Anda di halaman 1dari 6

A.

DEFINISI
Batuk adalah suatu refleks fisiologi protektif yang bermanfaat untuk
mengeluarkan dan membersihkan saluran pernapasan dari dahak, debu,
zat-zat perangsang asing yang dihirup. (Linnisaa&Susi, 2014). Ada 2 jenis
batuk yaitu batuk berdahak adalah batuk yang disertai dengan keluarnya
dahak dari batang tenggorokan dan batuk kering adalah batuk yang tidak
disertai keluarnya dahak. (Qiyaam&Baiq, 2018).

a.1 Saluran Pernafasan Normal a.2 Saluran Pernafasan Batuk

B. ETIOLOGI
Etiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sebab dan asal
muasal.

1.Batuk merupakan gejala yang ditimbulkan oleh terpicunya refleks batuk.


Misalnya pada alergi (asma), sebab-sebab mekanis (asap rokok, debu,
tumor paru), perubahan suhu yang mendadak dan rangsangan kimiawi
(gas, bau).

2. Peradangan akibat infeksi virus seperti virus selesma (common cold),


influenza, dan cacar air di hulu tenggorok (bronchitis, pharyngitis).

3. Peradangan dari jaringan paru (pneumonia), tumor dan juga akibat efek
samping beberapa obat (penghambat-ACE). Batuk juga merupakan gejala
pada penyakit kanker paru, gejala lazim pada penyakit tifus dan pada
dekompensasi jantung, terutama pada manula.

1
4. Batuk darah terutama pada anak-anak dapat pula disebabkan oleh
penyakit cacing, misalnya oleh cacing gelang.

5. Batuk bisa juga dipicu oleh stimulasi reseptor-reseptor yang terdapat di


mukosa dari seluruh saluran napas, (termasuk tenggorok), juga dalam
lambung. (Linnisaa&Susi, 2014).

C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi merupakan ilmu yang mempelajari gangguan fungsi
pada organisme yang sakit meliputi asal penyakit, permulaan perjalanan,
dan akibat.

nTS

Iritasi  Serat aferen nervus vagus batang otak

VRG

MNs
3. Fase ekspirasi
1.Fase inspirasi

2. Fase kompresi

c.1 Mekanisme Batuk

Refleks batuk dapat terjadi secara involunter atau tidak disadari dan
secara volunter atau secara sadar diinduksi atau ditekan oleh penderita.
Serat aferen nervus vagus akan masuk ke batang otak melewati nucleus
tractus solitarius (nTS). Nukleus ini memiliki jalur untuk mengirimkan
informasi kepada sekelompok neuron yang berfungsi dalam regulasi
pernapasan, yaitu ventral respiratory group (VRG). Impuls akan dikirimkan
oleh VRG kepada motor neurons (MNs) untuk mengontrol durasi dari fase
inspirasi, kompresi, dan ekspirasi batuk, serta mengatur regulasi otot
pernapasan. (Paramita&Sri, 2016).

Refleks batuk terjadi dalam 4 fase yaitu:

2
1. Fase iritasi

Terangsangnya reseptor batuk oleh berbagai jenis iritan sampai


dengan penyaluran kembali rangsangan yang telah diolah di pusat batuk
kepada organ efektor.

2. Fase inspirasi

Dimulai pada saat terjadi abduksi aktif dari glotis sehingga glotis
terbuka. Abduksi ini disebabkan oleh kontraksi dari muskulus abduktor pada
kartilago aritenoid.

3. Fase kompresi

Dimulai dengan tertutupnya glotis selama 0,2 detik sehingga


mengakibatkan terjebaknya udara di dalam paru.

4. Fase ekspirasi

Udara bertekanan tinggi dari paru akan mendesak terbukanya glotis


dan menghasilkan aliran udara ekspirasi yang kuat diiringi timbulnya suara
batuk. (Paramita&Sri, 2016).

D. TERAPI FARMAKOLOGI
1.Antitusif

Berdasarkan tempat kerjanya dibagi menjadi:


1. Penekan Refleks Batuk secara Sentral

Contoh:

1. Kodein dan Opiat lainnya


 Bekerja dg menekan refleks batuk di medula
 ESO: mual, muntah, palpitasi dan dizziness,, pada dosis yang lebih
besar dapat menyebabkan somnolen, ruam, miosis, gatal-gatal,
ataksia dan pembengkakan kulit.
 Waktu paruh kodein di plasma 2-4 jam. (Buwono dkk, 2018).
2. Dekstrometorfan HBr

3
 Kegunaan obat: penekan batuk cukup kuat kecuali untuk batuk akut
yang berat.
 Hal yang harus diperhatikan: hati-hati/meminta saran dokter untuk
penderita hepatitis, jangan minum obat ini bersamaan obat penekan
susunan saraf pusat, tidak digunakan untuk menghambat keluarnya
dahak.
 ESO: mual dan muntah, dosis terlalu besar dapat menimbulkan
depresi pernafasan.
 Aturan pakai: Dewasa (10-20mg setiap 8jam), Anak (5-10mg setiap
8jam), Bayi (2,5-5mg setiap 8jam).
3. Difenhidramin HCl
 Kegunaan obat: penekan batuk dan mempunyai efek antihistamin.
 Hal yang harus diperhatikan: menyebabkan kantuk jangan
mengoperasikan mesin selama meminum obat ini, konsultasikan ke
dokter/ apoteker untuk penderita asma, ibu hamil, menyusui dan
bayi.
 ESO: pengaruh pada kardiovaskular, SSP, antimuskarinik.
 Aturan pakai: Dewasa (1-2kapsul/25-50mg setiap 8jam), Anak
(0,5kapsul/12,5mg setiap 6-8jam). (Qiyyam&Baiq, 2018).

2. Penekan Refleks Batuk secara Perifer

1. Obat-obat anestesi
 Contoh: terakain, lidokain, dan kokain
 Mengurangi batuk akibat rangsang reseptor iritan di faring
 Hal-hal yg harus diperhatikan: reaksi alergi dan efek toksik.

2.Ekspektoran

Mekanisme kerja : mengurangi kekentalan dahak dg merangsang


reseptor-reseptor di mukosa lambung yang kemudian meningkatkan
kegiatan kelenjar-sekresi dari saluran lambung-usus dan sebagai refleks
memperbanyak sekresi dari kelenjar yang berada di saluran nafas.
(Linnisaa&Susi, 2014).

4
1. Gliseril Guaiakolat
 Hal yang harus diperhatikan: hati-hati dan meminta saran dokter bagi
anak dibawah 2 tahun dan ibu hamil.
 Aturan pakai: Dewasa (1-2tablet/100-200mg setiap 6-8jam, 2-6tahun
(0,5tablet setiap 8jam), 6-12tahun (0,5-1tablet setiap 8jam).
2. OBH
 Aturan pakai: Dewasa (15ml 4xsehari setiap 6jam), Anak (5ml
4xsehari setiap 6jam). (Qiyaam&Baiq, 2018).

3.Mukolitik.

Mekanisme kerja: melarutkan dahak dg membuka jembatan-disulfida


dan memutuskan “serat-serat” (rantai panjang) dari mucopolysaccharida.
(Linnisaa&Susi, 2014).

1. Bromheksin
 Hal yang harus diperhatikan: konsultasikan ke dokter/apoteker untuk
penderita tukak lambung dan wanita hamil 3 bulan pertama.
 ESO: rasa mual, diare, perut kembung ringan.
 Aturan pakai: Dewasa (8mg 3xsehari setiap 8jam), 5-10tahun (4mg
2xsehari setiap 8jam). (Qiyaam&Baiq, 2018).

TERAPI NON FARMAKOLOGI

1. Memperbanyak minum air putih untuk membantu mengencerkan dahak,


mengurangi iritasi dan rasa gatal
2. Menghindari paparan debu, minuman atau makanan yang merangsang
tenggorokan seperti makanan yang berminyak dan minuman dingin,
3. Menghindari paparan udara dingin
4. Menghindari merokok dan asap rokok karena dapat mengiritasi
tenggorokan sehingga dapat memperparah batuk
5.Menggunakan zat-zat emoliensia seperti kembang gula, madu, permen
hisap pelega tenggorokan yang berfungsi untuk melunakkan rangsangan
batuk, dan mengurangi iritasi pada tenggorokan dan selaput lendir
6. Menghirup uap air panas. (Qiyaam&Baiq, 2018).

5
DAFTAR PUSTAKA

Buwono, dkk. 2018. Gazetta. Indonesi: Mandiri.


Linnisaa, Uswatun & Susi Endra. 2014. Rasionalitas Peresepan Obat Batuk
Ekspektoran Dan Antitusif Di Apotek Jati Medika. Sukoharjo: IJMS.
Paramita, Dionisia & Sri Herawati. 2016. FISIOLOGI DAN FUNGSI
MUKOSILIAR BRONKUS. Surabaya: Unair.
Qiyaam, Nurul & Baiq Leny. 2018. Swamedikasi. Yogyakarta: Dhee
Publisher.

Anda mungkin juga menyukai