Anda di halaman 1dari 4

Fakta 4 Gubernur Jendral Belanda, Dari yang Kejam Sampai yang Bijak

Tidak bisa dipungkiri, penjajahan Bangsa Belanda telah meninggalkan luka dalam bagi masyarakat
Indonesia. Apalagi selama 3,5 abad rakyat pribumi mendapat tekanan maupun siksaan secara fisik,
sampai ada juga yang menemui ajal. Selain itu, kerugian materi pun kadang juga dialami oleh rayat kecil
akibat perampasan secara paksa oleh pemerintah kolonial.

Selama Belanda berkuasa, tercatat ada 72 gubernur jendral yang pernah ditugaskan mengurusi wilayah
Hindia Belanda. Nah, dari 72 nama tersebut setidaknya ada 4 nama yang meninggalkan kesan hitam dan
putih bagi Bangsa Indonesia, baik karena kebijakannya yang cenderung kejam maupun karena
keputusannya yang cenderung bijak. Untuk itu, berikut kami bahas fakta 4 gubernur jendral Belanda,
dari yang kejam sampai yang bijak. Penasaran siapa saja mereka? Jangan lewatkan ulasan berikut.

Jan Pieterszoom Coen, Pendiri Kota Batavia

Jan Pieterszoom Coen adalah aktor dibalik jatuhnya kota Jayakarta, nama Jakarta dahulunya, ke tangan
pemerintah Hindia Belanda. Saat itu, dia berniat untuk mendirikan markas besar VOC di Jayakarta
namun keinginan tersebut ditolak oleh Pangeran Jayakarta dan akhirnya terjadilah perang. Gubernur
Jenderal J.P. Coen, begitu pria ini lebih dikenal, mendirikan benteng di sekitar Istana Jayakarta. Pasukan
Pangeran Jayakarta lama-kelamaan menjadi terdesak dan akhirnya terusir dari wilayahnya sendiri.

Jan Pieterszoom Coen [ Image Source ]


Sejak saat itu Jayakarta jatuh dan kemudian oleh J.P. Coen kota ini dibumi-hanguskan. Kemudian, di
bekas Kota Jayakarta yang hancur itu, J.P. Coen membangun sebuah kota baru milik Hindia Belanda
dan merubah namanya dari Jayakarta menjadi Batavia. Untuk mengenang jasa J.P. Coen, pemerintah
Kolonial Belanda mendirikan patung pendiri Kota Batavia itu di tahun 1869, tepat dengan 250 tahun usia
Kota Batavia. Patung itu kemudian dirubuhkan oleh penjajah Jepang.

Herman Willem Daendels, Pembangun Jalan Raya Pos

Jalan Raya Pos atau yang lebih dikenal sebagai Jalan Pantai Utara (Pantura) merupakan salah satu
peninggalan Belanda yang manfaatnya masih bisa dirasakan sampai saat ini. Dibalik berdirinya jalan
tersebut, adalah Gubernur Jenderal Daendels yang merencanakannya. Jalan tersebut menghubungkan
Anyer ke Panarukan dan memberi efek sangat besar karena memotong waktu perjalanan dari Surabaya
ke Batavia dari 40 hari menjadi 7 hari.

Herman Willem Daendels [ Image Source ]

Meski memberi manfaat yang besar, pembangunan Jalan Raya Pos ini harus dibayar dengan mahal
karena menewaskan 15.000 pribumi yang dipaksa kerja rodi terhadap pembangunan jalan raya tersebut.
Lebih kejamnya, mayat-mayat pribumi tersebut tidak dikuburkan secara layak dan sebagian besar justru
dibuang begitu saja di pinggir kanan-kiri Jalan Raya Pos.

Johannes van den Bosch, Pencetus Sistem Tanam Paksa


Bentuk kekejaman pemerintah kolonial Hindia Belanda yang tak mudah dilupakan Bangsa Indonesia
adalah bagaimana mereka memberlakukan Tanam Paksa atau Cultuurstelsel. Saat itu, Gubernur Jendral
Van Den Bosch ingin mengembalikan kerugian Hindia Belanda yang terjadi akibat habis-habisan
berperang melawan Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa yang terjadi selama lima tahun.

Johannes van den Bosch [ Image Source ]

Untuk memperoleh keuntungan cepat, pemerintah kolonial Hindia Belanda mewajibkan setiap pribumi
untuk menyerahkan minimal 20% tanahnya kepada Belanda. Selain itu, rakyat pribumi juga dipaksa
untuk menggarapnya dengan cuma-cuma. Adapun tanaman yang wajib ditanam adalah kopi, tebu, teh,
dan nila. Semua komoditas ini nantinya akan diekspor ke Eropa supaya memberi keuntungan berlimpah
bagi Belanda.

Thomas Stamford Raffles, Pemberi Keputusan yang Bijak

Berbeda dengan yang lain, meski merupakan seorang penjajah ternyata Thomas Stamford Raffles
banyak memberi keputusan yang bijak bagi Bangsa Indonesia. Dalam kebijakannya, Thomas Stamford
Raffles menghapuskan sistem kerja paksa dan perbudakan. Selain itu, Raffles juga memberikan
kebebasan untuk menanam tanaman ekspor apa saja bagi petani pribumi. Pemerintah kolonial hanya
bertugas untuk membuat pasar yang besar sehingga bisa merangsang para petani untuk giat menanam.

Thomas Stamford Raffles [ Image Source ]

Thomas Stamford Raffles juga memberi peninggalan yang saat ini masih bisa dirasakan, yakni sebuah
buku yang diberi judul History of Java. Buku ini cukup memberi pandangan bagi sejarahwan untuk
mempelajari kehidupan Jawa khususnya ketika Raffles berkuasa. Di bidang ilmu pengetahuan, Raffles
juga memberi sumbangsih dengan ditemukannya bunga raksasa Rafflesia Arnoldi.

Nah, itulah fakta 4 gubernur jendral Belanda yang terkenal kejam maupun yang memberi keputusan
bijak. Apapun itu, segala bentuk penjajahan memang seharusnya tak ada tempat lagi di muka bumi. Hal
ini sejalan dengan Pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan bahwasanya kemerdekaan adalah hak
segala bangsa dan penjajahan memang sepantasnya sudah harus dihapuskan.

Anda mungkin juga menyukai