Anda di halaman 1dari 5

Akademta ltol, 14 No.

4, Agustus 2010 Rama R, Sitinjak : Pemanfaatan Meristin dalam Teknlk Kuhur ,Iaringat

PEMANEAATAN MERISTEM DAI,AIVI TEKNIK KUUil,'R JARINGAN

Oteh

RamaR.Sitinjak
Dosen Kopertis Wilayah I dpk UNPN, Medon

Abstract

The aim of this article is to explain the utility of meristem on the technique of tissue culture. In this article,
meristem culture, implementqtion procedure of meristem culture, andfactors that in/luence success in meristem
eultire will be arplained. Meristematic dome tissue that is used to meristem culture is apical meristem or axillary
shoot meristem. The meristem *plants are used to decrease the eontaminated culture tissue and to get a number
of normal plants, as well as virus-free explants with the size about 0,1 * 0.5 mm. In the use of meristem culture, the
culture procedure must be implemented uactly, so that the result can be suitable to the purpose.

Keywords: meristem culture, lissue culture

I,PENDAHI]LUAN dalam kondisi bebas virus, dan meristern tumbuhan


merupakan sistem yang amat baik untukpengawetan
Kultur jaringan tumbuhan meliputi beberapa plasma nutfah jangka panjang (Karttra, in Wetter and
teknik yang memungkinkan bersama-sama untuk Constabel, 1991).
memelihara secara aseptik organ, jaringan, sel-$el, Namun, yang menjadi masalahnya adalah
bahkan sel-sel tanpa dinding (protoplas) tumbuhan bagaimanakah pemanfaatan eksplan meristem dalam
dalam medium yang nutrisinya terkontrol. Kulrur teknik kultur jaringan tumbuhan? Sehubungan
jaringan berdasarkan pada prinsip totipotensi, yaitu deugan itu, maka dalam artikel ini akan dibahas
bahwa setiap sel yang hidup mempunyai potensi tentang kultur meristem, prosedur pela}sanaan kultur
genetik untuk menghasilkan kembali organisme meristem, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
keseluruhan (Harhnann er al., 1990). Kulturjaringan keberhasilan kultur meristem. Artikel ini bertujuan
tersebut mempunyai beberapa keuntungan antara untuk menjelaskan pemanfaatan eksplan meristem
lain : tidak tergantung pada faktor'faktor dalam kultur jaringan tumbuhan.
lingkungan, sistem produksinya dapat diatur, dan
dapat mengurangi penggunaan lahan (Wiendi et ITPEMBAIIASAN
a1.,1992).
Menurut Bhojwani andRazdan (1996) teknik 2.1. KulturMeristem
kulturjaringan memiliki potensi yang besar sebagai Meristi:m adalah jaringan yang bersifat
suatu cara propagasi vegetatif bagi tanaman yang embrionik dalam tubuh tumbuhan, dan
ditinjau penting dari segi ekonomi. Regenerasi merupakan asal dari jaringan pennanen. Sel-sel
tumbuhan dengan menggunakan teknik kultur baru yang terbentuk oleh meristem mengalami
jaringan dapat dilakukan melalui jalur organogenesis berbagai diferensiasi sehingga terbentuk ciri-
dan embriogenesis somatik, baik secara langsung ciri jaringan dewasa. Suatu meristem dapat
maupun tidak secara langsung. berasal dari satu sel atau dari sekelompok sel
Pada umumnya bagian tanaman yang lebih @sau, 1 976). Jmingan meristem apikal tunas dan
responsif terhadap induksi regenerasi adalah jaringan akar berdiameter sekitar 0.I mm dengan panjang
yang aktif membelah seperti meristem. Sel-sel ' sekitar 0.25 mm (Slack and Tufford, I 995),
meristem yang diregenerasi melalui embriogenesis Aktivitas meristematii< dari jaringan
somatik, bersifat stabil secara genetik dan tidak meristem diatur oleh sinyal fisiologi dan
mudah termutasi seperti yang terj adi pada kalus. Oleh lingkungan, sehingga meristem tidak aktif pada
karena itu, meskipun tanamanyang bebas virus telah kondisi yang tidak menguntungkan, tetapi tetap
diperoleh dari kultur kalus, namun variasi somaklonal memiliki potensi untuk pertumbuhan (Fosket,
dalam kalus membuat kultur meristem lebih baik 1994). Berdasarkan mah bidang pembelahan sel
digunakan untuk sistem regenerasi tumbuhan (Bach padameristem, makajaringan ini dibagi atas dua
and Pawloska,2003). Teknik kultur meristem telatr daerah, yaitu tunika yang terdiri dari lapisan
digunakan secara luas untuk perbanyakan klon dan terluar yang menyelubungi kelompok sel di
untuk mendapatkan turunan yang sama dengan induk bawahnya (korpus) (Gambar 1).

Diterbitkan Kopertis Wlayah I 56


Akademla Vot. t4 No' 4, Agustus 2010 Rana R, StttnJak : Penunfaatan Merlstlm dalam Teknik Kultur Jaringan

dengan ataaol 7 0o/o, Kemudian dicelupkan

dalam larutan natium hipoklofit lYo atau


dalam larutan pemutih 50% selama 5 l0 -
menit. Ke dalam larutan desinfektan ini
boleh ditambahkan TWeen 20 atau Tlveen
80 (0,01%). Setelah itu dicuci 5 - 6 kali
dengan air aquades steril (Dodds and
Roberts,1995).
B, Pemotongan ujung meristem
Ganrbar l. Diagram apeks pucuk Pisum (kapri).
Pemotongan harus dilakukan secara
,{. Gambar Yang menunjukkan sel'
aseptik. Hilangkanlah lapisan daun bagian
B. Bagian tafsiran dari (A). (Esau, 1976)
luar dengan pisau steril sampai puncak
meristem terlihat. Ambillatr bagian puncak
Bidang pembelaharurya terutama antiklinal. Dalrn
meristem tersebut, kemudian anamlah pada
korpus, pembelatran terjadi ke semua arah. Ini
medium agar. Inkubasikan kultur meristem
dikenal dengan teori tunika korpus @sau 1976).
tersebut dalam lemari pertumbuhan dengan
Sruktur jaringan apikal tunas memiliki primordia
daun dan daun-daun muda, tersusun dari sel-sel
-
suhu 15 240C (Modifikasi Sh6rwood,
leeo.
yang tidak dapat dibedakan, tetapi ummnya
dikelompokkan menj adi zona'zona yang bertcdr
23. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
beda(Kartha, 1981).
yag digmrke KulturMeristem
Jaringan meristematik
untuk kultur meristem dapat bcnryo n€ristan Beborapa faktor yang dapat
apikal atau meristem tunas aksiler (Ilutmmn et
mompengaruhi koberhasilan kultur merisrem
ai., tggO). Eksplan meriste'm digualon untuk
dalam rogenerasi kultur jaringan, diantaranya
mengurangi jaringan kultur terkontaminasl
uloran.eksplan meristem, jenis media tumbuh,
(Sherwood, 1996) dan mendryarko sejumlah jenis dan konsentasi zat pengatur tumbuh, dll.
tanaman normal, serta dapat dijadikan eksptm
Ukuran meristom hmas akan menentukan
yang bebas virus dengan ukuran rmtuk kultu
kemampuannya untuk bertahan dalam medium
sekitar0.I -0.5 mm(ChrmdKrz, 1990). S€p€rti
hara walaupun pada kondisi optimum. Apabila
yang dinyatakan oleh Harffiann et (1990) a[ pucuk meriste'm diisolasi bersama daun primordia
meristem dengan ukuran 0.10'0.15 mm dapat
dan bagian jaringan prokambiumnya, daya
mengeliminasi I 00% virus. Penelitian yang telah
hid'upnya lebih besar. Untuk kebutuhan
berhasil mendapatkan klon jatre bebas bakteri
perbanyakan, umumnya menggunakan meristem
dan virus adalah yang telah dilakukan oleh
bersama daun primordiannya. Sebaliknya,
Mariska and Syahid (199a).
apabila tujuannya untuk menghilangkan infeksi
Selain untuk mengeliminasi virus, dari
virus sistemik, meristem harus bebas dari daun
penelitian yang menggunakan kultur meristem
primordia dan ukuran pucuk tidak boleh
juga dapat diperoleh pengetahuan tentang
melampaui 0, I - 0,5 mm (Chu and Kurtz, 1990;
peranan nutrisi dan hormon terhadap
Rout et al., 1 998).
diferensiasi serta pertumbuhan embrio somatik
Medium MS ternyata bermanfaat untuk
maupun tunas melalui organogenesis, selain itu
kulflr rneristem dari berbagai spesies tumbuhan.
dapat juga diaplikasikan untuk menyimpan
Pada kultur meristem dari empat genotip Tiriticam
plasma nutfah (Sahrawat and Chand, 2001).
aestivum L. potensi regenerasinya rata-rata 80
Meskipun meristem ukurannya kecil, namun
- 90% apabila dikulhrkan di dalam medium MS
telah berhasil dilakukan regenerasi pada yang mengandung 2 dan 4 mglL 6-
meristem apikal tunas Tliticam aestiwmL. ii (BAP) dengan
benzylaminopurin berkombinasi
vitr o (Ahmad et aL, 20A), Anonas comosra (L.)
0,5 mglL asun 2.4-diklorofenoksiasetat (2,4-D)
Merr. (Akbar et al., 2003), Ip o m o e a b at at as (L.)
(Ahmad et al., 2002). Demikian juga
Lam. (Hettiarachchi, 1988), Gentiana mikropropagasi kultur meristem Zingiber
pneumonanthe L. (Bach and Pawlowska, 2003),
ofictnales cv.\S,, diperlukan medium MS padat
dan Zingiber fficinale cv. VrS,, @out et aL, (Murastrige and Skoog, I 962) yang ditambahkan
1998).
4,0 mglL BAB 1,0 mg& asam indol'3- asetat
(tAA), dan 100 mg& adenin sulfat. Namrm untuk
2.2. Prosedur Pelaksanaan Kultur Meristem
memperoleh plantlet normal dapat diperoleh
A. Perryiapan iaringan steril cukup dengan medium % MS Yang hanYa
Bagian puncak tunas dipotong sepanjang
ditambatrkan 1,0 mg/L asam indole-3-butirat
3 - 5 cm dari tanaman asalnya. Lalu dibilas

Diterbitkan Kopertis lllilayah I 57


Atudemta Vol. 14 No. 4, Agustus 2010 Rama R. SitinJak : Penunfaatan Meristim dalan Teknik Kultur Jaringan

et al., 1998). MoiurutEndress (1994) Bhojwani, S.S. and M.K. Razdan . l99 6. Plant tissue
0BA) (Rout
kombinasi sitokinin dan auksin hanya culture: Theory and practice. Elsevier
menghasilkan perhrmbuhan tunas. Akan tetapi Amsterdam, Oxford, New Yorlq Toltyo.
dalam banyak hal, sitokinin, auksin dan asam
giberelat tampaknya diperlukan untuk ChrL I.Y.B. and S.L. KurE. 1990. Micropropagationof
pengembangan tumbuhan nomal. Narrun pada floriculture crops. P. 127-159. Vol.5. InP.Y.
kultur meristem tidak menutup kemungkinan Ammirato et al. (ed) Handbook of plant cell
berhasil juga pada medium lain. Demikian juga culture. McGraw-Hill, Sydney, Tokyo,
jenis zat pengatw tumbuh dapat berpenganrh Toronto.
pada potensi regenerasi kultur meristem. Seperti
pada kultnr meritem Gentiana pneumonanthe Dodds. J.H., and L.W. Roberts. 1995. Experiments in
L. lebih efektif diregenerasi dalam medium MS plant tissue culture. Cambridge Univ. Press,
yang ditambalkan 2,4'D daripada Picloram. USA.
@ach and Pawlowskq 2003). Jadi keberhasilan
kultur meristem dalam regenerasi tumbuhan Endress. R. 1994. Plant cell biotechnolory. Springer-
normal tidak hanya tergantung kepada jenis Verlag, Berlir; Heidelberg.
media, komposisi medium, jenis dan konsentasi
zat pengatur tumbutr, serta konilisi linghmgan Esau, K. 1976. Plant anatomy. Wiley Eastern Ltd, New
yang tepat, tetapi juga pada ukuran meristem Delhi, Bangalore, Bombay, Calcutta.
tunas eksplan.
Fosket, D.E. 1994. Plant growth and development A
II[,PENUTTJP molecular approach. Academic Press, Inc,
Eksplan meristem yang digunakan dalam Sanb Diego, New York, Boston, London,
kultur jaringan dapat berupa meristom apikal atau Sydney, Tokyo, Toronto.
meristem tunas aksiler. Kulnr meristem ini digtmakan
untuk mengurangi jaringan lnrltur terkontaminasi dan llafimann, H.T., D.E. Kester, and F.T. Davies. 1990.
mendapatfan s.jumUn-t"o.rrn normal, serte dapat Plant propagation: Principles and practices.
dijadikan eksplan yang bebas virus, Dolam Fifttr edition. Prentice-Hll International Inc,
pemanfaatan eksplan meristem pada kultur jaringan EnglewoodCliffs.
harus perlu diperhatikan prosedur pelaksanaan kulnr
meristem tersebut, sehingga dalam regenerasi kultur Hettiarachchi, A. I 988. Tissue culture and meristem
meristem dapat berhasil sesuai dengan tujuannya. culture in sweet potato (Ipomoea batatas Q.)
Apabita tujuannya untrk menghilangkan infe'lsi virus .[am. ARC Ttaining, Sri Langka.
sistemik, maka ukuran kultur meristem sekitar 0,1 -
0,5rml Kartha, K,K. 1981. Meristem culture and
cryopreservation methods and applications.
p. l8l-209. InT.A. Thorpe (ed.) Planttissue
culture: Mothods and applications in
DAFIARPUSf,AI(A agricultur. Academic Press.' Inc, Montrea,
Sydney, Tokyo.

Ahmad,A., H. Zhong, W. Wang, andM.B. Sticklen. Mariska,I. and S.F. Syahid. 1994. Propagation of
2002. Shoot apical meristem: In vitro gingerthroughmeristemculture. J.Indust.
regeneration and morphogenesis in wheat Crops. Res.7 (1): l-6.
(Tiitiam aestivumL.). Invirro Cell. Dev Biol.
Plant 38: 163-167. Rout, G.R., P. Das, S. Goel, and S.N. Raina. 1998.
Genetic stability of micropropagated plants
Akbar, M.A., B.K. Karmakar, and S.K. Roy.2003. of ginger. Bot. Bull. Acad. SirL 39: 23-27 .
Callus induction and high-frequency plant
regeneration of pineapple (Ananas comosut Sahrawat, A.K. and S. Chand. 2001. Continuous
(L,)Merr). PlantTissueCult. 13 (2): 109-116. somatic embryogenesis and plant
regeneration from hypocotyl segments
Bach, A. and B. Pawlowska. 2003. Somatic P s orale a corylifoli a Lim, an endangered and

embryogenesis tn Gentiana pneumonanthe medicinally important fabaceae plant. Curr. Sci


L. Acta Bio. Crac. Seriei B ot.45 Q):79'86. 81 (t0):1328-1331.

Diterbitkan Koryrtis Wilayah I 58


Atudcmla Yol. 11 No, 4, Agustut 2010 Raru R, St@ak : Pcnunfmtaa Mcrktlm dalam Tcknlh Kultur Jarlngan

Shenpoo4 J.L. 1995. Virus-froc plan8. p. 135-l45.In


RA. Dixon and R.A. Gonzalos (od") Plm cell
culturc: Apractical approach. Sepond odidou
Orford Univ. Pres, Oxforrd, Nav Yst, Tolr:ro.

Slach S.A. andL.A. Tufford. 1995. Mlristonqthrc


for virus elimination. p. lll7"l27, In A.L.
Gamborg and GC. Phillips (c4) Pld Ccll,
Tissue and Or$an Culturo. Spring*,VcL&
Berliru Heidelberg, New York

UE€ndi, N.M.A. Wattimena, GA. dm Gruwa, Ltrl.


. 1992 Produksi senyawa mohbolit sfufu
dengan kultur jaringau. Dalem: Biotdq@i
tanaman. Depdikbud Difektord Poailidihm
Tinggi Pusat Antar Univcrsiht IPB.EOSG,
p.169-2t9.

Dllerblllcan Kopertis Wilayah I 59

Anda mungkin juga menyukai