Laporan Hasil Field Trip Klien Dengan Stroke Non Hemoragik: Akademi Keperawatan Ngesti Waluyo Parakan 2019
Laporan Hasil Field Trip Klien Dengan Stroke Non Hemoragik: Akademi Keperawatan Ngesti Waluyo Parakan 2019
KELOMPOK 1 :
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan hikmah-Nya, sehingga laporan ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Keperawatan yang telah
memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan
kami manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki,
untuk itu kami mengharapkan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun
yang membacanya.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Stroke Hemoragic ?
2. Apa faktor penyebab dari stroke Hemoragic?
3. Apa saja Tanda dan Gejala Klinis stroke Hemoragic?
4. Bagaimana Mekanisme Terjadinya Penyakit?
5. Apa saja komplikasi dari stroke Hemoragic?
6. Bagaimana cara Penatalaksanaan stroke Hemoragic?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang yang diperlu dilakukan pada pasien
stroke?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Stroke Hemoragic
2. Mengetahui faktor penyebab dari stroke Hemoragic
3. Mengetahui Tanda dan Gejala Klinis Hemoragic
4. Mengetahui Mekanisme Terjadinya Penyakit Hemoragic
5. Mengetahui komplikasi dari stroke Hemoragic
6. Mengetahui cara Penatalaksanaan stroke Hemoragic
7. Mengetahui pemeriksaan penunjang yang diperlu dilakukan pada
pasien stroke Hemoragic
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di
otak pecah sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab
stroke hemoragi antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi
arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat
aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya
menurun (Ria Artiani, 2009).
3. Emboli
Penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah,lemak
dan udara.Emboli berasal dari thrombus dijantung yang
terlepas dan menyumbat sistem arteri serebri.emboli
berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30
detik.keadaan ini menimbulkan emboli katup,jantung
rusak,infark miokardium,fibrilasi dan oritmia
4. Hipoksia
a) Hipoksia umum(hipertensi parah,henti jantung paru dan
curah jantung turun)
b) Hipoksia local (spasme arteri cerebri yang disertai
perdarahan subarahnoid,vasokontriksi arteri otak.
D. Patofisiologi
1. Perdarahan intra cerebral
Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi
mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk
massa atau hematom yang menekan jaringan otak dan
menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK yang
terjadi dengan cepat dapat mengakibatkan kematian yang
mendadak karena herniasi otak. Perdarahan intra cerebral sering
dijumpai di daerah putamen, talamus, sub kortikal, nukleus
kaudatus, pon, dan cerebellum. Hipertensi kronis mengakibatkan
perubahan struktur dinding permbuluh darah berupa lipohyalinosis
atau nekrosis fibrinoid.
2. Perdarahan Sub Arachnoid
Pecahnya pembuluh darah karena aneurisma atau AVM.
Aneurisma paling sering didapat pada percabangan pembuluh
darah besar di sirkulasi willisi. AVM dapat dijumpai pada jaringan
otak dipermukaan pia meter dan ventrikel otak, ataupun didalam
ventrikel otak dan ruang subarakhnoid. Pecahnya arteri dan
keluarnya darah keruang subarakhnoid mengakibatkan tarjadinya
peningkatan TIK yang mendadak, meregangnya struktur peka
nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat. Sering pula dijumpai
kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya.
Peningkatan TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan
subhialoid pada retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan
subarakhnoid dapat mengakibatkan vasospasme pembuluh darah
serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari setelah
timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat
menghilang setelah minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme diduga
karena interaksi antara bahan-bahan yang berasal dari darah dan
dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan pembuluh arteri
di ruang subarakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan
disfungsi otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun
fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia dan lain-lain).
Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat
terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel saraf hampir
seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2
jadi kerusakan, kekurangan aliran darah otak walau sebentar akan
menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan
glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang
dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa
sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga
bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala
disfungsi serebral. Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha
memenuhi O2 melalui proses metabolik anaerob,yang dapat
menyebabkan dilatasi pembuluh darah otak.
E. Komplikasi
Menurut Batticaca (2008; 60)
1. Gangguan otak yang berat
2. Kematian bila tidak dapat mengontrol respons pernafasan atau
kardiovaskular
F. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain:
1. Menurunkan kerusakan iskemik cerebral
Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central
jaringan otak, sekitar daerah itu mungkin ada jaringan yang masih
bisa diselematkan, tindakan awal difokuskan untuk menyelematkan
sebanyak mungkin area iskemik dengan memberikan O2, glukosa
dan aliran darah yang adekuat dengan mengontrol / memperbaiki
disritmia (irama dan frekuensi) serta tekanan darah.
2. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi
kepala yang berlebihan, pemberian dexamethason.
3. Pengobatan
a) Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan
perdarahan pada fase akut
b) Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan mencegah
peristiwa trombolitik/emobolik.
c) Diuretika : untuk menurunkan edema serebral
Tindakan non medis yang dapat dilakukan adalah :
1) Olahraga teratur sesuai yang dianjurkan
2) Berhenti merokok
3) Kurangi minuman beralkohol
4) Terapi akupuntur
Penatalaksanaan Pembedahan
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Angiografi cerebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik
seperti perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk
mencari sumber perdarahan seperti aneurism atau malformasi
vaskular.
2. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan
lumbal menunjukkan adanya hemoragi pada subarakhnoid atau
perdarahan pada intrakranial.
3. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan
posisinya secara pasti.
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan
bsar terjadinya perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang
mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infrak sehingga menurunnya impuls
listrik dalam jaringan otak.
BAB III
HASIL
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. P
Umur :62 tahun
Tanggal Lahir : Agustus 1957
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : sumber sari, Parakan
Status : kawin
Perkawinan : ke-1
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Supir
Lama Bekerja : 35 tahun
Tanggal Masuk RS :
Tanggal Pengkajian : 21 Februari 2019
Sumber Informasi : pasien dan keluarga
Diagnose Medis : Stroke Hemoragic
e. Riwayat Merokok
Klien mengatakan tidak merokok
I. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : lemah
Tingkat Kesadaran
Kualitatif : Compos mentis
Kuantitatif : E: 4 , M: 3, V:6 (13)
Tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 160/100 mmHg
b. Suhu : 36oC
c. Respiraton Rate : 20x/mnt
d. Nadi : 80x/mnt
e. Nyeri : Pasien mengatakan nyeri
Faktor Kualitas Lokasi Lama Pola Hal Yang
Pencetus Nyeri dan Nyeri Serangan Menyebabkan
Skala Nyeri Hilang
Nyeri
stroke Cekot- Tangan 1 mendadak Istirahat
cekot kanan menit
Skala 4
E. Penatalaksanaan di rumah:
1. Pagi hari klien berjemur
2. Setiap pagi dan sore klien dibantu istrinya untuk melatih mobilisasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal/ No
Diagnosa Keperawatan
jam Dx
21 1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis
februari 2 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular
2018 3 Defisit perawatan diri : mandi berhubungan dengan kelemahan
4 Resiko jatuh
ANALISA HASIL
Penyebab
1. Klien mengalami stroke dengan penyebab hipertensi, karena
tekanan darahnya yang tinggi mengakibatkan pecahnya
pembuluh darah yang menuju otak sehingga terjadi perdarahan
di otak, terjadi stroke hemoragic
Patofisiologi
Perdarahan intra cerebral
Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi
mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk
massa atau hematom yang menekan jaringan otak dan
menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK yang
terjadi dengan cepat dapat mengakibatkan kematian yang
mendadak karena herniasi otak. Perdarahan intra cerebral sering
dijumpai di daerah putamen, talamus, sub kortikal, nukleus
kaudatus, pon, dan cerebellum. Hipertensi kronis mengakibatkan
perubahan struktur dinding permbuluh darah berupa lipohyalinosis
atau nekrosis fibrinoid.
Pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan klien :
1. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema,
posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau
iskemia dan posisinya secara pasti.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian terakhir menunjukan bahwa kelumpuhan dan gejala
lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika streptokinase yang
berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu
tiga jam setelah timbulnya stroke.
Stroke biasanya tidak berdiri sendiri, sehingga bila ada kelainan
fisiologis yang menyertai harus diobati misalnnya gagal
jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi
dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke biasannya terjadi
perubahan suasana hati (trauma depresi), yang bisa diatasi
dengan obat-obatan atau terapi psikis.
B. Saran
Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan didalam otak
pada penderita stroke akut, biasannya diberikan monito atau
kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat berat mungkin
memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk
mempertahankan pernapasan yang adekuat. Di samping itu,
perlu perhatian khusus kepada fungsi kandung kemih , saluran
pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit
karena penekanan)
DAFTAR PUSTAKA
Adib,M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan
Stroke. Edisi ke-2.Yogyakarta : Dianloka Printika.