Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN HASIL FIELD TRIP

KLIEN DENGAN STROKE NON HEMORAGIK

KELOMPOK 1 :

ANANDA BAGUS NUR CAHYO 2017.1551


ARUM DEWI CAHYANI 2017.1557
DANANG KURNIAWAN 2017.1563
ERIKA ASTRIANI PUTRI 2017.1571
RISKI AGUSTINA 2017.1589
WIJI RAHAYU 2017.1595
DANIK DWI WARDANI 2017.1603
MARIA ROSVITA TAJIE 2017.1611
OVYAN TARUNA FELIX 2017.1623
RIMA TESALONIKA 2017.1627
THERESA CAROLINE KAMINUKAN 2017.1637
YUMIATI PADAKA REDA MATA 2017.1643

AKADEMI KEPERAWATAN NGESTI WALUYO PARAKAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan hikmah-Nya, sehingga laporan ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Keperawatan yang telah
memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan
kami manusia yang berilmu dan berpengetahuan.

Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak


terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki,
untuk itu kami mengharapkan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun
yang membacanya.

Parakan, 21 Februari 2019

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian


khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa
memandang ras, jenis kelamin, atau usia . Spesialis Saraf Rumah Sakit
Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke
semakin penting dan mendesak karena kini jumlah penderita Stroke di
Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama di Asia dan keempat
di dunia setelah India, Cina, dan Amerika.Berdasarkan data terbaru dan
hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 (Riskesdas 2013) stroke merupakan
penyebab kematian utama di Indonesia. Prevalensi stroke di Indonesia
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7,0 per mil dan yang
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil.
Jadi sebanyak 57,9 persen penyakit stroke telah terdiagnosis oleh nakes.

Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah


tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak
fokal dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih,
dapat 2 menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain selain
vaskuler (Israr, 2008). Setiap tahun, hampir 700.000 orang Amerika
mengalami stroke, dan stroke mengakibatkan hampir 150.000 kematian.
Di Amerika Serikat tercatat hampir setiap 45 detik terjadi kasus stroke dan
setiap 4 detik terjadi kematian akibat stroke. Pada suatu saat, 5,8 juta
orang di Amerika Serikat mengalami stroke, yang mengakibatkan biaya
kesehatan berkenaan dengan stroke mendekati 70 miliar dolar per tahun.
Pada tahun 2010, Amerika telah menghabiskan $ 73,7 juta untuk
menbiayai tanggungan medis dan rehabilitasi akibat stroke. Selain itu,
11% orang Amerika berusia 55-64 tahun mengalami infark
serebral.prevalensinya meningkat sampai 40% pada usia 80 tahun dan
43% pada usia 85 tahun (Medicastore, 2011).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Stroke Hemoragic ?
2. Apa faktor penyebab dari stroke Hemoragic?
3. Apa saja Tanda dan Gejala Klinis stroke Hemoragic?
4. Bagaimana Mekanisme Terjadinya Penyakit?
5. Apa saja komplikasi dari stroke Hemoragic?
6. Bagaimana cara Penatalaksanaan stroke Hemoragic?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang yang diperlu dilakukan pada pasien
stroke?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Stroke Hemoragic
2. Mengetahui faktor penyebab dari stroke Hemoragic
3. Mengetahui Tanda dan Gejala Klinis Hemoragic
4. Mengetahui Mekanisme Terjadinya Penyakit Hemoragic
5. Mengetahui komplikasi dari stroke Hemoragic
6. Mengetahui cara Penatalaksanaan stroke Hemoragic
7. Mengetahui pemeriksaan penunjang yang diperlu dilakukan pada
pasien stroke Hemoragic
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di
otak pecah sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab
stroke hemoragi antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi
arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat
aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya
menurun (Ria Artiani, 2009).

Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga


menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam
suatu daerah di otak dan kemudian merusaknya (M. Adib, 2009).

Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang


berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskular (Muttaqin, 2008).

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah


satu jenis stroke yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di
otak sehingga darah tidak dapat mengalir secara semestinya yang
menyebabkan otak mengalami hipoksia dan berakhir dengan
kelumpuhan.
B. Etiologi
Penyebab stroke hemoragik biasanya diakibatkan dari (Muttaqin,2008)
1. Hemoragi serebral ( pecahnya pembuluh darah serebral dengan
pendarahan kedalam jaringan otak atau seluruh ruang sekitar
otak ). Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak .
Hemoragi serebral dapat terjadi di berbagai tempat yaitu :
a. Hemoragi subakhranoid
b. Hemoragi intraserebral
2. Trombosit Cerebri
Pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan
edema dan kongesti disekitarnya.Keadaan yang menyebabkan
trombosit otak yaitu:
a) Aterosklerosis : Mengerasnya pembuluh darah serta
berkurangnya kelenturan/elastisitas dinding pembuluh
darah.
b) Hiperkoagulasi pada polisitemia : Darah bertambah
kental,peningkatan viskositas/hematokrit meningkat
dapat memperlambat alirah darah serebri.
c) Arteritis(radang pada arteri)

3. Emboli
Penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah,lemak
dan udara.Emboli berasal dari thrombus dijantung yang
terlepas dan menyumbat sistem arteri serebri.emboli
berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30
detik.keadaan ini menimbulkan emboli katup,jantung
rusak,infark miokardium,fibrilasi dan oritmia

4. Hipoksia
a) Hipoksia umum(hipertensi parah,henti jantung paru dan
curah jantung turun)
b) Hipoksia local (spasme arteri cerebri yang disertai
perdarahan subarahnoid,vasokontriksi arteri otak.

Menurut Muttaqin (2008; 129), ada beberapa faktor risiko


stroke hemoragik, yaitu :

1. Stroke hemoragik paling sering disebabkan oleh


tekanan darah tinggi yang menekan dinding arteri
sampai pecah
2. Penyakit kardiovaskular-embolisme serebral berasal
dari jantung
3. Peningkatan hematokrik meningkatkan risiko infark
serebral
4. Konsumsi alkohol
5. Kanker, terutama kanker yang menyebar ke otak dari
organ jauh seperti payudara, kulit, dan tiroid.

C. Tanda dan gejala


Gejala stroke hemoragik bisa meliputi:
1. Perubahan tingkat kesadaran (mengantuk, letih, apatis, koma)
2. Kesulitan berbicara atau memahami orang lain
3. Kesulitan menelan
4. Kesulitan menulis atau membaca
5. Sakit kepala yang terjadi ketika berbaring, bangun dari tidur,
membungkuk, batuk, atau kadang terjadi secara tiba-tiba
6. Kehilangan koordinasi
7. Kehilangan keseimbangan
8. Perubahan gerakan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti kesulitan
menggerakkan salah satu bagian tubuh, atau penurunan
keterampilan motorik
9. Mual atau muntah
10. Kejang
11. Sensasi perubahan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti
penurunan sensasi, baal atau kesemutan
12. Kelemahan pada salah satu bagian tubuh.

D. Patofisiologi
1. Perdarahan intra cerebral
Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi
mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk
massa atau hematom yang menekan jaringan otak dan
menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK yang
terjadi dengan cepat dapat mengakibatkan kematian yang
mendadak karena herniasi otak. Perdarahan intra cerebral sering
dijumpai di daerah putamen, talamus, sub kortikal, nukleus
kaudatus, pon, dan cerebellum. Hipertensi kronis mengakibatkan
perubahan struktur dinding permbuluh darah berupa lipohyalinosis
atau nekrosis fibrinoid.
2. Perdarahan Sub Arachnoid
Pecahnya pembuluh darah karena aneurisma atau AVM.
Aneurisma paling sering didapat pada percabangan pembuluh
darah besar di sirkulasi willisi. AVM dapat dijumpai pada jaringan
otak dipermukaan pia meter dan ventrikel otak, ataupun didalam
ventrikel otak dan ruang subarakhnoid. Pecahnya arteri dan
keluarnya darah keruang subarakhnoid mengakibatkan tarjadinya
peningkatan TIK yang mendadak, meregangnya struktur peka
nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat. Sering pula dijumpai
kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya.
Peningkatan TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan
subhialoid pada retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan
subarakhnoid dapat mengakibatkan vasospasme pembuluh darah
serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari setelah
timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat
menghilang setelah minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme diduga
karena interaksi antara bahan-bahan yang berasal dari darah dan
dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan pembuluh arteri
di ruang subarakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan
disfungsi otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun
fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia dan lain-lain).
Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat
terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel saraf hampir
seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2
jadi kerusakan, kekurangan aliran darah otak walau sebentar akan
menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan
glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang
dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa
sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga
bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala
disfungsi serebral. Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha
memenuhi O2 melalui proses metabolik anaerob,yang dapat
menyebabkan dilatasi pembuluh darah otak.
E. Komplikasi
Menurut Batticaca (2008; 60)
1. Gangguan otak yang berat
2. Kematian bila tidak dapat mengontrol respons pernafasan atau
kardiovaskular

F. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain:
1. Menurunkan kerusakan iskemik cerebral
Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central
jaringan otak, sekitar daerah itu mungkin ada jaringan yang masih
bisa diselematkan, tindakan awal difokuskan untuk menyelematkan
sebanyak mungkin area iskemik dengan memberikan O2, glukosa
dan aliran darah yang adekuat dengan mengontrol / memperbaiki
disritmia (irama dan frekuensi) serta tekanan darah.
2. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi
kepala yang berlebihan, pemberian dexamethason.
3. Pengobatan
a) Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan
perdarahan pada fase akut
b) Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan mencegah
peristiwa trombolitik/emobolik.
c) Diuretika : untuk menurunkan edema serebral
Tindakan non medis yang dapat dilakukan adalah :
1) Olahraga teratur sesuai yang dianjurkan
2) Berhenti merokok
3) Kurangi minuman beralkohol
4) Terapi akupuntur

Penatalaksanaan Pembedahan

Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki


peredaran darahotak. Penderita yang menjalani tindakan ini
seringkali juga menderita beberapa penyulit seperti hipertensi,
diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas. Tindakan ini
dilakukan dengan anestesi umum sehingga saluran pernafasan dan
kontrol ventilasi yang baik dapat dipertahankan.

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Angiografi cerebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik
seperti perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk
mencari sumber perdarahan seperti aneurism atau malformasi
vaskular.
2. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan
lumbal menunjukkan adanya hemoragi pada subarakhnoid atau
perdarahan pada intrakranial.
3. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan
posisinya secara pasti.
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan
bsar terjadinya perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang
mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infrak sehingga menurunnya impuls
listrik dalam jaringan otak.
BAB III
HASIL

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. P
Umur :62 tahun
Tanggal Lahir : Agustus 1957
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : sumber sari, Parakan
Status : kawin
Perkawinan : ke-1
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Supir
Lama Bekerja : 35 tahun
Tanggal Masuk RS :
Tanggal Pengkajian : 21 Februari 2019
Sumber Informasi : pasien dan keluarga
Diagnose Medis : Stroke Hemoragic

B. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


a. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi sejak 4
tahun yang lalu. Dan klien mengalami stroke sejak 10 bulan yang
lalu.
b. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit stroke yaitu
ayahnya.
c. Riwayat Alergi
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap
makanan, obat, maupun cuaca

d. Riwayat Penggunaan Obat-obatan


Klien mengatakan mengonsumsi obat anti hipertensi sejak empat
tahun yang lalu

e. Riwayat Merokok
Klien mengatakan tidak merokok

f. Riwayat tranfusi darah


Klien mengatakan tidak pernah menerima transfusi darah

g. Tindakan/terapi yang sudah diberikan


Obat anti hipertensi dan terapi untuk mengobati stroke, setiap pagi
klien melakukan mobilisasi

C. RIWAYAT PENYAKIT SAAT INI


a. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri dibagian tangan kanan
Keluhan Penyerta
Klien mengatakan kadang-kadang merasa pusing

b. Pengkajian Pola Gordon


1. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit
Klien mengatakan dapat beraktivitas sehari-hari secara
mandiri
Saat sakit
Pasien mengatakan tidak bisa beraktivitas sendiri
karena kaku pada tangan sebelah kanan
Score Kriteria
A Kemandirian dalam hal makan,
kontinen(BAB/BAK), berpindah ke kamar kecil
mandi dan berpakaian
B Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari
fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi
dan satu tambahan
D Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi
dan berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi
dan berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi
tambahan
F Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi
dan berpakaian, ke kamar kecil dan berpindah
dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada 6 fungsi
Lain- Tergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi
lain tidak dapat diklasifikasikan sebagai C, D, E,
atau F
Kesimpulan : F
2. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum dan saat sakit
Klien mengatakan bisa istirahat tanpa gangguan, klien
tidur nyenyak
3. Pola Persepsi Sensorik dan Kognitif
Sebelum dan saat sakit
Penglihatan, pendengaran dan penciuman tidak ada
gangguan
4. Pola Persepsi Diri dan Konsep Diri
Sebelum dan saat sakit
Klien mengatakan masih merasa dihargai dilingkungan
keluarga
5. Pola Seksualitas dan Reproduksi
Saat sakit
Klien mengatakan seorang ayah dari dua orang anak
dan fungsi seksualitasnnya sedikit terganggu
6. Pola Peran dan Hubungan
Sebelum sakit
Klien mengatakan hubungannya dengan keluarga dan
masyarakat sekitar berjalan baik. Klien dapat
melakukan perannya sebagai seorang suami dan ayah
Saat sakit
Klien mengatakan perannya sebagai seorang suami dan
ayah terganggu, tapi hubungannya dengan keluarga
tetap berjalan baik
7. Pola Nilai dan Kepercayaan
Klien mengatakan selalu berdoa untuk kesembuhannya

I. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : lemah
Tingkat Kesadaran
Kualitatif : Compos mentis
Kuantitatif : E: 4 , M: 3, V:6 (13)
Tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 160/100 mmHg
b. Suhu : 36oC
c. Respiraton Rate : 20x/mnt
d. Nadi : 80x/mnt
e. Nyeri : Pasien mengatakan nyeri
Faktor Kualitas Lokasi Lama Pola Hal Yang
Pencetus Nyeri dan Nyeri Serangan Menyebabkan
Skala Nyeri Hilang
Nyeri
stroke Cekot- Tangan 1 mendadak Istirahat
cekot kanan menit
Skala 4

D. Tanda dan gejala yang dirasakan klien:


1. Nyeri dibagian tangan kanan
2. Kadang-kadang merasa pusing
3. Tangan kanan kaku tidak bisa digerakan, tapi bisa menggerakkan
jari-jari, tangan kiri dan kedua kaki bisa diangkat tapi tidak
bertahan lama.
4. Pasien tidak bisa beraktivitas secara mandiri karena kelemahan otot
ekstremitas

E. Penatalaksanaan di rumah:
1. Pagi hari klien berjemur
2. Setiap pagi dan sore klien dibantu istrinya untuk melatih mobilisasi

F. Penatalaksanaan medis yang pernah dilakukan:


1. Fisioterapi
2. Terapi farmakologi : heparin 5000 unit , aspirin 300mg (3x1),
warfarin 5mg (1x1), amlodipine 10mg (1x1)

G. Pemeriksaan penunjang yang pernah dilakukan:


1. CT scan
Analisa Data
Data Fokus Problem Etiologi
DS: pasien mengatakan nyeri Nyeri akut Agens cedera biologis
P:stroke
Q: cekot-cekot
R:tangan sebelah kanan
S:4
T: mendadak
DO: pasien tampak meringis
TD: 160/100mmHg
S: 36 C
N: 80x/menit
RR: 20x/menit

DS: Pasien mengatakan tidak Hambatan Gangguan


bisa beraktivitas sendiri karena mobilitas fisik neuromuskular
kaku pada tangan sebelah
kanan dan kelemahan otot
ekstremitas
DO : Tangan kanan kaku tidak
bisa digerakan, tapi bisa
menggerakkan jari-jari, tangan
kiri dan kedua kaki bisa
diangkat tapi tidak bertahan
lama.
Tingkat ketergantungan F
DS : klien mengatakan kadang- Resiko jatuh
kadang merasa pusing

DO : pasien bedrest total dan


umur klien > 60 tahun

DS : Pasien mengatakan tidak Defisit perawatan Kelemahan


bisa beraktivitas sendiri karena diri : mandi
kaku pada tangan sebelah
kanan dan kelemahan otot
ekstremitas
DO : pasien bedrest , tidak bisa
beraktivitas sendiri

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal/ No
Diagnosa Keperawatan
jam Dx
21 1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis
februari 2 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular
2018 3 Defisit perawatan diri : mandi berhubungan dengan kelemahan
4 Resiko jatuh
ANALISA HASIL

Penyebab
1. Klien mengalami stroke dengan penyebab hipertensi, karena
tekanan darahnya yang tinggi mengakibatkan pecahnya
pembuluh darah yang menuju otak sehingga terjadi perdarahan
di otak, terjadi stroke hemoragic

Tanda dan gejala menurut teori yang dialami klien :


1. Klien mengalami nyeri pada tangan kanan
2. Klien juga kadang-kadang merasa pusing
3. Perubahan gerakan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti
kesulitan menggerakkan salah satu bagian tubuh, atau
penurunan keterampilan motorik
4. Sakit kepala yang terjadi ketika berbaring, bangun dari tidur,
membungkuk, batuk, atau kadang terjadi secara tiba-tiba
5. Kehilangan keseimbangan

Patofisiologi
Perdarahan intra cerebral
Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi
mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk
massa atau hematom yang menekan jaringan otak dan
menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK yang
terjadi dengan cepat dapat mengakibatkan kematian yang
mendadak karena herniasi otak. Perdarahan intra cerebral sering
dijumpai di daerah putamen, talamus, sub kortikal, nukleus
kaudatus, pon, dan cerebellum. Hipertensi kronis mengakibatkan
perubahan struktur dinding permbuluh darah berupa lipohyalinosis
atau nekrosis fibrinoid.
Pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan klien :
1. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema,
posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau
iskemia dan posisinya secara pasti.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian terakhir menunjukan bahwa kelumpuhan dan gejala
lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika streptokinase yang
berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu
tiga jam setelah timbulnya stroke.
Stroke biasanya tidak berdiri sendiri, sehingga bila ada kelainan
fisiologis yang menyertai harus diobati misalnnya gagal
jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi
dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke biasannya terjadi
perubahan suasana hati (trauma depresi), yang bisa diatasi
dengan obat-obatan atau terapi psikis.

B. Saran
Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan didalam otak
pada penderita stroke akut, biasannya diberikan monito atau
kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat berat mungkin
memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk
mempertahankan pernapasan yang adekuat. Di samping itu,
perlu perhatian khusus kepada fungsi kandung kemih , saluran
pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit
karena penekanan)
DAFTAR PUSTAKA

Adib,M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan
Stroke. Edisi ke-2.Yogyakarta : Dianloka Printika.

Artini, Ria.2009. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem


Persyarafan, Jakarta: EGC

Doenges, Marilynn E.dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan & Pedoman


Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi
III.Alih Bahasa: I Made Kriasa.EGC.Jakarta

Muttaqin, Arif. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika

Nanda, Nic-Noc, 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis,


Edisi Revisi Jilid 2. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai