Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM

DESTILASI (BUBBLE CAP DISTILATION COLUMN)

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Pilot Plant semester ganjil


Program Diploma III Jurusan Teknik Kimia

Pembimbing : Ir. Umar Khayam


Penyusun : Kelompok 2
Ira Permatasari (101411039)
Khairunnisaa N H (101411040)
Latif Fauzi ( 101411041)
M. Rizky Purnama ( 101411042)
M. Aliyudin (101411044)
Kelas : 3B

Tanggal Praktikum : 6 Desember 2012


Tanggal Penyerahan Laporan : 13 Desember 2012

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pemisahan komponen yang memiliki sifat fisik atau kimiawi merupakan


salah satu proses yang sering dijumpai pada proses teknik kimia selain
pencampuran, evaporasi dll. Distilasi atau dikenal juga penyulingan bertujuan
untuk meningkatkan konsentrasi atau kemurnian satu atau lebih komponen yang
biasanya produknya memiliki titik didih lebih rendah (produk atas). Sedangkan
yang memiliki titik didih lebih tinggi akan diperoleh pada produk bawah dan jika
lebih dari dua komponen akan merupakan residu. Penggunaan pemanas biasanya
kukus atau steam sangat besar pengaruhnya terhadap rancang bangun dari
peralatannya sendiri.
Dalam prakteknya distilasi dilaksanakan menurut salah-satu dari dua metoda
utama. Metoda pertama berdasarkan atas pembentukkan uap dengan mendidihkan
zat cair yang akan dipisahkan kemudian mengembunkan uap tanpa ada zat cair
yang kembali ke bejana didih. Metada ini merupakan metoda distilasi yang tidak
memakai reflux. Metoda kedua berdasarkan atas pengembalian sebagian dari
kondensat ke bejana didih dalam suatu kondisi tertentu sehingga zat cair yang
dikembalikan ini dapat berkontak dengan baik dengan uap yang mengalir ke atas
menuju kondensor. Masing-masing metoda ini dapat dilakukan dalam proses
kontinyu maupun proses tumpak.

1.2 Tujuan
- Melakukan pengmatan pada unit distilasi di setiap sektor.
- Mengetahui tahap-tahap proses distilasi skala pilot plant.
- Menjalankan peralatan unit distilasi dengan aman dan benar.
BAB II
DASAR TEORI

 Distilasi Berkesinambungan ( Jenis Fraksionasi)


Distilasi berkesinambungan merupakan jenis unit distilasi yang paling sering
digunakan oleh industri kimia. Dengan cara memperbanyak tahap permukaan bidang
sentuh antar fasa sepanjang kolom, pemisahan yang dihasilkan akan jauh lebih baik
dibandingkan dengan operasi tahap tunggal. Fraksionasi itu sendiri berlangsung dalam
kolom fraksionasi, sebuah silinder tegak didalamnya dilengkapi baik unggun atau sekat
yang dibuat untuk memacu persentuhan antar fasa cair dan fasa uap. Umpan pada tahap
awal pengumpanan berwujud cair dimasukan kedalam kolom terletak pada pertengahan
atas kolom. Produk atas kaya akan komponen yang lebih mudah teruapkan diperoleh pada
puncak kolom dan produk bawah kaya akan komponen yang sulit teruapkan diperoleh pada
bagian dasar kolom. Bagian kolom di atas titik pengumpanan disebut bagian peningkatan
(rectifying section atau eriching section), sedangkan pada bagian kolom dibawah titik
pengumpanan disebut titik peluruhan (stripping section atau exhausting section). Fasa uap
dihasilkan oleh kerja pemanas ulang yang terletak pada bagian dasar kolom. Fasa cair
didalam bagian peningkatan dihasilkan oleh kerja pendingin yang terletak dekat bagian
pucuk kolom tempat panas yang menyertai proses dilenyapkan.
Pada setiap sekat/pelat di dalam kolom uap bersentuhan dengan cairan dan massa
dipertukarkan; yaitu massa pensusun yang lebih sukar diuapkan dipindahkan dari fasa uap
ke fasa cair dan massa pensusun yang lebih mudah diuapkan dipindahkan dari fasa cair ke
fasa uap. Di sini tampak terjadi penurunan suhu sepanjang kolom dari bagian bawah ke
atas yang berakibat terjadi pengembunan sebelum campuaran uap mencapai pucuk kolom
dan pendingin, tentu saja bertitik embun lebih tinggi akan terembunkan terlebih dahulu.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
1. Unit Distilasi

2. Air kran
3. Steam
4. Stopwatch

3.2 Cara Kerja


Tahapan kerja Pengoperasian Unit Distilasi
1. Tahap Start-Up
a. Membuka katup udara tekan
Hal ini dilakukan untuk mengkonsumsikan tekanan pada setiap instrumen yang
menggunakan sistem pneumatik sehingga dapat difungsikan secara baik. Di samping itu
dengan adanya udara tekan maka akan menghilangkan kotoran/ debu-debu pada bagian
dalam panel kontrol yang dapat mengganggu kinerja kontrol instrumen pengendali.

b. Pengaktifan kontrol panel


Kontrol panel diaktifkan sebagai suatu instrumen yang akan mengatur pengoperasian
alat dari unit distilasi secara elektrik ataupun secara pneumatik. Pada kontrol panel ini kita
atur laju keluar air pendingin dengan suhu yang kita set pada suhu tertentu dan katup akan
beroperasi secara otomatis. Pada kontrol panel ini terdapat tombol On-Off untuk pompa.
c. Pengisian umpan
Umpan dimasukan ke dalam labu (T1), di mana pada percobaan ini umpan yang
digunakan adalah air, sehingga air dialirkan dengan cara membuka valve pada pipa
berwarna hijau dengan laju alir tertentu.
d. Sirkulasi umpan
Umpan (air) disirkulasikan melalui jalur pipa yang terdapat pada bagian bawah labu
dan di alirkan kembali dengan bantuan pompa (P2) masuk kembali pada labu melalui
bagian atas labu. Sirkulasi dilakukan agar proses pengadukan pada labu berlangsung
effisien dengan memanfaatkan jalur-jalur pipa yang terdapat pada unit ini sebelum di
alirkan ke bagian berikutnya sehingga berfungsi sebagai by-pass dan tidak diperlukan
metoda pengadukan yang lainnya (misalnya dengan menggunakan stirer, pengaduk atau
dengan panas). Dengan pengadukan diharapkan campuran yang akan dipisahkan akan
homogen, sehingga memenuhi sebagai larutan umpan yang homogen. Sedangkan by-pass
berfungsi untuk menghindari shock-load umpan, sehingga besar laju alir umpan akan
terjaga dan resiko kerusakan alat dapat dihindari.
e. Pegisian kolom pendingin
Kolom pendingin diisi dengan air pendingin dengan cara membuka inlet dan outlet
kolom pendingin yang dapat kita atur secara otomatis pada bagian kontrol panel dengan
memasukan nilai suhu outlet yang diinginkan atau mengatur besarnya bukaan pada bagian
inlet secara manual. Kolom pendingin harus terisi terlebih dahulu sebelum dilakukan
proses pemanasan diaktifkan agar tidak terjadi over-heating pada unit distilasi yang akan
menyebabkan kegagalan operasi distilasi ataupun kerusakan alat.
f. Pengaliran umpan ke dalam tangki tampung
Umpan dialirkan kedalam tangki tampung dengan melalui by-pass pada proses
sirkulasi dan masuk melalui bagian tengah kolom dengan membuka valve dan
mengaktifkan pompa (P3) melalui panel kontrol sehingga air akan menuju tangki
penampungan (T3) dan akan tersirkulasi melalui pemanas.
g. Pengaliran steam
Pengaliran steam diberikan agar terjadi proses pemanasan pada bagian pemanas.
Pengisian steam dilakukan denga cara membuka valve steam pada pipa berwarna abu-abu
dengan laju alir uap yang harus terkontrol dan dapat terlihat pada FI 24. Pada operasi
distilasi kali ini tidak dilakukan pengaliran steam ke preheater, sehingga tidak adanya
pemanasan awal terhadap umpan.
2. Tahap Operasi

Pada tahap ini dilakukan proses distilasi setelah unit distilasi dipersiapkan dengan
melakukan start-up terlebih dahulu. Pada tahap ini umpan mengalami suatu rangkaian
perlakuan untuk dimurnikan. Pada percobaan ini laju umpan ±140 l/jam. Kemudian umpan
akan masuk kedalam tangki penampungan T3.
Dengan pompa P3 air di tangki penampungan T3 disirkulasikan masuk kedalam
reboiler yang akan menaikan suhunya menjadi 100o C dengan bantuan steam. Oleh karena
air pada tangki penampungan sudah berada diatas titik didihnya, maka air akan menguap
dari T3 melalui kolom pemisahan P2 yang terdiri dari 12 tray. Uap ini akan berkontak
dengan air yang baru akan masuk dari T1 menuju kolom penampungan T3, sehingga ada
air yang akan ikut menguap dan ada sebagian yang turun kebawah menuju tangki
penampungan. Uap yang naik keatas akan melalui pendingin sehingga suhunya akan turun
dan terkondensasi. Kemudian pada pendingin terdapat aliran counter-current air pandingin
yang masuk pada suhu 25o C (TR 1) agar terjadi perpindahan panas secara efektif. Uap
yang mengalami pendinginan akan mengembun dan tertampung pada T2, sedangkan air
pendingin tadi akan mengalami kenaikan suhu (TR3) karena adanya perpindahan panas.
Sampel atau produk dapat diperoleh melalui bagian bawah T2 tersebut karena pada
percobaan ini tidak digunakan reflux.
3. Tahap Shut Down
a. Pematian laju alir steam
Setelah operasi selesai untuk mengakhiri proses distilasi maka pada tahap shut down
hal utama yang harus dimatikan adalah laju alir steam. Hal ini dilakukan agar suhu pada
unit distilasi terkontrol secara baik dan tidak akan terjadi over-heating.
b. Mengalirkan air pendingin pada W3
Siklus pada kolom penampungan tetap dilanjutkan tetapi W3 yang berfungsi sebagai
pendingin diaktifkan agar suhu air pada T3 akan turun.
c. Menutup Valve umpan (F17)
Laju alir umpan dimatikan karena proses sudah akan diakhiri dan tidak ada
penambahan umpan pada T1.
d. Mematikan P2
P2 dapat dimatikan melalui kontrol panel karena umpan tidak perlu lagi dilakukan
pensirkulasian ataupun pengisian keseluruh kolom.
e. Mematikan P3
P3 dapat dimatikan melalui kontrol panel jika temperatur pada tangki penampungan
sudah mencapai 50°C. Hal ini dilakukan agar suhu akhir tidak terlalu tinggi sehingga
peralatan akan aman pada proses pengosongan (pembuangan) juga dimaksudkan untuk
keselamatan operator.
f. Menutup Valve Steam
g. Mematikan tombol power pada kontrol panel
Pematian kontrol panel dilakukan jika sudah tidak ada instrumen lain yang digunakan
h. Menutup Valve udara tekan

Flow Chart

Masukkan air
umpan kedalam Buka katup-katup Alirkan umpan pada
tangki umpan air pendingin kolom destilasi
kurang lebih 100 L

Buka katup Udara


Proses Destilasi tekan dan steam
(pemanas)

 Pada panel pengendali


1. Pada pengendali TRC-3, tekan tombol 8 sehingga lampu warna hijau
didekatnya [Sp-W] menyala, disusul tekan tompbol 13 hingga lampu
warna hijau didekatnya menyala.
2. Tekan/atur tombol 12,1 dan 12,2 untuk mendapatkan angka
[temperatur pendingin yang diinginkan] ± 15 (±5o C dibawah temperatur
air biasa).
3. Tekan tombol 8 sampai lampu merah didekatnya [PV-X] menyala, pada
tampilan 4 menunjukkan temperatur sebenarnya air pendingin.
4. Matikan lampu dekat tombol 13 dengan menekan tombol 13 , matikan
tombol 10 warna kuning bila menyala.
 Untuk dapat membuka katup kukus di reboiler
1. Pada pengendali PIC-12 tekan tombol 8 sampai lampu hijau SP-W
menyala. Disusul tekan tombol 13 sampai lampu hijau didekatnya
menyala.
2. Tekan tombol 12,1 dan 12,2 untuk mendapatkan angka [perbedaan
tekanan kolom yang diinginkan] ± 0,5 Bar pada tampilan 4.
3. Tekan tombol 8 sampai lampu merah PV-X menyala, pada tampilan 4
menunjukkan perbedaan tekanan yang sebenarnya.
4. Matikan lampu dekat tombol 13 dengan menekan tombol 13 [ agar
perbedaan tekanan yang diset tidak berubah].
5. Matikan/tekan tombol 10 warna kuning [manual] bila keadaan menyala,
sehingga alat beroperasi secara otomatis.
 Proses Pemanasan
1. Tekan tombol hijau pada pompa umpan [P2] dan alur laju ± 150 lt jam
hingga umpan masuk ke preheater.
2. Buka katup kukus [steam] kearah pemanas mula [preheater] (katup kukus
ke arah Reboiler/FFE masih tertutup), diperkirakan tidak sampai terlalu
besar tapi sudah mendidih [ temperatur umpan masuk 75 -85oC ]
3. Perhatikan jangan sampai pemanas mula/preheater dalam keadaan kosong/
tanpa umpan selama masih ada pemanasan / kukus
4. Mulai stop watch sebagai t = 0
5. Setelah 5 menit ambil pembacaan [sudah ada hasil dari umoan di tangki
sump]
6. Tekan/ nyalakan pompa sump/ tampung P3 atur laju 400 lt/jam pada FI28
7. Buka katup kukus yang menuju reboiler [T1124 pada termometer lokal]
setelah interval 30 menit.
8. Dapatkan hasil destilat
 Penghentian Proses
1. Tutup katup-katup manual kukus [baik yang ke preheater (sudah harus
tertutup) maupun ke reboiler.
2. Pada pengendali PIC- 12 tekan / nyalakan tombol 10 warna kuning
[manual] sampai lampu didekatnya menyala.
3. Tekan tombol 5.1 sampai tampilan 6 didekatnya [OUT-Y] menunjuk
angka -9 atau 0
4. Matikan pompa distillat P1 dan pompa tampung/ sump P2.
5. Pada panel pengendali matikan saklar tekanan [hitam] dan saklar utama
[merah ke 0 [off].
6. Tutup katup udara tekan.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengamatan Unit Destilasi


Unit distilasi ini pun dibagi dalam 6 section (sektor), yaitu :
1. Sektor 1 adalah sektor pengumpanan / feed area.
2. Sektor 2 adalah sektor jalur zat yang dipanaskan.
3. Sektor 3 adalah sektor jalur pemanas.
4. Sektor 4 adalah sektor kolom kesetimbangan.
5. Sektor 5 adalah sektor sistem pendingin.
6. Sektor 6 adalah sektor sistem control pengendali.

4.1.1 Sektor 1

Va-1.11
TR-13
SECTION 1
Va-1.12
Jalur Umpan Steam
W5

A1
FI-17

Vent

Va-1.10
Va-1.1 W4

Va-1.9
FI-14
T1

Va-1.2 Va-1.3 Va-1.8


Sample

Feed P2
Va-1.4 Va-1.6 Va-1.7

Va-1.5
Drain

Terdiri dari pengalir umpan dan tempat penmpungan umpan T1,


pompa yang mengatur sirkulasi umpan P2.
a) T1 (Feed Tank)
Untuk menampung cairan umpan (air keran) sebelum disirkulasikan atau
dialirkan ke sumptank.
b) P2 (Feed Pump)
Untuk memompa / mengalirkan cairan umpan (air keran) ke dalam kolom
distilasi sehingga akhirnya cairan tersebut masuk ke dalam sumptank.
Feed pump juga berfungsi ketika mensirkulasikan cairan dari T1-T1.
c) A1 (Vapor Trap)
Untuk mengambil kondensat yang terbawa oleh steam yang keluar dari
pre-heater.
d) W5 (Pre-Heater)
Sebagai pemanas awal cairan umpan.
e) W4 (Distilat Cooler)
Untuk mendinginkan distilat sebagai produk atas
f) TR-13 (Temp Feed)
Untuk mengukur temperatur cairan umpan masuk kolom distilasi.
g) FI-14 (Flow Distilat)
Untuk mengukur laju alir distilat yang dihasilkan.
h) FI-17 (Flow Feed)
Untuk mengukur laju alir umpan.
i) Va-1.1-Va-1.12 (Valve)
Berfungsi untuk mengatur laju alir cairan untuk suatu tujuan tertentu.

Untuk sirkulasi T1-T1 : Mengalirkan cairan dari T1 kembali ke T1


dengan bantuan pompa P2 dan membuka valve Va-1.3, Va-1.6, Va-1.7 dan
Va-1.9 kemudian tutup valve Va-1.2, Va-1.4, Va-1.5, Va-1.8 dan Va-1.10.
Alat-alat yang terlibat di dalam sektor 1 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat-alat pada sektor 1


Symbol Description Type Material Remarks
T1 Feed Tank - DURAN Glasses -
P2 Feed Pump Centrifugal DURAN Glasses -
A1 Vapor Trap UNA 23 h/v DURAN Glasses -
W4 Distillate Cooler Coil Type DURAN Glasses DN 200
Multiple Tube Steam
W5 Preheater DURAN Glasses
Bayonet Heated
FI-14 Distillate Product Rotameter DURAN Glasses Local
Indication
Feed To Local
FI-17 Rotameter DURAN Glasses
Distillation Indication
TR-13 Preheater Outlet WID../D DURAN Glasses -

4.1.2 Sektor 2

SECTION 2
TI
Jalur Zat yang 22

Dipanaskan

W2
PR
18

LI
A1 T3 TR
9 26

TR
21

Va-2.1
Va-2.2 FI
28

W3 P3
Va-2.4 Va-2.5
Va-2.3

Terdiri dari tempat penampungan zat yang dipanaskan yaitu T3 dan


pompa yang mengatur sirkulasinya P3.
a) P3 (Pompa Sirkulasi)
Untuk mengalirkan cairan dari tangki penampung (sumptank) ke reboiler.
b) V5 (Evaporator Feed from P3)
Untuk mengatur laju alir cairan yang masuk ke FFE.
c) W2 (Falling Film Evaporator)
Merupakan tempat terjadinya pemanasan.
d) W3 (Cooler)
Untuk mendinginkan cairan yang akan dibuang/dikeluarkan dari Sump
Tank.
e) T3 (Sump Tank)
Untuk menampung cairan umpan yang akan dan sudah dipanaskan pada
FFE. Pada bagian atas cairan dalam sumptank terdapat uap yang akan
masuk ke kolom distilasi.
f) TR 21 ( Temperature Recorder Sumptank Bottom)
Untuk mengukur temperatur cairan yang akan masuk ke FFE.
g) TR 26 (Temperature Sumptank Vapor)
Untuk mengukur temperature uap di dalam Sump Tank.
h) F128 (Flow Feed Recycle)
Untuk mengukur laju alir cairan yang direcycle ke dalam FFE.

Prosedur kerja sistem pengumpanan cairan pada FFE yaitu dengan


membuka Valve Va-2.1, Va-2.2 dan Va-2.5 lalu menutup valve Va-2.1 dan
Va-2.3 kemudian nyalakan pompa P3. sehingga cairan akan mengalir ke
bagian atas FFE. Kemudian cairan yang panas akan turun dan masuk ke
sumptank. Cairan panas ini akan berkontak dengan cairan dingin dalam
sumptank sehingga semua cairan dalam sumptank akan mengalami kenaikan
suhu tertentu. Alat-alat yang terlibat di dalam sektor 2 dapat dilihat pada
Tabel 2.

Tabel 2. Alat-alat pada sektor 2


Symbol Description Type Material Remarks
Column Sump
T3 Cylindrical DURAN Glases -
Tank
W3 Sub Cooler Coil Type DURAN Glases DN 200
P3 Circulation Pump Slide Chanel Stainless Steel -
W2 FFE Shell and Tube Stainless Steel DN 300
Sump Tank
TR-21 Bottom WID../D DURAN Glases -
Temperature
Sump Tank
TR-26 Bottom Vapor WID../D DURAN Glases -
Temperature
Collumn Bottom BR 3208
PR-18 Stainless Steel -
Absollute Pressure Diapraghma
Evaporator Feed Local
TI-22 Mercury DURAN Glases
Recycle Sump Indication
Evaporator Feed Local
FI-28 Rotameter DURAN Glases
of Recycle Sump Indication
Collumn Sump Local
LIA-19 FUEST 25/R DURAN Glases
Tank T3 Indication

4.1.3 Sektor 3

SECTION 3

Jalur Pemanas

V V STEAM
3 4
TR FI
23 24

KONDENSAT

TI
25 FI
27

Pada tahap ini Steam dialirkan ke dalam FFE dan kondensat hasil
proses dikeluarkan.
a) W2 (Falling Film Evaporator)
Untuk memanaskan cairan umpan dengan menggunakan steam yang tidak
kontak secara langsung dengan cairan yang akan dipanaskan.
b) A2 (Steam Trap)
Untuk mengambil kondensat yang keluar dari FFE.
c) FI 27 (Flow Condensat)
Untuk mengukur laju alir kondensat.
d) FI 24 (Evaporator Steam Supply)
Untuk mengukur laju alir massa steam yang masuk ke FFE.
e) TR 23 (Evaporator Steam Supply)
Untuk mengukur suhu steam yang masuk FFE
f) TI 25 (Evaporator Steam Outlet)
Untuk mengukur suhu kondensat yang keluar dari FFE.
g) V3 dan V4 (Evaporator Steam Supply)
Untuk mengontrol laju alir umpan yang masuk ke FFE.

Prosedur kerja untuk mengalirkan steam yaitu diawali dengan


membuka aliran udara tekan pada panel control. Kemudian membuka valve
pada bukaan tertentu. Alat-alat yang terlibat pada sektor 3 dapat dilihat pada
Tabel 3.

Tabel 3. Alat-alat pada sektor 3


Symbol Description Type Material Remarks
Evaporator Steam 7HC1008-
TR-23 Stainless Steel -
Supply 1DA11
Local
FI-24 Evaporator Steam Rotameter Stainless Steel
Indication
Evaporator Steam Local
TI-25 DL02/25-11 Stainless Steel
Outlet Indication
Evaporator Local
FI-27 Rotameter Stainless Steel
Kondensat Indication
A2 Vapor Trapp UNA 23 h/v GG 25 -
Pneumatic
Evaporator Steam
V3 77159-A10 GG 25 Control
Supply
Valve
Evaporator Steam Solenoid
V4 - -
Supply Valve
4.1.4 Sektor 4

SECTION 4

PR Kolom Kontak
6

TR
8

PIC
12
K1 TR
9

PR
18 TR
10

T3

Pada sektor ini terjadi kontak antara fluida.


a) TR 8 (Temperature Column Top Vapor)
Untuk mengukur suhu pada kolom paling atas
b) TR 9 (Temperature 2nd Column Feed Vapor)
Untuk mengukur suhu pada kolom tingkat kedua.
c) TR 10 (Temperature 1st Column Feed Vapor)
Untuk mengukur suhu pada kolom tingkat pertama.
d) PR 18 (Column Bottom Absolute Pressure)
Untuk mengukur tekanan pada kolom bagian bawah.
e) PR 6 (Column Top Absolute Pressure)
Untuk mengukur tekanan pada bagian atas kolom distilasi.

Alat-alat yang terlibat pada sektor 4 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Alat-alat pada sektor 4


Symbol Description Type Material Remarks
TR-8 Column Top WID../D DURAN -
Vapor Glases
Temperature
2nd Column Feed
DURAN
TR-9 Vapor WID../D -
Glases
Temperature
1st Column Feed
DURAN
TR-10 Vapor WID../D -
Glases
Temperature
Column Top
BR 3208
PR-6 Absollute Stainless Steel -
Diapraghma
Pressure
Column Bottom
BR 3208
PR-18 Absollute Stainless Steel -
Diapraghma
Pressure

4.1.5 Sektor 5

a) W1 (Condenser)
Sebagai tempat terjadinya perubahan uap distilat menjadi cairan
dikarenakan adanya penyerapan panas oleh air pendingin yang masuk
b) V1 (Condenser Cooling Water)
Untuk mengatur laju alir air pendingin yang masuk ke kondensor
c) F14 (Condensor Cooling Water)
Untuk mengukur laju alir air pendingin yang masuk ke kondensor
d) F5 (Condensor Cooling Water flow observer)
Untuk mengatur laju alir air pendingin secara otomatis karena
dihubungkan dengan laju steam yang masuk ke FFE.
e) TR 1 (Condensor water Supply Temperature)
Untuk mengukur temperatur air pendingin yang masuk ke kondensor
f) TR 7 (Reflux Temperature at Column Entry)
Untuk mengukur temperatur cairan yang direflux.
g) TI 22 (Condensor Outlet Distilate Tempature)
Untuk mengukur temperatur distilat yang keluar dari kondensor
h) TIA 21 (Condensor Vent High Alarm)
Untuk mengukukur temperatur pada kondensor dimana jika suhunya
terlalu tinggi maka alarm akan menyala.
i) TRC 3 (Condensor Water Outlet)
Untuk mengukur suhu air pendingin yang keluar dari kondensor.

Alat-alat yang terlibat pada sektor 5 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Alat-alat pada sektor 5


Symbol Description Type Material Remarks
DURAN
W1 Condenser Shell and Tube DN 200
Glases
Pneumatic
Condenser
V1 H77159-A10 GG 25 Control
Cooling Water
Valve
Evaporator Solenoid
V4 - -
Steam Supply Valve
Condenser Local
FI-4 Rotameter Stainless Steel
Cooling Water Indication
F-5 Condenser A 3 U ex Stainless Steel Switching
Cooling Water of Valve
Absorber V3
Condenser Water 7HC108-
TR-1 Stainless Steel -
Supply 10A11
Condenser
DURAN Local
TI-22 Outlet Distillate Mercury
Glases Indication
Temp
Condenser Vent DURAN Local
TIA-21 Mercury
High Alarm Glases Indication
Control of
Condenser Water 7HC108-
TRC-3 Stainless Steel Cooling
Outlet 10A11
Water

4.1.6 Sektor 6
Sektor ini merupakan panel pengontrol seluruh operasi destilasi.
a) 2 Controller yaitu Pressure Controller (∆PIC) dan Temperature Controller
Untuk mengatur besarnya tekanan dan temperatur seduai dengan yang
diinginkan
b) 2 indikator dimana setiap indikator terdiri dari 6 buah rekorder yang
menunjukan nilai suhu dan tekanan pada Temperatur Recorder dan
Pressure Recorder yang ada pada alat distilasi.
c) Tombol on-off
Untuk menyalakan/mematikan P1 (distillate pump), P2 (feed pump) dan
P3 (sump pump)
d) Main Switch
Untuk mensupply udara tekan
e) Control Air Pressure Switch
Untuk membuka aliran udara tekan
HASIL PENGAMATAN
a. Set Awal
TRC 3 = 50 %
PIC 12 = 50 %
SP-W = 20
b. Data Operasi

PR TR TR TR TR TR TR TR TR TR TR
Waktu PR 6
18 7 8 9 10 1 C3 13 21 23 26
(menit) (bar)
(bar) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C)

0 0,93 0,93 25 200 25 25 21 0 25 95 186 94


5 0,93 0,97 26 200 97 97 21 21 25 97 186 97
10 0,93 0,96 26 200 96 97 22 22 25 97 189 97
15 0,93 0,96 26 200 96 97 23 22 26 97 189 97
20 0,93 0,91 26 200 70 64 24 10 26 89 177 90
25 0,92 0,92 26 200 60 47 24 7 26 80 168 80
30 0,92 0,92 26 200 53 41 24 6 26 75 160 75
35 0,92 0,92 26 200 45 37 24 5 26 66 152 66
40 0,92 0,92 26 200 41 34 24 4 26 50 146 56
45 0,92 0,92 26 200 40 32 24 3 26 47 138 49

Waktu FI 14 FI 24 TI 25 FI 28 TI 21 TI 22
(menit) (m3/h) (kg/h) (°C) (ltr/h) (°C) (°C)

0 3,9 120 80 14 21 24

5 3,9 120 90 14 21 38

10 3,9 120 90 14 21 41

15 3,9 120 90 14 21 41

20 3,9 120 70 14 21 30

25 3,9 120 62 15 21 29

30 3,9 120 58 15 21 27

35 3,9 0 54 15 21 27

40 3,9 0 54 15 21 27

45 3,9 0 53 15 21 27

Keterangan : Tahap start up: menit 0-5


Tahap operasi : menit 5-15
Tahap shut-down: menit 15-45
Hubungan Waktu terhadap PR6
0.932

0.93

0.928
PR 6 (Bar)

0.926

0.924

0.922

0.92

0.918
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)

Hubungan Waktu terhadap PR 18


0.98

0.97

0.96
PR 18 (Bar)

0.95

0.94

0.93

0.92

0.91

0.9
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
Hubungan Waktu terhadap TR 7
26.2

26

25.8
TR 7 (oC)

25.6

25.4

25.2

25

24.8
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)

Hubungan Waktu terhadap TR 8


250

200

150
TR 8 (oC)

100

50

0
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
Hubungan Waktu terhadap TR 9
120

100

80
TR 9 (oC)

60

40

20

0
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)

Hubungan Waktu terhadap TR 10


120

100

80
TR 10 (oC)

60

40

20

0
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
Hubungan Waktu terhadap TR 1
24.5

24

23.5

23
TR 1 (oC)

22.5

22

21.5

21

20.5
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)

Hubungan Waktu terhadap TRC 3


25

20
TRC 3 (oC)

15

10

0
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
Hubungan Waktu terhadap TR 13
26.2

26

25.8
TR 13 (oC)

25.6

25.4

25.2

25

24.8
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)

Hubungan Waktu terhadap TR 21


120

100

80
TR 21 (oC)

60

40

20

0
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
Hubungan Waktu terhadap TR 23
200
180
160
140
TR 23 (oC)

120
100
80
60
40
20
0
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
4.2 Pembahasan
Oleh : Ira Permatasari (101411039)
Praktikum desitilasi pilot plant dilakukan untuk mengetahui tahap – tahap proses
destilasi skala pilot plant, serta dapa menjalankan peralatan unit destilasi dengan benar dan
aman.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi engineering
drawing yang terdapat pada alat. Setelah memahami sketsa tersebut, selanjutnya dilakukan
identifikasi terhadap bentuk nyata terhadap peralatan tersebut.
Peralatan destilasi dibagi ke dalam 6 sektor. Sektor I merupakan Jalur
Pengumpanan, sektor II merupakan Jalur Zat yang Dipanaskan, sektor III merupakan Jalur
Zat Pemanas, sektor IV merupakan sistem kolom, sektor V merupakan Jalur Zat
Pendingin, sedangkan sektor VI merupakan Sistem Control Panel.
 Sektor III : Jalur Zat Pemanas
Jalur pemanas digambarkan sebagai satu line aliran zat pemanas, yaitu kukus
(steam) yang akan memasuki Falling Film Evaporator serta kondensat di aliran keluar.

Keterangan alat :
Simbol Deskripsi Tipe Material Catatan
TR-23 Evaporator Steam 7HC1008- Stainless Steel -
Supply 1DA11
FI-24 Evaporator Steam Rotameter Stainless Steel Local Indication
TI-25 Evaporator Steam DL02/25-11 Stainless Steel Local Indication
Outlet
FI-27 Evaporator Rotameter Stainless Steel Local Indication
Kondensat
A2 Vapor Trapp UNA 23 h/v GG 25 -
V3 Evaporator Steam 77159-A10 GG 25 Pneumatic
Supply Control Valve
V4 Evaporator Steam - - Valve
Supply

Sebelum mengalirkan zat pemanas, ada dua poin penting yang perlu diperhatikan,
yaitu :
 Aliran zat pendingin harus sudah menyala
 Sudah ada zat yang dipanaskan

Alasannya, apabila zat pendingin belum menyala, uap tidak akan terkondensasi
menjadi distilat. Sedangkan apabila belum ada zat yang dipanaskan dalam FFE, panas dari
kukus akan terbuang ke udara luar, sehingga energi terbuang percuma.

Setelah memastikan kedua poin tersebut terpenuhi, selanjutnya steam bisa


dialirkan. Pengendalian laju alir steam dilakukan dengan control valve yang dikendalikan
oleh Control Panel. Laju alir steam terindikasi oleh rotameter, yang dilihat secara Local
Indication.

Temperatur kondensat keluar terlihat pada indikator termocouple dan diidentifikasi


secara Local Indication.

Fungsi masing – masing komponen yaitu :


W2 (Falling Film Evaporator) : Untuk memanaskan cairan umpan dengan menggunakan
steam yang tidak kontak secara langsung dengan cairan yang akan dipanaskan.
A2 (Steam Trap) : Untuk mengambil kondensat yang keluar dari FFE.
FI 27 (Flow Condensat) : Untuk mengukur laju alir kondensat.
FI 24 (Evaporator Steam Supply) : Untuk mengukur laju alir massa steam yang masuk ke
FFE.
TR 23 (Evaporator Steam Supply) : Untuk mengukur suhu steam yang masuk FFE.
TI 25 (Evaporator Steam Outlet) : Untuk mengukur suhu kondensat yang keluar dari FFE.
V3 dan V4 (Evaporator Steam Supply) : Untuk mengontrol laju alir umpan yang masuk ke
FFE.
 Operasi dan Jawaban Pertanyaan.
 Perbedaan Distilasi Sederhana dengan Destilasi Pilot Plant
Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh
zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat
pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu. Alat yang digunakan dalam proses
destilasi ini antara lain, labu destilasi, penangas, termometer, pendingin/kondensor leibig,
konektor/klem, statif, adaptor, penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa.
Prinsip dasar distilasi sederhana adalah pemisahan suatu campuran berdasarkan
perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika
campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan
sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.

Gambar Destilasi Sederhana


Karena itu destilasi sederhana tidak dapat memisahkan komponen dengan
titik didih yang memiliki perbedaan titik didih yang rendah. Campuran yang bisa
dipisahkan dengan destilasi ini misalnya campuran NaCl dan air.
Sedangkan destilasi skala pilot plant dapat memisahkan komponen – komponen
dengan perbedaan titik didih yang rendah, misalnya campuran aseton – air. Hal ini
dikarenakan destilasi skala pilot plant dirancang secara khusus dengan berbagai alat dan
instrumentasi untuk mendapat produk dengan kemurnian yang tinggi, misalnya kolom
dengan perbedaan tekanan tertentu dan penambahan reboiler.
 Operasi Awal
Operasi awal dimulai dengan membuka saluran udara tekan. Bila saluran udara
tekan belum dibuka, maka Control Panel tidak dapat dinyalakan, sehingga operasi tidak
dapat berjalan.
 Fungsi Udara Tekan
Udara tekan berfungsi untuk menggerakkan instrumen – instrumen pengendali
yang digerakkan secara pneumatik, misalnya untuk Control Valve. Untuk keamanan, maka
peralatan destilasi tidak dapat beroperasi bila saluran udara tekan belum dibuka.
 Flow Diagram dan Engineering Drawing

Flow diagram dibuat untul menggambarkan langkah – langkah proses secara umum.
Sedangkan Engineering adalah gambar yang dibuat dengan menggunakan cara-cara,
ketentuan-ketentuan, aturan-aturan yang telah disepakati bersama oleh para ahli teknik.
Di dalam dunia engineering ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan tersebut berupa
normalisasi atau standarisasi yang sudah ditetapkan oleh ISO (International Organisation
for Standarisation) yaitu sebuah badan/lembaga internasional untuk standarisasi.
Di samping ISO sebagai sebuah badan internasional (antarbangsa), di negara-negara
tertentu ada yang memiliki badan standarisasi nasional yang cukup dikenal di seluruh
dunia.
Gambar teknik mengandung maksud tertentu, perintah-perintah atau informasi dari
pembuat gambar (perencana) untuk disampaikan kepada pelaksana atau pekerja di
lapangan (bengkel) dalam bentuk gambar kerja yang dilengkapi dengan keterangan-
keterangan berupa kode-kode, simbol-simbol yang memiliki arti tertentu.
 Fungsi Sirkulasi dan By-pass pada Jalur Pengumpan
Sirkulasi dilakukan agar proses pengadukan pada labu berlangsung dengan efisien,
memanfaatkan saluran tertentu serta valve – valve yang ada di sepanjang saluran tersebut.
Dengan adanya sirkulasi yang dapat berfungsi sebagai pengadukan, diharapkan campuran
umpan akan homogen.
Sedangkan by-pass berfungsi untuk menghindari shock-load umpan, sehingga laju
alir umpan dapat tetap terjagadan resiko kerusakan alat dapat berkurang.
 Hasil
Selama proses, seluruh variabel berjalan stabil. Destilat pertama telah terbentuk
pada waktu 5 menit. Hal ini dikarenakan sebagian komponen campuran pada T3 telah
mencapai titik didihnya, serta aliran pendingin telah berjalan dan mendinginkan uap yang
keluar dari bagian atas kolom.
Pada posisi shut-down, penurunan suhu pada T3 belangsung dalam waktu 60 menit
hingga mencapai standar keamanan yaitu 500C. Hal yang pertama dilakukan untuk shut-
down ialah menutup aliran pemanas, kemudian menutup aliran pendingin dan terakhir
menghentikan aliran umpan. Selama shut-down perbedaan tekanan pada kolom terus
menurun hingga mencapai nilai 0, yang berarti tekanan di bagian atas dan bawah kolom
telah sama.
Setelah suhu T3 mencapai nilai nol, seluruh pompa dimatikan, Control Panel
dimatikan, dan teakhir saluran udara tekan ditutup. Maka, operasi sudah sepenuhnya
selesai.
Oleh : Khairunnisaa N H (101411040)

- Destilasi merupakan proses pemisahan salah satu senyawa/komponen penyusun


pada suatu campuran dalam fasa cair, pemisahan tersebut berdasarkan perbedaan
titik didih dari senyawa/komponen. Proses pemisahan ini dipengaruhi oleh besar-
kecilnya temperature operasi yang digunakan.
- Dalam destilasi skala pilot plant terdapat 6 sektor yang harus ditinjau dari diagram
flow, yaitu sektor 1 adalah sektor pengumpanan / feed area, sektor 2 adalah sektor
jalur zat yang dipanaskan, sektor 3 adalah sektor jalur pemanas, sektor 4 adalah
sektor kolom kesetimbangan, sektor 5 adalah sektor sistem pendingin dan sektor 6
adalah sektor sistem control pengendali.
- Fungsi flow diagram destilasi pada pilot plant adalah penggambaran analisa
maupun menggambarkan rancangan sistem destilasi agar mudah dimengerti, serta
menginformasikan nama, simbol, tipe, material dari alat, serta keterangan lainnya
mengenai peralatan yang ada pada sistem destilasi.
- Perbedaan flow diagram dengan engineering process drawing adalah flow diagram
merupakan gambaran rancangan sistem yang saling berhubungan / beralur baik
secara manual maupun komputasi yang dapat difahami oleh professional.
Sedangkan sketsa engineering adalah penggambaran sistem kerja yang bersifat
universal yang dapat difahami oleh orang yang membuatnya.
- Perbedaan destilasi sklala pilot plant dengan destilasi sebelumnya adalah pada
distilasi skala pilot plant sistemnya kontinyu, dan terdapat pengendali (control
panel) yang berfungsi mengendalikan alat dari jarak jauh, serta memberikan
informasi operasi tanpa harus melihat langsung ke peralatan yang sebenarnya (local
indication). Pada control panel informasi yang tersedia pun terdiri dari beberapa
macam data yang dapat ditampilkan sekaligus. Sedangkan untuk destilasi
sebelumnya adalah sistemnya batch dan tidak terdapat pengendali (control panel).
- Pada proses destilasi digunakan udara tekan yang berfungsi untuk membantu
mengalirkan umpan pada tangki pemanas, sehingga daya yang digunakan pompa
tidak terlalu besar serta untuk meningkatkan panas / suhu dari steam, dimana udara
tekan akan memperbesar panas yang diberikan oleh steam.
- Fungsi dari sirkulasi adalah untuk menghomogenkan larutan, dengan terjadinya
sirkulasi maka akan terjadi satu siklus bolak-balik yang menghasilkan suatu gaya
mekanik yang memungkinkan timbulnya pengadukan larutan dalam reaktor umpan
dan menjadi homogen, serta untuk menghemat bahan yang digunakan untuk proses
destilasi.
- Perbedaan flowmeter 1 (FI 14) dengan flowmeter 2 (FI 28) adalah dari skala
indikator untuk skala pada flowmeter 1 (FI 14) skalanya hanya dikalikan 1 dan
berukuran kecil sehingga aliran yang melalui flowmeter tidak stabil (fluktuatif).
Sedangkan untuk skala pada flowmeter 2 (FI 28) skalanya dikalikan 100 dan
berukuran besar sehingga aliran yang melalui flowmeter stabil.

Gambar : sektor 2 unit destilasi


- Sektor 2 terdiri dari tangki penampung larutan yang akan dipanaskan yaitu Sump
Tank (T3). Larutan dalam tangki akan dipanaskan oleh steam. Larutan yang berasal
dari sektor 1 terlebih dahulu dimasukkan ke dalam tangki sebelum mengalirkan
steam. Pemanasan dilakukan setelah larutan yang akan dipanaskan sudah sampai
batas garis ke-2 pada tangki, hal ini dilakukan sebagai batas minimum larutan yang
harus ada untuk dipanaskan. Dan jika larutan telah melewati batas garis ke-3 pada
tangki maka larutan akan dibuang ke saluran pengeluaran, karena jika lebih dari
batas maka akan terjadi .
Larutan pada tangki (T3) dimasukkan ke Falling Film Evaporator (W2) sebagai
proses pemanasan dan penguapan dengan menggunakan steam. Larutan dialirkan
dengan menggunakan pompa P3. Sebagian larutan yang telah diuapkan FFE
kemudian disirkulasikan kembali ke T3 hal ini bertujuan agar larutan yang akan
dipisahkan memiliki tingkat kemurnian yang lebih tinggi dan lebih homogen.
Sebelum masuk ke dalam P3 larutan didinginkan terlebih dahulu oleh W3 (cooler),
tetapi pada praktikum yang dilakukan W3 sudah tidak berfungsi sehingga tidak
melewati W3.
Variabel yang diukur di sektor 2 secara manual (local indication) adalah TI-22
yaitu merupakan suhu larutan yang disirkulasi / direcycle, dan FI-28 yaitu
merupakan indikator dari laju alir umpan sirkulasi / yang direcycle ke dalam FFE.
Oleh : Latif Fauzi (101411041)
Pada praktikum dilakukan proses distiasi skala pilot plant menggunakan air dengan
tujuan melakukan pengmatan pada unit distilasi di setiap sektor, mengetahui tahap-tahap
proses distilasi skala pilot plant, dan menjalankan peralatan unit distilasi dengan aman dan
benar. Distilasi adalah salah satu metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan
volatilitas yang bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi/kemurnian satu atau lebih
komponen yang biasanya adalah komponen yang memiliki titik didih lebih rendah sebagai
produk atas.
 Sektor
Unit distilasi pada laboraturium pilot plant terdiri dari 6 sektor, yaitu sektor 1
(sektor pengumpanan), sektor 2 (sektor zat yang dipanaskan), sektor 3 (sektor jalur
pemanas), sektor 4 (sektor pemisahan), sektor 5 (sektor pendinginan) dan sektor 6 (sektor
kontrol panel).
Mekanisme kerja pada sektor 5 atau sektor pendinginan yaitu air pendingin nula-
mula dialirkan ke dalam kondensor, kemudian uap destilat hasil proses distilasi akan
masuk ke dalam kondensor dan kontak secara tidak langsung dengan air pendingin
sehingga terjadi perpindahan panas dari uap hasil destilat ke air pendingin. Uap destilat
akan berubah fasa menjadi cair kembali yang kemudian disirkulasikan kembali ke tangki
umpan (sektor 1).
Berikut merupakan sketsa unit destilasi pada sektor 5.

Gambar 1. Sketsa unit destilasi sektor 5


Sektor 5 terdiri atas beberapa instrumen, salah satunya adalah kondenser (W1).
Kondenser tersebut merupakan tempat terjadinya perubahan uap hasil distilasi (distilat)
menjadi cairan. Air pendingin masuk dengan membuka katup V1 (Condenser Cooling
Water) dan outlet kolom pendingin yang dapat kita atur secara otomatis pada bagian
kontrol panel dengan memasukan nilai suhu outlet (TI 22) yang diinginkan atau mengatur
besarnya bukaan pada bagian inlet (F 14) secara manual.
Pada sektor ini terdapat instrumen alat ukur yang menunjukkan indikator
temperatur yaitu TR1 (Condenser water supply) menunjukkan temperatur air masuk
kedalam kondensor, TIA (Condeser high alarm) menunjukkan temperatur dalam kondenser
yang berhubungan dengan safety jika terjadi kesalahan pada sistem kondenser, dan TRC
(Condenser water outlet) menunjukkan temperatur air keluaran dari kondensor. Selain itu
juga terdapatat instrumen alat ukur yang menunjukkan indikator laju alir dari air yang
masuk ke dalam kondenser yaitu F5 (Condenser cooling water observer) yang
berhubungan dengan unit pada sektor pemanas dalam pengaliran steam sebagai safety.
 Perbedaan distilasi sederhana dan distilasi skala pilot plant?
Gambar Distilasi Sederhana
Termometer

out
Labu distilasi sebagai

Kondensor untuk mengkondensasikan


uap yang terbentuk
wadah umpan

umpan Penampung
Distilat
in

Heater untuk memanaskan umpan

Hal yang membedakan antara distilasi sederhana dengan distilasi skala pilot plant
adalah pada skala pilot plant terdapat pengendali yang berada pada control panel dan juga
sistem yang dilakukan pada distilasi skala pilot plant adalah sistem kontinyu sedangkan
pada distilasi sederhana dengan sistem batch.
 Fungsi sirkulasi dan by-pass pada pengoperasian distilasi
Sirkulasi dilakukan agar proses pengadukan pada labu berlangsung effisien dengan
memanfaatkan jalur-jalur pipa yang terdapat pada unit ini sebelum dialirkan ke bagian
berikutnya dan tidak diperlukan metoda pengadukan yang lainnya (misalnya dengan
menggunakan stirrer). Dengan pengadukan (menggunakan system sirkulasi) diharapkan
campuran yang akan dipisahkan akan homogen, sehingga memenuhi sebagai larutan
umpan yang homogen. Sedangkan by-pass berfungsi untuk menghindari shock-load
umpan, sehingga besar laju alir umpan akan terjaga dan resiko kerusakan alat dapat
dihindari.
 Flow Diagram dan Sketsa Engineering
Flow diagram merulpakan pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem
untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan
satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. Sketsa
engineering adalah gambar yang secara umum banyak digunakan dengan mengikuti
aturan-aturan tertentu atau merupakan gambar kerja yang sifatnya universal yang
mempunyai arti sama di manapun, sehingga gambar kerja dapat dibaca dan dipahami oleh
oleh orang yang membuatnya.
Nama : M. Rizki. P
NIM : 101411042

SEKTOR 1

Praktikum kali ini bertujuan untuk memahami konsep kerja beserta fungsi setiap
sektor pada unit distilasi untuk skala pilot plant sehingga zat yang dipakai cukup air. Di
sektor pertama ini memiliki tujuan memberikan umpan untuk sektor 2 yaitu tempat
penyimpanan zat yang akan dipanaskan jika tidak ada sektor pertama ini maka tahap awal
distilasi tidak akan terjadi.
Perbedaan dari distilasi pilot plant dengan distilasi sederhana adalah cara kerja, dan
jumlah yang akan di distilasi. Dimana cara kerja distilasi pilot plant yaitu secara kuntinyu
sehingga dalam hasil distilasinya relatif sama begitu pula dengan jumlah yang akan di
distilasinya dikarenakan dalam distilasi kuntinyu merupakan sebagian dari alat industri
yang sangat dibutuhkan dalam jumlah yang besar, sehingga dapat menampung banyak
larutan/zat. Sedangkan dalam distilasi sederhana digunakan untuk skala kecil atau
perbandingan antara distilasi sederhana yang akan di masukan dalam distilasi yang
sebernarnya sehingga dapat diketahui kebutuhan panas dalam distilasi pilot plant dengan
cara melakukan distilasi batch awal.
Sebelum masuk kedalam kolom distilasi terdapat dua jalur dimana kedua jalur
tersebut menentukan tempat kolom feed yang akan digunakan, perbedaan dari keduanya
yaitu jika menggunakan kolom feed diatas maka kontak terhadap uap destilat dalam kolom
destilasi akan lebih banyak namun proses akan semakin lama begitu pula kebalikannya
dalam kolom feed yang dibawah. Dalam sektor satu terdapat indikator laju alir untuk
melihat seberapa kebutuhan air yang ingin diperlukan. Lalu terdapat indikator temperatur
feed (TR-13) untuk melihat seberapa suhu masuk feed dalam destilasi.
Pada sektor pertama ini umpan (air) disirkulasikan melalui jalur pipa yang terdapat
pada bagian bawah labu dan di alirkan kembali dengan bantuan pompa (P2) masuk
kembali pada labu melalui bagian atas labu. Sirkulasi dilakukan agar proses pengadukan
pada labu berlangsung effisien dengan memanfaatkan jalur-jalur pipa yang terdapat pada
unit ini sebelum di alirkan ke bagian berikutnya sehingga berfungsi sebagai by-pass dan
tidak diperlukan metoda pengadukan yang lainnya. Dengan pengadukan diharapkan larutan
yang akan dipisahkan akan homogen, sehingga memenuhi sebagai larutan umpan yang
homogen. Sedangkan by-pass berfungsi untuk menghindari shock-load umpan, sehingga
besar laju alir umpan akan terjaga dan resiko kerusakan alat dapat dihindari.
Larutan air dalam reactor dialirkan melewati preheater untuk menaikkan suhu larutan
(Sektor1) untuk kemudian mengalir masuk melewati tray. Di tray inilah terjadi
pengontakkan antara larutan dari preheater dengan uap panas dari steam. Larutan dan uap
akan melewati tray dengan alat bantu kontak buble cap tray yang dipasang secara
horizontal.
Setelah tercapai keseimbangan fasa uap dan cair, uap etanol yang terbentuk
kemudian masuk ke kolom kondensor. Umpan masuk berasal dari hasil distilasi yang
disirkulasikan kembali. Sirkulasi dalam setiap perpipaan dibutuhkan karena dengan adanya
sirkulasi maka laju alir yang tertahan tidak akan membuat tekanan dalam pipa. Sehingga
menghindarkan hal – hal seperti kobocoran dan ledakan karena tekanan berlebih.
Pada alat destilasi skala pilot plan ini terdapat flow diagram. Flow diagram adalah
mendeskripsikan urutan pelaksanaan suatu proses jugamenggambarkanaliran proses yang
dikerjakan dari awal sampai akhir. Fungsidari flow diagram sebagai miniature dari alat
destilasi sehingga mempermudah untuk mempelajari proses destilasi menggunakan alat
tersebut. Di dalam flow diagram terdapat deskripsi, type, technical data, material, posisi,
dan spesifikasi dari setiap alat yang terdapat pada alat destilasi.
Nama : Muhamad Aliyudin M
NIM : 101411044

Pengawasan sektor pada praktikum distilasi skala pilot plant kali ini yaitu pada
sektor empat dan enam, dimana sektor empat merupakan unit kolom dan sektor
enam sebagai unit pengendali. Proses yang terjadi merupakan proses destilasi
menggunakan tray berjenis buble cup. Proses yang terjadi pada kolom destilasi
adalah kesetimbangan fasa, perpindahan massa, perpindahan panas, perpindahan
momentum dan perubahan fasa akibat pemanasan.
Proses yang terjadi pada tray buble cap yaitu proses kesetimbangan fasa dan
perpindahan panas. Tray bubble cup tersebut berjumlah dua belas stage, setiap stage
mewakili satu kondisi kesetimbangan fasa dan memperluas kontak perpindahan
panas. Perubahan fasa akibat pemanasan terjadi pada reboiler akibat tekanan parsial
cairan lebih kecil dibandingkan tekanan parsial udara pada kolom destilasi dan
reboiler. Proses perpindahan massa terjadi karena pasokan cairan umpan diuapkan
pada reboiler lalu melewati kolom destilasi yang kemudian dikondensasikan dan
ditampung pada labu destilat. Perpindahan panas yang paling dominan terjadi adalah
perpindahan panas secara konveksi karena perpindahan panas pada proses distilasi
ini diikuti oleh bergeraknya partikel pada komponen cairan.
Beberapa variabel yang berpengaruh pada sektor empat dapat terbaca pada
sector enam sebagai pengendali. Beberapa variabel tersebut adalah suhu, tekanan,
dan konsentrasi cairan. Suhu yang diamati adalah suhu pada bagian atas kolom, suhu
aliran masuk umpan menuju kolom dan suhu bagian dasar kolom. Sedangkan
tekanan yang diamati adalah tekanan bagian atas kolom dan bagian bawah kolom.
Konsentrasi cairan pada praktikum distilasi kali ini tidak diamati perubahannya
karena komponen yang digunakan hanya air tanpa zat lain, sehingga konsentrasinya
akan tetap.

Perbedaan Distilasi Skala Lab dengan Skala Pilot Plant


Perbedaan yang mendasar yaitu, pada distilasi skala lab semua bagian dapat
dikontrol secara langsung pada satu area, sedangkan pada distilasi skala pilot plant
terdapat sektor – sektor yang berbeda. Selain itu pada distilasi skala pilot plant
memiliki proses kontinyu sedangkan pada proses distilasi skala lab prosesnya secara
batch.
Flow Diagram
Flow Diagram adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional
sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang
dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun
komputerisasi. Flow Diagram ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart,
Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi. Flow
Diagram ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data
dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun
rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada
pemakai maupun pembuat program.

Sketsa Engineering
Sketsa Engineering adalah sketsa yang dibuat dengan menggunakan cara-cara,
ketentuan-ketentuan, aturan-aturan yang telah disepakati bersama oleh para ahli
teknik. Di dalam dunia engineering ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan tersebut
berupa normalisasi atau standarisasi yang sudah ditetapkan oleh ISO (International
Organisation for Standarisation) yaitu sebuah badan/lembaga internasional untuk
standarisasi. Di samping ISO sebagai sebuah badan internasional
(antarbangsa), di negara-negara tertentu ada yang memiliki badan standarisasi
nasional yang cukup dikenal di seluruh dunia.
Sebagai suatu alat komunikasi, gambar teknik mengandung maksud tertentu,
perintah-perintah atau informasi dari pembuat gambar (perencana) untuk
disampaikan kepada pelaksana atau pekerja di lapangan (bengkel) dalam bentuk
gambar kerja yang dilengkapi dengan keterangan-keterangan berupa kode-kode,
simbol-simbol yang memiliki satu arti, satu maksud, dan satu tujuan.

Fungsi Sirkulasi pada Tangki Umpan


Pada tangki umpan dilakukan sirkulasi berfungsi sebagai media homogenasi
konstrasi cairan pada tangki umpan, karena pada tangki umpan tidak dilengkapi
dengan mixer. Selain itu juga mencegah pengendapan pada tangki umpan oleh cairan
yang memiliki partikel padatan.
Fungsi Bypass
Bypass berfungsi sebagai aliran langsung proses dapat digunakan dalam
pengkondisian kegagalan proses. Sedangkan katup bypass berfungsi sebagai
menjalankan fungsi pengalihan yang realtif memberikan aliran kontrol yang
diperlukan dengan satu outlet, sementara memungkinkan aliran konstan melalui
sistem dengan outlet lainnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Destilasi adalah proses pemisahan larutan berdasarkan perbedaan titik didih dengan
rentang yang besar.
- Jenis kolom destilasi yang digunakan adalah bubble cap column.
- Unit destilasi dibagi menjadi 6 sektor yaitu sektor persiapan larutan (umpan), sektor
penampung dan pemanas, sektor steam, sektor kontak dalam kolom, sektor
pendingin, dan sektor kontroller.

Daftar Pustaka
Destilasi. (online) www.chem-is-try.org. Diakses pada 5 Desmber 2012.

Khayam, Oemar, Ir. MT. 2010. Buku II Bahan Ajar Pilot Plant “Plate Heat Exchanger”.
Bandung : Jurusan Teknik Kimia Polban.
McCabe, Warren L. dkk. 1999. Operasi Teknik Kimia Jilid I. Jakarta : PT. Erlangga.
Penyulingan/ Destilasi (Bubble Cap Column). Jurusan Teknik Kimia. Politeknik Negeri
Bandung.
Yumarotun. Distilasi Fraksionasi. 2011. Laboratorium Kimia Organik Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai