1.2 Tujuan
- Melakukan pengmatan pada unit distilasi di setiap sektor.
- Mengetahui tahap-tahap proses distilasi skala pilot plant.
- Menjalankan peralatan unit distilasi dengan aman dan benar.
BAB II
DASAR TEORI
2. Air kran
3. Steam
4. Stopwatch
Pada tahap ini dilakukan proses distilasi setelah unit distilasi dipersiapkan dengan
melakukan start-up terlebih dahulu. Pada tahap ini umpan mengalami suatu rangkaian
perlakuan untuk dimurnikan. Pada percobaan ini laju umpan ±140 l/jam. Kemudian umpan
akan masuk kedalam tangki penampungan T3.
Dengan pompa P3 air di tangki penampungan T3 disirkulasikan masuk kedalam
reboiler yang akan menaikan suhunya menjadi 100o C dengan bantuan steam. Oleh karena
air pada tangki penampungan sudah berada diatas titik didihnya, maka air akan menguap
dari T3 melalui kolom pemisahan P2 yang terdiri dari 12 tray. Uap ini akan berkontak
dengan air yang baru akan masuk dari T1 menuju kolom penampungan T3, sehingga ada
air yang akan ikut menguap dan ada sebagian yang turun kebawah menuju tangki
penampungan. Uap yang naik keatas akan melalui pendingin sehingga suhunya akan turun
dan terkondensasi. Kemudian pada pendingin terdapat aliran counter-current air pandingin
yang masuk pada suhu 25o C (TR 1) agar terjadi perpindahan panas secara efektif. Uap
yang mengalami pendinginan akan mengembun dan tertampung pada T2, sedangkan air
pendingin tadi akan mengalami kenaikan suhu (TR3) karena adanya perpindahan panas.
Sampel atau produk dapat diperoleh melalui bagian bawah T2 tersebut karena pada
percobaan ini tidak digunakan reflux.
3. Tahap Shut Down
a. Pematian laju alir steam
Setelah operasi selesai untuk mengakhiri proses distilasi maka pada tahap shut down
hal utama yang harus dimatikan adalah laju alir steam. Hal ini dilakukan agar suhu pada
unit distilasi terkontrol secara baik dan tidak akan terjadi over-heating.
b. Mengalirkan air pendingin pada W3
Siklus pada kolom penampungan tetap dilanjutkan tetapi W3 yang berfungsi sebagai
pendingin diaktifkan agar suhu air pada T3 akan turun.
c. Menutup Valve umpan (F17)
Laju alir umpan dimatikan karena proses sudah akan diakhiri dan tidak ada
penambahan umpan pada T1.
d. Mematikan P2
P2 dapat dimatikan melalui kontrol panel karena umpan tidak perlu lagi dilakukan
pensirkulasian ataupun pengisian keseluruh kolom.
e. Mematikan P3
P3 dapat dimatikan melalui kontrol panel jika temperatur pada tangki penampungan
sudah mencapai 50°C. Hal ini dilakukan agar suhu akhir tidak terlalu tinggi sehingga
peralatan akan aman pada proses pengosongan (pembuangan) juga dimaksudkan untuk
keselamatan operator.
f. Menutup Valve Steam
g. Mematikan tombol power pada kontrol panel
Pematian kontrol panel dilakukan jika sudah tidak ada instrumen lain yang digunakan
h. Menutup Valve udara tekan
Flow Chart
Masukkan air
umpan kedalam Buka katup-katup Alirkan umpan pada
tangki umpan air pendingin kolom destilasi
kurang lebih 100 L
4.1.1 Sektor 1
Va-1.11
TR-13
SECTION 1
Va-1.12
Jalur Umpan Steam
W5
A1
FI-17
Vent
Va-1.10
Va-1.1 W4
Va-1.9
FI-14
T1
Feed P2
Va-1.4 Va-1.6 Va-1.7
Va-1.5
Drain
4.1.2 Sektor 2
SECTION 2
TI
Jalur Zat yang 22
Dipanaskan
W2
PR
18
LI
A1 T3 TR
9 26
TR
21
Va-2.1
Va-2.2 FI
28
W3 P3
Va-2.4 Va-2.5
Va-2.3
4.1.3 Sektor 3
SECTION 3
Jalur Pemanas
V V STEAM
3 4
TR FI
23 24
KONDENSAT
TI
25 FI
27
Pada tahap ini Steam dialirkan ke dalam FFE dan kondensat hasil
proses dikeluarkan.
a) W2 (Falling Film Evaporator)
Untuk memanaskan cairan umpan dengan menggunakan steam yang tidak
kontak secara langsung dengan cairan yang akan dipanaskan.
b) A2 (Steam Trap)
Untuk mengambil kondensat yang keluar dari FFE.
c) FI 27 (Flow Condensat)
Untuk mengukur laju alir kondensat.
d) FI 24 (Evaporator Steam Supply)
Untuk mengukur laju alir massa steam yang masuk ke FFE.
e) TR 23 (Evaporator Steam Supply)
Untuk mengukur suhu steam yang masuk FFE
f) TI 25 (Evaporator Steam Outlet)
Untuk mengukur suhu kondensat yang keluar dari FFE.
g) V3 dan V4 (Evaporator Steam Supply)
Untuk mengontrol laju alir umpan yang masuk ke FFE.
SECTION 4
PR Kolom Kontak
6
TR
8
PIC
12
K1 TR
9
PR
18 TR
10
T3
4.1.5 Sektor 5
a) W1 (Condenser)
Sebagai tempat terjadinya perubahan uap distilat menjadi cairan
dikarenakan adanya penyerapan panas oleh air pendingin yang masuk
b) V1 (Condenser Cooling Water)
Untuk mengatur laju alir air pendingin yang masuk ke kondensor
c) F14 (Condensor Cooling Water)
Untuk mengukur laju alir air pendingin yang masuk ke kondensor
d) F5 (Condensor Cooling Water flow observer)
Untuk mengatur laju alir air pendingin secara otomatis karena
dihubungkan dengan laju steam yang masuk ke FFE.
e) TR 1 (Condensor water Supply Temperature)
Untuk mengukur temperatur air pendingin yang masuk ke kondensor
f) TR 7 (Reflux Temperature at Column Entry)
Untuk mengukur temperatur cairan yang direflux.
g) TI 22 (Condensor Outlet Distilate Tempature)
Untuk mengukur temperatur distilat yang keluar dari kondensor
h) TIA 21 (Condensor Vent High Alarm)
Untuk mengukukur temperatur pada kondensor dimana jika suhunya
terlalu tinggi maka alarm akan menyala.
i) TRC 3 (Condensor Water Outlet)
Untuk mengukur suhu air pendingin yang keluar dari kondensor.
4.1.6 Sektor 6
Sektor ini merupakan panel pengontrol seluruh operasi destilasi.
a) 2 Controller yaitu Pressure Controller (∆PIC) dan Temperature Controller
Untuk mengatur besarnya tekanan dan temperatur seduai dengan yang
diinginkan
b) 2 indikator dimana setiap indikator terdiri dari 6 buah rekorder yang
menunjukan nilai suhu dan tekanan pada Temperatur Recorder dan
Pressure Recorder yang ada pada alat distilasi.
c) Tombol on-off
Untuk menyalakan/mematikan P1 (distillate pump), P2 (feed pump) dan
P3 (sump pump)
d) Main Switch
Untuk mensupply udara tekan
e) Control Air Pressure Switch
Untuk membuka aliran udara tekan
HASIL PENGAMATAN
a. Set Awal
TRC 3 = 50 %
PIC 12 = 50 %
SP-W = 20
b. Data Operasi
PR TR TR TR TR TR TR TR TR TR TR
Waktu PR 6
18 7 8 9 10 1 C3 13 21 23 26
(menit) (bar)
(bar) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C)
Waktu FI 14 FI 24 TI 25 FI 28 TI 21 TI 22
(menit) (m3/h) (kg/h) (°C) (ltr/h) (°C) (°C)
0 3,9 120 80 14 21 24
5 3,9 120 90 14 21 38
10 3,9 120 90 14 21 41
15 3,9 120 90 14 21 41
20 3,9 120 70 14 21 30
25 3,9 120 62 15 21 29
30 3,9 120 58 15 21 27
35 3,9 0 54 15 21 27
40 3,9 0 54 15 21 27
45 3,9 0 53 15 21 27
0.93
0.928
PR 6 (Bar)
0.926
0.924
0.922
0.92
0.918
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
0.97
0.96
PR 18 (Bar)
0.95
0.94
0.93
0.92
0.91
0.9
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
Hubungan Waktu terhadap TR 7
26.2
26
25.8
TR 7 (oC)
25.6
25.4
25.2
25
24.8
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
200
150
TR 8 (oC)
100
50
0
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
Hubungan Waktu terhadap TR 9
120
100
80
TR 9 (oC)
60
40
20
0
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
100
80
TR 10 (oC)
60
40
20
0
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
Hubungan Waktu terhadap TR 1
24.5
24
23.5
23
TR 1 (oC)
22.5
22
21.5
21
20.5
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
20
TRC 3 (oC)
15
10
0
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
Hubungan Waktu terhadap TR 13
26.2
26
25.8
TR 13 (oC)
25.6
25.4
25.2
25
24.8
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
100
80
TR 21 (oC)
60
40
20
0
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
Hubungan Waktu terhadap TR 23
200
180
160
140
TR 23 (oC)
120
100
80
60
40
20
0
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
4.2 Pembahasan
Oleh : Ira Permatasari (101411039)
Praktikum desitilasi pilot plant dilakukan untuk mengetahui tahap – tahap proses
destilasi skala pilot plant, serta dapa menjalankan peralatan unit destilasi dengan benar dan
aman.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi engineering
drawing yang terdapat pada alat. Setelah memahami sketsa tersebut, selanjutnya dilakukan
identifikasi terhadap bentuk nyata terhadap peralatan tersebut.
Peralatan destilasi dibagi ke dalam 6 sektor. Sektor I merupakan Jalur
Pengumpanan, sektor II merupakan Jalur Zat yang Dipanaskan, sektor III merupakan Jalur
Zat Pemanas, sektor IV merupakan sistem kolom, sektor V merupakan Jalur Zat
Pendingin, sedangkan sektor VI merupakan Sistem Control Panel.
Sektor III : Jalur Zat Pemanas
Jalur pemanas digambarkan sebagai satu line aliran zat pemanas, yaitu kukus
(steam) yang akan memasuki Falling Film Evaporator serta kondensat di aliran keluar.
Keterangan alat :
Simbol Deskripsi Tipe Material Catatan
TR-23 Evaporator Steam 7HC1008- Stainless Steel -
Supply 1DA11
FI-24 Evaporator Steam Rotameter Stainless Steel Local Indication
TI-25 Evaporator Steam DL02/25-11 Stainless Steel Local Indication
Outlet
FI-27 Evaporator Rotameter Stainless Steel Local Indication
Kondensat
A2 Vapor Trapp UNA 23 h/v GG 25 -
V3 Evaporator Steam 77159-A10 GG 25 Pneumatic
Supply Control Valve
V4 Evaporator Steam - - Valve
Supply
Sebelum mengalirkan zat pemanas, ada dua poin penting yang perlu diperhatikan,
yaitu :
Aliran zat pendingin harus sudah menyala
Sudah ada zat yang dipanaskan
Alasannya, apabila zat pendingin belum menyala, uap tidak akan terkondensasi
menjadi distilat. Sedangkan apabila belum ada zat yang dipanaskan dalam FFE, panas dari
kukus akan terbuang ke udara luar, sehingga energi terbuang percuma.
Flow diagram dibuat untul menggambarkan langkah – langkah proses secara umum.
Sedangkan Engineering adalah gambar yang dibuat dengan menggunakan cara-cara,
ketentuan-ketentuan, aturan-aturan yang telah disepakati bersama oleh para ahli teknik.
Di dalam dunia engineering ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan tersebut berupa
normalisasi atau standarisasi yang sudah ditetapkan oleh ISO (International Organisation
for Standarisation) yaitu sebuah badan/lembaga internasional untuk standarisasi.
Di samping ISO sebagai sebuah badan internasional (antarbangsa), di negara-negara
tertentu ada yang memiliki badan standarisasi nasional yang cukup dikenal di seluruh
dunia.
Gambar teknik mengandung maksud tertentu, perintah-perintah atau informasi dari
pembuat gambar (perencana) untuk disampaikan kepada pelaksana atau pekerja di
lapangan (bengkel) dalam bentuk gambar kerja yang dilengkapi dengan keterangan-
keterangan berupa kode-kode, simbol-simbol yang memiliki arti tertentu.
Fungsi Sirkulasi dan By-pass pada Jalur Pengumpan
Sirkulasi dilakukan agar proses pengadukan pada labu berlangsung dengan efisien,
memanfaatkan saluran tertentu serta valve – valve yang ada di sepanjang saluran tersebut.
Dengan adanya sirkulasi yang dapat berfungsi sebagai pengadukan, diharapkan campuran
umpan akan homogen.
Sedangkan by-pass berfungsi untuk menghindari shock-load umpan, sehingga laju
alir umpan dapat tetap terjagadan resiko kerusakan alat dapat berkurang.
Hasil
Selama proses, seluruh variabel berjalan stabil. Destilat pertama telah terbentuk
pada waktu 5 menit. Hal ini dikarenakan sebagian komponen campuran pada T3 telah
mencapai titik didihnya, serta aliran pendingin telah berjalan dan mendinginkan uap yang
keluar dari bagian atas kolom.
Pada posisi shut-down, penurunan suhu pada T3 belangsung dalam waktu 60 menit
hingga mencapai standar keamanan yaitu 500C. Hal yang pertama dilakukan untuk shut-
down ialah menutup aliran pemanas, kemudian menutup aliran pendingin dan terakhir
menghentikan aliran umpan. Selama shut-down perbedaan tekanan pada kolom terus
menurun hingga mencapai nilai 0, yang berarti tekanan di bagian atas dan bawah kolom
telah sama.
Setelah suhu T3 mencapai nilai nol, seluruh pompa dimatikan, Control Panel
dimatikan, dan teakhir saluran udara tekan ditutup. Maka, operasi sudah sepenuhnya
selesai.
Oleh : Khairunnisaa N H (101411040)
out
Labu distilasi sebagai
umpan Penampung
Distilat
in
Hal yang membedakan antara distilasi sederhana dengan distilasi skala pilot plant
adalah pada skala pilot plant terdapat pengendali yang berada pada control panel dan juga
sistem yang dilakukan pada distilasi skala pilot plant adalah sistem kontinyu sedangkan
pada distilasi sederhana dengan sistem batch.
Fungsi sirkulasi dan by-pass pada pengoperasian distilasi
Sirkulasi dilakukan agar proses pengadukan pada labu berlangsung effisien dengan
memanfaatkan jalur-jalur pipa yang terdapat pada unit ini sebelum dialirkan ke bagian
berikutnya dan tidak diperlukan metoda pengadukan yang lainnya (misalnya dengan
menggunakan stirrer). Dengan pengadukan (menggunakan system sirkulasi) diharapkan
campuran yang akan dipisahkan akan homogen, sehingga memenuhi sebagai larutan
umpan yang homogen. Sedangkan by-pass berfungsi untuk menghindari shock-load
umpan, sehingga besar laju alir umpan akan terjaga dan resiko kerusakan alat dapat
dihindari.
Flow Diagram dan Sketsa Engineering
Flow diagram merulpakan pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem
untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan
satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. Sketsa
engineering adalah gambar yang secara umum banyak digunakan dengan mengikuti
aturan-aturan tertentu atau merupakan gambar kerja yang sifatnya universal yang
mempunyai arti sama di manapun, sehingga gambar kerja dapat dibaca dan dipahami oleh
oleh orang yang membuatnya.
Nama : M. Rizki. P
NIM : 101411042
SEKTOR 1
Praktikum kali ini bertujuan untuk memahami konsep kerja beserta fungsi setiap
sektor pada unit distilasi untuk skala pilot plant sehingga zat yang dipakai cukup air. Di
sektor pertama ini memiliki tujuan memberikan umpan untuk sektor 2 yaitu tempat
penyimpanan zat yang akan dipanaskan jika tidak ada sektor pertama ini maka tahap awal
distilasi tidak akan terjadi.
Perbedaan dari distilasi pilot plant dengan distilasi sederhana adalah cara kerja, dan
jumlah yang akan di distilasi. Dimana cara kerja distilasi pilot plant yaitu secara kuntinyu
sehingga dalam hasil distilasinya relatif sama begitu pula dengan jumlah yang akan di
distilasinya dikarenakan dalam distilasi kuntinyu merupakan sebagian dari alat industri
yang sangat dibutuhkan dalam jumlah yang besar, sehingga dapat menampung banyak
larutan/zat. Sedangkan dalam distilasi sederhana digunakan untuk skala kecil atau
perbandingan antara distilasi sederhana yang akan di masukan dalam distilasi yang
sebernarnya sehingga dapat diketahui kebutuhan panas dalam distilasi pilot plant dengan
cara melakukan distilasi batch awal.
Sebelum masuk kedalam kolom distilasi terdapat dua jalur dimana kedua jalur
tersebut menentukan tempat kolom feed yang akan digunakan, perbedaan dari keduanya
yaitu jika menggunakan kolom feed diatas maka kontak terhadap uap destilat dalam kolom
destilasi akan lebih banyak namun proses akan semakin lama begitu pula kebalikannya
dalam kolom feed yang dibawah. Dalam sektor satu terdapat indikator laju alir untuk
melihat seberapa kebutuhan air yang ingin diperlukan. Lalu terdapat indikator temperatur
feed (TR-13) untuk melihat seberapa suhu masuk feed dalam destilasi.
Pada sektor pertama ini umpan (air) disirkulasikan melalui jalur pipa yang terdapat
pada bagian bawah labu dan di alirkan kembali dengan bantuan pompa (P2) masuk
kembali pada labu melalui bagian atas labu. Sirkulasi dilakukan agar proses pengadukan
pada labu berlangsung effisien dengan memanfaatkan jalur-jalur pipa yang terdapat pada
unit ini sebelum di alirkan ke bagian berikutnya sehingga berfungsi sebagai by-pass dan
tidak diperlukan metoda pengadukan yang lainnya. Dengan pengadukan diharapkan larutan
yang akan dipisahkan akan homogen, sehingga memenuhi sebagai larutan umpan yang
homogen. Sedangkan by-pass berfungsi untuk menghindari shock-load umpan, sehingga
besar laju alir umpan akan terjaga dan resiko kerusakan alat dapat dihindari.
Larutan air dalam reactor dialirkan melewati preheater untuk menaikkan suhu larutan
(Sektor1) untuk kemudian mengalir masuk melewati tray. Di tray inilah terjadi
pengontakkan antara larutan dari preheater dengan uap panas dari steam. Larutan dan uap
akan melewati tray dengan alat bantu kontak buble cap tray yang dipasang secara
horizontal.
Setelah tercapai keseimbangan fasa uap dan cair, uap etanol yang terbentuk
kemudian masuk ke kolom kondensor. Umpan masuk berasal dari hasil distilasi yang
disirkulasikan kembali. Sirkulasi dalam setiap perpipaan dibutuhkan karena dengan adanya
sirkulasi maka laju alir yang tertahan tidak akan membuat tekanan dalam pipa. Sehingga
menghindarkan hal – hal seperti kobocoran dan ledakan karena tekanan berlebih.
Pada alat destilasi skala pilot plan ini terdapat flow diagram. Flow diagram adalah
mendeskripsikan urutan pelaksanaan suatu proses jugamenggambarkanaliran proses yang
dikerjakan dari awal sampai akhir. Fungsidari flow diagram sebagai miniature dari alat
destilasi sehingga mempermudah untuk mempelajari proses destilasi menggunakan alat
tersebut. Di dalam flow diagram terdapat deskripsi, type, technical data, material, posisi,
dan spesifikasi dari setiap alat yang terdapat pada alat destilasi.
Nama : Muhamad Aliyudin M
NIM : 101411044
Pengawasan sektor pada praktikum distilasi skala pilot plant kali ini yaitu pada
sektor empat dan enam, dimana sektor empat merupakan unit kolom dan sektor
enam sebagai unit pengendali. Proses yang terjadi merupakan proses destilasi
menggunakan tray berjenis buble cup. Proses yang terjadi pada kolom destilasi
adalah kesetimbangan fasa, perpindahan massa, perpindahan panas, perpindahan
momentum dan perubahan fasa akibat pemanasan.
Proses yang terjadi pada tray buble cap yaitu proses kesetimbangan fasa dan
perpindahan panas. Tray bubble cup tersebut berjumlah dua belas stage, setiap stage
mewakili satu kondisi kesetimbangan fasa dan memperluas kontak perpindahan
panas. Perubahan fasa akibat pemanasan terjadi pada reboiler akibat tekanan parsial
cairan lebih kecil dibandingkan tekanan parsial udara pada kolom destilasi dan
reboiler. Proses perpindahan massa terjadi karena pasokan cairan umpan diuapkan
pada reboiler lalu melewati kolom destilasi yang kemudian dikondensasikan dan
ditampung pada labu destilat. Perpindahan panas yang paling dominan terjadi adalah
perpindahan panas secara konveksi karena perpindahan panas pada proses distilasi
ini diikuti oleh bergeraknya partikel pada komponen cairan.
Beberapa variabel yang berpengaruh pada sektor empat dapat terbaca pada
sector enam sebagai pengendali. Beberapa variabel tersebut adalah suhu, tekanan,
dan konsentrasi cairan. Suhu yang diamati adalah suhu pada bagian atas kolom, suhu
aliran masuk umpan menuju kolom dan suhu bagian dasar kolom. Sedangkan
tekanan yang diamati adalah tekanan bagian atas kolom dan bagian bawah kolom.
Konsentrasi cairan pada praktikum distilasi kali ini tidak diamati perubahannya
karena komponen yang digunakan hanya air tanpa zat lain, sehingga konsentrasinya
akan tetap.
Sketsa Engineering
Sketsa Engineering adalah sketsa yang dibuat dengan menggunakan cara-cara,
ketentuan-ketentuan, aturan-aturan yang telah disepakati bersama oleh para ahli
teknik. Di dalam dunia engineering ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan tersebut
berupa normalisasi atau standarisasi yang sudah ditetapkan oleh ISO (International
Organisation for Standarisation) yaitu sebuah badan/lembaga internasional untuk
standarisasi. Di samping ISO sebagai sebuah badan internasional
(antarbangsa), di negara-negara tertentu ada yang memiliki badan standarisasi
nasional yang cukup dikenal di seluruh dunia.
Sebagai suatu alat komunikasi, gambar teknik mengandung maksud tertentu,
perintah-perintah atau informasi dari pembuat gambar (perencana) untuk
disampaikan kepada pelaksana atau pekerja di lapangan (bengkel) dalam bentuk
gambar kerja yang dilengkapi dengan keterangan-keterangan berupa kode-kode,
simbol-simbol yang memiliki satu arti, satu maksud, dan satu tujuan.
Daftar Pustaka
Destilasi. (online) www.chem-is-try.org. Diakses pada 5 Desmber 2012.
Khayam, Oemar, Ir. MT. 2010. Buku II Bahan Ajar Pilot Plant “Plate Heat Exchanger”.
Bandung : Jurusan Teknik Kimia Polban.
McCabe, Warren L. dkk. 1999. Operasi Teknik Kimia Jilid I. Jakarta : PT. Erlangga.
Penyulingan/ Destilasi (Bubble Cap Column). Jurusan Teknik Kimia. Politeknik Negeri
Bandung.
Yumarotun. Distilasi Fraksionasi. 2011. Laboratorium Kimia Organik Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Gadjah Mada.