Studi Pola Penatagunaan Potensi Air Sumber Pitu Di Wilayah Kali Lajing Sebagai Dasar Pengembangan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Amprong
Studi Pola Penatagunaan Potensi Air Sumber Pitu Di Wilayah Kali Lajing Sebagai Dasar Pengembangan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Amprong
Abstrak: Kebutuhan akan sumber daya air cenderung meningkat akibat pertambahan jumlah penduduk.
Sumber Pitu sebagai salah satu mata air potensial menjadikannya sebagai salah satu faktor pemicu
munculnya ide untuk pemanfaatan non irigasi terutama untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku air
minum.
Hasil optimasi dengan mempertimbangkan kebutuhan air irigasi di wilayah Kedungkandang tidak
mencukupiapabila dilakukan pengambilan air baku untuk PDAM Kota Malang. Sehingga diperlukan
perubahan sistem pemberian air irigasi yaitu dengan metode SRI (System Rice of Intensification) yang
dapat menghemat pemberian air irigasi hingga 48%. Dengan skenario pemberian air irigasi menggunakan
sistem SRI dengan penghematan air irigasi sebesar 30% dan 40% maka dapat memenuhi kebutuhan air
irigasi, riparian maupun pengambilan air baku PDAM Kota Malang hingga tahun 2020 secara konstan
sepanjang tahun.
Kata Kunci: sumber daya air, mata air, optimasi, riparian, air baku.
Abstract: The demand of water resource tends to increase due to the growth of population. Pitu Spring is a
potential water source because it is a factor behind the idea of the utilization of non-irrigation to be used
as the raw material of drink water.
Result of optimization by considering the demand of irrigation water at Kedungkandang area indicates
that the water stock is not enough if the Drink Water Company of Malang City is collecting standard water.
The irrigation water system must be changed to SRI Method (System Rice of Intensification) because this
system can save irrigation water by 48 %. The irrigation water scenario in the SRI system with the saving of
irrigation water by 30% and 40 % can meet the demand of irrigation water, riparian water and standard
water collection by Drink Water Company of Malang City until 2020 in constantly basis throughout
year.region indicates that during rainy season, the demand of.
Kebutuhan akan sumber daya air cenderung mening- untuk jenis tanaman tertentu dan pada tahap per-
kat akibat pertambahan jumlah penduduk dan per- tumbuhan tertentu pula.Luas Palawija Relatif meru-
ubahan gaya hidup. Sebagai akibatnya bisa diasum- pakan hasil kali luas tanaman suatu jenis tanaman
sikan bahwa air bersih (air minum) akan relatif se- dikalikan dengan suatu nilai perbandingan antara ke-
makin langka dan akan menjadi barang yang bernilai butuhan air tanaman tersebut terhadap kebutuhan
ekonomi tinggi (economic good). Sumber Pitu se- air oleh palawija.
bagai salah satu mata air potensial menjadikannya Faktor Palawija Relatif merupakan debit air yang
sebagai salah satu faktor pemicu munculnya ide un- dibutuhkan di bangunan sadap tersier oleh tanaman
tuk pemanfaatan bahan baku air minum bagi PDAM palawija seluas satu hektar yang dihitung berdasarkan
Kota Malang. (Anonim, 1999) dan (Anonim, 1977):
Q
TINJAUAN PUSTAKA FPR
LPR
Kebutuhan Air Irigasi berdasarkan Faktor Pa- dimana:
lawija Relatif dan Luas Palawija Relatif FPR = Faktor Palawija Relatif (l/det/ha)
Kebutuhan bersih air irigasi merupakan banyak- Q = Debit Intake (l/det)
nya air dalam liter/det/ha yang dibutuhkan di sawah LPR = Luas Palawija Relatif (ha.pol)
230
Haliem, dkk., Studi Pola Penatagunaan Potensi Air Sumber Pitu di Wilayah Kali Lajing sebagai Dasar Pengembangan 231
Tabel 1. Angka perbandingan LPR tanaman Departemen Permukiman dan Prasaran Wilayah
tahun 2003 dalamhttp://ciptakarya.pu.go.id/.../di-
sajikan dalam Tabel 3.
Pt = P0 * ( 1 + r )(t2-t1)
dimana:
P t = jumlah penduduk pada tahun t
Debit Intake P 0 = jumlah penduduk pada tahun awal
Untuk menghitung ketersediaan debit dihitung r = laju pertambahan penduduk per tahun (%)
berdasarakan nilai yang mempunyai frekuensi ter- r = [ Penduduk tahun t2 / Penduduk tahun t1](1/
besar pada periode tertentu secara statistik (modus) t2-t1)
-1
pada pencatatan debit pada setiap jaringan irigasi di t = selisih waktu (tahun) dengan tahun dasar
Bendung Tumpang, Bendung Bokor dan Bendung perhitungan
Karangjambe dengan periode tiap 10 harian.
Modus adalah nilai yang mempunyai frekuensi Kebutuhan Air Pemeliharaan
paling banyak (maksimum). Apabila data telah disusun Kebutuhan air untuk pemeliharaan (mainte-
dalam suatu distribusi frekuensi dalam interval kelas, nance flow) atau debit riparian atau debit konservasi
maka modus dapat dihitung dengan rumus sebagai yang dimaksudkan untuk menjaga tetap adanya aliran
berikut (Soewarno, 1995): di sungai serta untuk mengganti kehilangan air akibat
evaporasi, ditetapkan sebesar 10% dari debit keter-
f f1
Q Mo B i sediaan di sungai.
f f1 f f 2
dimana: Model Optimasi
Mo = Modus Model matematis yang digunakan untuk menge-
B = Batas bawah interval kelas modus mukakan suatu permasalahan pemrograman linier de-
i = interval kelas ngan menggunakan persamaan sebagai berikut
f = frekuensi kelas modus (Montarcih, 2011:19):
f1 = frekuensi sebelum kelas modus Fungsi Tujuan:
f2 = frekuensi setelah kelas modus Z = C1X1 + C2X2 + C3X3+ .... + CnXn
Fungís Kendala:
Kebutuhan Air Non Irigasi 1. a11x1 + a12X2 + … + a1n b1
Jumlah dan penyebaran penduduk menentukan 2. a12X1 + a22X2 + … + a2nXn b2
kuantitas kebutuhan air. Proyeksi konsumsi air per m am1 X1 + am2X2 + + amnXn bm
kapita sesuai Standar Kebutuhan Air Domestik dari dan X1 e” 0 ; X2 e” 0; …. ; Xn 0
232 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 3, Nomor 2, Desember 2012, hlm 230–239
Persamaan diatas juga dapat dinyatakan dalam untuk kemakmuran rakyat dapat dipertahankan juga
persamaan berikut ini: kepentingan masyarakat luas untuk mendapatkan air
Fungsi tujuan: bersih juga terakomodasi, diatur dalam peraturan per-
Memaksimumkan undangan meliputi:
n - Peraturan Tingkat Pusat
Z cn x n - Peraturan Tingkat Propinsi
n 1
- Peraturan Tingkat Kabupaten
Kendala:
n Konsepsi Kebijakan Pengelolaan Sumber Da-
a
n 1
mn x n bm
ya Air
dan Pendayagunaan Sumber Daya Air merupakan
xn 0 upaya penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pe-
untuk m = 1 ,2, 3,…,m ngembangan dan pengusahaan Sumber Daya Air se-
untuk n = 1, 2, 3,…,n cara optimal agar berhasil guna dan berdaya guna.
dimana: Dengan pengelolaan aspek ini diharapkan dapat ter-
Z = fungsi tujuan (keuntungan maksimum hasil wujud kemanfaatan air yang sebesar-besarnya bagi
pertanian) kesejahteraan rakyat secara adil dan merata.
xn = variabel sasaran irigasi (luas areal irigasi)
amn = konstanta (volume kebutuhan air irigasi) METODE PENELITIAN
bm = volume ketersediaan air Lokasi penelitian
cn = keuntungan/manfaat bersih irigasi sawah Lokasi studi dilaksanakan pada daerah aliran su-
m = jumlah kendala ngai Kali Lajing yang secara administratif terletak di
n = jumlah variabel keputusan Desa Duwet Kecamatan Tumpang Kabupaten Ma-
lang dengan posisi 112o48’00" sampai 112o50’00" dan
Fungsi tujuan dalam program linier ini mencer- pada 8o00’00" sampai 8o01’00" Lintang Selatan. Se-
minkan atau menggambarkan tujuan yang akan di- cara administratif Kali Lajing berada di bawah lingkup
capai dalam pemecahan suatu masalah program linier kerja Dinas Pengairan Kabupaten Malang Unit Pe-
dengan penyelesaian matematikanya menggunakan ngelola Teknis Dinas (UPTD) SDA dan Irigasi
program solver MSExcel. Tumpang.
Tata Tanam
Adalah suatu sistem dalam menentukan jenis-
jenis tanaman atau pergiliran tanaman pada suatu
daerah yang disesuaikan dengan ketersediaan air
yang ada dalam periode musim hujan dan musim ke-
marau selama satu tahun, dimana di Indonesia
umumnya dikelompokkan dalam 3 (tiga) jenis tana-
man yaitu Padi, Palawija dan Tebu (Anonim, 1997:
IV-12).
Tabel 4 Hasil Uji Distribusi Smirnov-Kolmogorof ngunan pengambilan yaitu pada Bendung Tumpang,
Bendung Bokor dan Bendung Karangjambe dengan
mempergunakan metode debit andalan modus.
Tabel 6 Rekapitulasi Debit Andalan Kali Lajing-Sumber Pitu metode Basic Month
Gambar 4. Grafik Debit Andalan Kali Lajing-Sumber Pitu (Sumber: Hasil Analisa)
Haliem, dkk., Studi Pola Penatagunaan Potensi Air Sumber Pitu di Wilayah Kali Lajing sebagai Dasar Pengembangan 235
Pitu disajikan dalam neraca air Tabel 4.8 dan grafik membagi Debit Andalan Modus pada masing-masing
neraca air disajikan pada Gambar 4.5. musim tanam dengan nilai Luas Palawija Relatif yang
Dari hasil perhitungan neraca air dapat diketahui sudah dikalikan dengan luas lahan.
bahwa pada bulan Agustus dan bulan Oktober ter-
dapat kekurangan air sedangkan pada bulan-bulan Tabel 9. LPR - FPR Eksisting DI Kali Lajing
yang lain terjadi kelebihan air. Pada kedua kondisi
tersebut akan dilakukan optimasi sehingga air yang
tersedia mampu untuk memenuhi kebutuhan air baik
untuk air irigasi maupun untuk mencukupi kebutuhan
air baku PDAM Kota Malang secara konstan se-
panjang tahun.
Gambar 5. Grafik Neraca Air Eksisting Tabel 11. Pencapaian Luas Tanam
- Target intensitas tanam pada Rencana Tata prong seperti Embung Malangsuko dan Embung
Tanam Global untuk DI Kali Lajing sebesar Wringinsongo serta suplesi saluran Kalisari me-
299,92% diperoleh tingkat pencapaian in- nuju Bendung Kedungkandang yang dapat dija-
tensitas tanam sebesar 291,57%. Sedang- dikan sarana untuk mengatasi permasalahan apa-
kan untuk intensitas tanam padi-palawija da- bila rencana pengambilan air oleh PDAM Kota
ri target sebesar 294,02% hanya terpenuhi Malang terealisasi.
sebesar 277,53% hal ini disebabkan terja-
dinya perubahan tata tanam di lapangan ter- Saran
utama untuk tanaman padi yang berubah Dari hasil perhitungan dan analisa maka disa-
ke tanaman palawija sehingga prosentase rankan:
intensitas tanamnya mengalami penurunan. 1. Perlu adanya evaluasi terhadap sistem pembe-
2. Sistem pemberian air dengan metode SCH mem- rian air untuk irigasi dikarenakan penggunaan
berikan hasil bahwa tidak memungkinkan dila- metode SCH (Stagnant Constant Head) atau
kukan pengambilan air selain untuk irigasi. Maka sistem genangan terus menerus membutuhkan
diperlukan perubahan sistem pemberian air iri- jumlah air yang lebih besar dibandingkan dengan
gasi yaitu dengan metode SRI karena akan di- metode SRI (System Rice of Intensification)
peroleh penghematan air sehingga sisa keterse- yang lebih hemat air.
diaan air (neraca airnya) cukup untuk dilakukan 2. Perlu dilakukan perubahan tata tanam terutama
pengambilan air baku oleh PDAM Kota Malang. pada saat Musim Kemarau I apabila tetap dila-
Dimana dengan sistem SRI dengan penghemat- kukan pengambilan air baku, apabila sistem pem-
an air irigasi sebesar 30% dan 40% dapat me- berian air irigasi tetap memakai metode SCH.
menuhi kebutuhan air baku PDAM Kota Malang 3. Diperlukan data berapa kebutuhan riil air baku
hingga tahun 2020 sesuai dengan proyeksi ren- yang dibutuhkan oleh PDAM Kota Malang un-
cana pengembangan pelanggannya. tuk melayani calon pelanggan baru, meliputi ke-
3. Diperlukan suatu optimalisasi pemanfaatan po- butuhan pelanggan aktif dan pelanggan pasif.
tensi lain yang tersedia di wilayah sungai Am-
Haliem, dkk., Studi Pola Penatagunaan Potensi Air Sumber Pitu di Wilayah Kali Lajing sebagai Dasar Pengembangan 239
4. Untuk realisasi pengambilan air oleh PDAM, di- Huda, M.N. 2012. Kajian Sistem Pemberian Air Irigasi
perlukan suatu koordinasi antar stakeholder sebagai Dasar Penyusunan Jadwal Rotasi pada
agar dapat meminimalkan terjadinya konflik an- Daerah Irigasi Tumpang Kabupaten Malang. Tesis
tar kepentingan. Juga diperlukan tindakan kon- Tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Brawijaya
Montarcih, L., dan Soetopo, W. 2011. Manajemen Sumber
servasi terhadap sumber daya air yang ada agar
Daya Air (Water Resources Management). Bandung:
tetap terjaga potensi dan kelestariannya. Lubuk Agung
Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik un-
tuk Analisa Data. Bandung: Nova
DAFTAR PUSTAKA Tzimopuolos, C,. V. Balioti., C. Evangelides., and S.T.
Anonim. 1977. Eksploitasi & Pemeliharaan, Direktorat Yannopoulos. 2011. Irrigation Network Planning Us-
Jenderal Pengairan: Dinas Pekerjaan Umum Pengairan ing Linear Program, Journal of Irrigation and Drain-
Propinsi Jawa Timur age Engineering, ASCE, 113, 549-564
Anonim. 1997. Pedoman Umum Operasi & Pemeliharaan Srinivasa, R.K., and D. Nagesh, K. Optimum Cropping
Jaringan Irigasi, Direktorat Jenderal Pengairan: De- Pattern For Sri Ram Sagar Project: A Linear Program-
partemen Pekerjaan Umum – Japan International Co- ming Approach, Journal of Applied Hydrology
operation Agency (JICA) Vol.XIII
Anonim. 2009. Laporan Kegiatan Alokasi Air DAS Am- Ramesh, B.R., K. Venugopal., and K. Karunakaran. 2009.
prong. Unit Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Ba- Zero-One Programming Model for Daily Operation
ngo-Gedangan. Dinas PU Pengairan Propinsi Jawa Scheduling of Irrigation Canal, Journal of Agricul-
Timur. Malang ture Science.
http://ciptakarya.pu.go.id/.../