DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
HALIMATUSYA’DIYYAH 11180510000310
2018
AKHLAK MULIA PENGERTIAN DAN CONTOHNYA DALAM
A. PENDAHULUAN
A.1 Latar Belakang
Sebagai umat Islam tentunya kita harus menanamkan nilai-nilai
akhlak yang terkandung baik didalam Al-qur’an maupun Hadits serta
menghindari apa-apa yang dilarang oleh Allah SWT. Akhlak terpuji akan
menghasilkan sesuatu yang terpuji untuk diri sendiri maupun orang lain.
Dengan demikian, akhlak memiliki pengaruh yang besar terhadap individu
manusia dan terhadap suatu bangsa. seperti yang terdapat di beberapa ayat
al-Qur’an yang menjelaskan tentang akhlak mulia Rasulullah.
Sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. Al-Aḥzāb:21 yang artinya “
Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu, bagi orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah”1 Dari ayat tersebut mengindikasikan perlu adanya akhlak
mulia, baik dikehidupan agama maupun kehidupan beragama.
Sejak awal agama Islam telah menanamkan kesadaran akan
kewajiban pemeluknya untuk menjaga sopan dan santun dalam berbagai
aspek kehidupan.2 Dalam kenyataannya, memang persoalan kahlak selalu
mewarnai kehidupan manusia dari waktu ke waktu, terjadinya
kemerosotan akhlak merupakan penyakit yang cepat menjalar secara luas
merambat ke segala bidang kehidupan bila tidak segera ditangani.3
1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Solo : Tiga Serangkai, 2011) , hlm. 420.
2
Amari Ma’ruf, Meneladani Akhlak Tasawuf. (Qisthi Press, 2010), hlm. 72.
3
Abidin Ibnu Rush, Pemikiran Al Ghazali Tentang Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998)
hlm 135.
1
b. Apa saja contoh-contoh akhlak mulia didalam Al-Qur’an dan Hadits?
c. Apa manfaat akhlak mulia?
B. PEMBAHASAN
1. Adil
Menurut bahasa kata adil diartikan : tidak berat sebelah, tidak memihak,
berpihak pada yang benar, berpegang pada kebenaran sepatutnya, tidak
sewenang-wenang.7 Menurut istilah adil adalah menegaskan suatu kebenaran
terhadap dua masalah atau beberapa masalah untuk dipecahkan sesuai dengan
4
Yoke Suryadarma, Pendidikan Akhlak Menurut Imam Al-Ghazali. (Tangerang : Wordpress, 2011)
hlm. 30
5
Khalil Ahmusawi, Terapi Akhlak. (Jakarta : 2011) hlm. 33
6
DR. Ali Abdul Halim, Akhlak Mulia. (Tangerang : 2004) hlm. 28
7
Amari Ma’ruf, Meneladani Akhlak Tasawuf. (Qisthi Press, 2010), hlm. 75.
2
aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh agama8. Dengan berbagai muatan
makna adil secara garis besar dapat didefinisikan sebagai suatu keadilan dimana
terdapat kesamaan perlakuan dihadapan hukum, kesamaan kompensasi, hak
hidup secara layak, hak menikmati pembangunan dan tidak adanya pihak yang
dirugikan serta adanya keseimbangan dalam setiap aspek kehidupan9. Dalil naqli
tentang adil sebagai berikut :
ُ ى يَ ِع
ظكُم لَعَلَّكُم َ ٰ ٱْلح
َ س ِن َوإِيتَا ِٓئ َويَنه َٰىٱلقُربَ ٰىذِى ع َِن ٱل َفح
ۚ ِ شا ِٓء َوٱل ُمنك َِر َوٱلبَغ َّ َّإِن
ِ ٱّللَ ُر ُُ َيأم بِٱلعَد ِل َو
َك َُّرونَتَذ
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan
keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. An-Nahl : 90)
Adapun nilai positif adil adalah meraih keberhasilan dan kesuksesan
dalam kehidupannya, disenangi banyak orang, memperoleh ketenangan
batiniyah, terwujudnya masyarakat yang aman, tenteram, damai, sejahtera.
2. Sabar
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata “sabar adalah
meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, serta menjaganya
dari perasaan sikap dalam menghadapi takdir Allah.”10 Sabar adalah suatu
bagian dari akhlak utama yang dibutuhkan seorang muslim dalam masalah
dunia dan agama. Rasulullah SAW bersabda : Artinya “Sabar adalah cahaya
(kemenangan yang gilang gemilang)”(HR. Muslim)11.
Contoh dalil naqli tentang sabar : ساب بِغَي ِر أَج َرهُم الصَّابِ ُرونَ يُ َوفَّى
َ َما َُإِن ِح
8
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Erlangga 2007, hlm 100.
9
Ekonomi Islam, Pusat Pengkajian Pengembangan Ekonomi Islam, Jakarta : RajaGrafindo Persada
2008, hlm 59.
10
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Syarah Tsalatsatul Ushul, Jakarta : Al Qowam, hlm
24.
11
Amari Ma’ruf, Meneladani Akhlak Tasawuf. (Qisthi Press, 2010), hlm. 76.
3
Dari Anas bin Malik berkata, dia mendengar Aku pernah mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Sesungguhnya Allah berfirman.’Apabila
Aku menguji hamba-Ku dengan kebutaan) pada kedua matanya lalu dia bersabar,
maka Aku akan mengganti kedua matanya itu dengan sorga”
Macam-macam sabar :
a. Sabar dalam menunaikan ibadah.
b. Sabar dalam menjauhi maksiat
c. Sabar dalam musibah.
3. Jujur
Menurut Tabrani Rusyan, arti jujur dalam bahasa arab merupakan
terjemahan dari kata shadiq yang artinya benar, dapat dipercaya. Dengan kata
lain jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan kebenaran. Jujur
merupakan induk dari akhlak-akhlak mulia (mahmudah). Jujur juga disebut
dengan benar, memberikan sesuatu yang benar atau sesuai dengan kenyataan.12
Kejujuran menurut KBBI berasal dari kata “jujur” yang artinya lurus hati, tidak
berbohong, tidak curang, tulus atau ikhlas.13 Kejujuran itu ada didalam ucapan
serta perbuatan sebagaimana seorang yang melakukan suatu perbuatan tentu
sesuai yang ada pada batinnya.
Abdullah bin Mas’ud berkata: “Bersabda Rasulullah : Kalian harus jujur karena
sesungguhnya jujur itu menunjukan kepada kebaikan dan kebaikan itu
menunjukkan kepada jannah. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk jujur
sehingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian
dusta karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada keburukan dan
keburukan itu menunjukkan kepada neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan
12
A. Tabrani Rusyan, Pendidikan Budi Pekerti, (Jakarta:Inti Media Cipta Nusantara,2006), hlm 25
13
Muhammad Arifin bin Badri, Sifat Perniagaan Nabi, (Bogor:Pustaka Darul Ilmi, hlm 76
4
berusaha untuk berdusta sehingga ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta”
(HR Muslim).
a. Jujur dalam niat. Hal ini kembali kepada keikhlasan. Kalau suatu amal
dicampuri dengan riya’ dan nifak atau kepentingan dunia lainnya, maka
akan merusakkan kejujuran.14
b. Jujur dalam ucapan.
c. Jujur dalam tekad dan memenuhi janji.
4. Ukhuwah
Ukhuwah memiliki arti sempit seperti saudara kandung. Dan arti yang
lebih luasnya adalah hubungan pertalian antara sesama manusia serta
hubungan kekerabatan yang akrab diantara mereka. M. Quraisy Shihab
menjelaskan definisi ukhuwah secara terminologi sebagai berikut :
“Ukhuwah pada mulanya berarti persamaan dan keserasian dalam banyak
hal”.16 Dalam Al-Qur’an dijelaskan : Setiap mukmin adalah saudara yang
diperintahkan Allah untuk saling mengikrarkan perdamaian dan berbuat
kebajikan diantara satu dengan yang lainnya, dalam rangka taat kepada-
Nya.17 Sebagai mukmin sejati, hendaklah merasa bahwa dirinya tidak hidup
sendiri karena teman-teman setiap muslim akan membantuya baik dikala
susah maupun senang.18 Bentuk-bentuk persaudaraan :
14
Amari Ma’ruf, Meneladani Akhlak Tasawuf. (Qisthi Press, 2010), hlm. 77
15
Amari Ma’ruf, Meneladani Akhlak Tasawuf. (Qisthi Press, 2010), hlm. 77
16
M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung:Mizan, 1998), hlm 357
17
Juwariyah, Hadits Tarbawi, (Cet I:Yogyakarta, 2018), hlm 47-48
18
Muhammad Al-Ghazali, Akhlak Seorang Muslim, (Semarang:Wicaksana, 1986) hlm 347
5
a) Ukhuwah ‘Ubudiyah atau saudara kemakhlukan dan kesetundukan kepada
Allah.
ِ ير َطائِر َو َل اْلَر
ض فِي دَابَّة ِمن َو َما ُ ب فِي فَ َّرط َنا َما ۚ أَمثَالُكُم أ ُ َمم إِ َّل ِب َجنَاحَي ِه يَ ِط
ِ ِمن ال ِكتَا
يُحش َُرونَ َر ِب ِهم إِلَ ٰى ث ُ َّم ۚ شَيء
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-
burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat
(juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-
Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan” (QS. Al-
An’am: 38)
b) Ukhuwah Insaniyyah atau Bashariyyah yaitu persaudaraan sesama umat
manusia. Dalil naqlinya yang artinya :
Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh tidak
menzaliminya, merendahkannya dan tidak pula meremehkannya. Taqwa adalah di
sini. – Beliau menunjuk dadanya sampai tiga kali-. (kemudian beliau bersabda
lagi: Cukuplah seseorang dikatakan buruk bila meremehkan saudaranya sesama
muslim. Seorang Muslim terhadap Muslim lain; haram darahnya, kehormatannya
dan hartanya. [HR. Muslim]
19
M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung:Mizan, 1998), hlm 358
6
Ta’aruf yaitu saling kenal mengenal yang tidak hanya bersifat fisik atau
biodata ringkas belaka, tetapi lebih jauh lagi menyangkut latar belakang
pendidikan, budaya, keagamaan, dll.20
Tafahum yaitu saling memahami kelebihan dan kekurangan.
Ta’awun yaitu saling tolong menolong.
Takaful yaitu memberikan jaminan, sehingga menimbulkan rasa aman,
tidak ada kekhawatiran dan kecemasan menghadapi hidup ini21
5. Tasamuh
Tasamuh adalah toleransi. Toleransi menurut Umar Hasyim adalah
pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau kepada sesama warga manusia
untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan mengatur nasibnya
masing-masing, selama dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak
melanggar dan tidak bertentangan dengan syarat-syarat atas terciptanya ketertiban
dan perdamaian dalam masyarakat.22
Telah menceritakan kepada kami Abdillah, telah menceritakan kepada saya Abi
telah menceritakan kepada saya Yazid berkata; telah mengabarkan kepada kami
Muhammad bin Ishaq dari Dawud bin Al Hushain dari Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas,
ia berkata; Ditanyakan kepada Rasulullah saw. “Agama manakah yang paling
dicintai oleh Allah?” maka beliau bersabda: “Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang
lurus lagi toleran).” (H.R. al-Bukhori).
20
Amari Ma’ruf, Meneladani Akhlak Tasawuf. (Qisthi Press, 2010), hlm. 78
21
Amari Ma’ruf, Meneladani Akhlak Tasawuf. (Qisthi Press, 2010), hlm. 78
22
Umar Hasyim, Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai Dasar Menuju
Dialog dan Kerukunan Antar Umar Beragama, (Surabaya : Bina Ilmu, 1979), hlm 22
7
sunnatullah sama kedudukannya dengan sunnatullah yang bersifat alamiah,
asalkan hal tersebut ditempuh dengan cara-cara yang tepat dan benar23.
Berakhlaklah yang baik dan berhubungan dengan tetangga yang baik, akan
membawa keberuntungan dan kemakmuran.
23
Hal di atas dikemukakan M.Quraish Shihab pada acara pe-ringatan detik-detik proklamasi
kemerdekaan R.I. ke-51, tanggal 17 Agustus 1996 di halaman IAIN Syarif Hidayatullah
Ciputat,Jakarta.
24
Al-Mawardi, Adab al-Dunya wa al-Din, (Beirut: Dar al-Firk, t.t.), hlm.236.
25
Al-Mawardi, Adab al-Dunya wa al-Din, (Beirut: Dar al-Firk, t.t.), hlm.236.
8
tali silaturahmi kepada orang yang tak pernah kenal padamu.” (HR Al-
Hakim).
3. Menghilangkan Kesulitan
Nabi bersabda:
“Barangsiapa melepaskan kesulitan orang mu’min dari kehidupannya di
dunia ini, maka Allah akan melepaskan kesulitan orang tersebut pada hari
kiamat.” (HR Muslim).26
4. Selamat Hidup di Dunia dan Akhirat
Nabi Bersabda:
“ Ada tiga perkara yang dapat menyelamatkan manusia, yaitu takut
kepada Allah di tempat yang tersembunyi maupun di tempat yang terang,
berlaku adil pada waktu rela maupun pada waktu marah, dan hidup
sederhana pada waktu miskin, maupun waktu kaya.”27
Kesimpulan
Akhlak mulia artinya segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak
dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya ada akhlak kepada Allah yang berarti
mengikuti seluruh perintah yang telah disampaikan Allah kepada Rasul yang
Maha Mulia Muhammad SAW, dan akhlak terhadap ciptaan Allah meliputi segala
perilaku,sikap,adab,perbuatan dan sopan santun sesame ciptaan Allah yang terdiri
dari yang gaib dan yang nyata, benda hidup dan benda mati.
26
Dr. Marzuki M,Ag., Prinsip Dasar Akhlak Mulia (Jakarta : Gramediapress, 2011) hlm 32
27
HR. Abu asy-syaikh dalam at-Taubikh dan Ath-Thabrani dalam Al-ausath dari Anas radiallahu
anhu. (lihat ash-shahihah no.1082)
9
Manfaat akhlak mulia adalah memperkuat dan menyempurnakan agama,
mempermudah perhitungan amal di akhirat , menghilangkan kesulitan, selamat
hidup di dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
10
16. Umar Hasyim. 1979. Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam
Sebagai Dasar Menuju Dialog dan Kerukunan Antar Umar Beragama.
Surabaya : Bina Ilmu
17. Al-Mawardi, Adab al-Dunya wa al-Din, (Beirut: Dar al-Firk, t.t.)
18. Dr. Marzuki M,Ag., Prinsip Dasar Akhlak Mulia (Jakarta :
Gramediapress, 2011)
19. HR. Abu asy-syaikh dalam at-Taubikh dan Ath-Thabrani dalam Al-ausath
dari Anas radiallahu anhu. (lihat ash-shahihah no.1082)
11