Anda di halaman 1dari 12

BILANGAN REAL

Untuk memenuhi tugas mata kuliah


Analisis Real 1
Dosen Pengampu : Rachmadania Akbarita, S.Si, M.Pd

Penyusun :

Sugianto (1844201013)
Zakiya Wahdani Z. (1844201028)

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU EKSAKTA
UNIVERSITAS NAHDHLATUL ULAMA BLITAR
2019
1. Aljabar

Aljabar merupakan salah satu


cabang matematika yang mempelajari penyederhanaan serta pemecahan masalah menggunakan
simbol yang menjadi pengganti konstanta atau variabel.
a. Unsur-Unsur Aljabar

1. Variabel, konstanta, faktor

Variabel/peubah adalah lambang pengganti suatu bilangan yang nilainya belum diketahui
dengan jelas, biasanya dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, …, z.. Konstanta adalah suku
dari suatu bentuk aljabar dan berupa bilangan serta tidak memuat variabel.

Jika terdapat suatu bilangan a dan dapat diubah menjadi a=p.q dimana a, p, dan q
bilangan bulat maka p dan q disebut faktor-faktor dari a.

contoh : 7𝑥 + 3𝑦 + 8𝑥 − 5𝑦 + 6

variabel : x dan y

konstanta : 6

7x dapat diuraikan menjadi 7𝑥 = 7𝑥. 1 atau 7𝑥 = 7. 𝑥 sehingga faktor dari 7𝑥 yaitu


1, 7, 𝑥, 7𝑥
2. Suku Sejenis dan Suku Tak Sejenis

Suku merupakan variabel koefisien atau konstanta pada bentuk aljabar yang dipisahkan
dengan operasi jumlah atau selisih. Suku-suku sejenis merupakan suku yang memiliki variabel
dan pangkat dari masing-masing variabel yang sama. contoh : 5x dan -3x, 2a² dan a², y dan 6y

Suku-suku tak sejenis merupakan suku yang memiliki variabel dan pangkat dari
masing-masing variabel yang tidak sama.

contoh : 2x dan 3x², -7y dan -x²

Suku satu merupakan bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah dan
selisih. contoh : 2x, 4y, …

Suku dua merupakan bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau
selisih. contoh : 2x-4y, a²-5, …

Suku tiga merupakan bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi jumlah atau
selisih. contoh : 2x²+3x-1, 3x+4y-xy, …

b. Operasi Hitung Pada Aljabar


a) Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar

Operasi ini hanya dapat dilakukan pada suku-suku yang sejenis.

b) Perkalian

Pada perkalian bilangan bulat berlaku sifat distributif 𝑎(𝑏 + 𝑐) = 𝑎𝑏 + 𝑎𝑐 dan


𝑎(𝑏 − 𝑐) = 𝑎𝑏 − 𝑎𝑐. Sifat ini juga berlaku untuk bentuk aljabar.
c) Perpangkatan

Dalam bilangan bulat Operasi perpangkatan dapat diartikan sebagai perkalian berulang
dengan bilangan yang sama. Hal yang sama berlaku untuk aljabar, pada perpangkatan aljabar
koefisien tiap suku ditentukan menurut segitiga pascal.

d) Pembagian

Hasil dari pembagian dua buah bentuk aljabar diperoleh dengan terlebih dahulu
menentukan faktor sekutu dari masing-masing selanjutnya melakukan pembagian pada
pembilang dan penyebutnya.

e) Substitusi Pada Bentuk Aljabar

Nilai dari suatu bentuk aljabar dapat diperoleh dengan mensubstitusikan sembarang
bilangan pada variabel bentuk aljabar tersebut.
f) KPK dan FPB Bentuk Aljabar

Dalam menentukan KPK dan FPB bentuk aljabar dapat dilakukan dengan menyatakan
bentuk-bentuk aljabar menjadi perkalian faktor-faktor primanya.

Contoh :
Tentukan KPK dan FPB dari bentuk aljabar berikut .
a. 12𝑝𝑞 dan 8𝑝𝑞 2
b. 45𝑥 5 𝑦 2 dan 50𝑥 4 𝑦 3
Penyelesaiannya :
a. 12𝑝𝑞 = 22 × 3 × 𝑝 × 𝑞
8𝑝𝑞 2 = 23 × 𝑝 × 𝑞 2
𝐾𝑃𝐾 = 23 × 3 × 𝑝 × 𝑞 2 = 24𝑝𝑞 2
𝐹𝑃𝐵 = 22 × 𝑝 × 𝑞 = 4𝑝𝑞
b. 45𝑥 5 𝑦 2 = 32 × 5 × 𝑥 5 × 𝑦 2
50𝑥 4 𝑦 3 = 2 × 52 𝑥 4 × 𝑦 3
𝐾𝑃𝐾 = 2 × 32 × 52 𝑥 5 × 𝑦 3 = 450𝑥 5 𝑦 3
𝐹𝑃𝐵 = 5 × 𝑥 4 × 𝑦 2 = 5𝑥 4 𝑦 2

c. Pecahan Bentuk Aljabar


1. Menyederhanakan Bentuk Pecahan Aljabar

Pecahan bentuk aljabar dikatakan mempunyai bentuk paling sederhana apabila pembilang dan
penyebutnya tidak mempunyai faktor persekutuan kecuali 1 serta penyebutnya ≠0. Untuk
menyederhanakan pecahan bentuk aljabar dapat dilakukan dengan membagi pembilang dan
penyebutnya dengan FPB dari keduanya.
2. Operasi Hitung Pecahan Aljabar Dengan Penyebut Suku Tunggal

a. Penjumlahan

Penjumlahan dari pecahan aljabar dilakukan dengan cara yang sama seperti halnya pecahan
biasa, yaitu dengan menyamakan penyebut dari pecahan dengan cara mencari KPK nya
kemudian baru dijumlahkan. Perhatikan contoh berikut.

Sederhanakan penjumlahan pecahan aljabar berikut.


1 5
+ 3𝑞
2𝑝

Penyelesaian :
1 5 1×3𝑞 5×2𝑝
+ 3𝑞 = 2𝑝×3𝑞 + 3𝑞×2𝑝
2𝑝

3𝑞 10𝑝 3𝑞+10𝑝
= 6𝑝𝑞 + 6𝑝𝑞 = 6𝑝𝑞

b. Perkalian dan Pembagian

Perkalian dari pecahan aljabar tidak jauh berbeda dengan perkalian pecahan biasa. Perhatikan
contoh berikut :

Tentukan hasil perkalian pecahan bentuk aljabar berikut.


𝑥−1 𝑦+1
×
𝑦 𝑥

Penyelesaian:
𝑥−1 𝑦+1 (𝑥−1)(𝑦+1)
× =
𝑦 𝑥 𝑦×𝑥

𝑥𝑦+𝑥−𝑦−1
= 𝑥𝑦
Tentukan hasil pembagian pecahan bentuk aljabar berikut.
𝑥−2 𝑦+2
:
𝑦 𝑥

Penyelesaian :
𝑥−2 𝑦+2 𝑥−2 𝑥
: = × 𝑦+2
𝑦 𝑥 𝑦

𝑥(𝑥−2) 𝑥 2 −2𝑥
= 𝑦(𝑦+2) = 𝑦 2 +2𝑦

c. Perpangkatan Pecahan Bentuk Aljabar

Perpangakatan merupakan perkalian berulang dengan bilangan yang sama, hal tersebut juga
berlaku dengan perpangkatan bentuk aljabar.

Contoh

2𝑎−1 2 2𝑎−1 2𝑎−1


( ) = ×
𝑏 𝑏 𝑏

(2𝑎−1)(2𝑎−1)
= 𝑏2

4𝑎2 −2𝑎−2𝑎+1 4𝑎2 −4𝑎+1


= =
𝑏2 𝑏2

2. Sifat – Sifat Bilangan Riil Dalam Operasi Hitung

1. Ketertutupan

Suatu bilangan asli jika dilakukan operasi tambah, hasilnya adalah bilangan asli. Demikian
juga dengan operasi kali pada bilangan asli, hasilnya adalah bilangan asli juga. Inilah yang
dinamakan dengan sifat tertutup. Dapat disimpulkan bahwa bilangan asli tertutup pada
operasi tambah dan operasi kali, tetapi tidak tertutup pada operasi kurang dan operasi bagi
pada bilangan asli

Pada sistem bilangan riil, operasi hitung tambah, kurang , kali dan bagi memiliki sifat
ketertutupan, kecuali i unsur nol dalam operasi bagi.
𝑎 + (−𝑏) = 𝑐

2. Komutatif (Pertukaran)
Jika bilangan riil a dan b dijumlahkan, hasilnya akan sama walaupun tempat atau
posisi bilangan itu ditukar.

a+b=b+a

sifat ini berlakku juga untuk perkalian, tetapi tidak berlaku pada operasi pengurangan
dan pembagian

3. Asosiatif (Pengelompokan)

Untuk setiap a, b dan c bilangan riil, berlaku:

(a + b) + c = a + (b + c)

Sifat Asosiatif ini berlaku juga untuk perkalian. Sama halnya dengan sifat komutatif, sifat
asosiatif tidak berlaku pada operasi pembagian dan pengurangan

4. Distributif atau Penyebaran

Untuk setiap a, b, dan c bilangan riil, berlaku sifat berikut:

a x (b + c) = (a x b) + (a x c)

atau

(a x b) + c = (a x c) + (b x c)

5. Elemen Satuan

Elemen satuan disebut unsur identitas, sebuah unsur bilangan yang dioperasikan dengan
bilangan lain. Hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Pada operasi penambahan bilangan riil
berlaku:

a+0=0+a=a

atau

ax1=1xa=a

untuk identitas operasi tambah (+), yaitu 0 dan 1 merupakan unsur identitas pada
operasi kali (x)

6. Invers
Sebuah unsur bilangan jika dioerasikan dengan bilangan lain akan menghasilkan sebuah unsur
identitas. Jika a adalah bilangan riil berlaku

a + (-a) = (-a) + a = 0
invers penjumlahan dari a adalah –a sifat-sifat operasi hitung sangat berguna untuk
memahami dan melakukan operasi hitung pada bilangan bulat yang akan anda pelajari berikut
ini.

CONTOH

PENJUMLAHAN
 3 + 4 = 7 berlaku sifat komutatif karena 3 + 4 = 4 + 3 = 7
 ((−2) + 3) + 1 = 2 berlaku sifat asosiatif karena
((−2) + 3) + 1 = (− 2) + (3 + 1) = 2

PENGURANGAN
 7 – 9 = −2 tidak berlaku sifat komutatif karena 7 – 9 tidak sama dengan 9 – 7
 (2 – 3) − 2 = −3 tidak berlaku sifat asosiatif karena
(2 – 3) − 2 = 2 − (3 − 2)

PERKALIAN
 (−3) 𝑥 3 = −9, berlaku sifat komutatif (−3) 𝑥 3 = 3 𝑥 (−3) = −9
 (2 𝑥 4) 𝑥 (−2) = −16, berlaku sifat asosiatif karena
(2 𝑥 4) 𝑥 (−2) = 2 𝑥 (4 𝑥 (−2)) = −16
 3 𝑥 (1 + (−2)) = (3 𝑥 1) + (3 𝑥 − 2) = −3, berlaku sifat distributif (x)
terhadap (+)

PEMBAGIAN

Seperti halnya dengan operasi pengurangan,sifat asosiatif dan komutatif tidak berlaku untuk
operasi pembagian ini.
3. Nilai mutlak

Misalnya Nilai absolut dari 5 yaitu adalah 5 (jarak dari 0 yaitu 5 unit), Nilai mutlak dari
-5 adalah 5 (jarak dari 0: 5 unit).

Nilai mutlak dari 2 + -7 yaitu adalah 5 (jumlah jarak dari 0 : 5 unit)

Nilai mutlak dari 0 = 0, kita tidak bisa mengatakan bahwa nilai absolut tersebut adalah
dari angka positif. Nol tidak negatif ataupun positif.

Simbol untuk nilai mutlak yaitu dua garis lurus, sekitarnya jumlah atau ekspresi yang
mengindikasikan nilai mutlak.

 | 6 | = 6 berarti nilai absolut dari 6 yaitu adalah 6.


 | -6 | = 6 berarti nilai absolut dari negative 6 yaitu adalah 6.
 | -2 – x | berarti nilai absolut dari negative 2 dikurangi x.
 – | x | berarti nilai negatif dari nilai absolut dari x.

Garis bilangan bukan hanya cara untuk menunjukkan jarak dari nol, itu juga merupakan
cara yang baik untuk menunjukan grafik nilai absolut.

Coba pikirkan | x | = 2. Untuk menampilkan x pada garis bilangan, Anda juga harus
menunjukkan setiap nomor yang nilainya mutlak adalah 2.
Coba sekarang pikirkan tentang | x | > 2. Untuk dapat menampilkan x pada garis
bilangan, Anda juga harus menunjukkan setiap nomor yang nilainya absolut lebih besar dari 2.
Ketika Anda membuat grafik pada garis bilangan, sebuah titik yang terbuka menunjukkan bahwa
jumlah ini bukan bagian dari grafik. Simbol > menunjukkan bahwa jumlah yang dibandingkan
tidak termasuk dalam grafik.

Secara umum, Anda bisa mendapatkan dua set nilai untuk ketidaksetaraan dengan | x | >
beberapa nomor ataupun dengan | x | =beberapa nomor.

Sekarang coba pikirkan | x | = 2. Anda akan mencari nomor yang nilai mutlaknya
kurang dari ataupun sama dengan 2. Ternyata bahwa semua bilangan real dari negative2 melalui
2 membuat ketimpangan yang benar. Ketika Anda membuat grafik pada garis bilangan, titik
tertutup menunjukkan bahwa jumlah ini termasuk bagian dari grafik. Simbol = menunjukkan
bahwa jumlah yang dibandingkan termasuk dalam grafik.
Daftar Pustaka

http://rumus-matematika.com/mengenal-aljabar-lebih-dalam/

https://rumusrumus.com/pecahan-aljabar/

https://rumus.co.id/persamaan-nilai-mutlak/

www.sarjanaku.com/2010/08/sifat-sifat-bilangan-riil-dalam-operasi.html

Anda mungkin juga menyukai