Anda di halaman 1dari 6

TEKNIK STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA

TITANIA NABILAH
K1A018076

PENDAHULUAN

Suatu proses yang dilakukan untuk membunuh semua jasad renik yang ada, jika ditambahkan di
dalam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat berkembangbiak dapat dinamakan sterilisasi.
sterilisasi sangat penting karena dalam praktikum dibutuhkan bahan bahan dan peralatan yang steril dan
bebas kontaminasi dari mikroba untuk mendapatkan hasil praktikum yang baik. Praktikum ini bertujuan
agar mahasiswa dapat mempersiapkan media dan peralatan untuk pegerjaan mikrobiologi.

Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang teradapat pada
suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam,yaitu penggunaan panas (pemijaran
dan udara panas); penyaringan; dan penggunaan. Sterilisasi dengan uap air panas, bahan yang
mengandung cairan tidak dapat didsterilkan dengan oven sehingga digunakan alat ini. alat ini disebut
Arnold steamsterilizer dengan suhu 100oC dalam keadaan lembab. Secara sederhana dapat pula
digunakan dandang. Mula-mula bahan disterilkan pada suhu 100oC selama 30 menit untuk membunuh
sel-sel vegetatif mikrobia. kemudian disimpan pada suhu kamar 24 jam untuk memberi kesempatan
spora tumbuh menjadi sel vegetatif, lalu dipanaskan lagi 100oC 30 menit. dan diinkubasi lagi 24 jam dan
disterilkan lagi, jadi ada 3 kali sterilisasi. Banyak bakteri berspora belum mati dengan cara ini sehingga
dikembangkan cara berikutnya yaitu uap air bertekanan (Machmud, 2015).

Dalam dunia kesehatan, pada sterilisasi sangatlah penting dilakukan untuk memberikan efek
terapeutik yang maksimal. Steril artinya bebas dari segala mikroba baik patogen maupun tidak. Sterilisasi
adalah proses membebaskan peralatan atau bahan dari mikroorganisme yang tidak dikehendaki.
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan suatu proses penghilangan pada semua jenis mikroorganisme
hidup, dalam hal ini mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, virus) yang terdapat pada suatu benda
(Pratiwi, 2008).
Media memiliki fungsi sebagai tempat atau wadah tumbuhnya mikroba, isolasi, memperbanyak
jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana didalam proses
pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis, untuk menghindari kontaminasi pada
media itu sendiri. Media juga berperan sebagai tempat zat hara yang digunakan oleh mikroorganisme
untuk suatu pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan.
Umumnya, pada media pertumbuhan berisi air, sumber energi, zat hara, yaitu sebagai sumber karbon,
nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya (Kusnadi, 2003).
Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan perpaduan
antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA dibuat dari campuran ekstrak daging dan
peptone dengan menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat,
karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam sehingga
tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak daging dan pepton digunakan sebagai
bahan dasar karena merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangat
dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Medium Nutrient Agar (NA) merupakan
medium yang berwarna coklat muda yang memiliki konsistensi yang padat dimana medium ini berasal
dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan bakteri (Harry, 2012).

MATERIAL DAN METODE PRAKTIKUM

1. Material Praktikum
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Erlenmeyer, Tabung reaksi, neraca analitik,
mikropipet dan blue tip, cotton swab, kerts payung (cokelat), plastic pembungkus, dan selotip.
Sementara itu, bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu Media NA, Media NB, dan
aquadest.
2. Metode Praktikum
Penyiapan alat-alat
 alat-alat seperti tabung reaksi, gelas ukur dan erlenmeyer ditutup menggunakan kapas
berbalut kasa kemudian dibalut menggunakan aluminium foil sedangkan petri, pinset dan
ose dibungkun menggunakan kerta payung.
 Kesemua alat tersebut di sterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121oC
selama 15 menit kemudian alat-alat tersebut dikeringkan menggunakan oven.
Hasil
Pembuatan media
 Timbang medium sesuai dengan kebutuhan. 2gr untuk Media NA, dan 0.4 gr untuk media
NB
 Larutkan medium menggunakan aquadest kemudian tutup wadah medium
menggunakan kapas berbalut kasa dan kemudian aluminium foil.
 Media di sterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121oC selama 30 menit.
 Media agar miring dibuat dengan cara memiringkan medium segera setelah
sterilisasi selesai. Medium yang tidak digunakan langsung disimpan dalam kulkas.
Hasil

PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM


Tabel 1. Hasil Pengamatan

Topik Hasil

Teknik Sterilisasi dan - Teknik Sterilisasi :


Pembuatan Media Teknik Sterilisasi dilakuan menggunakan autoklaf selama 15 menit
pada suhu 121 oC

- Pembuatan Media NA :
Ditimbang 2 gram media NA, dilarutkan dalam 100 ml aquadest
Diperoleh larutan agar berwarna kuning pekat

- Pembuatan Media NB :
Ditimbang 0,4 gram media NB, dilarutkan dalam 50 ml aquadest
Diperoleh larutan agar berwarna kuning pudar.

Pembahasan

Sterilisasi merupakan proses menghilangkan segala jenis mikroba hidup baik itu patogen maupun
non patogen sehingga objek tersebut aman dan bebas dari mikroba. Sterilisasi sangat penting karena
dalam praktikum dibutuhkan bahan-bahan dan peralatan yang steril dan bebas kontaminasi dari mikroba
untuk mendapatkan hasil praktikum yang baik. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat
mempersiapkan media dan peralatan untuk pegerjaan mikrobiologi.

Proses sterilisasi pada praktikum ini menggunakan alat yang bernama autoklaf dengan teknik
sterilisasi uap panas yang bertekanan tinggi. Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan
untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (121oC, 15 lbs)
selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Ketika autoklaf dinyalakan, maka air
dalam autoklaf akan mendidih, uap air akan mendesak udara yang mengisi autoklaf, sehingga udara
tersebut akan tergantikan dengan uap air. Katup uap pada autoklaf akan tertutup sehingga tekanan di
dalam autoklaf akan bertambah. Jika tekanan di dalam autoklaf telah mencapai suhu yang sesuai maka
proses sterilisasi akan dimulai. Teknik sterilisasi yang digunakan pada praktikum ini yaitu sterilisasi
panas basah. Sterilisasi ini menggunakan air sebagai pemanas pada autoklaf. Sterilisasi menggunkana
metode panas dilakukan karena metode ini merupakan metode yang efisien dan relative tidak mahal. Hal
ini sesuai dengan pendapat Waluyo (2011) yang mengatakan bahwa Sterilisasi dengan panas merupa
metode yang relatif efisien, dapat dipercaya, dan relatif tidak mahal. Mikroorganisme dapat tumbuh pada
berbagai temperatur, tetapi pertumbuhannya dapat dihambat atau dihentikan bila suhu tumbuhnya
diubah. Bila suhu tumbuhnya maksimum dinaikkan, maka akan terjadi perubahan molekul organiknya
sehingga mikrobe tersebut akan mati.

Sterilisasi yang dilakukan pada praktikum ini dilakukan selama 15 menit dengan suhu 121oC.
penggunaan suhu 121oC dimaksudkan agar bakteri dan kuman yang berada pada objek benar-benar
mati dan steril. Penggunaan suhu 121oC ini juga dikarenakan pada suhu dibawah 121oC masih ada
beberapa bakteri / mikroorganisme yang bisa bertahan hidup pada suhu dibawah 121oC. Contohnya
bakteri termofil yang dapat hidup pada suhu 40oC – 75oC dan bakteri hipertermofil yang dapat hidup
disuhu 65oC – 114oC. sementara itu, waktu yang digunakan untuk sterilisasi yaitu 15 menit dikarenakan
pada waktu 15 menit sudah cukup untuk membunuh bakteri pada alat-alat maupun media yang
disterilkan. Hal ini juga sesuai dengan teori dari Burrow (1959) dimana pada sterilisasi bahan ataupun
material, lamanya waktu yang diperlukan juga bergantung pada volume material dari yang disterillisasi.
Misalnya untuk material volume yang kecil, yang diletakkan di dalam tabung kultur, hanya memerlukan
waktu ±15 menit, sedangkan untuk volume yang lebih besar, seperti di dalam labu, diperlukan
pemaparan yang lebih lama.

Sebelum dilakukan sterilisasi semua alat alat gelas seperti Erlenmeyer yang berisi larutan NA,
tabung reaksi yang berisi larutan NB, dan cawan petri dibungkus menggunakan plastik dan kertas
payung. Erlenmeyer dan tabung reaksi disumbat menggunakan kapas dan dan dibungkus dengan
plastik. Penyumbatan dengan kapas dimaksudkan agar tidak ada bakteri yang bisa masuk kedalam
Erlenmeyer/ tabung reaksi sehingga sterilitasnya tetap terjaga dan juga untuk menghindari penguapan
larutan selama proses sterilisasi dengan suhu dan tekanan tinggi. Sementara itu cawan petri di bungkus
dengan menggunakan kertas payung agar terjaga sterilitasnya sehingga tidak terkontaminasi dengan
bakteri. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Burrow (1959) dimana untuk peralatan gelas
seperti labu, cawan Petri, tabung reaksi dan pipet harus dalam keadaan bersih. Labu dan tabung
disumbat dengan kapas tidak menyerap yang dapat mencegah masuknya kembali bakteri setelah
disterilisasi, dan juga kapas dimasukkan ujung mulut pipet. Cawan Petri dan pipet dapat ditempatkan di
dalam kaleng dengan penutup atau dibungkus dengan kertas untuk menjaga sterilitasnya.

Pembuatan Media Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat
hara (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya.
Pembuatan media yang dilakukan pada praktikum ini yaitu media NA (Nutrient Agar) dan NB (Natrium
Broth). Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan perpaduan
antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA dibuat dari campuran ekstrak daging dan
peptone dengan menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat,
karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam sehingga
tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Perbedaan Nutrient Agar dan Nutrient Broth ada pada
bentuknya. NA berbentuk padat sementara itu, NB berbentuk cair (Harry, 2012).

Media untuk budidaya mikroorganisme mengandung zat-zat yang diperlukan untuk mendukung
pertumbuhan dari mikroorganisme. Karena keragaman mikroorganisme dan jalur metabolik mereka
yang beragam, ada berbagai media. Bahkan sedikit perbedaan komposisi medium bisa menghasilkan
perbedaan secara dramatis pertumbuhan karakteristik mikroorganisme. Ketika metode untuk kultur
mikroorganisme pertama kali dikembangkan pada abad ke-19, sebagian besar oleh Robert Koch dan
rekannya, jaringan hewan dan tumbuhan yang terutama digunakan sebagai sumber nutrisi yang
digunakan untuk mendukung pertumbuhan mikroba. Salah satu penemuan utama Fanny Hesse di
laboratorium Koch adalah bahwa agar-agar dapat digunakan untuk membentuk kultur media dimana
mikroorganisme dapat tumbuh. Ekstrak tumbuhan dan jaringan hewan disusun sebagai kaldu atau
dicampur dengan agar-agar untuk membentuk berbagai kultur media. Hampir semua tanaman, hewan,
atau organ hewani dipertimbangkan untuk digunakan dalam mempersiapkan media (Ronald, 2005).

Pembuatan media NA dilakukan dengan menimbang sebanyak 2 gram Nutrient Agar kemudian
dilarutkan dalam 100 ml aquades dalam Erlenmeyer. Berdasarkan percobaan, warna yang muncul pada
media NA yaitu warna kuning pekat. Sementara itu pembuatan nutrient broth ditimbang sebanyak 0.4
gram dan dilarutkan dalam 50 ml aquadest. Berdasarkan percobaan, warna yang muncul pada media NB
yaitu warna kuning pucat.

KESIMPULAN

Mempersiapkan alat dan bahan untuk pengerjaan morfologi dilakukan dengan cara pembuatan media
dan sterilisasi alat bahan. Pembuatan media NA dan NB dilakukan berfungsi untuk pertumbuhan
mikroorganisme, pembuatan media dilakukan dengan menimbang media NA sebesar 2 gram dan media
NB sebesar 0.4 gram kemudian dilarutkan kedalam aquadest sebanyak 100 ml untuk media NA dan 50
ml untuk media NB. Setelah itu media disterilisasikan menggunakan autoklaf untuk menghilangkan
bakteri dari media. Sterilisasi dilakukan menggunakan autoklaf pada suhu 121oC dan waktu 15 menit.
Alat-alat gelas dibungkus menggunakan plastic dan kertas payung untuk mencegah kontaminasi dengan
mikroorganisme setelah disterilkan, sementara itu Erlenmeyer dan tabung reaksi disumbat dengan kasa
untuk menghindari kontaminasi.

DAFTAR PUSTAKA

Burrows, William. 1959. Textbook of Microbiology. Philadelphia: W. B. Saunders Company.

Harry., 2012. Komposisi Nutrient Agar dan Nutrient Broth dan Kegunaannya. Samarinda: Gramedia.
Kusnadi, Peristiwati dkk. 2003. Mikrobiologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Machmud, M. 2013. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Bogor : Balai Penelitian
Bioteknologi Tanaman Pangan.

Pratiwi, Sylvia. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga.

Waluyo, Lud. 2010. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang : UPT Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang.

Anda mungkin juga menyukai