkk. 2008)
Dampak yang ditimbulkan adalah :
a) Pusing/sakit kepala
b) Rasa mual
c) Pingsan (ketidak sadaran)
d) Kerusakan jaringan otak
e) Sesak nafas
f) Kematian
g) Gangguan pada kulit
h) Gangguan penglihatan (efek jangka panjang)
2. Gas sulfur oksida (SO), nitrogen oksida (NO) dan ozon (O3)
Dampak negatif adanya penigkatan konsentrasi gas SO, NO dan O3 adalah :
a) Iritasi mata
b) Radang saluran pernafasan
c) Gangguan pernafasan kronis (bronkitis, emfisema dan asma)
d) Gangguan pada tumbuhan hingga kematian tumbuhan
3. Materi partikulat
Materi partikulat adalah partikel-partikel yang berukuran kecil seperti serbuk
batu bara, serbuk kayu, serbuk batu, serbuk pasir, serbuk kapas, serbuk
kwarsa, serbuk asbes. Materi partikulat banyak terdapat di daerah industri,
pertambangan, daerah perkotaan yang padat penduduk dan daerah konstruksi
(pembangunan gedung).
Dampak yang ditimbulkan adalah penyakit paru mulai dari peradangan
hungga kangker paru-paru.
Materi partikulat yang lain adalah timbal (Pb) yang bersifat toksit (racun).
Timbal yang masuk ke dalam tubuh dan sudah terakumulasi dalam kosentrasi
tertentu dapat menyebabkan :
a) menyerang berbagai sistem tubuh seperti sistem pencernaan dan sistem
syaraf.
b) Radang paru-paru sampai kanker paru-paru
c) Gangguan jantung
d) Gangguan ginjal
e) Keterbelakangan mental pada anak-anak
f) Gangguan kesehatan pada hewan
4. Asap rokok
Rokok terbuat dari tembakau mengandung Nikotin dan TAR
Nikotin adalah zat adiktif yang menimbulkan ketergantungan / kecanduan
Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatik
Undang-undang pengendalian rokok mensyaratkan kandungan Nikotin tidak
boleh dari 1,5 mg dan kandungan tar tidak boleh lebih dari 50 mg.
Tar bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker)
Asap rokok mengandung berbagai zat berbahaya yaitu :
– formaldehide, benzo-α-pyrene, (bagian dari tar)
– nikotin,
– gas CO.
Dampak yang ditimbulkan adalah :
a) Gangguan pernafasan
b) Penyakit jantung
c) Flek di paru-paru
d) Kanker paru-paru
5. Zat-zat penyebab kanker
Zat-zat penyebab kanker banyak ditemukan dalam ruangan atau jenis polutan
udara dalam ruangan (indoor air pollutants). Polutan udara dalam ruangan
antara lain:
a) kloroform
b) para-diklorobenzena
c) tetrakloroetilen
d) trikloroetan
e) radioaktif (Radon (Ra))
Jika konsentrasinya berlebih bisa menyebabkab kanker.
6. Suara
Polusi suara terjadi jika amplitudo suara melebihi ambang batas yaitu 50 dB.
Kekuatan suara yang lebih dari 50 dB sudah mulai bising hingga
memekakkan telinga yang dapat menimbulkan :
a) Gangguan organ pendengaran
b) Kerusakan organ pendengaran
c) Tuli
d) Gangguan jantung
e) Sakit kepala
f) Stress secara psikologis
2. Asbut (asap kabut)
Asap kabut atau disingkat asbut (smog adalah singkatan dari smoke (asap)
dan fog (kabut)). Istilah ini muncul sekitar awal abad 20, ketika itu asap dan
kabut tebal menyelimuti kota London dampak dari revolusi industri besar-
besaran di kota tersebut.
Berdasarkan jenis polutan penyebabnya:
a) Asbut industri
Plolutan penyebab asbut industri adalah sulfur oksida (SO) dan materi
partikulat yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh industri.
Materi partikulat yang terkandung dalam asbut industri menyebabkan
warnanya menjadi keabu-abuan.
b) Asbut fotokimia
Polutan utama penyebab asbut foto kimia adalah senyawa gas nitrogen oksida
(NO) yang berasal dari asap kendaraan bermotor dan senyawa hidrokarbon
yang berasal dari berbagai sumber. Gas nitrogen oksida dan hidrokarbon
diudara mengalami reaksi fotokimia membentuk ozon (O3). Ozon diudara
juga dapat bereaksi dengan polutan udara lainnya membentuk senyawa-
senyawa jenis polutan sekunder yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan
lingkungan.
Nitrogen oksida diudara menyebabkan asbut fotokimia berwarna kecoklatan.
Asap kabut/ asbut dapat mengganggu penglihatan dan pernafasan.
3. Hujan Asam
Sejarah Hujan Asam
Fenomena hujan asam mulai dikenal sejak akhir abad 17, hal ini diketahui
dari buku karya Robert Boyle pada tahun 1960 dengan judul “A General
History of the Air“. Buku tersebut menggambarkan fenomena hujan asam
sebagai “nitrous or salino-sulforus spiris“.
Revolusi industri di Eropa yang dimulai sekitar awal abad ke 18 memaksa
penggunaan bahan bakar batubara dan minyak sebagai sumber utama energi
untuk mesin-mesin. Sebagai akibatnya, tingkat emisi precursor (faktor
penyebab) dari hujan asam yakni gas-gas SO2, NOx dan HCl meningkat.
Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Robert Angus Smith pada tahun
1872. Ketika itu, Robert Angus Smith berhasil menemukan hubungan antara
hujan dengan polusi udara. Hujan asam dilaporkan pertama kali terjadi di
Kota Manchester, Inggris. Smith menjelaskan fenomena hujan asam pada
bukunya yang berjudul “Air and Rain: The Beginnings of Chemical
Technology“.
Derajat keasaman adalah tingkat kandungan hidrogen (H+) dan ion OH–
dalam air. Semakin banyak kandungan hidrogen (H+) maka derajat keasaman
air turun atau pH turun atau air menjadi asam, sedangkan jika
kandungan ion OH– meningkat maka derajat keasaman naik atau pH naik
atau air menjadi basa. Kandungan/konsentrasi hidrogen (H+) dan ion OH–
dalam air sangat tergantung kandungan/konsentrasi zat atau mineral dalam
air. Lihat gambar berikut
(http://nms-oetz.tsn.at/chemie/ch_grafiken/ph-skala_600x365.jpg)
Skala nilai pH adalah ditunjukkan dengan angka dari 0 – 14. Jika cairan
mempunyai pH kurang dari 7 maka bersifat asam dan jika cairan mempunyai
pH lebih dari 7 maka bersifat basa. Air murni adalah zat dengan derajat
keasaman netral atau air mempunyai pH = 7.
Hujan normal adalah hujan dengan air yang tidak membawa polutan
didalamnya dan nilai pH nya adalah antara 7 – 5,6. Pada peristiwa hujan
normal terjadi pembentukan senyawa asam karena reaksi antara gas
CO2 dengan air hujan membentuk senyawa asam karbonat (H2CO3).
CO2 + H2O3 H2CO3
(Bersifat asam lemah/ pH ≥5,6)
Asam tersebut mempengaruhi air hujan yang turun sehingga derajat
keasamannya (pH) menjadi ± 5,6 bersifat asam lemah. Air yang bersifat asam
tersebut berguna untuk melarutkan mineral-mineral yang dibutuhkan oleh
tumbuhan.
(asap pabrik mengandung sulfur oksida dan nitrogen oksida)
(asap kendaraan bermotor sulfur oksida dan nitrogen oksida)
Peningkatan aktivitas manusia seperti banyaknya industri dan pengguanaan
kendaraan bermotor meningkatkan jumlah bahan bakar fosil yang dibakar.
Bahan bakar fosil menghasilkan limbah berupa senyawa gas SO2 , NOx.
Meningkatnya jumlah polutan di udara mengakibatkan meningkatnya derajat
keasaman air hujan, menjadi lebih asam dengan derajat keasaman (pH)
dibawah 5,6. Peristiwa tersebut di sebut hujan asam. Polutan yang
menyebabkan hujan asam adalah gas SO2 , NOx dan Freon (CFC / chloro
fluoro carbon). Gas SO2 di udara bereaksi dengan uap air membentuk asam
sulfat (H2SO4), sedangkan gas NO diudara bereaksi dengan uap air
membentuk asam nitrat (HNO3). Freon (CFC) bereaksi secara fotokimia
menghasilkan Klor (Cl) dan jika bereaksi dengan uap air membentuk asam
klorida (HCl).
Berikut ini pembentukan asam di atmosfer:
1. Pembentukan asam sulfat (H2SO4)
SO2 + H2O -> H2SO4
2. Pembentukan asam nitrat (HNO3)
NO2 + H2O -> HNO3
3. Pembentukan asam klorida
Reaksi pembentukan asam klorida dari freon (CFC) melalui beberapa
tahapan, yaitu tahapan reaksi fotokimia dan reaksi kimia. Asam klorida
biasanya terbentuk di lapisan stratosfer, dimana reaksinya melibatkan
Chloroflorocarbon (CFC) dan radikal oksigen O*
CFC + hv(UV) -> Cl* + produk
CFC + O* -> ClO + produk
O* + ClO -> Cl* + O2
Cl + CH4 -> HCl + CH3
(https://emasanam.files.wordpress.com/2011/05/56298-acid-rain-1a.jpg)
Reaksi diatas merupaka bagian dari rangkaian reaksi yang menyebabkan
deplesi lapisan ozon di stratosfer. Perbandingan ketiga asam tersebut dalam
hujan asam biasanya berkisar antara 62 persen oleh Asam Sulfat, 32 persen
Asam Nitrat dan 6 persen Asam Chlorida.
Pulau Jawa memiliki tingkat emisi penyebab hujan asam tertinggi di
Indonesia, terutama disebabkan oleh sebagian besar kegiatan perekonomian
yang terpusat di pulau ini. Pada tahun 1989, tingkat precursor SOx di
Indonesia mencapat 157.000 ton per tahun, sedangkan NOx mencapai
175.000 ton per tahun. Kota Surabaya pada tahun 2000 tercatat
mengemisikan 0,26 ton SO2 dan 66,4 ton NOx ke udara dari berbagai sumber
pencemar.
Catatan:
Pulau Jawa memiliki tingkat emisi penyebab hujan asam tertinggi di
Indonesia,
Pada tahun 1989, tingkat precursor SOx di Indonesia mencapat 157.000 ton
per tahun, sedangkan NOx mencapai 175.000 ton per tahun.
Kota Surabaya pada tahun 2000 tercatat mengemisikan 26 ton SO2 dan 66,4
ton NOx ke udara dari berbagai sumber pencemar.
Dampak negatif peristiwa hujan asam adalah :
1. mempengaruhi kualitas air permukaan atau air menjadi lebih asam
sehingga mempengaruhi biota air yang hidup di dalamnya, karena biota
air terpengaruh oleh pH air. (pH air kurang dari 5,6)
2. dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan bahkan menyebabkan
kematian tanaman.
3. dapat melarutkan logam berat dalam tanah kemudian mencemari air. air
yang tercemar oleh logam berat sangat berbahaya bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya.
4. dapat bersifat korosif artinya dapat merusak atau mengkorosi logam,
seperti motor, mobil, sepeda, kotruksi bangunan atau komponen
bangunan, seperti gedung, patung, candi, monumen dan lain-lain.
5. menyebabkan gangguan pernafasan.
6. dapat menyebabkan bayi lahir prematur atau meninggal pada ibu hamil.
(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/0c/Acid_rain_wo
ods1.JPG/800px-Acid_rain_woods1.JPG)
(http://static.howstuffworks.com/gif/acid-rain-4.jpg)
(http://konsultasispiritual.com/wp-
content/uploads/2010/03/OZONEHOLE111.jpg)
Semua data dari tapak pemantauan di seluruh dunia diantarkan ke Pusat Data
Ozon Dunia di Toronto, Kanada, yang tersedia kepada masyarakat ilmiah
internasional.
Pada tahun 1977, pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana
Dunia terhadap lapisan ozon; dalam tahun 1987, UNEP mengambil Protokol
Montreal atas bahan yang mengurangi lapisan ozon.
(http://dwiwildhatuljannah.files.wordpress.com/2010/03/02-ozon.jpg)
Protokol ini memperkenalkan serangkaian kapasitas, termasuk jadwal
tindakan, mengawasi produksi dan pembebasan CFC ke alam sekitar. Ini
memungkinkan tingkat penggunaan dan produksi terkait CFC untuk turun ke
tingkat semasa 1986 pada tahun 1989, dan pengurangan sebanyak 50% pada
1999.
Virus
Bakteri
Protozoa
Metazoa(Cacing Parasit)
Pengertian polutan dan contohnya terlengkap – Apakah yang dimaksud dengan polutan? berikut di bawah ini
adalah penjelasan mengenai definisi polutan secara lengkap.
Polutan adalah bahan atau zat yang dapat menjadi penyebab pencemaran. Bahan yang menyebabkan pencemaran
tersebut bisa berasal dari pabrik atau industri, rumah tangga, hasil dari sisa-sisa kegiatan atau aktivias pekerjaan
misalnya seperti bekas galian bahan tambang.
Adapun zat yang terdapat di alam yang bisa disebut dengan polutan atau pencemar jika bahan tersebut:
Jumlah dari zat tersebut sudah melampaui batas keadaan normal. Jika suatu benda atau zat yang
jumlahnya sudah tidak bisa terkontrol maka benda atau zat tersebut dapat menjadi polutan yang nantinya
merugikan.
Benda atau zat tersebut berada di waktu yang tidak tepat.
Benda atau zat tersebut berada di tempat yang tidak tepat.
Baca juga mengenai: Pengertian polusi udara atau pencemaran udara secara jelas.
Adapun beberapa sifat dari polutan yang dapat memberikan pengaruh pada lingkungan, diantaranya Dapat
menyebabkan kerusakan khususnya pada lingkungan sementara, akan tetapi jika telah bereaksi dengan zat
lingkungan dapat tidak merusak lagi dan dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan dalamjangka waktu yang
lama.
Bahan pencemar tersebut dapat dibedakan dalam beberapa bentuk diantaranya seperti cairan, gas, padat
(partikel)serta dapat berupa juga organisme, seperti misalnya bakteri atau virus, ataupun dapat juga berupa sebagai
senyawa kimia organik dan anorganik. Selain itu dapat pula berupa suara (polusi suara) dan panas. Polutan sering
disebut juga dengan kontaminan/Contaminant.
Adapun jenis-jenis dari polutan berdasarkan sifatnya, polutan dapat dibedakan menjadi 2 diantaranya:
Yang pertama, Polutan biodegredable adalah suatu jenis polutan yang bisa diuraikan oleh proses alam,
Seperti contohnya: kertas, kayu, dedaunan, dan bahan organik lainnya.
Yang kedua, Polutan non biodegredable adalah suatu jenis polutan yang tidak dapat diuraikan oleh proses
alam sehingga polutan tersebut akan tetap ada pada lingkungan untuk jangka waktu yang lama. Seperti
contohnya: pecahan gelas atau kaca, kaleng-kaleng bekas, logam, residu radioaktif, dan lain-lain.
######
1. Polusi Udara
Dampak polusi udara terhadap kesehatan
Polusi udara, menyebabkan beberapa gangguan kesehatan yang disebabkan polutan di udara, antara
lain:
1) Karbonmonoksida (CO) sangat mudah berikatan dengan Hb yaitu 200 kali lebih kuat dibandingan
ikatannya dengan oksigen. Dalam darah, CO berikatan dengan Hb membentuk karboksihemoglobin
(COHb) dengan reaksi sebagai berikut :
CO + Hb COHb
Konsentrasi gas CO sebanyak 10 ppm belum terasa, 20 ppm gangguan panca indera, 40 ppm gangguan
fungsi jantung, 60 ppm sakit kepala, 80 ppm sulit bernafas, dan konsentrasi 100 ppm menyebabkan
pingsan hingga kematian.
Gejala keracunan CO : pusing, sakit kepala, mual, sesak nafas, pingsan, kerusakan otak, gangguan kulit
dan penglihatan jangka panjang, kematian.
2) Gas sulfur oksida, nitrogen oksida, dan ozon dengan konsentrasi yang semakin meningkat mampu
menimbulkan iritasi mata, radang saluran pernafasan, dan gangguan pernafasan kronis (bronkhitis,
emfisema, dan asma). Gejala : sesak nafas akibat kerusakan organ pernafasan.
3) Materi partikulat (serbuk batu bara, serbuk kapas, serbuk kuarsa, serat asbes, timbal, serbuk sari bunga,
dll).
Timbal merupakan pencemar udara yang berasal dari gas buangan kendaraan bermotor. Untuk
menghasilkan pembakaran yang baik dan meningkatkan efisiensi motor bakar, bensin diberi zat
tambahah TEL (tetra etil lead atau Pb(C 2H5)4). Setelah mengalami pembakaran di dalam motor, timbal
dilepaskan ke udara dalam bentuk oksida timbal. Timbal merupakan racun keras, akumulasi timbal dalam
tubuh dapat menyebabkan gangguan sistem pencernaan dan sistem syaraf, radang paru hingga kanker
paru, gangguan jantung, gangguan ginjal, keterbelakangan mental pada anak.
Serbuk sari (pollen) bunga menyebabkan gangguan pada penderita alergi saluran pernafasan (seperti :
asma).
Penyakit yang disebabkan oleh polutan partikulat di daerah industri dan teknologi
adalahPneumoconiosis, yaitu gangguan sistem pernafasan yang disebabkan oleh partikel debu yang
masuk dan mengendap di paru-paru. Pneumoconiosis dibedakan menjadi 5 yaitu:
a. Silikosis, disebabkan oleh debu silika (SiO2) yang masuk ke paru-paru dan mengendap, banyak terdapat
di pabrik besi & baja, keramik, pengecoran beton, bengkel besi, serta penambangan besi, timah, dan
batubara. Masa inkubasi 2 – 4 tahun. Gejala: sesak nafas, batuk, dahak, dan pada kondisi parah
menyebabkan kegagalan kerja jantung. Penyakit ini belum ada obatnya.
b. Asbesitosis, disebabkan debu atau serat asbes yang masuk dan mengendap di paru-paru. Asbes adalah
campuran dari berbagai macam silikat, terutama magnesium silikat. Banyak terdapat pada pabrik dan
industri yang menggunakan serat asbes. Gejala: sesak nafas, batuk disertai dahak, ujung jari
membesar/melebar. Selain itu serat asbes dapat menyebabkan penebalan selaput paru-paru/pleura; dan
tumor/kanker paru.
c. Bisinosis, disebabkan debu/serat kapas yang terhirup dan mengendap di paru-paru. Terdapat pada
pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, dan industri garmen. Masa inkubasi sekitar 5 tahun. Gejala: sesak
nafas, berat di dada. Pada stadium lanjut diikuti dengan bronkhitis kronis dan emphysema.
d. Antrakosis, disebabkan debu batubara. Terdapat pada penambangan batubara, lokomotif/kapal laut
berbahan bakar batubara, pekerja boiler PLTU berbahan bakar batubara. Masa inkubasi 2 – 4 tahun.
Gejala: sesak nafas. Adanya kandungan silikat pada batubara menyebabkan penyakit antrakosis sering
juga disertai silikosis. Antrakosis dibagi 3 yaitu: antrakosis murni, silikoantrakosis, dan
tuberkosilikoantrakosis.
e. Beriliosis, disebabkan oleh debu logam berilium baik yang berupa logam murni, oksida, sulfat dan
halogenida. Terdapat pada industri yang menggunakan campuran berilum dan tembaga, pabrik
fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio, dan industri pengolahan bahan penunjang industri nuklir.
Masa inkubasi sampai dengan 5 tahun. Debu logam berilium dapat menyebabkan penyakit nasofaringitis,
bronkhitis, dan pneumonitis. Gejala: sedikit demam, batuk kering, mudah lelah, berat badan turun, dan
sesak nafas.
4) Asap rokok, mengandung zat berbahaya yaitu: CO, CO 2, akrolein, nikotin, tar, amoniak, asam format,
hidrogen sianida, nitrogen oksida, formaldehid, fenol, aceton, naftalen, DDT, hidrogen sulfida, piridin,
metil klorida, metanol, kadmium, arsenik, radioaktif Polonium-201, asetol, metil klorida. Gangguan yang
ditimbulkan: gangguan jantung, gangguan pertumbuhan janin, impotensi, dan kanker.
5) Zat karsinogen, seperti: kloroform, para-diklorobenzena, tetrakloroetilen, trikloroetan, dan radioaktif
Radon.
6) Asbut (asap dan kabut)
Sifat-sifat ozon
Tidak berwarna
Sifat radikal (mudah bereaksi dengan senyawa di sekitarnya)
Apabila berada di lapisan stratosfer mampu membentuk lapisan yang berfungsi melindungi
semua makhluk hidup di bumi dari radiasi ultraviolet matahari.
Apabila berada di lapisan troposfer bersifar racun bagi makhluk hidup. Intrusi ozon ke lapisan
troposfer terjadi karena adanya gas-gas dan partikel polutan yang saling bereaksi sehingga
menghasilkan ozon.
Dapat menguraikan berbagai senyawa organik beracun dalam air limbah (benzene, atrazine,
dioxin dan berbagai zat pewarna organik)
Mampu membunuh berbagai macam mikroorganisme (E. coli, Salmonella enteriditis) dan
bakteri patogen lainnya, juga mampu menghambat perkembangan jamur.
Mampu melancarkan peredaran darah
Memiliki oksidasi potensial 2,07 volt
Manfaat ozon
Membersihkan air minum, menghilangkan bau (pertama kali dilakukan oleh Nies, Perancis,
1906)
Pengolahan air limbah
Sterilisasi bahan makanan mentah (buah dan sayuran)
Sterilisasi peralatan kedokteran
Terapi ozon : merangsang daya imunitas, bila disuntikkan ke dalam peredaran darah sangat bermanfaat
untuk perbaikan peredaran darah dan oksigenisasi jaringan tubuh sehingga mampu mengobati beberapa
penyakit, menambah kesegaran dan kebugaran sehingga dapat mencegah proses penuaan dini.
Pada tumbuhan :
Mengganggu asimilasi nitrogen oleh mikroorganisme (ketersediaan nitrogen menurun)
Menurunnya hasil panen dan terhalangnya pertumbuhan tanaman
4) Efek Rumah Kaca (Greenhouse Effect) dan Pemanasan Global (Global Warming)
Efek rumah kaca adalah peristiwa tertahan atau terperangkapnya gelombang inframerah matahari
yang membawa panas di lapisan atmosfer bumi bagian bawah oleh adanya gas-gas polutan yang
membentuk lapisan di atmosfer. Gas-gas polutan rumah kaca antara lain : CO 2, CH4, N2O, NO, NO2, SO2,
O3, HFC, CFC, VOC.
Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi yang disebabkan oleh efek
rumah kaca.
2. Polusi Air
Dampak polusi air terhadap kesehatan
Polusi air menyebabkan penyakit menular yang disebabkan oleh mikroorganisme yaitu :
1) Penyakit menular disebabkan virus, yaitu:
a. Hepatitis A (oleh virus hepatisis A). Gejala: Demam, sakit kepala, sakit perut, kehilangan selera makan,
pembengkakan hati sehingga tubuh menjadi kuning.
b. Poliomyelitis (virus Polio). Gejala: Tenggorokan sakit, demam, diare, sakit pada tungkai dan punggung,
kelumpuhan dan kemunduran fungsi otot.
2) Penyakit menular disebabkan bakteri
a. Kolera (oleh Vibrio cholerae). Gejala: Diare yang sangat parah, muntah-muntah, kehilangan cairan sangat
banyak sehingga menyebabkan kejang dan lemas.
b. Diare (oleh Escherichia coli). Gejala: Buang air besar berkali-kali dalam sehari, kotoran encer
(mengandung banyak air), terkadang diikuti rasa mulas atau sakit perut.
c. Tifus (oleh Salmonella typhi). Gejala: Sakit kepala, demam, diare, muntah-muntah, peradangan dan
pendarahan usus.
d. Disentri (oleh Shigella dysentriae). Gejala: Infeksi usus besar, diare, kotoran mengandung lendir dan
darah, sakit perut.
3) Penyakit menular disebabkan protozoa
a. Disentri amuba (oleh Entamoeba histolytica). Gejala: Infeksi usus besar, diare, kotoran mengandung
lendir dan darah, sakit perut.
b. Balantidiasis (oleh Balantidium coli). Gejala: Peradangan usus, diare berdarah.
c. Giardiasis (oleh Giardia lamblia). Gejala: Diare, sakit perut, terbentuk gas dalam perut, bersendawa,
kelelahan.
4) Penyakit menular disebabkan metazoa/cacing parasit
a. Ascariasis (oleh Ascaris lumbricoides). Gejala: Demam, sakit perut yang parah, malabsorbsi, muntah-
muntah, kelelahan.
b. Taeniasis (oleh Taenia saginata). Gejala: Gangguan pencernaan, rasa mual, kehilangan berat badan, rasa
gatal di anus.
c. Schistosomiasis (oleh Schistosoma sp.). Gejala: Gangguan pada hati dan kantung kemih sehingga
terdapat darah dalam urin, diare, tubuh lemas, sakit perut yang terjadi berulang-ulang.
Polusi air menyebabkan gangguan kesehatan tidak menular yang disebabkan oleh limbah logam berat
dan senyawa berbahaya yaitu :
a. Mercury/Air raksa/Hygrargyrum (Hg). Gangguan kesehatan berupa: menyebabkan bronchitis,
sampai rusaknya paru-paru. Gejala keracunan Merkuri tingkat awal, pasien merasa mulutnya kebal
sehingga tidak peka terhadap rasa dan suhu, hidung tidak peka bau, mudah lelah, gangguan psikologi
(rasa cemas dan sifat agresif), dan sering sakit kepala. Jika terjadi akumulasi yang tinggi mengakibatkan
kerusakan sel-sel saraf di otak kecil, gangguan pada luas pandang, kerusakan sarung selaput saraf dan
bagian dari otak kecil. Turunan oleh Merkuri (biasanya etil merkuri) pada proses kehamilan akan nampak
setelah bayi lahir yang dapat berupa cerebral palsy maupun gangguan mental. Sedangkan keracunan
Merkuri yang akut dapat menyebabkan kerusakan saluran pencernaan, gangguan kardiovaskuler,
kegagalan ginjal akut maupun shock.
b. Cadmium (Cd). Gangguan kesehatan berupa: menghambat kerja paru-paru, bahkan mengakibatkan
kanker paru-paru, mual, muntah, diare, kram, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal
dan hati, dan gangguan kardiovaskuler, merusak tulang (osteomalacia, osteoporosis) dan meningkatkan
tekanan darah. Gejala umum keracunan Kadmium adalah sakit di dada, nafas sesak (pendek), batuk –
batuk, dan lemah.
c. Timbal/Plumbum (Pb). Gangguan kesehatan berupa: gangguan sintesis hemoglobin darah, gangguan
neurologi (susunan syaraf), gangguan pada ginjal, sistem reproduksi, penyakit akut atau kronik sistem
syaraf, dan gangguan fungsi paru-paru, dapat menurunkan IQ pada anak kecil jika terdapat 10-20
myugram/dl dalam darah, hipertensi, gangguan kehamilan, kelahiran prematur, kematian janin,
kerusakan otak, kejang-kejang, gangguan tingkah laku.
d. Arsen (As). Gangguan kesehatan berupa: gangguan daya pandang mata, hiperpigmentasi (kulit menjadi
berwarna gelap), hiperkeratosis (penebalan kulit), pencetus kanker, infeksi kulit (dermatitis). Selain itu,
dapat menyebabkan kegagalan fungsi sumsum tulang, menurunnya sel darah, gangguan fungsi hati,
kerusakan ginjal, gangguan pernafasan, kerusakan pembuluh darah, varises, gangguan sistem
reproduksi, menurunnya daya tahan tubuh, dan gangguan saluran pencernaan.
e. Cobalt (Co). Gangguan kesehatan berupa: gagal jantung, oedema (pembengkakan jaringan akibat
akumulasi cairan sel).
f. Tembaga/Cuprum (Cu). Gangguan kesehatan berupa: sakit perut, mual, muntah, diaera, dan pada
kasus yang parah dapat menyebabkan gagal ginjal.
g. Cromium (Cr). Gangguan kesehatan berupa: gangguan sistem saluran pernafasan, kulit, pembuluh
darah, dan ginjal.
h. Dikoloro difenil trikloroetana (DDT). DDT merupakan pestisida yang sangat stabil di lingkungan, tidak
larut dalam air dan sulit diuraikan. Jika masuk ke dalam tubuh organisme, ia akan mengendap dan
mengganggu rantai makanan dalam ekosistem. Pada hewan unggas, DDT dapat menyebabkan cangkang
telur rapuh. Gangguan kesehatan pada manusia berupa : kelahiran prematur, cacat kronis, kanker, dan
diduga sebagai penyebab terjadinya puber dini pada remaja perempuan.
3. Polusi Tanah
Dampak polusi tanah terhadap kesehatan
Polutan yang mencemari tanah berupa : limbah infektif, logam berat maupun senyawa beracun yang
hampir sama dengan polutan pada air.
4. Polusi suara
Dampak polusi suara terhadap kesehatan
Kontak dengan suara bising dalam waktu alam dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan kerusakan
organ pendengaran yaitu :
a. Perubahan tekanan darah
b. Perubahan denyut nadi
c. Kontraksi perut
d. Gangguan jantung
e. Stress dan penyakit kejiwaan lainnya
f. Gangguan daya dengar
g. Berdengung dan nyeri di telinga
h. Tuli
Dampak polusi terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
1. Dampak Polusi Udara
Polusi udara dapat terjadi jika jumlah atau konsentrasi polutan (zat pencemar) di udara sudah
melebihi baku mutu lingkungan. Untuk masing-masing polutan di udara mempunyai nilai baku
mutu yang berbeda. Udara yang telah tercemar oleh polutan tertentu dapat menyebabkan turunnya
mutu udara di lingkungan tersebut. Udara yang telah tercemar dapat menyebabkan gangguan
terhadap kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya secara langsung. Tetapi udara yang
tercemar juga dapat berdampak yang cukup luas seperti pemanasan global dan hujan asam.
Peristiwa pemanasan global ditimbulkan karena peristiwa rumah kaca. Sedangkan hujan asam
adalah meningkatnya konsentrasi asam di udara seperti peningkatan jumlah SO2 (sulfur dioksida)
diudara sebagai hasil dari pembuangan asap kendaraan bermotor dan industri atau hasil
pembakaran bahan bakar fosil yaitu bahan bakar minyak dan batubara.
1. Dampak bagi kesehatan
Polusi udara yang menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia dan lingkungan adalah:
1. Gas Karbon monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) di atmosfer dalam keadaan normal konsentrasinya sangat sedikit
sekitar 0,1 ppm. Di daerah perkotaan dengan aktifitas penggunaan kendaraan bermotor dan industri
yang padat, kkonsentrasi gas CO dapat mencapai 10 – 15ppm. Gas CO di dalam paru-paru bereaksi
dengan hemoglobin pada sel darah merah yang dapat menghalangi pengangkutan oksigen ke
seluruh bagian tubuh.
Tabel: Konsentrasi gas CO di udara dan pengaruhnya pada tubuh manusia bila kontak terjadi pada
waktu cukup lama
Konsentrasi gas CO di udara (ppm) Konsentrasi COHb dalam darah (%) Gangguan pada tubuh
3 0,98 Tidak ada
5 1,30 Belum begitu terasa
10 2,10 Gangguan sistem saraf sentral
20 3,70 Gangguan panca indera
40 6,90 Gangguan fungsi jantung
60 10,10 Sakit kepala
80 13,30 Sulit bernafas
100 16,50 Pingsan hingga kematian
(Ernawati dkk. 2008)
Dampak yang ditimbulkan adalah :
a) Pusing/sakit kepala
b) Rasa mual
c) Pingsan (ketidak sadaran)
d) Kerusakan jaringan otak
e) Sesak nafas
f) Kematian
g) Gangguan pada kulit
h) Gangguan penglihatan (efek jangka panjang)
1. Gas sulfur oksida (SO), nitrogen oksida (NO) dan ozon (O3)
Dampak negatif adanya penigkatan konsentrasi gas SO, NO dan O3 adalah :
a) Iritasi mata
b) Radang saluran pernafasan
c) Gangguan pernafasan kronis (bronkitis, emfisema dan asma)
d) Gangguan pada tumbuhan hingga kematian tumbuhan
1. Materi partikulat
Materi partikulat adalah partikel-partikel yang berukuran kecil seperti serbuk batu bara, serbuk
kayu, serbuk batu, serbuk pasir, serbuk kapas, serbuk kwarsa, serbuk asbes. Materi partikulat
banyak terdapat di daerah industri, pertambangan, daerah perkotaan yang padat penduduk dan
daerah konstruksi (pembangunan gedung).
Dampak yang ditimbulkan adalah penyakit paru mulai dari peradangan hungga kangker paru-paru.
Materi partikulat yang lain adalah timbal (Pb) yang bersifat toksit (racun). Timbal yang masuk ke
dalam tubuh dan sudah terakumulasi dalam kosentrasi tertentu dapat menyebabkan :
a) menyerang berbagai sistem tubuh seperti sistem pencernaan dan sistem syaraf.
b) Radang paru-paru sampai kanker paru-paru
c) Gangguan jantung
d) Gangguan ginjal
e) Keterbelakangan mental pada anak-anak
f) Gangguan kesehatan pada hewan
1. Asap rokok
Rokok terbuat dari tembakau mengandung Nikotin dan TAR
Nikotin adalah zat adiktif yang menimbulkan ketergantungan / kecanduan
Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatik
Undang-undang pengendalian rokok mensyaratkan kandungan Nikotin tidak boleh dari 1,5 mg dan
kandungan tar tidak boleh lebih dari 50 mg.
Tar bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker)
Asap rokok mengandung berbagai zat berbahaya yaitu :
– formaldehide, benzo-α-pyrene, (bagian dari tar)
– nikotin,
– gas CO.
Dampak yang ditimbulkan adalah :
a) Gangguan pernafasan
b) Penyakit jantung
c) Flek di paru-paru
d) Kanker paru-paru
1. Zat-zat penyebab kanker
Zat-zat penyebab kanker banyak ditemukan dalam ruangan atau jenis polutan udara dalam ruangan
(indoor air pollutants). Polutan udara dalam ruangan antara lain:
a) kloroform
b) para-diklorobenzena
c) tetrakloroetilen
d) trikloroetan
e) radioaktif (Radon (Ra))
Jika konsentrasinya berlebih bisa menyebabkab kanker.
1. Suara
Polusi suara terjadi jika amplitudo suara melebihi ambang batas yaitu 50 dB. Kekuatan suara yang
lebih dari 50 dB sudah mulai bising hingga memekakkan telinga yang dapat menimbulkan :
a) Gangguan organ pendengaran
b) Kerusakan organ pendengaran
c) Tuli
d) Gangguan jantung
e) Sakit kepala
f) Stress secara psikologis
1. Asbut (asap kabut)
Asap kabut atau disingkat asbut (smog adalah singkatan dari smoke (asap) dan fog (kabut)). Istilah
ini muncul sekitar awal abad 20, ketika itu asap dan kabut tebal menyelimuti kota London dampak
dari revolusi industri besar-besaran di kota tersebut.
Berdasarkan jenis polutan penyebabnya:
a) Asbut industri
Plolutan penyebab asbut industri adalah sulfur oksida (SO) dan materi partikulat yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil oleh industri. Materi partikulat yang terkandung dalam asbut industri
menyebabkan warnanya menjadi keabu-abuan.
b) Asbut fotokimia
Polutan utama penyebab asbut foto kimia adalah senyawa gas nitrogen oksida (NO) yang berasal
dari asap kendaraan bermotor dan senyawa hidrokarbon yang berasal dari berbagai sumber. Gas
nitrogen oksida dan hidrokarbon diudara mengalami reaksi fotokimia membentuk ozon (O3). Ozon
diudara juga dapat bereaksi dengan polutan udara lainnya membentuk senyawa-senyawa jenis
polutan sekunder yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Nitrogen oksida diudara menyebabkan asbut fotokimia berwarna kecoklatan.
Asap kabut/ asbut dapat mengganggu penglihatan dan pernafasan.
1. Hujan Asam
Sejarah Hujan Asam
Fenomena hujan asam mulai dikenal sejak akhir abad 17, hal ini diketahui dari buku karya Robert
Boyle pada tahun 1960 dengan judul “A General History of the Air“. Buku tersebut menggambarkan
fenomena hujan asam sebagai “nitrous or salino-sulforus spiris“.
Revolusi industri di Eropa yang dimulai sekitar awal abad ke 18 memaksa penggunaan bahan bakar
batubara dan minyak sebagai sumber utama energi untuk mesin-mesin. Sebagai akibatnya, tingkat
emisi precursor (faktor penyebab) dari hujan asam yakni gas-gas SO2, NOx dan HCl meningkat.
Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Robert Angus Smith pada tahun 1872. Ketika itu,
Robert Angus Smith berhasil menemukan hubungan antara hujan dengan polusi udara. Hujan asam
dilaporkan pertama kali terjadi di Kota Manchester, Inggris. Smith menjelaskan fenomena hujan
asam pada bukunya yang berjudul “Air and Rain: The Beginnings of Chemical Technology“.
Derajat keasaman adalah tingkat kandungan hidrogen (H+) dan ion OH- dalam air. Semakin banyak
kandungan hidrogen (H+) maka derajat keasaman air turun atau pH turun atau air menjadi asam,
sedangkan jika kandungan ion OH-meningkat maka derajat keasaman naik atau pH naik atau air
menjadi basa. Kandungan/konsentrasi hidrogen (H+) dan ion OH- dalam air sangat tergantung
kandungan/konsentrasi zat atau mineral dalam air. Lihat gambar berikut
(Asam)
(Basa)
Skala nilai pH adalah ditunjukkan dengan angka dari 0 – 14. Jika cairan mempunyai pH kurang dari
7 maka bersifat asam dan jika cairan mempunyai pH lebih dari 7 maka bersifat basa. Air murni
adalah zat dengan derajat keasaman netral atau air mempunyai pH = 7.
Hujan normal adalah hujan dengan air yang tidak membawa polutan didalamnya dan nilai pH nya
adalah antara 7 – 5,6. Pada peristiwa hujan normal terjadi pembentukan senyawa asam karena
reaksi antara gas CO2 dengan air hujan membentuk senyawa asam karbonat (H2CO3).
CO2 + H2O3 H2CO3
(Bersifat asam lemah/ pH ≥5,6)
Asam tersebut mempengaruhi air hujan yang turun sehingga derajat keasamannya (pH) menjadi ±
5,6 bersifat asam lemah. Air yang bersifat asam tersebut berguna untuk melarutkan mineral-mineral
yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
(asap pabrik mengandung sulfur oksida dan nitrogen oksida)
(asap kendaraan bermotor sulfur oksida dan nitrogen oksida)
Peningkatan aktivitas manusia seperti banyaknya industri dan pengguanaan kendaraan bermotor
meningkatkan jumlah bahan bakar fosil yang dibakar. Bahan bakar fosil menghasilkan limbah
berupa senyawa gas SO2 , NOx.
Meningkatnya jumlah polutan di udara mengakibatkan meningkatnya derajat keasaman air hujan,
menjadi lebih asam dengan derajat keasaman (pH) dibawah 5,6. Peristiwa tersebut di sebut hujan
asam. Polutan yang menyebabkan hujan asam adalah gas SO2 , NOx dan Freon (CFC / chloro fluoro
carbon). Gas SO2 di udara bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat (H2SO4), sedangkan gas
NO diudara bereaksi dengan uap air membentuk asam nitrat (HNO3). Freon (CFC) bereaksi secara
fotokimia menghasilkan Klor (Cl) dan jika bereaksi dengan uap air membentuk asam klorida (HCl).
Berikut ini pembentukan asam di atmosfer:
1. Pembentukan asam sulfat (H2SO4)
SO2 + H2O -> H2SO4
1. Pembentukan asam nitrat (HNO3)
NO2 + H2O -> HNO3
1. Pembentukan asam klorida
Reaksi pembentukan asam klorida dari freon (CFC) melalui beberapa tahapan, yaitu tahapan reaksi
fotokimia dan reaksi kimia. Asam klorida biasanya terbentuk di lapisan stratosfer, dimana reaksinya
melibatkan Chloroflorocarbon (CFC) dan radikal oksigen O*
CFC + hv(UV) -> Cl* + produk
CFC + O* -> ClO + produk
O* + ClO -> Cl* + O2
Cl + CH4 -> HCl + CH3
(http://4.bp.blogspot.com/_cwzKfItnUCk/TPYOe4MtjjI/AAAAAAAAAC0/DP-Jj-jowcE/s1600/acid-rain-
1a.jpg)
Reaksi diatas merupaka bagian dari rangkaian reaksi yang menyebabkan deplesi lapisan ozon di
stratosfer. Perbandingan ketiga asam tersebut dalam hujan asam biasanya berkisar antara 62 persen
oleh Asam Sulfat, 32 persen Asam Nitrat dan 6 persen Asam Chlorida.
Pulau Jawa memiliki tingkat emisi penyebab hujan asam tertinggi di Indonesia, terutama
disebabkan oleh sebagian besar kegiatan perekonomian yang terpusat di pulau ini. Pada tahun 1989,
tingkat precursor SOx di Indonesia mencapat 157.000 ton per tahun, sedangkan NOx mencapai
175.000 ton per tahun. Kota Surabaya pada tahun 2000 tercatat mengemisikan 0,26 ton SO2 dan
66,4 ton NOx ke udara dari berbagai sumber pencemar.
Catatan:
Pulau Jawa memiliki tingkat emisi penyebab hujan asam tertinggi di Indonesia,
Pada tahun 1989, tingkat precursor SOx di Indonesia mencapat 157.000 ton per tahun, sedangkan
NOx mencapai 175.000 ton per tahun.
Kota Surabaya pada tahun 2000 tercatat mengemisikan 26 ton SO2 dan 66,4 ton NOx ke udara dari
berbagai sumber pencemar.
Dampak negatif peristiwa hujan asam adalah :
1. mempengaruhi kualitas air permukaan atau air menjadi lebih asam sehingga mempengaruhi biota
air yang hidup di dalamnya, karena biota air terpengaruh oleh pH air. (pH air kurang dari 5,6)
2. dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan bahkan menyebabkan kematian tanaman.
3. dapat melarutkan logam berat dalam tanah kemudian mencemari air. air yang tercemar oleh
logam berat sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
4. dapat bersifat korosif artinya dapat merusak atau mengkorosi logam, seperti motor, mobil,
sepeda, kotruksi bangunan atau komponen bangunan, seperti gedung, patung, candi, monumen dan
lain-lain.
5. menyebabkan gangguan pernafasan.
6. dapat menyebabkan bayi lahir prematur atau meninggal pada ibu hamil.
1.http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/0c/Acid_rain_woods1.JPG/800px-
Acid_rain_woods1.JPG
2. http://static.howstuffworks.com/gif/acid-rain-4.jpg
1. Efek Rumah Kaca / Pemanasan Global
Efek Rumah Kaca
Efek Rumah kaca ditemukan oleh Joseph Fourier tahun 1824, merupakan proses atmosfer
memanaskan sebuah planet. Efek rumah kaca bisa terjadi secara alami maupun oleh aktivitas
manusia. Efek rumah kaca disebabkan naiknya konsentrasi gas CO2 (karbon dioksida), NO (nitrogen
monoksida), SO2 (sulfur dioksida), CH4(metana) dan CFC (chloro fluoro carbon) ke atmosfera
bumi. Konsentrasi gas CO2meningkat karena kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM),
batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan
laut untuk menyerapnya (absorbsi).
Energi yang masuk ke bumi mengalami 25% dipantulkan oleh awan dan/ atau partikel lain di
atmosfer, 25% diserap awan, 45% di serap oleh permukaan bumi, 5% di pantulkan kembali oleh
permukaan bumi.
Energi yang diserap oleh bumi, dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi sinar infra merah oleh
awan dan permukaan bumi. Tetapi sebagian sinar inframerah yang dipancarkan oleh permukaan
bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas-gas lainnya kemudian dipancarkan kembali ke
permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan untuk menjaga agar
perbedaan suhu antara siang dan malam tidak jauh berbeda.
Analogi gas rumah kaca adalah seperti peristiwa yang terjadi dalam green house
Peningkatan aktivitas manusia meningkatkan jumlah gas rumah kaca yang berada di atmosfer.
Peningkatan jumlah gas rumah kaca dimulai adanya revolusi industri di Eropa memasuki abad 21,
ketika itu pemakaian batubara sebagai bahan bakar industri mengalami peningkatan yang tinggi
sehingga limbah yang berupa gas sulfur oksida, nitrogen oksida dan karbon monoksida juga
meningkat tajam. Peningkatan gas-gas tersebut di atmosfer juga diikuti peningkatan jumlah gas
yang lainnya seperti metana dan freon yang digunakan dalam sistem mesinpendingin ruang atau
penimpanan.
Berikut ini beberapa gas rumah kaca yang berada di atmosfer adalah :
• Gas karbon dioksida (CO2)
• Gas nitrogen oksida (NOx )
• CH4 (metana) dan
• Gas CFC (Cloro Fluoro Carbon)
Gas-gas tersebut dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak, batubara dan gas alam)
oleh industri, transportasi maupun rumah tangga. Demikian juga dengan pembakaran hutan dan
peristiwa alam seperti gunung meletus.
Akibatnya adalah terjadi peristiwa pemanasan global.
Dampak Pemanasan Global
Menurut perkiraan, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu permukaan bumi rata-rata 0.74 ±
0.18 °C selama seratus tahun terakhir. Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC
menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara
tahun 1990 dan 2100. Peningkatan konsentrasi gas CO2 di atmosfer maka akan semakin banyak
gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer yang akhirnya
meningkatkan suhu permukaan bumi.
Meningkatnya suhu bumi mengakibatkan adanya perubahan iklim yang ekstrim di bumi, yang dapat
mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya
untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global juga mengakibatkan pencairan
lapisan es di puncak-puncak gunung dan es di kutub utara dan selatan. Pemanasan global juga
mengakibatkan peningkatan suhu permukaan air laut. Menurut laporan IPCC tahun 2007
peningkatan permukaan air laut sejak tahun 1961 dengan peningkatan rata-rata ±1,8 mm/tahun dan
sejak tahun 1993 menjadi ±3,1 mm/tahun. Pencairan lapisan es dan salju di kutub utara mencapai
±2,7% per dekade (10 tahun).
Dampak lebih lanjut dari pemanasan global adalah:
a. Volume air laut bertambah mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
b. Permukaan air laut meningkat mengakibatkan banjir di daerah pantai.
c. Dapat menenggelamkan pulau-pulau atau kota-kota di dekat pantai
d. Meningkatkan penyebaran penyakit munlar.
e. Curah hujan di daerah yang beiklim tropis meningkat.
f. Tanah lebih cepat mengering walaupun sering terkena hujan, berdampak kekurangan air kematian
tanaman.
g. Sering terjadi angin besar atau badai di beberapa wilayah.
h. Migrasi atau berpindahnya hewan ke daerah yang lebih dingin.
i. Punahnya manusia hewan dan tumbuhan yang tidak mampu berpindah atau beradaptasi dengan
suhu yang makin tinggi.
j. meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola
presipitasi.
1. Penipisan Lapisan Ozon (O3)
Ozon adalah salah satu gas yang membentuk atmosfer. Molekul oksigen (O2) yang kita gunakan
untuk bernafas membentuk hampir 20% atmosfer. Pembentukan ozon (O3), molekul triatom
oksigen jumlahnya sedikit dalam atmosfer di mana kandungannya hanya 1/3.000.000 gas atmosfer.
Ozon tertumpu di bawah stratosfer di antara 15 dan 30 km di atas permukaan bumi yang dikenal
sebagai ‘lapisan ozon’. Ozon dihasilkan dari berbagai percampuran kimiawi, tetapi mekanisme
utama penghasilan dan perpindahan dalam atmosfer adalah penyerapan tenaga sinar ultraviolet
(UV) dari matahari.
UV dikaitkan dengan pembentukan kanker kulit dan kerusakan genetik. Peningkatan tingkat UV
juga mempunyai dampak kurang baik terhadap sistem imunisasi hewan, organisme akuatik dalam
rantai makanan, tumbuhan dan tanaman.
Ozon dilapisan stratosfer memiliki peran penting dalam menyerap radiasi sinar UV (ultraviolet)
yang dipancarkan matahari ke bumi.
Penyerapan sinaran UV berbahaya oleh ozon stratosfer amat penting untuk semua hidupan di bumi.
Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC) buatan
manusia yang meningkatkan kadar penipisan ozon menyebabkan kemerosotan berangsur-angsur
dalam tingkat ozon global.
CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, dalam kulkas,
bahan dorong dalam penyembur, pembuatan busa dan bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang
elektronik.
Masa hidup CFC berarti 1 molekul yang dibebaskan hari ini bisa ada 50 hingga 100 tahun dalam
atmosfer sebelum dihapuskan.
Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50
km). Di atas lapisan ozon utama, pertengahan julat ketinggian 20 – 25 km, kurang sinar UV diserap
oleh ozon. Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan UV, dan membebaskan atom klorin. Atom
klorin ini juga berupaya untuk memusnahkan ozon dan menghasilkan
Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara ketinggian tertentu seluruh
Antartika pada musim semi. Pembentukan ‘lubang’ tersebut terjadi setiap bulan September dan
pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi atau awal musim panas.
Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah dilacak di seluruh
Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon berbanding dengan permukaan lubang pra-ozon.
Pada bulan Oktober 1991, permukaan terendah atmosfer ozon yang pernah dicatat telah terjadi di
seluruh Antartika.
Dalam tahun 1975, dikhawatirkan aktivitas manusia akan mengancam lapisan ozon. Oleh itu atas
permintaan “United Nations Environment Programme” (UNEP), WMO memulai Penyelidikan Ozon
Global dan Proyek Pemantauan untuk mengkoordinasi pemantauan dan penyelidikan ozon dalam
jangka panjang.
(http://konsultasispiritual.com/wp-content/uploads/2010/03/OZONEHOLE111.jpg)
Semua data dari tapak pemantauan di seluruh dunia diantarkan ke Pusat Data Ozon Dunia di
Toronto, Kanada, yang tersedia kepada masyarakat ilmiah internasional.
Pada tahun 1977, pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia terhadap lapisan
ozon; dalam tahun 1987, UNEP mengambil Protokol Montreal atas bahan yang mengurangi lapisan
ozon.
(http://dwiwildhatuljannah.files.wordpress.com/2010/03/02-ozon.jpg)
Protokol ini memperkenalkan serangkaian kapasitas, termasuk jadwal tindakan, mengawasi
produksi dan pembebasan CFC ke alam sekitar. Ini memungkinkan tingkat penggunaan dan
produksi terkait CFC untuk turun ke tingkat semasa 1986 pada tahun 1989, dan pengurangan
sebanyak 50% pada 1999.
1. DAMPAK POLUSI AIR
Air adalah komponen komponen abiotik yang sangat penting bagi lingkungan hidup yaitu bagi
kesehatan manusi dan makhluk hidup lainnya. Air yang telah tercemar mutunya menjadi turun dan
bahkan tidak memenuhi standart kualitas yang dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Air
tercemar menimbulkan pemandangan dan bau yang tidak sedap, keruh dan mungkin mengandung
bahan beracun dan berbahaya, sehingga sangat mengganggu kehidupan biota air. Sebagian besar zat
pencemar dihasilkan oleh kegiatan manusia seperti industri, rumah tangga, pertanian,
pertambangan dan lain-lain. Bahan pencemar air bisa terdiri dari bahan organik maupun anorganik.
1. Gangguan Kesehatan
Pencemaran air dapat menimbulkan berbagai penyakit menular dan tidak menular
1. Penyakit menular
Penyakit menular sebagai akibat dari pencemaran dapat terjadi karena berbagai sebab antara lain:
a) Air yang tercemar dapat menjadi media bagi perkembang biakan dan pesebaran mikroorganisme,
termasuk mikroba patogen.
b) Air yang telah tercemar tidak dapat lagi digunakan sebagai pembersih, sedangkan air bersih
mungkin jumlahnya sudah tidak mencukupi lagi.
c) Air yang tercemar limbah organik merupakan tempat yang subur untuk perkembang biakan
mikroorganisme. Mikroorganisme patogen yang berkembang biak dalam air dapat menyebabkan
timbulnya berbagai macam penyakit menular.
Tabel: Contoh beberapa penyakit menular yang dapat tersebar melalui air tercemar.
Jenis Mikroba Penyakit Gejala
Virus
– Hepatitis A Hepatitis A Demam, sakit kepala, sakit perut, kehilangan selera makan,
pembengkakan hati sehingga tubuh menjadi kuning
– Virus Polio Poliomyelitis Tenggorokan sakit, demam, diare, sakit pada tungkai dan punggung,
kelumpuhan dan kemunduran fungsi otot
Bakteri
– Vibrio Cholerae Kolera Diare yang sangat parah, muntah-muntah, kehilangan cairan yang sangat
banyak sehingga menyebabkan kejang dan lemas
– Escherichia coli(strain patogen) Diare Buang air besar (BAB) berkali-kali dalam sehari, kotoran
encer (mengandung banyak air), terkadang diikuti rasa mulas atau sakit perut.
– Shigella dysentriae Disentri Infeksi usus besar, diare, kotoran mengandung lendir dan darah, sakit
perut.
– Salmonella typhi Tifus Sakit kepala, demam diare, muntah-muntah, peradangan dan pendarahan
usus.
Protozoa
– Entamoeba histolytica Disentri amuba Sama seperti disentri oleh bakteri
– Balantidium coli Balantidiasis Pandarahan usus, diare berdarah
– Giardia lamblia Giardiasis Diare, sakit perut, terbentuk gas dalam perut, bersendawa, kelelahan.
Metazoa(Cacing Parasit)
– Ascaris lumbricoides(cacing gelang) Ascaris Demam, sakit perut yang parah, malabsorbsi,
muntah-muntah, kelelahan
– Taenia saginata(cacing pita) Taeniasis Gangguan pencernaan, rasa mual, kehilangan berat badan,
rasa gatal di anus.
– Schistosoma sp.(cacing pipih) Schistosomiasis Gangguan pada hati dan kantung kemih sehingga
terdapat darah dalam urin, diare, tubuh lemas, sakit perut yang terjadi berulang-ulang.
1. Penyakit tidak menular
Air yang tercemar juga dapat menyebabkan penyakit yang tidak menular, walaupun juga termasuk
penyakit berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Zat pencemar air yang menyebabkan
penyakit adalah senyawa anorganik, seperti logam berat, dan ada senyawa organik yang
mengandung unsur klorin (Cl) seperti DDT dan PCB yang bersifat beracun bagi makhluk hidup.
Tabel: Zat-zat polutan yang dapat menyebabkan penyakit
Nama Zat Sumber Nama Penyakit
Kadmium (Cd) Cd adalah logam berat yang banyak digunakan oleh industri seperti: pabrik pipa
PVC, pabrik pengolahan karet, pabrik kaca Keracunan Cd dapat menyebabkan kerusakan organ
ginjal dan hati, mempengaruhi otot polos pembuluh darah, tekanan darah tinggi menyebabkan gagal
jantung.
Kobalt (Co) Di industri sebagai bahan campuran untuk membuat magnet, alat pemotong, alat
penggiling, mesin pesawat terbang, pewarna kaca, keramik dan cat Keracunan kobalt merusak
kelenjar tiroid (gondok), menyebabkan kekurangan hormon hasil kelenjar gondok.Menyebabkan
gagal jantung dan endema (pembengkakan jaringan akibat kelebihan cairan dalam sel)
Merkuri (Hg) Dalam industri, merkuri digunakan untuk proses pembuatan klorin. Merkuri juga
terdapat dalam baterai, cat, plastik, termometer, lampu tabung, kosmetik, dan hasil pembakaran
batu bara Merkuri masuk ke tubuh manusi bisa melalui konsumsi ikan yang tercemar merkuri. Pada
ibu hamil, menyebabkan bayi cacat mental. Dalam waktu lama bisa menyebabkan kerusakan ginjal,
saraf dan jantung.
Timbal (Pb) Limbah Pb berasal dari rembesan sampah kaleng yang mengandung timbal, cat yang
mengandung timbal, bahab bakar yang bertimbal, pestisida, korosi pipa yang mengandung timbal.
Pb dengan konsentrasi >15 mg/l dalam darah berbahaya bagi kesehatan.Pada wanita hamil,
keracunan Pb menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau kematian janin.
Pada anak-anak menyebabkan cacat mental dan gangguan fisik.
Pada orang dewasa menyebabkan hipertensi.
Senyawa Organik Berklorin Senyawa berklorin antara lain adalah dikloro-difenil-trikloroetana
(DDT), aldrin, heptaklor dan klordan sebagai bahan pestisida. Senyawa ini biasa diapakai untuk
membasmi serangga dan hama. Senyawa industri adalah poliklorinasi bifenil (PCB) dan dioksin.
DDT dan PCB dialam dapat mengalami magnifikasi biologi saat memasuki rantai makanan atau
senyawa tersebut terakumulasi dalam makhluk hidup dan konsentrasinya meningkat pada makhluk
hidup dan konsentrasinya terus meningkat pada mkhluk hidup yang berada di posisi lebih atas pada
rantai makanan. Berarti manusia adalah makhluk yang sangat beresiko menerima senyawa-senyawa
tersebut. Senyawa berklorin bersifat persisten di alam terakumulasi dalam tubuh yang berbahaya
bagi tubuh. Senyawa berklorin menyebabkan kerusakan berbagai organ, terutama hati dan ginjal
dan dapat menimbulkan kanker.
1. Air Tidak Bermanfaat Sesuai Peruntukannya
Polutan di air menyebabkan penurunan mutu air hingga ke tingkat tertentu. Air yang mutunya turun
mnyebabkan tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya. Jadi air tidak dapat digunakan menurut
keperluannya. Contohnya adalah sebagai berikut:
1. Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan rumah tangga
Air yang tercemar menjadi berbau, keruh dan mengandung kuman atau zat berbahaya. Air yang
tercemar tersebut tentu tidak memenuhi standar untuk keperluan air minum, sebagai alat
pembersih (mandi dan mencuci).
1. Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan industri
Industri membutuhkan air dengan syarat yang sesuai industrinya. Contohnya industri pengolahan
buah dan sayur memerlukan air yang tidak tercemar.
1. Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan pertanian dan perikanan
Air yang sesuai untuk pertanian dan perikanan adalah yang mempunyai nilai pH sedang (6 – 8).
Pencemaran air akan merubah nilai pH (derajat keasaman). Polutan dari zat-zat anorganik tertentu
ada yang bersifat beracun bagi hewan dan tanaman.
1. Menurunnya populasi berbagai biota air
Penurunan populasi biota air membawa kerugian yang sangat besar. Kerugian secara langsung
adalah berkurangnya sumber mata pencaharian bagi sebagian besar orang sedangkan kerugian
secara tidak langsung adalah keseimbangan ekosistem menjadi terganggu. Beberapa polutan
berbahaya bagi biota air adalah nutrien tumbuhan, limbah yang membutuhkan oksigen, minyak,
sedimen dan panas.
1. Nutrien tumbuhan
Nutrien tumbuhan seperti fosfat dan nitrogen yang jumlahnya berlebihan di perairan dapat menjadi
polutan. Perairan yang mengandung polutan tersebut mengalami eutrofikasi. Eutrofikasi
menyebabkan ganggang (algae) berkembang biak dengan sangat subur sehingga populasinya
berkembang pesat. Peristiwa perkembangan ganggang secara cepat/pesat disebut algae blooming.
Akibat dari algae blooming adalah :
a) Mengganggu penetrasi cahaya matahari kedalam perairan karena permukaan tertupi ganggang.
b) Ganggang yang beracun dapat meracuni biota air.
c) Ganggang yang mati, sel-selnya turun ke dasar perairan mengalami pembusukan meningkatkan
populasi bakteri pengurai yang membutuhkan oksigen. Peningkatan jumlah populasi bakteri
pengurai meningkatkan kebutuhan oksigen / BOD (Biological Oxygen Demand) di perairan.
Peningkatan BOD menurunkan kadar oksigen terlarut / DO (Disolved Oxygen). Penurunan DO
mempengaruhi jumlah populasi biota air terutama bagi biota air yang tidak toleran terhadap kondisi
DO yang rendah.
1. Limbah yang membutuhkan oksigen
Pencemaran oleh limbah yang membutuhkan oksigen (aerob) menyebabkan peningkatan BOD
akibat dari tingginya populasi bakteri aerob yang membusukkan limbah. Peningkatan BOD
menurunkan DO di perairan, sehingga menurunkan jumlah populasi biota air yang tidak toleran
terhadap kondisi DO yang rendah.
1. Minyak
Pencemaran minyak di perairan dapat terjadi di laut dan pantai. Pencemaran minyak dapat
menyebabkan kematian biota air seperti terumbu karang karena minyak bersifat sebagai racun.
Minyak juga dapat menemper pada bulu-bulu burung dan rambut mamalia air sehingga
mengganggu fungsi fisiologis bulu atau rambut yaitu kemampuan mengapung dan kemampuan
menjaga suhu tubuh. Hewan dapat tenggelam dan mati karena suhu tubuhnya menurun drastis.
1. Sedimen / endapan
Pencemaran perairan oleh sedimen dapat menyebabkan perairan menjadi keruh sehingga
menghalangi penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan. Perairan yang kekurangan cahaya
menyebabkankemampuan fotosintesis ganggang dan tumbuhan air menurun sehingga populasinya
berkurang. Penurunan populasi ganggang dan tumbuhan air menyebabkan penurunan populasi
biota air lainnya.
Sedimen juga menyebabkan gangguan aliran air atau bahkan tersumbat, membawa endapat bersifat
toksin dan menutupi terumbu karang serta biota air lainnya.
1. Panas
Polusi termal/ panas menyebabkan perubahan suhu perairan secara drastis. Perubahan suhu
mendadak mengakibatkan kemaatian biota air, juga dapar menurunkan DO di perairan.
1. Dampak Polusi Tanah
Tempat pembuangan sampah merupakan lahan yang penuh dengan timbunan berbagai jenis
limbah, sehingga merupakan salah satu sumber utama polusi tanah. Meningkatnya perekonomian
dan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan jumlah limbah. Masalah polusi tanah juga terjadi
di areal pertanian, industri dan pertambangan.
1. Tempat pembuangan
Tempat pembuangan limbah/sampah baik tempat pembuangan sementara maupun tempat
pembuangan akhir (TPA) menimbulkan berbagai dampak polusi. Berbagai jenis limbah yang
tertumpuk seperti limbah cair, padat, organik dan anorganik. Limbah padat yang sulit terurai akan
bertumpuk selama bertahun-tahun memerlukan lahan yang luas.
Lahan disekitar tempat pembuangan tidak ideal untuk pemukiman, pertanian maupun aktivitas
lainnya karena terganggu dari segi estetika dan berbahaya bagi kesehatan. Limbah organik ada yang
mengandung senyawa beracun, seperti logam berat yang dapt meracuni makhluk hidup di tanah
seperti tumbuhan, mikroorganisme dan cacing tanah. Limbah organik menjadi tempet
berkembangnya bakteri pembusuk/pengurai yang dapat menyebabkan penyakit. Limbah organik
yang membusuk dapat mengundang hewan penyebar penyakit seperti nyamuk, lalat dan tikus.
Proses pembusukan limbah organik menimbulkan cairan lindi yang mengandung senyawa beracun
dan menimbulkan gas metan (CH4). Cairan lindi dapat meracuni tanah dan gas metan adalah gas
berbau tidak sedap yang dapt mangganggu kesehatan dan gas metan adalah termasuk gas rumah
kaca.
1. Lingkungan pertanian
Pencemaran tanah dilingkungan pertanian dan perkebunan selain oleh sisa-sisa tumbuhan dapat
terjadi karena penggunaan pestisida kimia, pupuk dan irigasi. Pestisida dapat membunuh hama
pengganggu dan dapat juga membunuh biota tanah yang bergunan bagi kesuburan tanah seperti
cacing tanah dan mikroorganisme.
Pupuk yang digunakan secara berlebihan dapat menjadi racun bagi tanaman. Pestisida dan pupuk
dapat berdampak terhadap kualitas tanah dan juga dapat menjadi polutan di air jika terbawa oleh
aliran air ke perairan.
Proses irigasi dapat menyebabkan tanah mengalami salinisasi yaitu peningkatan kadar garam. Kadar
garam yang terlalu tinggi pada tanah menyebabkan keracunan pada tanaman.
BAB. 3
Tujuan pembelajaran:
d. Asap rokok
Asap rokok mengandung berbagai zat berbahaya seperti benzo-α-pyrene dan formaldehid.
Contoh penyakit yang dapat ditimbulkan oleh asap rokok adalah gangguan pernapasan, penyakit
jantung dan kanker paru-paru.
f. Suara
Kontak dengan suara yang bising dalam waktu lama dapat menimbulkan kerusakan organ
pendengaran. Selain berdampak pada organ pendengaran, polusi suara juga dapat mempengaruhi
system tubuh lainnya. Suara yang bising dapat menyebabkan gangguan pada jantung, sakit
kepala dan stress secara psikologis.
2. Asbut
Asbut adalah singkatan kata asap dan kabut. Berdasarkan jenis polutan penyebabnya, asbut dapat
dibedakan menjadi asbut industri dan asbut fotokimia. Polutan utama penyebab asbut industri
adalah sulfur oksida dan materi partikulat yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh
industri. Materi partikulat yang terkandung dalam asbut industri menyebabkan warnanya tampak
keabuan. Asbut inilah yang sering terlihat keluar dari cerobang asap pabrik. Nitrogen oksida
menyebabkan asbut fotokimia tampak berwarna kecoklatan.
3. Hujan Asam
Hujan sebenarnya secara alami bersifat asam (pH sedikit dibawah 6, karena CO2dengan uap air
di udara membentuk asam lemah yang bermanfaat untuk melarutkan mineral dalam tanah yang
dibutuhkan oleh tumbuhan dan hewan). Namun berbagai polutan udara dapat meningkatkan
keasaman air hujan, sehingga disebut hujan asam.
Hujan asam didefinisikan sebagai hujan dengan pH dibawah 5.6. polutan yang menyebabkan
hujan asam adalah nitrogen oksida dan sulfur dioksida. Zat-zat ini di atmosfer akan bereaksi
dengan uap air untuk membentuk asam sulfat, asam nitrat dan asam nitrit yang mudah larut
sehingga jatuh bersama air hujan.
Dampak dari hujan asam di antaranya adalah:
Memengaruhi kualitas air permukaan bagi biota yang hidup di dalamnya
Merusak tanaman
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah, sehingga memengaruhi kualitas air
tanah dan air permukaan
Bersifat korosif
Menyebabkan penyakit pernapasan
Pada ibu hamil, dapat menyebabkan bayi lahir premature dan meninggal
4. Pemanasan Global
Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya suhu rata-rata bumi. Pemanasan global terjadi
akibat efek rumah kaca yang ditimbulkan oleh gas-gas runah kaca.
Efek rumah kaca merupakan peristiwa tertahannya atau terperangkapnya panas matahari di
lapisan atmosfer bumi bagian bawah oleh gas-gas rumah kaca yang membentuk lapisan di
atmosfer. Gas-gas rumah kaca tersebut memerangkap panas di bumi dengan cara menyerap
panas matahari dan memantulkannya kembali ke bumi. Seharusnya, sebagian besar panas
matahari di pantulkan keluar angkasa. Hal ini menyebabkan suhu bumi meningkat sehingga
terjadi pemanasan global.
Gas-gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global meliputi berbagai polutan udara,
seperti karbon dioksida (CO2), metan (CH4), nitrat oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC) dan
klorofluorokarbon (CFC).
Table 3.2 Contoh beberapa penyakit menular yang dapat tersebar melalui air yang tercemar
Kobalt (Co)
Logam kobalt banyak digunakan dalam industri sebagai bahan campuran untuk pembuatan
mesin pesawat, magnet, alat pemotong atau penggiling, serta untuk pewarna kaca, keramik dan
cat.
Pada manusia, co dibutuhkan sedikit dalam proses pembentukan sel darah merah dan diperoleh
melalui vitamin B12. Keracunan kobalt dapat terjadi apabila tubuh menerima kobalt dalam
konsentrasi tinggi (150 ppm atau lebih). Kobalt di tubuh manusia dalam jumlah banyak akan
merusak kelenjer tiroid(gondok) sehingga penderita akan kekurangan hormone yang dihasilkan
kelenjer tersebut. Kobalt juga dapat menyebabkan gagal jantung dan edema (pembengkakan
jaringan akibat akumulasi cairan dalam sel).
Merkuri (Hg)
Merkuri yang mencemari air sebagian besar berasal dari limbah yang dihasilkan manusia. Efek
merkuri terhadap kesehatan manusia bermacam-macam. Pada wanita hamil, merkuri dapat
menyebabkan janin menjadi cacat mental. Tubuh yang terpapar merkuri untuk waktu yang lama
dapat mengalami kesrusakan ginjal, saraf dan jantung. Pada konsentrasi rendah, merkuri dapat
menimbulkan sakit kepala, depresi dan perubahan prilaku.
Timbal (Pb)
Pencemaran air oleh logam Pb dapat berasal dari berbagai sumber, seperti rembesan Pb dari
sampah kaleng yang mengandung timbal, cat yang mengandung timbal, bahan bakar timbal,
pestisida dan dari korosi pipa-pipa yang mengandung timbal. Logam Pb dengan konsentrasi > 15
mg/dl dalam darah dianggap berbahaya bagi kesehatan.
Senyawa organic berklorin
Contoh senyawa organic berklorin adalah dikloro-difenil-trikloroetana (DDT), aldrin, heptaklor
dan klordan yang semuanya banyak digunakan sebagai pestisida. Di Indonesia, DDT juga
banyak digunakan untuk membasmi nyamuk malaria.
a. Nutrien tumbuhan
Nutrien tumbuhan akan menjadi polutan air apabila terdapat dalam jumlah berlebihan diperairan.
Perairan yang mengandung nutrient seperti fosfat dan nitrogen dalam jumlah berlebih disebut
mengalami eutrofikasi. Eutrofikasi akan menyebabkan ganggang (algae) berkembang biak
dengan subur sehingga populasinya meningkat pesat. Kejadian ini sering disebut algae blooming.
Algae blooming dapat menyebabkan beberapa gangguan diperairan, diantaranya adalah
mengganggu penetrasi cahaya matahari kedalam perairan karena permukaan tertutupi oleh
populasi ganggang. Hal ini akan menganggu kehidupan biota air dalam perairan tersebut. Selain
itu, jika ganggang yang mengalami blooming merupakan jenis ganggang yang akan
menghasilakn senyawa beracun, ganggang tersebut akan menyebabkan kematian sejumlah besar
biota air.
b. Limbah yang membutuhkan oksigen
Seperti eutrofikasi, pencemaran air oleh limbah yang membutuhkan oksigen juga akan
menyebabkan peningkatan BOD di perairan akibat tingginya populasi bakteri aerob
(membutuhkan oksigen) yang membusukan limbah. Peningkatan BOD akan menurunkan DO
perairan sehingga menurunkan populasi biota air yang tidak toleran terhadap kandungan DO
yang rendah.
c. Minyak
Pencemaran minyak banyak terjadi di lautan atau pantai. Pencemaran minyak di perairan dapat
menyebabkan kematian bagi banyak jenis biota air, seperti terumbu karang. Kematian ini
disebabkan adanya senyawa dalam minyak yang bersifat beracun bagi biota air tersebut.
Tumpahan minyak diperairan juga dapat menempel dan menyelubungi bulu-bulu pada burung
serta rambut pada mamalia air sehingga mengganggu fungsi fisiologis bulu atau rambut tersebut.
Contoh gangguan fisiologis yang dapat terjadi adalah hilangnya kemampuan mengapung atau
kemampuan menjaga suhu tubuh sehingga hewan dapat mati karena tenggelam atau karena
kehilangan panas tubuh secara dratis.
d. Sedimen
Pencemaran sediment di perairan dapat menyebabkan air menjadi keruh sehingga mengurangi
jarak penetrasi cahaya matahari kedalam perairan. Hal ini akan menyebabkan kemampuan
fotosintesis ganggang dan tumbuhan air menurun sehingga populasinya berkurang.
e. Panas
Populasi panas atau termal dapat menyebabkan perubahan suhu perairan secara dratis. Hal ini
akan mengakibatkan kematianberbagai biota air yang tidak mampu beradaptasi terhadap
perubahan suhu tersebut. Panas juga dapat menurunkan DO di perairan.
Polusi Udara
Keberadaan pencemaran memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, terlebih di kehidupan
modern. Kehidupan manusia di masa modern ini manusia akan menemukan lebih banyak pencemaran
dibandingkan dengan masa lampau. Salah satu alasannya karena pada masa lampau atau masa belum
modern banyak kita temui pepohonan dimana- mana, sehingga kita tidak akan menemukan banyak
pencemaran udara dan sebaliknya, udara akan terasa sangat sejuk. Polusi udara dapat disebabkan oleh
berbagai macam hal. Beberapa penyebab dari polusi udara antara lain adalah sebagai berikut:
Itulah beberapa penyebab dari polusi udara. Selain penyebab yang disebutkan di atas, masih banyak
penyebab lainnya yang dapat menyebabkan polusi udara, baik yang kita sadari maupun tidak kita sadari.
Polusi udara merupakan kondisi dimana udara yang kita hidrup sehari- hari akan berkeadaan buruk.
Kondisi buruk yang dimaksud adalah jauh berbeda dengan indikator udara normal. Polusi udara ini dapat
menganggu kegiatan atau aktivitas manusia dan bahkan menyebabkan berbagai macam dampak buruk
bagi kesehatan manusia. Dampak polusi udara ini sangat bisa kita rasakan dalam kehidupan sehari- hari
atau kondisi di lingkungan sekitar kita. Adapun berbagai macam dampak dari polusi udara (baca: sifat-
sifat udara) yang dapat kita rasakan antara lain sebagai berikut:
1. Terjadinya gangguan pernafasan seperti misal gangguan paru- paru. Polusi udara sangat mudah sekali
menyebabkan datangnya berbagai penyakit, terutama yang berhubungan dengan paru- paru.
2. Mengganggu kesehatan kulit, sehingga kulit akan nampak kusam, elastisitas merosot, penuaan dini,
keruput dini, flek hitam, hingga penyakit kanker kulit.
3. Menyebabkan kambuhnya penyakit asma. Penyakit asma merupakan salah satu penyakit yang
berhubungan dengan paru- paru dan sering timbul ketika menghirup udara yang koton selama beberapa
waktu
4. Menimbulkan penyakit batuk. Tindak lanjut dari penyakit pernafasan adalah batuk. Batuk ini akan sering
muncul ketika banyak menghirup udara yang kotor dan tidak steril
Itulah beberapa dampak yang dapat muncul akibat polusi udara yang semuanya merupakan dampak
negatif. Dampak- dampak buruk tersebut dapat terjadi dan menjadi lebih parah apabila kita membiarkan
atau tidak mengupayakan sesuatu untuk mengatasi polusi udara. Mengingat semakin majunya zaman,
maka kita harus semakin waspada terhadap polusi udara dan juga mengupayakan berbagai macam cara
agar lebih ramah lingkungan dan tidak menyebabkan polusi
1. Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat mengenai pentingnya udara yang bersih dan juga bebas
dari polusi. Penyuluhan bisa dilakukan secara berkala melalui forum- forum dalam masyarakat dan juga
kegiatan sekolah agar anak- anak pun mempunyai kesadaran dini tentang pentingnya udara bersih.
2. Penegakan kembali peraturan atau perundang- undangan tentang lingkungan. Hal ini akan membantu
karena masyarakat masih takut dengan hukum pidana daripada sekedar ada seruan saja.
3. Melalukan penyaringan terhadap asap atau limbah asap yang akan dibuang ke udara bebas agar tidak
terllau membahayakan kesehatan Bumi. Hal ini terutama harus dilakukan oleh pabrik- pabrik atau lokasi-
lokasi yang membuang asap sebagai salah satu limbahnya.
4. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil sebagai pembangkit listrik atau energi yang lainnya. Hal ini
karena bahan bakar fosil dapat menghasilkan polutan sehingga sangat berkontribusi menciptakan
pencemaran udara.
5. Mengalirkan gas buangan ke dalam ekosistem air laut atau ke dalam larutan pengikat terlebih dahulu
saat sebelum asap dikeluarkan ke udara bebas debgan tujuan mengurangi potensi terjadinya
pencemaran yang dapat merusak dan membahayakan lingkungan.
6. Menggunakan peralatan atau bahan- bahan yang lebih ramah lingkungan dalam kehidupan sehari- hari.
Dengan adanya upaya seperti ini pastinya kita akan sangat mengurangi polusi udara. Hal ini karena yang
kita kerjakan dalam kehidupan sehari- hari akan sangat berpengaruh meskipun jumlahnya sangat kecil.
7. Mengurangi jumlah kendaraan pribadi dan membiasakan diri menggunakan transportasi umum atau
mulai hidup sehat dengan menggunakan sepeda
8. Mengganti bahan bakar kendaraan menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti biogas
9. Menjaga kelestarian hutan. Dengan kata lain juga ikut melakukan tanam seribu pohon atau penghijauan
dan menghindarkan diri dari orang- orang yang berniat jahat terhadap hutan.
10. Tidak melakukan penggundulan hutan
11. Mulai melakukan penanaman tanaman- tanaman hijau, dimulai dari lingkungan yang ada di sekitar rumah
dan juga dipinggir- pinggir jalan
12. Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan
13. Ikut serta menjaga kebersihan lingkungan yang ada di sekitar kita dan tidak membiarkan sampah
berserakan.
14. Membedakan sampah yang organik dan juga non organik
15. Mengolah sampah non organik yang masih layak pakai menjadi barang- barang yang berguna dan
menimbun sampah- sampah organik agar menjadi pupuk organik
16. Mengurangi penggunaan insektisida secara berlebihan karena dapat mencemari tanah
17. Menumbuhkan kesadaran para petani atau pengusaha agrobisnis untuk tidak menggunakan hutan
sebagai lahan pertanian atau perkebunan. Hal ini karena hutan sendiri keberadaannya sangatlah
dubutuhkan.
Itulah berbagai macam upaya atau solusi yang dapat kita lakukan untuk dapat mengatasi adanya polusi
udara. Upaya tersebut dapat kita lakukan secara individual ataupun kolektif. Namun jika dilakukan
bersama- sama tentu akan lebih baik.