Anda di halaman 1dari 3

Resensi Buku : Bahasa, Masyarakat dan Kekuasaan

RESENSI BUKU

Judul Buku : Bahasa, Masyarakat dan Kekuasaan


Penulis : Linda Thomas dan Shan Waering
Penerbit : Pustaka Pelajar
Cetakan : 1 Januari 2007
Tebal : 339 + xiii

BAHASA, MASYARAKAT DAN KEKUASAAN

Buku ini cukup menarik untuk dijadikan keharusan membuat pernyataan secara
bahan pemerkaya materi Sosiolinguistik jujur dan terang-terangan dengan
karena kajian tentang keterkaitan antara menggunakan argumen yang
bahasa yang digunakan di masyarakat dikembangkan George Orwell. Dalam
dan kekuasaan dibahas secara rinci. buku ini pun diberikan beberapa contoh
Diharapkan buku ini mampu lelucon “Bagaimana caranya agar kita
memberikan wawasan paradigma baru tahu kapan politisi berbohong?”. Jawab :
kajian ilmu yang relatif masih muda “Setiap kali mereka berbohong, mereka
usianya di Indonesia. selalu menggerakkan bibirnya”. Bab
Buku ini terdiri atas sebelas materi yang empat, lima, enam, dan bab selanjutnya
akan dibahas dalam setiap bab. Bab membahas mengenai bahasa dan media,
pertama berisi uraian penjelasan gender, etnisitas, usia, kelas sosial,
pendekatan yang digunakan dalam identitas. Pada bab sepuluh dibahas
menelaah bahasa. Mengapa bahasa perlu mengenai bahasa Inggris standar, dan
diteliti? Bab dua membicarakan bahasa, pada bab terakhir dibahas mengenai
pikiran, dan representasi. Dijelaskan sikap terhadap bahasa.
hubungan antara konsep dan label. Tiap- Bahasa merupakan sebuah sistem.
tiap budaya memiliki nilai yang berbeda Bahasa merupakan cara yang sistematis
dan cara penggunaan bahasa mereka untuk menggabungkan unit-unit kecil
akan mencerminkan persepsi mereka menjadi unit-unit yang lebih besar
tentang realita. Bab tiga buku ini dengan tujuan untuk komunikasi.
menjelaskan bahasa dan politik. Bahasa merupakan alat untuk
Bagaimana bahasa bisa digunakan untuk mengatakan apa yang menjadi maksud
mencapai tujuan-tujuan politik. kita. Satu dimensi penting lain dari
Misalnya melalui wacana yang berperan bahasa adalah bahasa dapat digunakan
dalam membentuk keyakinan yang untuk berbagai tujuan yang berbeda,
mempengaruhi perilaku, motivasi, misalnya untuk tujuan afektif,
keinginan, dan ketakutan orang. referensial, estetik, atau phatic „basa-
Diuraikan pula mengenai strategi basi belaka‟.
linguistic untuk menghindar dari
Jurnal Sosioteknologi Edisi 12 Tahun 6, Desember 2007 327
Resensi Buku : Bahasa, Masyarakat dan Kekuasaan

Untuk tujuan referensial bila beda bergantung pada situasi (situasi


kemampuan bahasa digunakan untuk publik atau pribadi, formal atau
memberikan informasi, sehingga dari informal, siapa yang diajak bicara, siapa
aspek komunikasi akan dihasilkan yang mungkin ikut mendengarkan kata-
informasi yang akurat dan tidak ambigu. kata itu).
Bila kita menggunakan aspek afektif Bagaimana hubungan antara kekuasaan
dari bahasa menunjukkan bahwa kita dan bahasa? Kekuasaan sering
peka terhadap hubungan sosial atau ditunjukkan melalui bahasa, bahkan
hubungan kekuasaan antara Anda dan kekuasaan diterapkan atau dilaksanakan
orang yang diajak bicara. Dalam buku melalui bahasa, contohnya kekuasaan
ini diberikan contoh kalimat (hal. 8) politik dijalankan melalui bahasa
untuk menunjukkan gradasi kesopanan „pidato-pidato, rapat-rapat, aturan
mulai dari yang paling biasa, kasar, mengenai siapa yang bisa berbicara dan
sampai makian.Bahkan diberikan pula bagaimana cara melaksanakan
contoh kalimat dengan tujuan perdebatan‟. Undang-undang dan hukum
kesenangan yang dapat dilihat dari bunyi juga dibuat dan dibahas menggunakan
dan ritmenya serta permainan makna. bahasa, individu diperintah individu lain
Dengan kata lain, aspek estetika dari pun melalui bahasa.
bahasa. Adapun aspek phatic bahasa Pelaksanaan kekuasaan lewat bahasa
digunakan dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya terjadi di ruang publik,
bertujuan untuk „melancarkan hubungan contohnya cara orang tua berbicara
sosial‟. kepada anaknya menunjukkan dengan
Pada halaman 15 dijelaskan pula jelas hubungan kekuasaan. Kita belajar
keanekaragaman bahasa. Bahwa tentang dunia, yaitu tentang bagaimana
keanekaragaman bahasa tidak terbatas berperilaku yang sopan dan bagaimana
pada batasan negara, misalnya bahasa menentukan mana yang bernilai dan
Inggris yang digunakan di India agak mana yang tidak juga melalui bahasa.
sedikit berbeda strukturnya dengan Dengan kata lain, bahasa sering
bahasa Inggris yang digunakan di negara dimanfaatkan untuk kepentingan
Inggris. kelompok sosial yang dominan, karena
Bahasa adalah sebuah sistem (bunyi, tata kelompok ini biasanya memegang
bahasa, dan makna). Variasi dalam kendali dunia politik dan hukum, serta
penggunaannya pun sering bersifat kadang-kadang memiliki perusahaan
sistematis pula. Walaupun bersifat media internasional. Oleh karena itu,
sistematis, bahasa tetap bisa digunakan bahasa mencerminkan “kebenaran” dari
secara kreatif dan inovatif. Bagaimana kelompok yang lebih dominant dan
cara seseorang menggunakan system- menyembunyikan “kebenaran” dari
sistem yang ada dalam bahasa akan kelompok yang kurang dominant.
bergantung pada siapa penuturnya, Penggunaan kata “menemukan” dalam
bagaimana penutur bahasa memandang konteks Colombus mungkin akan terasa
diri mereka, dan jati diri apa yang ingin “wajar” sebelum Anda memerhatikan
mereka sampaikan. Selain itu, dijelaskan implikasi dan dinamika kekuasaan yang
pula penggunaan bahasa juga berbeda- terjadi di dalamnya.
Jurnal Sosioteknologi Edisi 12 Tahun 6, Desember 2007 328
Resensi Buku : Bahasa, Masyarakat dan Kekuasaan

Dalam buku ini diuraikan contoh


interaksi bahasa dan kekuasaan,
misalnya iklan yang mengasumsikan
sejumlah nilai tertentu yang menurut
Anda nilai-nilai negatif, tetapi mengapa
produk yang diiklankannya terjual
dengan sukses. Selain itu, diuraikan pula
mengenai peranan ideologi dalam
membentuk wawasan dunia, yaitu
bahwa orang-orang dalam sebuah
masyarakat cenderung untuk bekerja
sama dalam memproduksi sebuah
system nilai dan cara berbicara tentang
sesuatu, sehingga pola pikir dan pola
berbicara yang berbeda dari sistem yang
sudah mapan akan dianggap aneh atau
antisosial. Kemudian, diuraikan pula
mengenai penggunaan retorika politik,
dengan melihat cara-cara untuk
mengaburkan maksud dengan sengaja
sehingga sebuah pernyataan menjadi
sulit dimengerti; gaya bahasa dan
bagaimana cara menggunakan metaphor
untuk mengkonkretkan konsep yang
abstrak, untuk mengaburkan maksud dan
untuk menguatkan pesan ideologi.
Bagaimana pronomina untuk
mengedepankan atau menutupi tanggung
jawab.
Dijelaskan pula kekuatan media dalam
menentukan mana yang pantas dianggap
berita dan mana yang tidak, dan
bagaimana cara merepresentasikannya.
Media dipandang sebagai sarana
demokrasi yang memberikan informasi
yang diperlukan masyarakat dan
dipandang sebagai monopoli kekuasaan
besar.

Bandung, Desember 2007

Oleh : Tri Sulistyaningtyas

Jurnal Sosioteknologi Edisi 12 Tahun 6, Desember 2007 329

Anda mungkin juga menyukai