Anda di halaman 1dari 8

Laba-laba menjadi makhluk yang memiliki torehan sejarah tersendiri dalam

risalah Islam. Allah SWT pernah memerintahkan seekor laba-laba untuk


menyelamatkan Nabi Muhammad SAW dari kejaran kaum kafir.

Peristiwa itu terjadi di salah satu gua di Jabal Tsur saat Nabi Muhammad
SAW dan Abu Bakar hendak berhijrah dari Makkah ke Madinah. Saat itu,
Nabi Muhammad dan Abu Bakar tengah diburu oleh orang-orang Quraisy
yang hendak membunuhnya. Nabi dan Abu Bakar pun tiba di sebuah gua,
kemudian bersembunyi di dalamnya.

Peristiwa tersebut diabadikan dalam Alquran, tepatnya di surah at-Taubah


ayat 40. Ayat itu berbunyi, "Jikalau kalian tidak menolongnya (Muhammad),
sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir
(musyrik Makkah) mengusirnya (dari Makkah), sedangkan dia salah
seorang dari dua orang ketika keduanya berada di dalam gua, di waktu dia
berkata kepada temannya, 'Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya
Allah beserta kita'. Maka, Allah menurunkan ketenangannya kepadanya
(Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang tidak kalian lihat dan
Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah dan kalimat
Allah itulah yang tinggi. Allah mahaperkasa lagi mahabijaksana."

Setelah itu, Allah memerintahkan seekor laba-laba untuk membuat sarang


di mulut gua. Kendati mulut gua tersebut sempat diterawang oleh kaum
kafir Quraisy, mereka tidak dapat melihat keberadaan Nabi Muhammad
dan Abu Bakar di dalamnya. Menurut mereka, adanya sarang laba-laba
menjadi penanda bahwa tidak ada orang yang masuk ke dalam gua.
Selama tiga hari Nabi Muhammad dan Abu Bakar bersembunyi di gua
Tsur. Dua sahabat itu akhirnya berhasil lolos dari kejaran kaum kafir yang
hendak membunuhnya.

Laba-laba merupakan salah satu binatang yang tertera dalam Alquran.


Nama makhluk yang satu ini bahkan, dipilih untuk menjadi tajuk sebuah
surah, yakni al-Ankabut (laba-laba). Kata laba-laba, dalam surah al-
Ankabut muncul pada ayat ke-41. Ayat tersebut berbunyi, "Perumpamaan
orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah SWT
adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah
yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui."

Prof Quraish Shihab dalam tafsir al-Mishbah menjelaskan, ayat di atas


menyamakan kaum musyrikin yang menjadi berhala-berhala sebagai
pelindung dengan laba-laba yang membuat sarang sebagai pelindung.
Sarangnya sangat lemah. Namanya saja rumah atau sarang. Padahal, ia
sama sekali tidak melindungi dari sengatan panas dan dingin. Sedikit
gerakan akan membuat sarang itu porak poranda. Sama dengan berhala
yang namanya diberikan oleh kaum musyrikin sebagai tuhan-tuhan.
Padahal, mereka merupakan benda yang lemah.

Terlepas dari maknanya, secara sains, jaring laba-laba sebenarnya


dianggap memiliki kekuatan dan daya elastis yang luar biasa. Sejumlah
ahli zoologi menilai bahwa benang laba-laba lebih tahan lama dan elastis
dibandingkan fiber terkuat buatan manusia. Namun, Allah SWT justru
menyebut sarang atau jaring laba-laba adalah materi yang lemah dan
rapuh.

Penulis kenamaan Mesir, Musthafa Mahmud menyatakan, benang laba-


laba yang kuat berbeda setelah dia sudah membentuk jaring. Ayat di atas
menyatakan bahwa jaring atau sarang laba-laba merupakan selemah-
lemahnya rumah meski dibuat dari benang yang kuat. Faktanya, seperti
dikatakan Prof Quraish Shihab, kita bisa dengan mudah menghancurkan
sarang laba-laba dengan sekali sentuhan.

Karena itu, ayat tersebut merupakan perumpamaan yang dibuat Allah SWT
untuk menggambarkan kondisi kaum musyrik. Sebab mereka mengambil
dan menyembah tuhan selain Allah SWT dan mengharapkan pertolongan
dan kemurahan rezeki darinya. Keadaan kaum musyrik, menurut Allah
SWT, tak ubahnya seperti sarang atau rumah laba-laba yang lemah dan
rapuh. Oleh karena itu, bila mereka mengetahui dan menyadari
keadaannya, tentu mereka tidak akan meminta pertolongan, selain kepada
Allah SWT.
Surah al-Ankabut ayat 41 merupakan sebuah perenungan yang hanya
dapat dipahami oleh mereka yang berilmu dan senantiasa bertawakal
kepada-Nya. Walaupun di surah al-Ankabut ayat 41 rumah atau sarang
laba-laba disebut sebagai materi yang rapuh dan lemah, Allah SWT justru
memerintahkan seekor laba-laba untuk membuat sarang guna melindungi
Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar dari kejaran kaum kafir. Hal itu
menandakan bahwa Allah SWT memiliki kuasa terhadap segala ciptaan-
Nya. Yang lemah dan rapuh dapat Dia kuatkan, begitupun sebaliknya.

Cara laba laba membuat sarangnya :

Banyak diantara kita sangat mengagumi cara laba-laba membuat


sarangnya. Penghargaan ini sudah sepantasnya kita berikan kepadanya,
sebab dalam banyak hal bila dibandingkan dengan binatang lainnya, laba-
laba memiliki keistimewaan tersendiri. Dalam pembahasan kita kali ini akan
kita beberkan kenyataan tentang hal-hal yang menarik tentang seekor
laba-laba.

Laba-laba terdapat dimana saja tanpa memandang iklim diwilayahnya.


Laba-laba bisa hidup di atas air, di tanah, atau bahkan di dalam tanah
sekalipun tergantung dari jenis laba-laba itu. Ukuran tubuh laba-laba
berbeda-beda tiap jenisnya, berkisar dari tiga inchi sampai kepada jenis
yang hampir tak terlihat alias sangat kecil. Ada laba-laba tertentu yang
dapat hidup tanpa air sepanjang tahun. Salah satu jenis laba-laba, yaitu
laba-laba raksasa yang disebut Tarantula, memakan burung dan dapat
bertahan hidup hingga 15 tahun lamanya. Tetapi kebanyakan jenis laba-
laba yang lain hanya bisa hidup selama satu tahun saja. Ada lagi hal yang
juga penting untuk dikemukakan disini ialah bahwa laba-laba bukanlah
termasuk di dalam kelompok serangga. Laba-laba itu termasuk ke dalam
kelompok binatang yang disebut Arakhnida yang berbeda sama sekali dari
kelompok serangga. Sebab laba-laba mempunyai delapan kaki, umumnya
laba-laba mempunyai delapan mata, laba-laba tidak bersayap dan tubuh
laba-laba hanya terdiri dari dua bagian saja.
Benang sutra yang dihasilkan oleh laba-laba berguna untuk membangun
sarangnya yang dihasilkan dari bahan buatan sendiri. Bahan itu
dikeluarkan dari kelenjar-kelenjar tertentu dari dalam bagian perutnya. Zat
cair bakal benang sutra itu dibiarkan tembus keluar melalui lubang-lubang
kecil dari alat penjalin benang yang terletak pada ujung perutnya. Benang-
benang itu mula-mula keluar dengan berbentuk cairan, yang kemudian
menjadi keras setelah terpapar dengan udara.

Ada terdapat banyak jenis benang sutra yang dapat dihasilkan oleh laba-
laba. yaitu benang sutra yang mengandung sifat perekat yang berguna
untuk menangkap mangsanya, Ada juga jenis benang sutra yang bersifat
licin dan tidak mengandung bahan perekat yang berfungsi sebagai ruji-ruji
bangunan sarang laba-laba itu dan ada juga benang sutra yang dihasilkan
laba-laba yang berfungsi untuk membuat kepompong untuk telur-telur laba-
laba, sebagian diantaranya bersifat halus dan lembut dan sebagian lagi
berupa serta yang kuat dan alot.

Laba-laba membuat berbagai macam jaringan untuk sarangnnya. Bentuk


jaringan yang bundar sepeti roda khusus dibuat untuk menangkap mangsa.
Mula-mula dipasang jaringan benang yang kuat dengan pola segitiga tak
beraturan pada bagian sebelah luar yang berfungsi sebagai pondasi dari
sarang laba-laba itu. Setelah itu dibuatlah ruji-ruji pada pola roda jaringan
itu, disusul oleh susunan jaringan spiral sebanyak tiga atau empat tingkat.
Pada jaringan yang bermata rapat itulah yang mengandung perekat untuk
menangkap mangsa.

Jenis jaring laba-laba yang lain adalah jenis jaring lembaran, karena
modelnya yang berbentuk lembaran bangunan yang berbentuk rata, ada
juga yang berbentuk cerobong atau kubah. Dalam jaring lembaran
semacam itu laba-laba berjalan dengan punggungnya terbalik sambil
melekat pada jaring sarangnya.

"Jaring laba-laba lebih tahan lama dan elastis dibanding serat buatan
manusia terkuat, Kevlar, yang digunakan pada rompi antipeluru," kata ahli
zoologi evolusioner dan ahli jaring laba-laba Fritz Vollrath di University of
Aarhus, Denmark.
Menurut profesor emeritus teknik mesin John Lienhard di University of
Houston, jaring laba-laba juga sangat lentur, bahkan bisa meregang 140%
dari panjang asli tanpa putus. Untuk bahan perkasa seperti itu, jaring laba-
laba sangat ringan.

Menurut buku terbitan 2007 “The Book of Animal Ignorance: Everything


You Think You Know Is Wrong,” seuntai jaring yang melingkari Bumi
kurang lebih hanya seberat sebatang sabun. Protein serat halus yang
dipintal laba-laba punya banyak kegunaan. Ketika bayi laba-laba menetas
dari telur, bayi ini melepaskan sendiri jaringnya dan sabar menunggu agar
terbawa angin dan tersebar ke lokasi baru, proses ini dikenal sebagai
‘balon’. Ketika bayi laba-laba mendarat, ia akan membuat jaring guna
menangkap serangga untuk makan. Menurut asisten profesor entomologi
Linda Rayor di Cornell University, beberapa spesies laba-laba lebih
memilih membuat jaring kecil di antara kaki dan menerkam serangga. Hal
ini hanya butuh sedikit waktu dan energi dibanding membuat jaring besar
yang rumit.

Beberapa laba-laba juga menggunakan jaring untuk membuat sarang


pelindung atau kepompong, dan adapula yang memanfaatkannya agar
bisa menempuh jarak beberapa meter memanfaatkan angin. Ada pula
laba-laba yang mendaur jaringnya setelah tak dipakai. Ilmuwan telah lama
mencoba memahami mekanisme cara laba-laba membuat jaring, dan
sejauh ini upaya menciptakan sutra di laboratorium sering gagal. Apa yang
membuat jaring sulit diciptakan secara artifisial adalah, molekul protein
kompleks dan sekuens DNA berulang. Namun, ilmuwan paham bagaimana
jaring mengeras dalam laba-laba. Vollrath menemukan, laba-laba
melalukannya dengan mengasamkannya, metode serupa proses
pembuatan serat industri seperti nilon.Setelah memeriksa saluran dalam
laba-laba, Vollrath menyatakan, sebelum masuk saluran, jaring terdiri dari
protein cair. Menurut artikel Vollrath di Nature, saat cairan masuk saluran,
sel-sel menarik air dari protein jaring dan hidrogen dipompa ke bagian lain
saluran dan menghasilkan bak asam. Alhasil, jaring yang belum dipintal
berubah dari gel menjadi serat solid melalui kelenjar asam laba-laba
spinneret. Laba-laba memiliki 2-8 spineret, tergantung spesiesnya.
Spineret ini mengeluarkan berbagai jenis jaring, dari yang lengket hingga
tidak, tergantung waktu yang dibutuhkan laba-laba.

Berikut ini cara laba-laba membuat jaring :

a. Pondasi Horisontal

Hal pertama dan tersulit adalah membentangkan benang pondasi secara


horisontal layaknya sebuah jembatan gantung tanpa tiang penyangga.
Untuk melakukannya, apakah ia terbang atau melompat? Ataukah
melemparkan tali laso seperti koboi? Ataukah ia berjalan menyusuri ke
bawah? Tidak, melainkan mirip menerbangkan layang-layang, ia
menyemprotkan benang dengan panjang yang mencukupi lalu
mengandalkan angin untuk menambatkan ujungnya yang lengket ke titik
seberang.

Pada proses ini bisa dikatakan laba-laba menggunakan keahlian navigasi


pilot yang memperhitungkan tiga elemen dasar yaitu jarak tempuh,
kecepatan angin dan altitude ketinggian.

b. Titik Pusat Radius

Setelah terbentang benang pondasi horisontal, ia kemudian membangun


titik pusat radius dengan cara mencari titik ayun terendah dari benang
pondasi. Dari titik tersebut ia lalu menariknya secara vertikal dengan
mengaitkan sebuah benang dan turun vertikal hingga ke dasar bawah
membentuk huruf “Y”.

Bisa dikatakan pada proses ini laba-laba menggunakan kalkulasi


trigonometri.

c. Perimeter Bangunan

Setelah titik pusat dibuat, laba-laba kemudian membangun perimeter


pondasi terluar, tergantung kondisi lingkungannya, bisa berbentuk segi
empat, pentagonal, heksagonal, atau oktagonal, dll.
Pada proses ini bisa dikatakan laba-laba punya keahlian yang sama
dengan pasukan komando dalam mengamankan perimeter di sekitarnya.

d. Jari-Jari Simetris

Setelah perimeter pondasi terbentuk, barulah ia membangun pondasi


ruang dalam dengan merangkai jari-jari yang simetris yaitu dengan
merajutkan benang-benang dari titik pusat ke perimeter pondasi atau
sebaliknya hingga membentuk jari-jari seperti yang kita lihat dalam jari-jari
sepeda.

Jaring-jaring simetris berguna untuk mengisolasi kerusakan pada sektor


tertentu dalam jaring atau dengan kata lain bila salah satu benang putus
tidak mempengaruhi stabilitas seluruh jaring.

e. Jaring Spiral

Setelah jari-jari pondasi dalam terbangun, laba-laba mulai membangun


jaring spiral yang dimulai dari titik pusat radius menuju perimeter pondasi.
Pada umumnya pola geraknya mirip seperti sebuah galaksi atau putaran
rotasi planet-planet di tata surya, bahkan bisa juga dikatakan mirip dengan
putaran Thawaf di Mekah.

Jaring spiral selain sebagai jaring perangkap, berfungsi pula sebagai


perangkap air untuk laba-laba.

f. Stabilimentum

Bila jaring-jaring perangkap yang dibuatnya berada di jalur yang minim


mangsa, maka laba-laba akan membuat Stabilimentum yaitu jaring
ornamen tambahan yang berfungsi untuk memikat mangsa. Bentuk
ornamen Stabilimentum bervariasi tergantung mangsa di sekitarnya dapat
berpola seperti bunga ataupun serangga kecil yang dapat memikat mangsa
untuk datang kepadanya.

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/18/11/15/pi8byp313-labalaba-
dan-risalah-islam
http://permadanialam.blogspot.com/2014/12/bagaimana-laba-laba-membuat-jaring.html

Anda mungkin juga menyukai