Bank Asuransi
A. Latar Belakang
Seperti halnya seperti pemasaran barang barang berwujud, pemasaran jasa
asuransi juga memerlukan saluran distribusi, agar jasa tersebut dapat dinikmati oleh
konsumennya secara efektif dan efisien, maka pemilihan saluran distribusi yang
akan dipakai oleh sebuah perusahaan asuransi perlu dicermati dengan baik. Biaya
yang ditanggung oeh konsumen berkaitan dengan pemakaian saluran distribusi
adalah tidak kecil.
Dunia usaha yang bersaing secara bebas, termasuk bisnis asuransi, bentuk
bentuk saluran yang dianggap paling efektif, paling efisien, paling kecil biayanya
mempunyai peluang yang paling besar untuk memaksimalkan tercapainya tujuan
jangka panjang perusahaan dengan tetap mengusahakan agar konsumennya
membayar harga terendah dari harga barang dan jasa yang dipasarkan. Sebab harga
seringkali merupakan instrument terpenting dalam memenangkan persaingan.
Bidang usaha perasuransian mempunyai sejumlah cara pengaturan yang
mungkin dapat dilakukan untuk mendistribusikan kontrak-kontrak asuransi, sama
seperti penyaluran barang berwujud. Perusahaan asuransi biasanya menggunakan
saluran distribusi langsung/pendek, sedengkan asuransi kerugian biasanya
menggunakan saluran distribusi tidak langsung dengan cara melibatkan jasa para
midlemen.
Salah satu cara untuk mendistribusikan produk asuransi ialah perusahaan
asuransi melakukan kerjasama dengan bidang usaha perbankan. Perlu diketahui
bahwa bank yang merupakan lembaga keuangan tidak hanya melakukan kegiatan
pokoknya, yaitu menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan juga menyalurkannya dengan memberikan kredit kepada masyarakat, namun
bank juga memberikan banyak jasa-jasa bank lainnya, seperti pengiriman uang
(transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing),
penagihan surat-surat berharga dari luar negeri (inkaso), dan lain sebagainya.
Tuntutan layanan bank saat ini sangat berkaitan dengan tingkat perkembangan
masyarakat sebgai konsumen jasa perbankan. Masyarakat dengan tingkat social
rendah tidak terlalu menuntun yang berlebihan terhadap jasa perbankan. Sedangkan
nasabah dengan tingkat sosialnya yang lebih tinggi akan menuntut pelayanan yang
memadai, selain factor aman yang mejadi kunci terciptanya kepercayaan nasabah,
mereka juga menuntut agar bank dapat memberikan nilai tambah sehingga nasabah
dapat menikmati tidak sekedar bunga tetapu juga jaminan mereka meendapatkan
musibah dan nilai tambahnya. Oleh karena itu perbankan senantiasa dituntut
mampu menghasilkan ptoduk baru sesuai dengan kebutuhan nasabahnya.
Dalam membangun produk baru, perbankan tidak hanya menggunakan
sumberdaya yang dimiliknya saja tetapi juga dapat dengan memanfaatkan
sumberdaya yang ada diluar perusahaan dengan cara menjalin kerjasama dalam
bentuk aliansi strategis. Saat ini yang tidak kalah menarik adalah penggunaan
fasilitas asuransi melalui perbankan. Asuransi yang dulunya hanya mengandalkan
agen perorangan, kini telah merambah dan ditawaekan oleh hamper semua bank.
Asuransi yang ditaawarkan oleh bank didasarkan atas suatu kerjasama antara bank
dan perusahaan asuransi. Kerjasama dalam memasarkan produk perbankan dan
produk asuransi ini kemudian dikenal dengan istilah bancassurance.
Dalam tulisan ini penulis akan menuliskan mengenai pengaturan produk
asuransi yang berkaitan dengan investasi dan bank asuransi.
B. Pembahasan
B.1. Pengertian Asuransi
Menurut ketentuan Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
pertanggungan atau asuransi adalah suatu perjanjian dengan mana
seseorangpenanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan
menerimasuatu premi, untuk memberikan suatu penggantian kepadanya karena
suatukerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang
mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-undang No. 40 Tahun 2014
tentang Perasuransian yang dimaksud dengan asuransi adalah perjanjian antara dua
pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi
penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:
a) memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau
pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
b) memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung
atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat
yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan
dana.
Beberapa factor yang mendorong timbulnya usaha asuransi sebagai salah satu
bidang usaha yang tujuannya memberikan perlindungan terhadap timbulnya
asuransi yaitu dengan cara memberikan santunan atau ganti rugi kepada para
peserta program asuransi yang terkena peril. Adapun factor-faktor tersebut adalah:
Kemudian untuk syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan asuransi dalam
pemasaran produk melalui bank diatur di Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
32 /SEOJK.05/2016 Tentang Saluran Pemasaran Produk Asuransi Melalui Kerja Sama
Dengan Bank (Bancassurance)