Anda di halaman 1dari 7

130 Novriani Tarigan, Hamam Hadi, Madarina Julia

JURNAL GIZI KLINIK INDONESIA


Volume 1, No. 3, Maret 2005: 130-136

HUBUNGAN CITRA TUBUH DENGAN STATUS OBESITAS, AKTIVITAS FISIK DAN


ASUPAN ENERGI REMAJA SLTP DI KOTA YOGYAKARTA DAN KABUPATEN BANTUL

Novriani Tarigan1, Hamam Hadi2, Madarina Julia3

ABSTRACT Di Indonesia, prevalensi obesitas pada balita


Background: The prevalence of obesity in adolescence, menurut SUSENAS menunjukkan peningkatan baik di
both in industrial and in developing countries, is increasing. perkotaan maupun pedesaan. Di perkotaan pada tahun
This might be due to the fact that globalization has affected 1989 didapatkan prevalensi 4,6% laki-laki dan 5,9%
the lifestyle and the eating pattern of the adolescents.. Apart perempuan. Pada tahun 1995 prevalensi obesitas di
from related to higher risk of cardiovascular morbidity and 27 propinsi adalah 4,6%. Di DKI Jakarta, prevalensi
mortality, obesity in adolescents might be also related to obesitas meningkat seiring dengan bertambahnya
dissatisfaction of body image.
umur. Pada umur 6–12 tahun ditemukan obesitas
Objective: To asses the association between obesity and
body image, and between body image and energy intake
sekitar 4%, pada anak remaja 12–18 tahun ditemukan
and physical activities of junior high school adolescents in 6,2%, dan pada umur 17–18 tahun 11,4%. Kasus
the District of Yogyakarta and Bantul. obesitas pada remaja lebih banyak ditemukan pada
Method: This is a cross-sectional study. Subjects were 96 perempuan 10,2% dibanding laki-laki 3,1% (4). Pada
pairs of 12-15 years old obese and non-obese adolescents, remaja SLTP di Surabaya prevalensi obesitas sebesar
identified in the obesity screening programs in junior high 8,5% (5). Di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul,
schools in Yogyakarta and Bantul. Subjects were asked to pada tahun 2003 didapatkan prevalensi obesitas
complete 34 questions on body shape image. Energy in- masing-masing 7,8% dan 2,0% (6).
take and physical activity data were obtained by food- and
Bersama dengan berbagai persoalan medis yang
physical-activity-frequency questionnaires.
Results: Obese adolescents had higher odds to be dissat-
berhubungan dengan kelebihan berat badan,
isfied to their body images compared to their non-obese ketidakpuasan citra tubuh (body image dissatisfac-
peers, i.e. Mantel-Haenszel Odds Ratio (95% CI) of 14.6(6.2- tion—BID) telah dikenali sebagai konsekuensi psikosial
34.4). Obese female adolescents had higher odds to be dis- paling konsisten dari obesitas. Dengan didefinisikannya
satisfied than their male counterparts, OR (95% CI) of BID sebagai ketidaksukaan dan ejekan atas tubuh
19.5(2.4-15.9) in female and OR (95%CI) of 13.4(5.3 – 33.8) maka BID menjadi semakin sering dijumpai di kalangan
in male adolescents. There were no significant associations penderita obes dibandingkan dengan bukan obes, dan
between dissatisfaction status with energy intake and time lebih banyak terjadi pada perempuan obes dibandingkan
spent on light physical activities. Dissatisfied adolescents
dengan laki-laki obes (7).
tended to spend less time on hard physical activities com-
pared to their satisfied peers.
Selama 2 dekade terakhir hampir semua menyata-
Conclusion: Obese adolescents were more likely to be dis- kan bahwa laki-laki dan perempuan sedang meningkat-
satisfied with their body images compared to their non-obese kan ketidakpuasaannya terhadap bentuk tubuhnya.
peers, but the dissatisfaction did not lead to less energy Psychology Today tahun 1997 melakukan survei citra
intake and more time spent on harder physical activities. tubuh yang melibatkan 4000 laki-laki dan perempuan.
Lima puluh enam persen perempuan mengungkapkan
Key words: adolescent obesity, body image, energy intake, bahwa mereka tidak puas terhadap penampilan
physical activities keseluruhan mereka dan 89% perempuan bermaksud
menurunkan berat badannya. Lima puluh empat persen
gadis-gadis berusia 13–19 tahun ternyata tidak puas,
PENDAHULUAN dan 41% anak laki-laki pada usia yang sama melapor-
Prevalensi obesitas di banyak negara, baik di kan ketidakpuasan secara umum. Angka ini ternyata
negara industri dan negara berkembang terus lebih banyak dibandingkan dengan survei sebelumnya
meningkat dari tahun ke tahun (1). Misalnya, prevalensi yang dilakukan oleh majalah yang sama pada tahun
obesitas pada anak usia 6–17 tahun di Amerika Serikat 1972 dan 1985. Mengapakah makin banyak orang tidak
dalam tiga dekade terakhir meningkat dari 7,6–10,8% puas pada bentuk tubuhnya? (8).
menjadi 13–14% (2). Dari hasil penelitian di Malaysia
1
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Medan
diketahui prevalensi kegemukan adalah 23,9% laki-laki 2
Magister Gizi dan Kesehatan UGM Yogyakarta
dan 19,6% perempuan (3). 3
Bagian Anak RSUP Dr. Sardjito/Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta
Hubungan Citra Tubuh dengan Status Obesitas 131

Nichter (9) dalam bukunya Fat Talk menyatakan senggang, duduk lama di bangku, mengunjungi teman,
bahwa citra tubuh selalu dihubungkan dengan eating membaca, berbaring serta menonton TV, dihitung
disorders (anorexia nervosa dan bulimia nervosa). dalam jam per hari; 2) aktivitas sedang, yaitu aktivitas
Padahal sebenarnya hanya 1–3% remaja putri yang yang menimbulkan perubahan nafas lebih berat
mengalami eating disorders, lalu bagaimana dengan daripada normal, termasuk di antaranya adalah
97% yang lain. Jika memang berdiet, mengapa terus membawa beban ringan, bersepeda dengan kecepatan
menerus dilaporkan peningkatan prevalensi obesitas. teratur, bermain tenis ganda dan sebagainya, dihitung
dalam jam per hari; 3) aktivitas berat adalah aktivitas
BAHAN DAN METODE yang menimbulkan perubahan nafas yang sangat berat
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional daripada normal, termasuk di antaranya adalah
dengan menggunakan rancangan cross sectional. mengangkat beban, menggali, aerobik, bersepeda
Subjek penelitian diambil dari populasi remaja SLTP cepat, dihitung dalam jam per hari; 4) aktivitas tidur
berusia antara 12–15 tahun di Kota Yogyakarta dan adalah seluruh waktu yang digunakan untuk tidur siang
Kabupaten Bantul yang diidentifikasi dari survei dan malam, dihitung dalam jam per hari.
Penelitian Bersama Mengenai Obesitas pada Remaja Data asupan energi diambil dengan wawancara
SLTP di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul tahun dengan menggunakan kuesioner penelitian Food
2003 (6). Dari survei tersebut diperoleh data 191 Frequency Questionnaire (FFQ), kemudian asupan
remaja obes dan 182 remaja tidak obes. Dengan energi dihitung dengan program nutrisurvey. Asupan
mensetarakan terhadap jenis kelamin, usia, dan asal energi adalah persentase jumlah energi yang
sekolah, dari data tersebut diambil 96 pasang remaja disumbangkan untuk kebutuhan tubuh remaja (6,10).
obes dan tidak obes. Subjek penelitian baik yang obes maupun yang
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus tidak obes diukur kembali tinggi badan dan berat
sampai dengan Oktober 2004. Data identitas subjek, badannya untuk memastikan bahwa tidak ada
sosial ekonomi, aktivitas fisik, dan asupan energi perubahan status obesitas. Bila terjadi perubahan,
diperoleh dari data sebelumnya (6). Data identitas remaja tersebut berubah dari obes menjadi tidak obes
subjek diperoleh dengan cara memberikan kuesioner dan sebaliknya tidak obes menjadi obes, maka remaja
kepada subjek penelitian. Pendidikan orangtua adalah tersebut tidak dimasukkan sebagai subjek penelitian.
jenjang formal terakhir yang pernah ditempuh oleh Penggantinya diambil sesuai ketentuan. Tinggi badan
ayah, ibu. Data ini dikelompokkan menjadi 3, yaitu: diukur dengan menggunakan microtoise dengan
dasar (tidak sekolah, tidak tamat SD, tidak tamat SLTP), ketelitian 0,1 cm, sedangkan berat badan ditimbang
menengah (tamat SLTP, tidak tamat SLTA, tamat menggunakan timbangan injak dengan kapasitas 150
SLTA), dan tinggi (tidak tamat akademi/PT, tamat kg dan tingkat ketelitian 0,1 kg. Selanjutnya hasil
akademi/PT). Data sosial ekonomi dikumpulkan pengukuran yang didapat dibandingkan baku NCHS/
dengan metode wawancara kepada orang tua subjek CDC untuk laki-laki dan perempuan usia 2–20 tahun
penelitian dengan alat bantu kuesioner. Data ini dengan indikator yang digunakan adalah Indeks Massa
dikelompokkan menjadi 2 dengan menggunakan cut Tubuh (IMT) menurut umur. Dinyatakan obes bila IMT
off mean pendapatan keluarga dengan pembulatan ke subjek penelitian berada pada atau di atas kurva persentil
desimal terdekat. 95 dari Baku NCHS/CDC. Tidak obes bila berada di
Data aktivitas fisik, dikumpulkan dengan wawancara bawah kurva persentil 95 dari Baku NCHS/CDC (11).
langsung dengan alat bantu kuesioner aktivitas fisik. Data citra tubuh remaja dikumpulkan dengan cara
Aktivitas fisik yang diukur adalah kegiatan yang memberikan kuesioner Body Shape Questionnaire
dilakukan secara teratur dalam 3 bulan terakhir. (BSQ) yang terdiri dari 34 pertanyaan dengan
Kuesioner tersebut disusun berdasarkan International menggunakan skala rentang 1 (tidak pernah) sampai
Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dengan rentang 6 (selalu) (12,13). Kuesioner tersebut diuji coba
modifikasi untuk anak SLTP. Penyusunan kuesioner di dua SMP Negeri dengan jumlah subjek 42 orang.
dilakukan dengan mengadakan diskusi kelompok Dilakukan uji korelasi antara skor setiap nomor
terarah dan wawancara mendalam serta diuji cobakan pertanyaan dengan total seluruh skor BSQ. Skor dari
terlebih dahulu. Aktivitas fisik dikelompokkan menjadi: lima pertanyaan ternyata tidak berkorelasi dengan skor
1) aktivitas ringan, yaitu aktivitas yang tidak menimbulkan total, sehingga pertanyaan tersebut diperbaiki susunan
perubahan nafas, termasuk di antaranya adalah kalimatnya supaya lebih jelas.
aktivitas berjalan dari satu tempat ke tempat lain, duduk Kuesioner yang sudah diuji coba tersebut diberikan
setiap hari sembari bekerja, di rumah, di waktu pada subjek penelitian dan subjek mengisinya sesuai
132 Novriani Tarigan, Hamam Hadi, Madarina Julia

dengan petunjuk. Data tersebut kemudian dikelompok- HASIL DAN BAHASAN


kan menjadi 2 dengan menggunakan cut off mean skor Subjek penelitian ini terdiri dari 59 pasang remaja
BSQ remaja yang tidak obes, sehingga diperoleh obes dan tidak obes laki-laki serta 37 pasang remaja
kelompok puas dengan skor BSQ <62, sedangkan obes dan tidak obes perempuan. Ada 57 pasang
kelompok tidak puas dengan skor BSQ ≥ 62. Pada remaja obes dan tidak obes yang berasal dari SLTP di
analisis dilakukan penstratifikasian status obesitas dan Kota Yogyakarta dan 39 pasang remaja obes dan tidak
citra tubuh menjadi 4 kategori, yaitu: 1) tidak obes obes dari SLTP di Kabupaten Bantul.
puas, 2) tidak obes tidak puas, 3) obes puas, 4) obes Penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan
tidak puas (Tabel 3). bermakna karakteristik pendapatan keluarga, pendidikan
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dibantu ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah, dan pekerjaan
2 orang mahasiswa S1 Gizi yang sudah diseleksi ibu subjek penelitian berdasarkan status obesitas
sebelum pelaksanaaan penelitian. Pada data yang (Tabel 1). Tidak ada pula perbedaan karakteristik umur,
telah terkumpul, dilakukan coding dan cleaning pendapatan keluarga, pendidikan ayah, pendidikan ibu,
kemudian dilakukan entri dan analisis data dengan pekerjaan ayah dan pekerjaan ibu subjek penelitian
menggunakan komputer. Analisis statistik dilakukan berdasarkan citra tubuh atau ketidakpuasan terhadap
pada derajat kemaknaan 95% dan p<0,05. Analisis tubuhnya (Tabel 2). Hal ini sejalan dengan penelitian
statistik yang dilakukan adalah analisis univariat, Nichter (9) yang menyatakan tidak ada perbedaan yang
dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsi bermakna pada suku, tingkat pendidikan ayah dan ibu
karakteristik subjek penelitian serta analisis bivariat dalam hal citra tubuh. Penelitian Snooks dan Sharon
menggunakan uji t dan uji kai kuadrat untuk (14) juga menyatakan tidak ada perbedaan dalam
membandingkan karakteristik subjek penelitian. Selain pengelompokan etnis pada citra tubuh, tetapi ada
itu dilakukan analisis stratifikasi untuk mengetahui hubungan terbalik yang kuat antara status sosial
hubungan status ketidakpuasan citra tubuh menurut ekonomi dengan berat badan dan citra tubuh di antara
jenis kelamin dengan status obesitas. perempuan di negara maju. Perempuan yang status

TABEL 1. Distribusi karakteristik subjek


Hubungan Citra Tubuh dengan Status Obesitas 133

TABEL 2. Distribusi karakteristik individu menurut status ketidakpuasan citra tubuh

Keterangan : * = Signifikan (p < 0,05)


a
Puas : Skor BSQ < 62
b
Tidak puas : Skor BSQ ≥ 62
sosial ekonominya tinggi cenderung lebih langsing referens sebesar 23,5. Sedangkan kelompok obes
dibandingkan yang status sosial ekonominya lebih tidak puas mempunyai skor yang jauh lebih tinggi,
rendah. Matz et al (7) juga menemukan tidak ada dengan perbedaan skor sebesar 55,9. Pada kelompok
hubungan citra tubuh dengan suku dan sosial ekonomi. obes puas, perbedaan skor dengan referens hanya
Yang agak bertentangan adalah Metcalf et al (15) yang sebesar 4,8 (Tabel 3).
menemukan dalam penelitian tentang persepsi Pada penelitian ini 91% remaja obes menyatakan
terhadap bentuk dan ukuran tubuh di beberapa negara tidak puas dengan ukuran tubuhnya. Hasil uji kai
berkembang: persepsi seseorang yang mengalami kuadrat menunjukkan adanya hubungan yang
obesitas terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya bermakna antara status obesitas dengan status
berbeda-beda dan dipengaruhi oleh etnik/ras, sosial ketidakpuasan citra tubuh. Remaja obes mempunyai
ekonomi, kebudayaan dan pendidikan. kecenderungan untuk tidak puas terhadap bentuk
Dari penelitian ini diketahui mean (SD) skor BSQ tubuhnya 11,9 kali lebih besar daripada remaja tidak obes.
remaja obes sebesar 102,26 (33,55) dan remaja tidak Selama dua dekade terakhir hampir semua
obes 61,74 (15,19) (p<0,001), artinya ada perbedaan menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan sedang
yang bermakna skor BSQ remaja obes dan tidak obes. meningkat ketidakpuasan terhadap bentuk tubuhnya.
Tidak jauh berbeda dengan penelitian ini Matz et al (7) Body image dissatisfaction (BID) atau ketidakpuasan
memperoleh rata-rata skor BSQ sebesar 98,81 (27,29) terhadap bentuk tubuh lebih sering dijumpai di kalangan
pada perempuan overweight. penderita obes dibandingkan dengan bukan obes dan
Mean (SD) skor citra tubuh berdasarkan status lebih banyak terjadi pada perempuan obes dibandingkan
obesitas dan status ketidakpuasan citra tubuh pada dengan laki-laki obes (7). Beberapa penelitian
kelompok tidak obes puas sebesar 51,2 (7,1). menyatakan bahwa ketidakpuasan citra tubuh berbeda
Kelompok ini dipakai sebagai referens. Perbedaan skor antara laki-laki dan perempuan. Hal ini juga ditemukan
citra tubuh kelompok tidak obes tidak puas terhadap pada penelitian ini.
134 Novriani Tarigan, Hamam Hadi, Madarina Julia

TABEL 3. Mean nilai citra tubuh berdasarkan status obesitas dan status ketidakpuasan citra tubuh
menurut skor BSQ

Keterangan: * = Signifikan (p < 0,05)


a
Puas = Skor BSQ < 62
b
Tidak puas = Skor BSQ ≥ 62

Ada perbedaan status ketidakpuasan citra tubuh dengan rasa percaya diri, ketidakpuasan citra tubuh
laki-laki dan perempuan. Remaja laki-laki obes bisa diatur oleh rasa percaya diri. Hal ini mungkin dapat
mempunyai peluang untuk tidak puas sebesar 13,4 kali. menerangkan mengapa remaja laki-laki obes lebih
Ini masih lebih rendah dibanding remaja perempuan puas daripada remaja perempuan obes.
yang mempunyai peluang untuk tidak puas sebesar Pada penelitian ini tidak ada hubungan ketidak-
19,5 kali. Ada perbedaan antara OR yang dihitung puasan citra tubuh dengan aktivitas ringan, aktivitas
secara kasar, (OR=11,9) dan OR Mantel Haenszel sedang dan aktivitas tidur, tetapi ada hubungan yang
(ORMH=14,6), berarti pada hal ini ada interaksi statistik bermakna antara status ketidakpuasan citra tubuh
dan efek modifier untuk jenis kelamin (Tabel 4). dengan aktivitas berat. Remaja yang tidak puas

TABEL 4. Hubungan status obesitas menurut jenis kelamin dengan status ketidakpuasan citra tubuh

Keterangan: * = Signifikan (p<0,05)


a
Status ketidakpuasan citra tubuh, dibagi dua berdasarkan mean skor BSQ : puas: skor BSQ < 62; tidak puas: skor BSQ ≥ 62

TABEL 5. Hubungan status ketidakpuasan citra tubuh dengan aktivitas berat

Keterangan: * = Signifikan (p<0,05)


a
Status ketidakpuasan citra tubuh, dibagi dua berdasarkan mean skor BSQ: puas: skor BSQ < 62;
tidak puas: skor BSQ ≥ 62

Christofer et al (16) dari penelitiannya pada siswa mempunyai peluang 0,33 kali untuk melakukan aktivitas
SMU di Yogyakarta menyatakan ada perbedaan yang berat lebih sama dengan 0,5 jam per hari (Tabel 5).
bermakna mengenai persepsi citra tubuh pada siswa Duncan et al (17) dari penelitiannya pada anak sekolah
laki-laki dan siswa perempuan. Matz (7) menyatakan usia 11–14 tahun, menyatakan tidak ada hubungan yang
ada hubungan yang signifikan antara citra tubuh signifikan antara citra tubuh dan aktivitas fisik.
Hubungan Citra Tubuh dengan Status Obesitas 135

Ketidakpuasan remaja terhadap tubuhnya ternyata citra tubuh dengan aktivitas berat. Remaja obes yang
tidak membuat remaja meningkatkan aktivitas beratnya. tidak puas mempunyai aktivitas berat yang lebih sedikit
Ekulend et al(18) dari hasil penelitiannya menyatakan daripada remaja yang puas. Tidak ada hubungan yang
anak dan remaja obes punya aktivitas fisik yang lebih bermakna antara status ketidakpuasan citra tubuh
rendah daripada kelompok kontrol, berdasarkan pada dengan asupan energi.
keseluruhan aktivitas dan berdasarkan waktu yang Berdasarkan kesimpulan tersebut maka disarankan,
dipakai pada aktivitas fisik dalam intensitas sedang dan untuk menambah pengetahuan pada remaja dan
lebih tinggi. orangtuanya tentang pola makan yang baik yaitu
Perhatian tentang berat badan dan ketidakpuasan pemilihan jenis dan jumlah makanan yang sesuai
terhadap bentuk tubuh biasanya berhubungan dengan dengan usia dan pertumbuhan. Remaja obes yang
keinginan untuk merubah penampilan dengan cara tidak puas dengan tubuhnya perlu diberi motivasi untuk
membatasi pemasukan makanan dan teknik-teknik diet menurunkan berat badan dengan cara mengurangi
lainnya. Dari penelitian ini diketahui tidak ada jumlah makanan yang biasa dimakan sehari-hari.
perbedaan yang bermakna dalam asupan energi antara Melakukan aktivitas fisik harian seperti jalan kaki ke
remaja yang tidak puas dan puas dengan bentuk sekolah, bersepeda, naik tangga dan mengurangi
tubuhnya. Artinya remaja yang tidak puas dengan menonton TV atau kegiatan-kegiatan sedentian lainnya.
bentuk tubuhnya tidak melakukan usaha mengurangi Motivasi tersebut sebaiknya diberikan terus menerus
makanan atau diet, tetapi malah mempunyai oleh orangtua, guru, teman-teman sebaya.
kecenderungan yang lebih besar untuk mengkonsumsi
makanan yang lebih banyak (74% remaja yang tidak Ucapan Terima Kasih
puas asupan energinya lebih besar sama dengan 2200
Penelitian ini terlaksana atas bantuan serta
kalori per hari).
dukungan berbagai pihak. Peneliti mengucapkan
Johnsen et al(19) menyatakan efek kombinasi diet
terima kasih kepada Kepala SLTP di Kota Yogyakarta
tinggi kalori dan lemak, meningkatnya kebiasaan sed-
dan Kabupaten Bantul serta teman-teman peneliti pada
entary dan kepuasan citra tubuh dilaporkan
Penelitian Bersama Obesitas pada Remaja Tahun
meningkatkan jumlah obesitas pada wanita kulit hitam.
2003. Juga pada teman-teman yang membantu
Sebuah studi longitudinal yang dilakukan Foster et al
(20), pada minggu ke 40 peserta rata-rata kehilangan pengumpulan data dan siswa-siswi SLTP yang
5,7 ± 5,3 % dari berat awal, dan berhubungan secara bersedia menjadi subjek penelitian serta semua pihak
bermakna dengan perbaikan citra tubuh. Peningkatan yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
kepuasan berhubungan secara bermakna dengan
pemeliharaan kehilangan berat yang sangat baik RUJUKAN
selama follow up. 1. Gill TP. The Global Epidemic of Obesity. Am J Clin
Dari penelitian tersebut terbukti keberhasilan Nutr 1999;8:75-81.
menurunkan berat badan ternyata meningkatkan 2. Sjarif DR. Child Hood Obesity, Evaluation and
kepuasan atau perbaikan citra tubuh. Oleh karena itu, Management. Dalam: Soebagijo A, Sri M, Askardar
diperlukan inovasi untuk mencari faktor-faktor yang T, Hendromartono, Ari S, Agung P, editors.
dapat dimodifikasi dalam hal pengawasan berat badan, Naskah Lengkap National Obesity Symposium II:
yakni faktor-faktor makanan dan pola-pola aktivitas 2003; Surabaya. Perkeni, DNC. p. 123–39.
fisik. Perlu diperhatikan usaha untuk menahan 3. Khor GL, Azmi M, Yusof, Siong TE, Mirnalini K,
pemasukan energi dan meningkatkan pemakaian Mary SLH. Prevalence of Overweight among
energi, rancangan diet dan program olahraga serta Malaysian Adults from Rural Communities. Asia
pengembangan strategi yang mengurangi tingkat Pacific J Clin Nutr 1999;8:272–9.
kegagalan dan menambah motivasi untuk berhasil. 4. Sjarif DR. Obesity in Child Hood, Pathogenesis
and Management. Dalam: Tjokroprawiro A,
KESIMPULAN DAN SARAN Hendromartono, Ari S, Hans T, Agung P, Sri
M,editors. Naskah Lengkap National Obesity
Remaja obes lebih tidak puas dengan citra
Symposium I: 20-21 Juli 2002; Surabaya. Perkeni,
tubuhnya daripada remaja tidak obes. Remaja
DNC. p. 155–70.
perempuan obes lebih tidak puas terhadap citra
5. Adiningsih Sri. Ukuran Pertumbuhan dan Status
tubuhnya dibandingkan remaja laki-laki obes. Ada
Gizi Remaja Awal. Dalam: Dala S, Abas BJ, Iman
hubungan yang terbalik antara status ketidakpuasan
136 Novriani Tarigan, Hamam Hadi, Madarina Julia

S, Gustina S, Rochamah, Budi H, editors. 14. Snooks MK, Sharon KH. Relatonship of Body Size,
Prosiding Kongres Nasional Persagi dan Temu Body Image and Self Esteem in African American,
Ilmiah XII; Jakarta, Indonesia. 2002. h. 94-110. European American, and Mexican American
6. Mahdiah. Prevalensi Obesitas dan Hubungan Middle Class Women. Health Care for Women
Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Obesitas International 2002;23:460–6.
pada Remaja SLTP Kota dan Desa di Daerah 15. Metcalf PA, Scragg RKR, Willoughby P, Finau S,
Istimewa Yogyakarta [tesis]. Yogyakarta: Tipene L. Ethnic Differences in Perceptions of
Universitas Gadjah Mada; 2004. Body Size in Middle-aged European, Maori, and
7. Matz PE, Myles SF, Gary DF, Thomas AW. Pasicific People Living in New Zealand. Int J Obes
Correlates of Body Image Dissatisfaction among 2000;24:593–9.
Overweight Women Seeking Weight Loss. J 16. Christofer MS, Hamam H, Nawi Ng. Persepsi
Consult Clin Psychol 2002;70:1040–4. Siswa SMU terhadap imej Tubuh di Propinsi
8. Adolescents and Body Image: What’s Typical and Daerah Istimewa Yogyakarta. In press 2004.
What’s Not. March/April 2002. Copy Editor; 6 :1– 17. Duncan MJ, Alan N, Marc VJ. Body Image and
4. Physical Activity in British Secondary School
9. Nichter M. Fat Talk, What Girls and Their Parents Children. European Physical Education 2004;
Say about Dieting. Harvard University Press; 2000. Review 10:243–60.
p. 1–14. 18. Ekulend U, Jan A, Agneta Y, Cecilia R, Klaas W,
10. Huryati E. Aktifitas Fisik pada Remaja SLTP Kota Michael S. Physical Activity but not Energy
Yogyakarta dan Kabupaten Bantul serta Expenditure is Reduced in Obese Adolescents: a
Hubungannya dengan Kejadian Obesitas [tesis]. Case Control Study. Am J Clin Nutr 2002;76:935–
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada; 2004. 41.
11. Kuczmarski RJ, Ogden CL, Guo SS, et al. 2000 19. Johnsen LAP, Marian LF, Zoran M, Melinda RS,
CDC Growth Charts for the United States Methods Alan RD, Linda VH. Ethnic Differences in
and Development National Center for Health Correlates of Obesity between Latin-american and
Statistic. Vital Health Stat 2002;11(246). Black Women. Obes Res 2004;12:652–60.
12. Cooper PJ, Taylor MJ, Cooper Z, Fairburn CG. The 20. Foster GD, Suzanne P, Thomas AW, Debra G,
Development and Validation of the Body Shape Jenna E, Elizabeth D. Promoting more Modest
Questionnaire. Int J Eat Disord 1996;6:485–94. Weight Losses: a Pilot Study. Obes Res
13. Williamson DA, LG Womble, NLZucker, DL Reas, 2004;2:1271–7.
MA White, DC Blouin, et al. Body Image of
Assesment for Obesity (BIA-O): Development of
a New Procedure. Int J Obes 2000;24:1326–32.

Anda mungkin juga menyukai