Anda di halaman 1dari 5

Inilah Pesan Sunan Kalijogo Lewat Karakter Punakawan yang Wajib Kamu

Ketahui

Dahulunya Sunan Kalijogo menciptakan wayang sebagai sarana dakwah. Salah satu karakter
pewayangan yang ada adalah Punakawan. Nama Punakawan berasal dari kata “Puna” yang berarti Susah
dan “Kawan” yang berarti teman, yang bisa dimaknai sebagai teman di kala susah. Selain itu, ada juga
yag menafsirkan Punakawan berasal dari kata “Pana” yang berarti terang dan”Kawan” yang berarti
teman, yang apabila diterjemahkan menjadi teman untuk menuju jalan yang terang.

Punakawan terdiri dari empat tokoh, yakni Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Sunan Kalijogo
membuat empat karakter ini untuk menggambarkan sifat kebanyakan manusia dengan segala kelebihan
dan kekurangannya. Nah, kira-kira pesan apa saja yang ditinggalkan Sunan Kalijogo lewat karakter
Punakawan ini? Berikut kami ulas pesan-pesan Sunan Kalijogo lewat karakter Punakawan yang tentunya
wajib kamu ketahui.

Semar

Tokoh Semar merupakan pusat dari keseluruhan punakawan dan menjadi asal usul munculnya
Punakawan. Nama Semar berasal dari kata “Samara”, yang artinya bergegas. Dalam cerita pewayangan,
tokoh Semar sangat disegani oleh siapa saja, baik kawan maupun lawan. Bisa dikatakan, ia adalah
sumber rujukan untuk para kesatria bila mereka hendak meminta nasehat dan petunjuk dalam
peperangan. Oleh karena itulah, Semar ini memiliki posisi yang sangat dihormati dalam pewayangan.
Semar [ Image Source ]

Tokoh Semar memiliki watak yang rendah hati, tidak menyombongkan diri, jujur dalam berbicara, dan
suka mengasihi sesamanya. Ia juga memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan yang lain tapi itu tak
membuatnya lupa diri. Dalam pewayangan, Semar adalah teladan dan panutan. Jari telunjuknya yang
menuding ke bawah digambarkan sebagai karsa atau keinginan yang kuat untuk menciptakan sesuatu.
Matanya yang sipit melambangkan ketelitian dan keseriusan dalam mencipta.

Gareng

Gareng merupakan anak Semar yang berarti pujaan atau didapatkannya dengan cara memuja. Nama
Nala Gareng berasal dari kata “Nala khairan”, yang berarti memperoleh kebaikan. Gareng merupakan
tokoh punakawan yang tak pandai berbicara. Yang dikatakannya terkadang serba salah. Ia digambarkan
sebagai seorang tokoh yang sangat lucu dan menggelikan sehingga orang di sekitarnya menjadi terhibur.
Gareng [ Image Source ]

Sebagai seorang tokoh Punakawan, Gareng digambarkan memiliki kecacatan fisik. Matanya juling,
kakinya pincang, dan tangannya cacat. Mata yang juling dimaknai untuk menunjukkan manusia mesti
memahami realitas kehidupan yang kadang tidak seperti keinginan. Kaki yang pincang menggambarkan
manusia harus hati-hati dalam kehidupan. Dan tangan yang cacat disimbolkan manusia bisa berusaha
semaksimal mungkin, namun tetap Tuhan lah yang menentukan hasilnya.

Petruk

Petruk merupakan anak kedua dari Semar. Nama Petruk berasal dari kata “Fat ruk”, yang berarti
tinggalkanlah. Dalam pewayangan, tokoh Petruk digambarkan sebagai tokoh yang nakal dan cerdas.
Selain itu ia juga digambarkan sebagai tokoh yang memiliki wajah yang manis dengan senyuman yang
menarik hati, pandai berbicara, dan watak yang lucu. Dengan lawakan-lawakannya, ia suka menyindir
segala ketidakbenaran yang terjadi di sekitarnya.
Petruk [ Image Source ]

Tokoh Petruk digambarkan dengaan fisik yang panjang, seperti tangan dan kaki yang panjang, tubuh
yang langsing dan tinggi, serta hidung yang mancung. Hal ini disimbolkan supaya manusia mempunyai
pikiran yang panjang, tidak sekedar grusa-grusu, dan sabar. Bila sering grusa-grusu, bisa jadi akan
menimbulkan penyesalan di akhir.

Bagong

Bagong adalah anak bungsu dari Semar. Nama Bagong berasal dari kata “Al ba gho ya” yang berarti
perkara buruk. Diceritakan, bahwa Bagong adalah tokoh pewayangan yang diciptakan dari bayangan
Semar. Oleh karenanya, Bagong tumbuh dengan tubuh gemuk dan tambun seperti Semar. Meski
demikian, Bagong tumbuh seperti kedua saudaranya yang suka bercanda dan melucu. Ia bahkan suka
bercanda saat menghadapi persoalan yang teramat serius, memiliki sifat lancang, dan suka berlagak
bodoh.
Bagong [ Image Source ]

Tokoh Bagong dalam cerita punakawan digambarkan sebagai manusia yang sesungguhnya. Meski petruk
mempunyai kelebihan akan keindahan serta kesempurnaan, Bagong lah yang justru memiliki sifat
kekurangan. Seperti inilah manusia, memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga Bagong dianggap
sebagai manusia sesungguhnya. Untuk itulah Bagong bersifat sederhana, sabar, dan tidak terlalu kagum
dengan kehidupan dunia. Suatu hal yang mestinya juga harus dilakukan oleh manusia seutuhnya.

Nah, itulah pesan-pesan yang ditinggalkan Sunan Kalijogo lewat karakter Punakawan. Sunan Kalijogo
berusaha mengingatkan karakter manusia seutuhnya, supaya kita mengingat Tuhan yang Maha
Menciptakan. Oleh karenanya, dengan kelebihan dan kekurangan telah yang diberikan, maka tinggal kita
saja bagaimana seharusnya bisa bijak menggunakannya.

Anda mungkin juga menyukai