Anda di halaman 1dari 4

BAB III

RENCANA RUJUKAN DAN KEWAJIBAN

Dalam rangka peningkatan layanan kepada masyakarat, Fasilitas Kesehatan Tingkat


Pertama (FKTP) dalam hal ini Poliklinik Universitas Lampung (Unila), selalu berupaya
meningkatan pelayanan melalui pembakuan dan pengembangan sistem manajemen mutu
dan upaya perbaikan kinerja yang berkesinambungan. Jika kebutuhan pasien tidak dapat
dipenuhi, maka dapat dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 59 Tahun 2012


tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan, rujukan adalah
pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas masalah kesehatan dan kasus-kasus
penyakit yang dilakukan secara timbal balik vertikal maupun horisontal maupun struktural
dan fungsional terhadap kasus penyakit, masalah penyakit, atau permasalahan kesehatan.
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik
terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal atau horisontal.
Rujukan balik adalah rujukan atas kasus yang dirujuk, fasilitas penerima rujukan akan
merujuk balik pasien setelah memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhannya,
sehingga rujukan berjalan menurut alur yang ditetapkan. Oleh karena peraturan tersebut,
sebagai sebuah FKTP, Poliklinik Unila seharusnya sebagai fasilitas yang dapat
melaksanakan rencana rujukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Tetapi saat
ini Poliklinik Unila belum menerapkan fasilitas rujukan penerima tingkat pertama.

Pada Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015
tentang akreditasi puskesmas, klinik pratama, tempat praktik mandiri dokter, dan tempat
praktik mandiri dokter gigi, pada bab standar rencana rujukan, yaitu dengan kriteria
mengenai rencana rujukan dan kewajiban masing-masing dipahami oleh tenaga kesehatan
dan pasien/keluarga pasien.
Pokok pikiran :
Pasien/keluarga pasien mempunyai hak untuk memperoleh informasi tentang rencana
rujukan. Informasi tentang rencana rujukan harus disampaikan dengan cara yang mudah
dipahami oleh pasien/keluarga pasien. Informasi tentang rencana rujukan diberikan kepada
pasien/keluarga pasien untuk menjamin kesinambungan pelayanan. Informasi yang perlu
disampaikan kepada pasien meliputi: alasan rujukan, fasilitas kesehatan yang dituju,
termasuk pilihan fasilitas kesehatan lainnya, jika ada, sehingga pasien/keluarga dapat
memutuskan fasilitas yang mana yang dipilih, serta kapan rujukan harus dilakukan.

Elemen Penilaian:
1. Informasi tentang rujukan disampaikan dengan cara yang mudah dipahami oleh
pasien/keluarga pasien.
2. Informasi tersebut mencakup alasan rujukan, sarana tujuan rujukan, dan kapan rujukan
harus dilakukan.
3. Dilakukan kerjasama dengan fasilitas kesehatan lain untuk menjamin kelangsungan
asuhan.

PENYAMPAIAN INFORMASI RENCANA RUJUKAN


No. Kode :
PROSEDUR Terbitan :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :

1. Tujuan Untuk memberikan informasi kepada pasien dan keluarga bahwa pasien memerlukan tindakan
yang lebih lanjut
2. Ruang Rawat jalan, UGD,Rawat Inap dan ruang bersalin
lingkup
3. Definisi Pemberian informasi kepada keluaga dan pasien bahwa pasien memerlukan tindakan lebih
lanjut
4. Prosedur 1. Petugas mempersilakan keluarga pasien ke ruang petugas
2. Petugas mempersilakan keluarga pasien duduk
3. Petugas menjelaskan tentang keadaan pasien
4. Petugas menjelaskan kepada keluarga bahwa pasien direncanakan dirujuk
5. Petugas menjelaskan kapan pasien dirujuk
6. Petugas menjelaskan tujuan rujukan
7. Petugas meminta kesediaan keluarga bahwa pasien dirujuk
8. Petugas mempersiapkan form persetujuan rujukan
9. Petugas menjelaskan cara mengisi form persetujuan rujukan kepada keluarga pasien
10. Petugas mempersilakan pasien mengisi form persetujuan dan menandatanganinya
11. Petugas menjelaskan kepada keluarga mengenai administrasi selama perawatan di
Puskesmas
12. Petugas mempersilakan keluarga untuk menyelesaikan administrasi
13. Petugas mempersilakan keluarga untuk menyiapkan keperluan pasien

5. Diagram Menjelaskan
Alir Keluarga ke Mempersilahk Direncanakan
keadaan Kapan dirujuk
ruang petugas an duduk rujuk
pasien

Administrasi Pasien mengisi Cara mengisi Kesediaan Tujuan


perawatan form form keluarga rujukan

Keluarga
Menyelesaikan menyiapkan
administrasi keperluan
pasien
6. Dokumen Rekam medik
Terkait
7. Distribusi Pasien UGD, pasien rawat inap, pasien ruang bersalin, pasien gawat darurat

Poliklinik Unila memiliki struktur kepemimpinan dan manajemen fasilitas kesehatan yang
cukup baik, terdiri dari kepala klinik hingga pelayanan kesehatan. Upaya layanan klinis
yang berorientasi pasien memiliki salah satus tanda pengkajian yang dalam prosesnya
dilakukan secara paripurna, mencakup berbagai kebutuhan dan harapan pasien/ keluarga.
Pasien datang ke klinik pratama memiliki identitas yang harus jelas terdata. Pasien tersebut
datang karena alasan yang jelas dengan tujuan mendapatkan informasi terkait alasan
kedatangannya, alasan ini harus didapatkan oleh klinik pratama sebagai informasi. Setelah
memberikan alasan yang telah kita dapatkan sebagai informasi tersebut, pasien
menginginkan informasi yang berupa apa yang ia rasakan dan apa yang harus ia lakukan.
Seluruh proses ini harus di dokumentasikan. Di Poliklinik Unila sebagian besar proses
tersebut sudah terlaksana, tetapi belum mencapai standar yang diharapkan. Hal ini terjadi
karena masih kurangnya sumber daya manusia serta sarana dan prasarana di Poliklinik
Unila. Selain itu, minat untuk berobat di klinik masih rendah, sehingga kemajuan klinik
juga belum dapat diukur secara objektif, baik dari segi kinerja dan mutu layanan. Dapat
disimpulkan bahwa kinerja Poliklinik Unila masih belum maksimal sebagaimana
seharusnya. Oleh karena itu, proses rencana rujukan juga belum terlaksana di Poliklinik
Unila.
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan makalah di atas didapatkan beberapa kesimpulan, antara lain.


1. Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab, timbal balik terhadap suatu kasus penyakit
atau masalah kesehatan secara vertikal atau horizontal, dalam arti dari unit yang
kemampuannya kurang ke unit yang lebih mampu.
2. Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai kebutuhan
medis, dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama (FKTP) lalu dirujuk ke
fasilitas kesehatan tingkat kedua (faskes sekunder) jika diperlukan pelayanan lanjutan
oleh spesialis dan dilanjutkan ke faskes tersier. Ketentuan pelayanan berjenjang dapat
dikesampingkan dalam keadaan tertentu antara lain, gawat darurat, bencana alam,
pertimbangan fasilitas dan geografis.
3. Poliklinik Unila sebagai FKTP belum menerapkan rencana rujukan karena masih
kurangnya sumber daya manusia serta sarana dan prasarana. Selain itu, minat untuk
berobat di klinik masih rendah, sehingga kemajuan klinik juga belum dapat diukur
secara objektif, baik dari segi kinerja dan mutu layanan.

Anda mungkin juga menyukai