Anda di halaman 1dari 15

Tambahan Materi UN

A. Transmisi Manual

Masalah masalah pada transmisi manual:


 Tongkat pemindah gigi bergetar/longgar:
Ini diakibatkan oleh bushing tongkat pemindah gigi longgar. Ganti untukperbaikannya.-
 G i g i s u s a h m a s u k
Ini bisa diakibatkan kopling kurang setelannya, per kopling (kopling) rusak, olitransmisi kurang atau
habis, oli transmisi sudah jelek kondisinya, cek setelan kopling dan kondisi oli terlebih dulu sebelum
mengganti yang lain.-
 Gigi lepas sendiri
Ini kebanyakan diakibatkan oleh kerusakan sinkromes pada gigi transmisi,untuk melakukan perbaikan ini
harus diganti dan dilakukan pembongkaran total, tapi sebelum melakukan itu cek dulu pola perpindahan
gigi lihat tuas perpindahan gigi. ada kasus biasanya karena bushing tongkat pemindah gigi udah pada aus,
jadi saat melakukan perpindahan gigi, tongkat pemindah tidak bekerja maksimal yang membuat
perpindahan gigi kurang pas dan akhirnya lepas kendali.-
 Transmisi bunyi
Gigi bunyi (pada salah satu gigi) ini berarti ada yang salah dengan gigi tersebut, bisa aus,
rontok, atau laher bearing pada bagian gigi tersebut rusak .Gigi bunyi (pada semua gigi) ini bisa
diakibatkan laher-laher transmisi rusak,atau oli pelumas kering.
 Penyebab Tuas Transmisi atau Tuas Persneleng Keras
Penyebab persneling mobil keras karena tali tuas transmisi atau cable assy transmission
potential terdapat kotoran, yang menghambat pergerakan kabel ketika tuas persneling di
gerakkan.
a. Mengganti Cable Assy Transmission Potential
b. Memperbaiki ԁеnɡаn cara membersihkan kotoran уаnɡ menghambat pergerakan
kabel іni
No Gangguan Kemungkinan Penyebab
1 Tongkt perneling susah dipindah Tangkai sambungan pemindah gigi macet
Tuas pemindah gigi bengkok
Bola pengunci tongkat pemindah gigi macet
2 Tongkat Pemindahgigi longgar Bushing bola pengun!i tuas pemindah gigi
aus

Bola pengun!i tuas pemindah aus


3 Susah pindah gigi Tuas !ontrol pemindah gigi bengkok

Tangkai pemindah atau garbu pemindah


longgar
$ing sinkromes aus

Keru!ut gigi sinkromes aus


Kontak ring sinkromes dan keru!ut gigi
%elek
Kelonggaran ggi meman%ang berlebih
Bearing aus
Pey key synchromesh aus
4 Gigi melompat Garpu pemindah gigi aus
Tuas control bengkok
Hub clutch sleeve aus
Gigi poros sekunder aus
Permukaan gigi gesr aus
Backlash gigi kebanyakan
Dudukan mesin longgar atau masang tidak
pas
5 Suara abnormal Oli kurang
Kualitas oli jelek

Bering aus
Gigi roda gigi rusak
Ada kotoran pada gigi
4 Pindah gigi keras Jarak main pedal kopling terlalu besar
Pelat kopling aus
Pelat kopling kotor terkena minyak
Poros garpu pemindah berubah bentuk atau
aus tidak merata

B. Kopling

Susah masuk gigi :

hal ini mungkin dapat disebabkan oleh beberapa hal, sebelum dapat mengetahui sumber
kerusakan kita harus dapat mengetahui ciri-ciri atau gejala-gejala yang terjadi. Gejala-gejala
yang mungkin terjadi antara lain adalah :

Susah masuk gigi Vosneling baik saat mesin dimatikan maupun dihidupkan :
hal ini berarti terdapat kesalahan pada sistem mekanik pengoper gigi hal ini dapat berupa
tongkat yang sudah oblak, shift cable atau kabel gigi yang sudah rusak atau putus atau
mekanisme pengoper gigi di dalam gearbox.

Kopling susah masuk gigi hanya pada saat mesin dihidupkan atau dinyalakan, namun
mudah jika mesin dimatikan :
dalam hal ini ada 2 kemungkinan kerusakan yang pertama adalah kerusakan terjadi pada
mekanisme pendorong clutch release bearing yaitu :

 Master kopling atas bawah, atau kabel kopling yang masih menggunakan kabel, Fork atau
garpu kopling retak, bushing fork dan atau clutch release bearing atau drek lahar itu sendiri.

 Kemungkinan yang kedua adalah kerusakan terjadi pada Clutch cover atau dekrup, biasanya
ada ciri-ciri tambahan jika kerusakan terjadi pada dekrup anda yaitu biasanya akan lebih
susah masuk gigi lagi setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh atau kondisi dekrup
sudah panas, gigi akan semakin susah di pindahkan.

Kopling bergetar saat pertama mau jalan :


90% hal ini terjadi karena penggunaan Clutch disc atau plat kopling yang kurang bagus
(pantekan atau imitasi murahan), 10% fly wheel bergelombang.
Suara mesin besar (rpm tinggi) tapi mobil ga mau lari (acceleration kurang) :
80% hal ini terjadi karena plat kopling anda sudah tipis, dan lebih parah lagi akan timbul
bau "sangit" ketika kita memaksa untuk accelerasi. 20% Fly wheel aus atau "legok" hal ini
biasanya terjadi karena penggunaan plat kopling yang kurang bagus bahanya (imitasi).

Terdengar suara2 dari transmisi :


ada beberapa jenis suara yang mungkin timbul dalam transmisi antara lain

1. Bunyi Clutch release Bearing = bunyi dari drek lahar ini akan terdengar ketika kita menginjak
kopling saat mesin hidup, dan akan hilang suaranya ketika kita melepas kopling.

2. Bunyi Pilot bearing = Akan terdengar saat mesin dihidupkan meskipun kita menginjak kopling
atau tidak.

3. Bunyi pada saat jalan = jika kedua bunyi di atas dapat di dengar tanpa pergerakan kendaraan,
jenis bunyi yang ketiga ini hanya dapat didengar pada saat kendaraan melakukan pergerakan.
Bunyi ini berasal dari bearing di dalam gearbox anda.

4. Bunyi mendesing pada gigi tertentu = hal ini terjadi karena terdapat kerusakan pada pasangan
gigi yang bunyi tersebut kemungkinan gigi sudah aus atau rompal sehingga memberikan rongga
udara yang dapat menimbulkan bunyi mendesing.

C.Pengisian

Kerusakan Pada Sistem Pengisian :


- Aki tidak terisi tetapi mesin dapat distarter. Hal ini karena:
1. Belt alternator kendor atau sudah aus.
2. Kabel alternator terkelupas atau putus.
3. Alternator rusak
4. Regulator tegangan rusak
5. Baterai rusak
- Alternator berisik. Hal ini karena:
1. Belt alternator kendor atau sudah aus.
2. Flens puli alternator bengkok
3. Alternator rusak
4. Dudukan alternator kendor
- Lampu atau sekering seringkali putus. Hal ini karena:
1. Sistem perkabelan ada yang rusak.
2. Alternator rusak
3. Aki rusak.
Lampu pengisian akan menyala,
bila alternator tidak mengirimkan jumlah listrik yang normal. Ini terjadi kalau tegangan
dari terminal N alternator kurang dari
jumlah yang diperlukan.
Lampu indikator accu yang menyala terus saat mesin hidup
adalah tanda terjadi masalah pada sistem pengisian. Penyebabnya bisa karena
undercharge atau overcharge. Pada prinsipnya pasokan dan kebutuhan listrik harus setara. Energi
listrik yang dihasilkan alternator ini harus sesuai dengan beban listrik yang dipakai. Mobil
umumnya mempunyai tegangan standar alternator 13 volt hingga 15,2 vol
Pasokan listrik dari alternator tidak boleh di bawah atau di atas angka tersebut. Jika pasokan
listrik di bawah angka standar, maka disebut undercharge. Sebaliknya, jika lebih dari 15,2 volt
disebut overcharge. Bila dibiarkanundercharge , bisa berpotensi aki kekurangan listrik, sehingga
mesin tidak dapat di starter. Pasalnya untuk menstarter mesin dibutuhkan listrik yang besar.
Sebaliknya, kondisi overcharge menyebabkan pasokan listrik dari alternator berlebih. Ini akan
membuat dlam aki terjadi reaksi kimia yang berlebihan sehingga aki menjadi panas dan
bertekanan tinggi. Oleh karena itu kedua kondisi ini harus dihindari.
Pengetesan Komponen Sistem Pengisian
Cara mengetes rectifier/kiprok:
- Set multitester/AVO meter di Volt DC 50 V.
- Tempelkan kabel merah (+) ke kutub Positif dan kabel hitam (-) kekutub Negatif.
- Hidupkan mesin, biarkan pada rpm idle, lihat pembacaan di meter, harusnya menunjukkan 12
Volt
- Naikkan rpm sampe >5000rpm, lihat pembacaan harusnya bergerak naik berkisar 13,5 Volt s/d
14,5 Volt (CMIIW). Bila menunjukkan nilai diluar kisaran itu berarti kiprok/rectifier rusak.
Cara mengetes alternator/spul :
- Copot kabel yang menghubungkan alternator ke kiprok/rectifier.
- Set multitester/AVO meter di Volt AC 50 V
- Hubungkan ke dua kabel dari multitester/AVO meter ke 2 kabel kuning dan dari alternator.
Hati-hati sekali jangan sampai short/tersambung.
- Nyalakan mesin, biarkan pada rpm idle.
- Lihat pembacaan pada AVO meter, bila menunjuk ke kiri, berarti kabel terbalik. Bila menunjuk
ke kanan dan pada >12Volt, berarti masih baik.
Yang harus diperhatikan pada system pengisian adalah :
- Semua socket dan kutub aki harus dalam keadaan bersih, tidak ada oksidasi
maupun karat.
- Pastikan tidak ada kabel yang menyentuh bagian heatsink rectifier.
- Selalu memeriksa ketingian air aki. Karena ini bisa sebagai indikasi kiprok rusak.
Bila air aki cepat habis, berarti arus listrik pengisian terlalu besar, berarti juga
kiprok mendekati rusak.

D. Starter

TROUBLE:
Beberapa permasalahan yang sering muncul pada sistem stater adalah sebagai berikut:

1. Motor stater tidak berputar, dengan kondisi lampu dim menyala terang
2. Motor starter tidak berputar, dengan kondisi lampu dim menyala redup
3. Motor starter berputar lambat, mesin tidak mau hidup
4. Motor starter berputar normal, tetapi mesin tidak mau hidup
5. Terdapat bunyi “krak” saat mulai start
6. Roda pinion maju dan berputar dengan tidak stabil (maju-mundur dan putarannya tersendat-
sendat)

MOTOR STATER TIDAK BERPUTAR, DENGAN KONDISI LAMPU DIM MENYALA


TERANG
 Analisis Permasalahan
Jika motor stater tidak berputar dengan kondisi lampu dim menyala terang, maka kemungkinan-
kemungkinan kerusakan yang terjadi adalah sbb:

1. Kondisi kabel (+) dan kabel (-) kendor sehingga suplay arus listrik ke terminal 30 dan massa
menjadi terlalu kecil dan tidak mampu memutarkan motor stater
2. Selenoid rusak sehingga arus besar dari terminal 30 tidak terhubung ke terminal C dan
menyebabkan motor stater tidak dapat berputar
3. Tidak ada tegangan ke terminal 50, sehingga selenoid tidak bekerja dan motor pun tidak
berputar
4. Kontak selenoid (yang menghubungkan antara terminal 30 dan C) tidak terhubung dengan
baik karena oksidasi atau karatan. Hal ini akan mengakibatkan suplay tegangan ke kumparan
rotor dan stator tidak terjadi dengan baik sehingga motor tidak dapat berputar
5. Kunci kontak rusak,sehingga suplay tegangan ke terminal 50 tidak terjadi dan motor stater
tidak bekerja
6. Kabel antara kunci kontak ST dan terminal 50 putus sehingga suplay tegangan ke terminal 50
tidak terjadi dan motor stater tidak bekerja
 Langkah Pemeriksaan Komponen dan Perbaikan
Adapun langkah pemeriksaan komponen dan perbaikan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:

1. Periksa kondisi kabel (+) dan kabel (-) => (kendor/tidak). Jika kendor kencangkan, jika tidak
kendor dan kondisinya baik maka lanjutkan ke langkah pemeriksaan nomer (2)
2. Periksa bunyi “klik” pada solenoid (ada/tidak ada).
 Jika ada bunyi klik, periksa tegangan pada terminal “C” motor starter dengan kunci kontak
posisi “START” (ada/tidak). Jika ada (overhaul unit motor starter, periksa kondisi brush sikat
arang, field koil, dan armature). Jika tidak ada, ganti selenoid
 Jika tidak ada bunyi klik, periksa tegangan pada terminal 50 motor stater (ada/tidak). Jika
ada ganti selenoid. Jika tidak ada lanjutkan ke langkah pemeriksaan nomer (3)
3. Periksa tegangan pada terminal ST kunci kontak pada kondisi kunci kontak diputar. Jika
tidak ada perbaiki kunci kontak/ perbaiki jika memungkinkan. Jika ada maka lanjutkan ke
langkah pemeriksaan nomer (4)
4. Periksa kabel antara terminal Stkunci kontak dengan terminal 50 motor stater, jika terputus
ganti kabel.

MOTOR STATER TIDAK BERPUTAR, DENGAN KONDISI LAMPU DIM MENYALA


REDUP
 Analisis Permasalahan
Jika motor stater tidak berputar dengan kondisi lampu dim menyala redup, maka kemungkinan-
kemungkinan kerusakan yang terjadi adalah sbb:

1. Tegangan baterai terlalu rendah sehingga tidak mampu memutarkan motor stater
2. Terdapat hubungan singkat pada kumparan rotor atau kumparan stator, sehingga motor stater
tidak dapat berputar
3. Kondisi kabel antara soket terminal “50” sampai kunci kontak terhubung singkat dengan
massa body/kabel negative sehingga menyebabkan selenoid tidak bekerja dan motor stater
pun tidak berputar
 Langkah Pemeriksaan Komponen dan Perbaikan
Adapun langkah pemeriksaan komponen dan perbaikan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:

1. Periksa tegangan baterai (normal (12V-12,5V)/tidak. Jika tegangan terlalu rendah lakukan
pengisian degan charger. Jika tegangan normal lanjutkan ke langkah pemeriksaan nomer (2)
2. Lepas soket dari terminal “50” motor starter, kemudian periksa tegangan listrik pada soket
(ada/tidak)
 Jika ada=> bongkar motor stater dan lakukan pemeriksaan dan perbaikan pada motor stater.
 Jika tidak ada=> (periksa kondisi kabel antara soket terminal “50” sampai kunci kontak dari
kemungkinan terhubung singkat dengan massa body/kabel negative. Jika terhubung singkat
ganti kabel.

MOTOR STATER BERPUTAR LAMBAT, MESIN TIDAK MAU HIDUP


 Analisis Permasalahan
Jika motor stater berputar lambat mesin tidak mau hidup, maka kemungkinan-kemungkinan
kerusakan yang terjadi adalah sbb:

1. Tegangan baterai dibawah tegangan normal (12V-12,5V), sehingga motor berputar lambat
2. Terjadi kehilangan tegangan yang besar pada terminal 30 selenoid akibat oksidasi, sehingga
motor stater tidak mendapatkan tegangan secara maksimal dan menyebabkan motor stater
berputar lambat.
3. Tidak cukup kontak antara sikat dan kolektor, sehingga arus yang mengalir ke kumparan
rotor tidak maksimal dan menyebabkan motor stater berputar lambat
4. Kolektor aus, terbakar atau kotor, sehingga distribusi arus dari sikat ke kumparan rotor tidak
maksimal dan menyebabkan motor stater berputar lambat
 Langkah Pemeriksaan Komponen dan Perbaikan
Adapun langkah pemeriksaan komponen dan perbaikan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:

1. Periksa tegangan baterai (normal (12V-12,5V)/tidak. Jika tegangan terlalu rendah lakukan
pengisian degan charger. Jika tegangan normal lanjutkan ke langkah pemeriksaan nomer (2)
2. Periksan kondisi terminal 30, jika kotor dan kendor bersihkan dan keraskan terminal 30. Jika
kondisi terminal 30 baik lanjutkan ke langkah pemeriksaan nomer (3)
3. Bongkar motor stater dan periksa kondisi sikat dan kolektor. Ganti sikat jika keausan sudah
melebihi limit dan ganti angker jika kolektor sudah terlalu aus dan kecil.

MOTOR STATER BERPUTAR NORMAL, TETAPI MESIN TIDAK MAU HIDUP


 Analisis Permasalahan
Jika motor stater berputar normal, tetapi mesin tidak mau hidup, maka kemungkinan-
kemungkinan kerusakan yang terjadi adalah sbb:

1. Kopling motor stater rusak, sehingga gaya putar dari poros rotor tidak dapat diteruskan ke
pinion gear dan mengakibatkan pinion gear tidak memutarkan roda gila
2. Sistem pengapian tidak berfungsi dengan baik, sehingga motor tidak dapat hidup
3. Sistem bahan bakar tidak berfungsi dengan baik, sehingga motor tidak dapat hidup
 Langkah Pemeriksaan Komponen dan Perbaikan
Adapun langkah pemeriksaan komponen dan perbaikan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:

1. Lepas motor starter, kemudian cek kondisi kopling (berfungsi/tidak). Jika tidak berfungsi
ganti unit kopling motor stater
2. Periksa sistem pengapian (loncatan bunga api pada busi normal/tidak). Jika tidak normal
lakukan perbaikan
3. Periksa sistem bahan bakar.

TERDAPAT BUNYI “KRAK” SAAT MULAI START


 Analisis Permasalahan
Jika terdapat bunyi “krak” saat mulai start , maka kemungkinan-kemungkinan kerusakan yang
terjadi adalah sbb:

1. Kondisi poros pinion gear terhadap bos-nya kocak, sehingga sewaktu pinion gear memutar
roda gila posisi pinion gear berubah-ubah dan timbulah bunyi krak
2. Kondisi alur pinion gear sudah aus sehingga sewaktu pinion gear memutar roda gila kadang-
kadang pinion gear meloncat-loncat sehingga timbulah bunyi “krak”
3. Kopling motor stater tidak mau melepaskan hubungan antara poros rotor dengan poros pinion
gear sewaktu pinion gear bergerak mundur untuk melepaskan hubungannya dengan roda gila.
Hal ini menyebabkan timbul bunyi “krak” akibat benturan antara roda gila yang berputar
dengan pinion gear
 Langkah Pemeriksaan Komponen dan Perbaikan
Adapun langkah pemeriksaan komponen dan perbaikan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:

1. Lepas dan bongkar motor starter


2. Periksa kondisi poros pinion gear terhadap bos-nya (kocak/tidak). Jika sudah kocak ganti
bos-nya
3. Periksa kondisi alur pinion gear (sudah aus/belum). Jika sudah aus ganti pinion gear
4. Periksa kondisi kopling . jika rusak ganti unit kopling motor stater.

RODA PINION MAJU DAN BERPUTAR DENGAN TIDAK STABIL (MAJU-MUNDUR


DAN PUTARANNYA TERSENDAT-SENDAT)
 Analisis Permasalahan
Jika roda pinion maju dan berputar dengan tidak stabil (maju-mundur dan putarannya tersendat-
sendat, maka kemungkinan-kemungkinan kerusakan yang terjadi adalah sbb:

1. Kondisi selenoid terutama hold in coil rusak, akan menyebabkan sewaktu tuas penggerak
sudah mendorong pinion ke depan tidak ada medan magnet pada selenoid yang
mempertahankan kondisi tersebut. Hal ini akan menyebabkan roda pinion maju dan berputar
dengan tidak stabil.
2. Kondisi terminal 50 yang rusak dapat menyebabkan suplay tegangan ke selenoid tidak stabil
(kadang ada dan kadang tidak ada). Hal ini akan menyebabkan roda pinion maju dan berputar
dengan tidak stabil.
 Langkah Pemeriksaan Komponen dan Perbaikan
Adapun langkah pemeriksaan komponen dan perbaikan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:

1. Lepas dan bongkar motor starter


2. Kemudian periksa kondisi solenoid terutama hold in coil (baik/tidak). Jika kondisi hold in
coil tidak normal ganti unit selenoid
3. Periksa kondisi terminal 50 (kendor, rusak/tidak). Perbaiki terminal 50 jika rusak.
E. Pengapian konventional

Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan proses


pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh performa
mesin optimal dan pemakaian bahan bakar yang hemat.
Gangguan sistem pengapian konvensional pada motor bensin paling sering terjadi dibandingkan
sistem lain.
Berikut akan diuraikan mengenai gejala dari gangguan pada sistem pengapian konvensional
beserta dengan kemungkinan penyebab dan cara mengatasi gangguan yang terjadi pada sistem
pengapian konvensional.
NO GEJALA KEMUNGKINAN PENYEBAB CARA MENGATASI
1. Mesin tidak dapat Busi mati atau deposit Ganti busi atau bersihkan.
hidup (tidak ada berlebihan.
percikan api di busi) Kabel tegangan tinggi bocor Ganti kabel tegangan tinggi.
berlebihan.
Rotor tidak terpasang. Pasang rotor.
Urutan pengapian tidak benar. Perbaiki urutan pengapian.
Platina terganjal kotoran. Bersihkan kotorannya.
Platina menutup terus atau Setel celah platina atau sudut
membuka terus. dwell
Koil mati. Ganti koil.
Kondensor mati. Ganti kondensor.
Konektor kabel lepas. Pasang konektor kabel yang
lepas.
Kabel putus. Ganti atau perbaiki kabel yang
putus.
Kontak rusak. Ganti kontak.
2. Mesin sulit hidup Deposit (penumpukan kerak) Bersihkan atau ganti busi.
(percikan api dibusi dibusi berlebihan.
kecil) Kabel tegangan tinggi bocor. Ganti kabel tegangan tinggi.
Tutup distributor kotor. Bersihkan terminal ditutup
distributor.
Karbon ditutup distributor Pasang karbon atau ganti tutup
hilang. distributor.
Tutup distributor retak. Ganti tutup distributor.
Urutan pengapian tidak benar. Perbaiki urutan pengapian.
Kontak platina kotor. Bersihkan kontak atau ganti.
Setelan celah platina tidak tepat. Setel celah platina atau sudut
dwell.
Saat pengapian tidak tepat. Stel saat pengapian.
Koil rusak. Ganti koil.
Kondensor rusak. Ganti kondensor.
Konektor kabel kotor. Bersihkan terminal konektor
kabel.

NO GEJALA KEMUNGKINAN PENYEBAB CARA MENGATASI


3. Terjadi ledakan di Busi kotor. Bersihkan busi atau ganti busi
knalpot Platina kotor. Bersihkan platina atau ganti.
Saat pengapian terlalu mundur. Stel saat pengapian.
4. Terjadi ledakan di Kerja vacum advancer kurang Perbaiki mekanisme vacum
knalpot saat pedal gas sempurna. advancer.
dilepas
5. Terjadi ledakan di Kerja centrifugal advancer Perbaiki mekanisme
knalpot saat pedal gas kurang sempurna. centrifugal advancer.
ditekan
6. Busi cepat kotor Pemakaian busi yang tidak tepat Ganti busi dengan tingkat
panas yang tepat.
Platina kotor. Bersihkan atau ganti platina.
Saat pengapian tidak tepat. Stel saat pengapian.
7. Elektroda busi Pemakaian tingkat busi yang Ganti busi dengan tingkat
meleleh terlalu panas. panas busi yang lebih dingin.

F. Kelistrikan
Cara menghitung fuse pada rangkaian kelistrikan

I = P/V,

Ket.:

I : Kuat Arus ( Ampere )

P : Daya Listrik ( Watt )

V : Tegangan Listrik ( Volt )

Cara Menentukan Ukuran Sekering (Fuse)

Misalnya lampu depan atau headlight sebuah sepeda motor mempunyai daya listrik 60 Watt
dengan tegangan 12 Volt maka:
 Beban yang digunakan 60 Watt, maka arus yang akan diserap adalah: 60 Watt/12 Volt =
5 Ampere.

 Ukuran dari fuse adalah (rated current): 5 Ampere x 2 = 10 Ampere.

 Maka ukuran fuse atau sekeringnya adalah 10 Ampere .

 Biasanya sekering tersedia dalam ukuran : 5 Ampere, 7,5 Ampere, 10 Ampere, 15


Ampere, 20 Ampere, 25 Ampere dan 30 Ampere), jadi silahkan ketika memperoleh hasil
pengalian dengan hasil koma (,) silahkan dibulatkan keatasnya sesuai ukuran sekering
yang tersedia dipasaran.

Fuse atau yang biasa kita sebut sekering adalah suatu komponen elektronik penting yang
fungsinya adalah sebagai pengaman terhadap kerusakan yang mungkin terjadi pada
sebuah jaringan atau rangkaian kelistrikan. jaringan atau rangkain kelistrikan pada sebuah
kendaran seperti motor atau mobil juga memakai sekering atau fuse ini untuk pengaman
yang akan memutus arus jika terjadi konsleting sehingga sebelum terjadi kerusakan pada
sebuah komponen maka fuse yang akan terebih dahulu putus.

Cara hitung kapasitas sekering atau fuse

Dalam pemakaianya,fuse atau sekering ini pun tidak boleh asal atau sembarangan dan
harus diperhitungkan dengan besarnya arus dan lainya. Untuk mengetahui berapa
kapasitas dari fuse (sekering) ini pada umumnya sudah tertera pada setiap bagian terluar
dari fuse (sekering) itu sendiri.

Apabila arus listrik yang mengalir melewati fuse (sekering) tersebut melebihi dari
kapasitas atau arus terlalu besar dan atau terjadi short atau konsleting (hubungan singkat )
maka logam yang ada didalam fuse (sekering) tersebut akan menjadi cair dan putus.
Nah untuk menghitung berapa arus listrik yang mengalir dan berapa besaran ampere pada
fuse (sekering) untuk sebuah rangkaian,kita dapat menggnakan rumus seperti dibawah ini
:
I=P/E
Keterangan dari huruf diatas adalah :
I = besar arus = Ampere (A)
P = daya listrik = Watt (W)
E = tegangan listrik = Volt (V)
Namun perlu diketahui juga bahwa untuk menghitung besarnya sekering yang akan kita
gunakan pada sebuah rangkaian tersebut diperlukan faktor aman 2kali dari hasil rumus
diatas.
Sebagai contoh sebuah lampu dengan daya 45W (watt),dengan tegangan listrik sebesar
12V (volt),maka perhitungan rumusnya untuk besaran fuse (sekeringnya) adalah : 45/12
= 7,5A ( ampere) kemudian dikalikan 2 menjadi 15A (ampere).

Sedangkan dengan sistem pengisian sebesar 12V seperti di mobil atau motor,maka jika
dihitung adalah : 45/14,3 = 3,75 dikalikan 2 = 7.5A. Maka fuse atau sekering yang harus
digunakan untuk lampu diatas adalah 7.5A. Namun fuse atau sekering yang dijual di
pasaran tidak ada dengan nominal decimal seperti itu namun dengan angka yang pas
antara lain 5A,7A,10A,15A,20A,25A,30A,50A dan seterusnya.Jadi untuk fuse (sekering)
yang harus digunakan untuk lampu tersebut diatas itu harus diatas 7.5A (ampere) yaitu
10A
Tabel diagram kerja
Silinder 0' (TMA) 180' 360' 720'
1 ISAP KOMPRESI USAHA BUANG
2 KOMPRESI USAHA BUANG ISAP
3 BUANG ISAP KOMPRESI USAHA
4 USAHA BUANG ISAP KOMPRESI

Anda mungkin juga menyukai