S1 2016 333474 Introduction
S1 2016 333474 Introduction
RAWAT JALAN RS
SOERADJI TIRTONEGORO
HARINI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyebab nomor satu kematian di dunia setiap tahunnya. Terjadinya kematian dini
RI, 2014). Di Indonesia, penyakit jantung dan pembuluh darah telah menduduki
meningkat dengan bertambahnya umur dan meningkat nyata pada usia 35 tahun ke
kardiovaskular yang signifikan, dan merupakan risiko langsung yang terkait dengan
semua pasien yang diketahui menderita Coronary Artery Disease (CAD). Semua
telah terbukti mengurangi kematian akibat CAD danstroke serta kebutuhan untuk
Coronary Artery Bypass Graft (CABG). Suplemen vitamin E atau antioksidan lain
1
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIHIPERLIPIDEMIA PADA PASIEN JANTUNG KORONER DI INSTALASI
RAWAT JALAN RS 2
SOERADJI TIRTONEGORO
HARINI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
uji klinis menunjukkan tidak ada manfaat yang berarti dengan konsumsi suplemen
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (2013), prevalensi kadar LDL kategori
tubuh [BMI]> 26 kg / m2), merokok, gaya hidup, dan glukosa darah > 4,4 mmol /
kolesterol total dan LDL sedikit lebih tinggi, dan tingkat HDL rendah (terutama
statin), asam fibrat (gemfibrozil), ezetimibe, suplemen minyak ikan (Wells et al.,
et al., 2011). Pasien dengan diagnosa penyakit jantung koroner (PJK) dan risiko
al., 2011).
tidak rasional. Pada tahun 2013, ditemukan kasus berupa efek samping penggunaan
statin. Efek samping berupa kelemahan (65 kasus) dan nyeri otot (64 kasus) adalah
kasus yang paling umum. Dalam 19 kasus, pasien dirujuk ke rehabilitasi, tetapi
laporan tidak mencakup deskripsi dari pengobatan (Mendes et al., 2014). Pada
tahun 2000, dilaporkan 871 kasus rhabdomyolysis dari penggunaan statin yang
mewakili 601 pasien. Jumlah penggunaan masing-masing statin dalam kasus yang
Obat-obatan yang berinteraksi dengan statin yang ditemukan pada kasus yang
dilaporkan : mibefradil (99 kasus), fibrat (80 kasus), siklosporin (51 kasus),
antijamur (12 kasus). Statin ditetapkan sebagai penyebab utama dalam 72,0% kasus
dan kematian ditemukan dalam 38 kasus. Mayoritas laporan sebanyak 556 kasus
berasal dari profesional kesehatan (Omar et al., 2002). Oleh karena itu, penelitian
B. Rumusan Masalah
Tirtonegoro?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Telaah Pustaka
maupun yang sudah terjadi penimbunan lemak atau plak pada dinding arteri
koroner, baik disertai gejala klinis atau tanpa gejala klinis sekalipun (Kabo, 2008).
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIHIPERLIPIDEMIA PADA PASIEN JANTUNG KORONER DI INSTALASI
RAWAT JALAN RS 5
SOERADJI TIRTONEGORO
HARINI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Pengertian lain secara sederhana tentang penyakit jantung koroner adalah terjadinya
penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama
adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikan kadar trigliserida
mempunyai peran yang penting dan erat kaitannya satu dengan yang lain, sehingga
untuk memenuhi ketersediaan darah yang adekuat ke seluruh bagian tubuh, baik
dalam keadaan istirahat maupun saat stres fisiologis (Silbernagl dan Lang, 2007).
lemak atau kolesterol yang membentuk plak/atheroma dalam intima arteri koronaria
pembuluh darah. Bila lumen menyempit maka resistensi terhadap aliran darah akan
meningkat dan membahayakan aliran darah miokardium. Bila penyakit ini semakin
berlanjut, maka penyempitan lumen akan diikuti perubahan pembuluh darah yang
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIHIPERLIPIDEMIA PADA PASIEN JANTUNG KORONER DI INSTALASI
RAWAT JALAN RS 6
SOERADJI TIRTONEGORO
HARINI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang disebut LDL (Low Density
Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke sel otot
jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kelebihan
kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density
Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu
dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam (cairan) empedu. Maka apabila
untuk diuraikan menjadi menurun. LDL mengandung lebih banyak lemak daripada
pembuluh darah. Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang "baik" karena dalam
sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat (Cypess et al., 2008).
Berikut ini gejala klinik penyakit jantung koroner menurut Soeharto, 2004 :
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIHIPERLIPIDEMIA PADA PASIEN JANTUNG KORONER DI INSTALASI
RAWAT JALAN RS 7
SOERADJI TIRTONEGORO
HARINI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
a. Tidak ada gejala. Banyak dari penderita jantung koroner yang tidak merasakan
sesuatu yang buruk atau tanda-tanda suatu penyakit. Dalam bidang kedokteran,
dengan sakit dada sementara pada waktu melakukan gerakan fisik atau latihan.
c. Angina tidak stabil. Sakit dada yang tiba-tiba terasa pada saat istirahat atau
(MI).
koroner sering kali adalah irama jantung yang tidak teratur atau ventricular
total, LDL atau trigliserida dan penurunan HDL atau kombinasi di antara keduanya.
lipoprotein yang mengangkut lipid ke dalam plasma. Abnormalitas kadar lipid akan
Tabel I. Klasifikasi LDL, HDL, Trigliserida dan Kolesterol Total (DiPiro et al., 2008)
Kolesterol LDL
Kolesterol HDL
Kolesterol Total
Trigliserida
sebagai berikut:
a. Khilomikron
melalui jalur bersama dengan VLDL yang melibatkan hidrolisis oleh sistem
b. VLDL
bebas untuk penyimpanan dalam jaringan adiposa dan untuk oksidasi dalam
jaringan seperti jantung dan otot rangka. Pengoksidasian lipid menjadi energi
tergantung kebutuhan tubuh.Jika tidak atau kurang terjadi oksidasi, hal ini
c. LDL
dan reseptor LDL diatur oleh kandungan kolesterol dalam sel. Biasanya,
sekitar 70% dari LDL akan dikeluarkan dari plasma oleh hepatosit. Bahkan
d. LP(A) Lipoprotein
bervariasi dari 0 sampai lebih dari 500 mg/dL dan ditentukan oleh faktor
genetik. Lp(a) dapat ditemukan dalam plak aterosklerotik dan juga dapat
2007).
e. HDL
Apoprotein dari HDL disekresikan oleh hati dan usus.Sebagian besar lemak
lebih besar. Kolesterol juga diekspor dari makrofag oleh transfer ATP binding
5. Penatalaksanaan Hiperlipidemia
bukti penting dari uji klinis ini mendapat dukungan lebih lanjut dan memperluas
manfaat dari terapi pengurangan risiko yang intensif untuk pasien dengan penyakit
2011).
dewasa yaitu usia ≤ 75 tahun dan tidak ada masalah lain menggunakan statin
intensitas tinggi. Pada usia > 75 tahun atau ada perhatian khusus dianjurkan
2013)
Terapi statin intensitas tinggi Terapi statin intensitas sedang Terapi statin intensitas rendah
Dosis harian menurunkan LDL rata- Dosis harian menurunkan Dosis harian menurunkan LDL
rata, sekitar ≥50% : LDLrata-rata, sekitar 30% sampai rata-rata, dengan <30% :
<50% :
Lovastatin 40 mg Pitavastatin 1 mg
Fluvastatin XL 80 mg
Fluvastatin 40 mg BID
Pitavastatin 2-4mg
Tujuan utama dari pengobatan yaitu menghilangkan rasa sakit pasien dan
epigastrium, mual, dan perut kembung. Efek samping ini dapat dikurangi
dengan meningkatkan asupan cairan, diet tinggi serat, dan memakai pelunak
al., 2009).
b. Niasin
untuk hiperlipidemik campuran atau sebagai lini kedua terapi kombinasi untuk
memiliki banyak reaksi obat yang merugikan. Cutaneous flushing dan gatal-
gatal disebabkan oleh prostaglandin dan dapat dikurangi dengan minum aspirin
masalah umum yang sering terjadi. Niasin kontraindikasi pada pasien dengan
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIHIPERLIPIDEMIA PADA PASIEN JANTUNG KORONER DI INSTALASI
RAWAT JALAN RS 14
SOERADJI TIRTONEGORO
HARINI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
penyakit hati yang aktif, dan mungkin memperburuk gout yang sudah ada
LDL yang dimediasi melalui LDL-Rs menjadi mekanisme utama dalam efek
penurun kolesterol total dan LDL yang paling kuat serta yang terbaik yang
dapat ditoleransi oleh pasien. Terapi kombinasi dengan obat golongan asam
empedu resin bisa dikatakan rasional karena jumlah LDL-Rs meningkat, ini
samping yang sering dilaporkan adalah kejadian konstipasi kurang dari 10%
Protein binding
>95 95-98 -50 >90 96 88
(%)
T½ eliminasi 7 jam - 14
3 2 1,8 1,2 13-20
(jam) jam
d. Fibrat
efektif dalam mengurangi VLDL, tetapi kenaikan timbal balik dalam LDL
dapat terjadi dan kadar kolesterol total relatif tidak berubah. Konsentrasi HDL
plasma bisa naik 10% - 15% atau lebih dengan penggunaan obat golongan ini.
produksi VLDL. Efek samping antara lain gangguan saluran cerna terjadi 3%-
5%, ruam sebanyak 2%, pusing sebanyak 2,4% dan peningkatan sementara
2008).
e. Ezetimibe
mekanisme baru yang membuatnya menjadi pilihan yang baik sebagai terapi
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIHIPERLIPIDEMIA PADA PASIEN JANTUNG KORONER DI INSTALASI
RAWAT JALAN RS 16
SOERADJI TIRTONEGORO
HARINI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
tambahan. Hal ini disetujui sebagai monoterapi dan baik untuk digunakan
sebanyak 18% LDL dan penggunaan bersama statin dapat menurunkan lagi
digunakan untuk pasien yang tidak toleran atau tidak menunjukkan manfaat
Diet yang tinggi kandungan omega-3 polyunsaturated fatty acids (dari minyak
minyak ikan EPA 465 mg dan docosahexaenoic acid 375 mg. Dosis 4
gram/hari, dapat dikonsumsi sekali sehari 4 kapsul 1 gram atau dua kali sehari
14%- 30% dan meningkatkan HDL sekitar 10%. Komplikasi dari penggunaan
dan konsep faktor risiko PJK mulai diperkenalkan (Dawber et al., 1957). Peran
density lipoprotein (LDL) kolesterol dikaitkan dengan peningkatan risiko PJK, dan
penurunan risiko PJK. Kontroversi tentang hipotesis lipid berlanjut sampai uji klinis
garis lemak yang lebih luas dan memperbesar lesi di kedua aorta abdominal,
arteri koroner kanan dan arrteri koroner Left Artery Descending (LAD).
perkembangan lesi baik dalam aorta perut dan kanan arteri koroner dan dengan
prevalensi peningkatan lesi dalam LAD arteri koroner (McMahan et al., 2008).
b. Merokok
Merokok dikaitkan dengan peningkatan lesi yang lebih besar pada aorta
perut, dan peningkatan garis-garis lemak. Efek dari merokok pada aorta perut
al., 1984).
c. Kegemukan
Obesitas memiliki efek yang kuat pada tingkat garis-garis lemak dan
memiliki keterlibatan yang lebih luas dengan pembesaran lesi. Pada wanita
untuk perempuan obesitas memiliki garis-garis lemak yang lebih luas (Maas et
al., 2010).
d. Hiperglikemia
terkait dengan lemak yang lebih luas dan pembesaran lesi pada kedua aorta
perut dan arteri koroner kanan, dan dengan kelas mikroskopis aterosklerosis di
Hiperkolesterolemia Hipotiroidisme
sindrom nefrotik
anorexia nervosa
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIHIPERLIPIDEMIA PADA PASIEN JANTUNG KORONER DI INSTALASI
RAWAT JALAN RS 19
SOERADJI TIRTONEGORO
HARINI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Hipertrigliseridemia Kegemukan
diabetes mellitus
Lipodistrofi
keracunan darah
Kehamilan
hepatitis akut
Kegemukan
rendah dikaitkan dengan obesitas (indeks massa tubuh [BMI]> 26 kg / m), merokok,
gaya hidup, dan glukosa darah> 4,4 mmol / L. Hipertrigliseridemia dalam kasus
tertentu (misalnya, diabetes mellitus, sindrom nefrotik, penyakit ginjal kronis, dan
total dan LDL sedikit lebih tinggi, dan tingkat HDL rendah (terutama selama
diabetes, dan asupan alkohol, estrogen eksogen, dan insufisiensi ginjal cenderung
ketidakmampuan untuk mengikat LDL pada reseptor LDL. Hal ini menyebabkan
kurangnya degradasi LDL oleh sel dan biosintesis tidak diatur kolesterol, dengan
kolesterol total dan LDL-C berbanding terbalik dengan defisit reseptor LDL
8. Rasionalitas Pengobatan
bahwa pasien menerima terapi yang sesuai dengan kebutuhan klinis, dalam dosis
dan penggunaan biaya terendah bagi pasien dan lingkungan sekitarnya (Quick dkk.,
1997). Dalam pengobatan rasional terkait beberapa komponen, mulai dari diagnosis,
pemilihan dan penentuan dosis obat, penyediaan dan pelayanan obat, petunjuk
pemakaian obat, bentuk sediaan yang tepat, cara pengemasan, pemberian label,
serta kepatuhan penggunaan obat oleh penderita (Segeran, 2009). Kriteria obat
b. Tepat obat, seleksi obat didasarkan pada efikasi, keamanan, kecocokan, dan
pertimbangan biaya.
c. Tepat dosis, durasi, dan cara pemberian (administration, dosage, and duration
appropriate).
d. Tepat pasien, tidak ada kontraindikasi dan kemungkinan efek samping yang
e. Tepat informasi pada pasien, ketepatan pemberian informasi tentang obat yang
harus diminum atau digunakan pasien, cara pemakaian obat, efek samping, dan
sebagainya.
f. Tepat evaluasi atau monitoring, monitoring tentang efek yang tidak diharapkan
dari pengobatan.
Penggunaan obat dikatakan tidak tepat jika resiko yang mungkin terjadi tidak
seimbang dengan manfaat yang diperoleh dari pemberian suatu obat. Dengan kata
lain, penggunaan obat dapat dinilai tidak rasional jika (Anonim, 2000) :
b. Pemilihan obat tidak tepat, artinya yang dipilih bukan obat terbukti paling
c. Cara penggunaan obat tidak tepat, mencakup besarnya dosis, cara pemberian,
d. Kondisi dan riwayat pasien tidak dinilai secara cermat, penyesuaian dosis atau
e. Pemberian obat tidak disertai penjelasan yang sesuai kepada pasien atau
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIHIPERLIPIDEMIA PADA PASIEN JANTUNG KORONER DI INSTALASI
RAWAT JALAN RS 22
SOERADJI TIRTONEGORO
HARINI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
keluarganya.
f. Pengaruh pemberian obat baik yang diinginkan ataupun yang tidak diinginkan,
Akibat yang dapat timbul dari penggunaan obat yang tidak rasional antara lain
mortalitas dan morbiditas pasien, mengurangi availabilitas obat vital yang akhirnya
yang tidak diinginkan seperti reaksi efek samping obat dan resistensi obat, serta
psikososial pada pasien yang menyebabkan sugesti untuk selalu menggunakan obat
F. Keterangan Empirik