Hipertensi New
Hipertensi New
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
PEMBAHASAN
a. Dewasa
Pada orang berusia 18 tahun ke atas, hipertensi didefinisikan
sebagai pengukuran tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang
terus-menerus melebihi nilai normal yang dapat diterima (saat ini
sistolik 139 mmHg, diastolik 89 mmHg: lihat tabel — Klasifikasi
(JNC7)). Bila pengukuran diperoleh dari pemantauan ambulatori 24
jam atau pemantauan di rumah, digunakan batasan yang lebih rendah
(sistolik 135 mmHg atau diastolik 85 mmHg). Beberapa pedoman
internasional terbaru tentang hipertensi juga telah membuat kategori di
bawah kisaran hipertensi untuk menunjukkan risiko yang
berkelanjutan pada tekanan darah yang lebih tinggi dari kisaran
normal. JNC7 (2003) menggunakan istilah pra-hipertensi untuk
tekanan darah dalam kisaran sistolik 120–139 mmHg dan/atau
diastolik 80–89 mmHg, sedangkan Pedoman ESH-ESC (2007) dan
BHS IV (2004) menggunakan kategori optimal, normal, dan normal
tinggi untuk membagi tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan
diastolik di bawah 90 mmHg. Hipertensi juga digolongkan lagi
sebagai berikut: JNC7 membedakan hipertensi derajat I, hipertensi
derajat II, dan hipertensi sistolik terisolasi. Hipertensi sistolik
terisolasi mengacu pada peningkatan tekanan sistolik dengan tekanan
diastolik normal dan umumnya terjadi pada kelompok usia lanjut.
Pedoman ESH-ESC (2007) dan BHS IV (2004), mendefinisikan
hipertensi derajat ketiga (derajat III) untuk orang dengan tekanan
darah sistolik di atas 179 mmHg atau tekanan diastolik di atas
109 mmHg. Hipertensi tergolong “resisten” bila [[Obat farmasi|obat-
obatan] tidak mengurangi tekanan darah menjadi normal
(Papadopoulus DP, Mouruozis L, Thomopuolos C, Makris T,
Papadmetriou, 2010).
b. Neonatus dan bayi
Hipertensi pada neonatus jarang terjadi, dan hanya terjadi pada
sekitar 0,2 sampai 3% neonatus. Tekanan darah tidak diukur secara
rutin pada bayi baru lahir yang sehat.[6] Hipertensi lebih umum terjadi
pada bayi baru lahir berisiko tinggi. Berbagai faktor, seperti usia
gestasi, usia pascakonsepsi, dan berat badan lahir perlu
dipertimbangkan ketika memutuskan apakah tekanan darah termasuk
normal pada neonatus (National Clinical Guideline Centre, 2011).
c. Anak dan remaja
Hipertensi cukup umum terjadi pada anak dan remaja (2–9%
bergantung pada usia, jenis kelamin, dan etnisitas)( Williams B,
Poulter NR, Brown MJ; et al, 2004) dan dikaitkan dengan risiko
jangka panjang mengalami kesehatan yang buruk (Mancia G, De
Backer G, Dominiczak A; et al, 2007). Rekomendasi saat ini adalah
agar anak di atas usia tiga tahun diperiksa tekanan darahnya kapanpun
mereka melakukan kunjungan atau pemeriksaan rutin. Tekanan darah
tinggi baru dipastikan setelah kunjungan berulang sebelum
menyatakan seorang anak mengalami hipertensi (Dionne JM, Abitbol
CL, Flynn JT, 2012). Tekanan darah meningkat seiring usia pada
masa kanak-kanak, dan pada anak, hipertensi didefinisikan sebagai
rerata tekanan darah sistolik dan diastolik yang pada tiga atau lebih
waktu yang berbeda, sama dengan atau lebih tinggi dari persentil ke-
95 yang sesuai untuk jenis kelamin, usia, dan tinggi badan anak. Pra-
hipertensi pada anak didefinisikan sebagai rerata tekanan darah
sistolik dan diastolik yang lebih besar atau sama dengan persentil ke-
90, tapi lebih kecil dari persentil ke-95 (Din-Dzietham R, Liu Y, Bielo
MV, Shamsa F, 2007). Pada remaja, diusulkan bahwa hipertensi dan
pra-hipertensi didiagnosis dan digolongkan dengan menggunakan
kriteria dewasa.
4. Diagnosis Hipertensi
Sistem Pemeriksaan
5. Pencegahan Hipertensi
Cukup banyak orang yang mengalami hipertensi tetapi tidak
menyadarinya. Diperlukan tindakan yang mencakup seluruh populasi
untuk mengurangi akibat tekanan darah tinggi dan meminimalkan
kebutuhan terapi dengan obat antihipertensi. Dianjurkan perubahan gaya
hidup untuk menurunkan tekanan darah, sebelum memulai terapi obat.
Pedoman mengajukan perubahan gaya hidup yang konsisten untuk
pencegahan utama bagi hipertensi sebagai berikut (Puspitorini, 2008):
4. Batasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 3 unit/hari pada laki-laki dan
tidak lebih dari 2 unit/hari pada perempuan.
6.Pengobatan Hipertensi
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan
hipertensi, karena olah raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang
teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan
tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/
mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh
yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit) (Palmer, A and
Williams, B, 2007).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis
yaitu:
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA, Oparil S (2000). "Essential hypertension. Part I: Definition and
etiology". Circulation. 101 (3): 329–35
Williams B, Poulter NR, Brown MJ; et al. (2004). "Guidelines for management
of hypertension: report of the fourth working party of the British Hypertension
Society, 2004-BHS IV". J Hum Hypertens. 18 (3): 139–85
Din-Dzietham R, Liu Y, Bielo MV, Shamsa F (2007). "High blood pressure trends
in children and adolescents in national surveys, 1963 to
2002". Circulation. 116 (13)
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC
Puspitorini, dr. Myra. (2008). Hipertensi cara mudah mengatasi darah tinggi.
Yogyakarta : Image press
Rusdi & Isnawati. (2009). Awas anda bisa mati cepat akibat hipertensi & diabetes.
Yogjakarta : Power Books (Ihdina)
Potter, R.A. Perry A.G. (2005). Fundamental of nursing. St. Luois: Mosby