Anda di halaman 1dari 14

FASE PERKEMBANGAN LANJUT USIA

(60TAHUN-WAFAT)
Mata Kuliah : Pikologi Perkembangan

Dosen Pengampu : Atiyatul Maula, M.Psi, Psikolog

Disusun oleh :

Aena Zuhrotul Fitri 2022111092

Khikmatul Bariroh 2022111093

Vidya Rahmawati 2022111094

Fina Niswati Izza 2022112028

KELAS PBA B

JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN BAHASA ARAB


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014

0
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam studi psikologi perkembangan kontemporer atau yang lebih


dikenal dengan istilah perkembangan rentang hidup (life-span development),
wilayah pembahasanya tidak hanya perubahan perkembangan masa anak-
anak dan remaja saja tetapi juga menjangkau perkembangan masa dewasa,
menjadi tua hingga meninggal dunia. Hal ini disebabkan karena
perkembangan itu tidak berakhir dengan kematangan fisik saja tetapi
perkembangan merupakan proses kesinambungan dari masa konsepsi hingga
menjadi tua. Perubahan-perubahan badaniyah yang terjadi sepanjang hidup
mempengaruhi sikap, proses kognitif, dan perilaku individu. Hal ini berarti
masalah yang harus diatasi juga mengalami perubahan dari waktu ke waktu
sepanjang rentang kehidupan.

Seperti halnya dengan remaja, untuk merumuskan sebuah definisi tentang


kedewasaan tidaklah mudah. Hal ini karena setiap kebudayaan berbeda-beda
dalam menentukan kapan seseorang mencapai status dewasa secara formal.
Namun pada umumnya para psikolog menetapkan sekitar usia 20 tahun
sebagai awal masa dewasa dan berlangsung hingga usia 40-45 tahun, dan
pertengahan masa dewasa sekitar usia 40-45 tahun dan berahkhir sekitar 65
tahun, hingga masa dewasa akhir atau masa tua dari 65 sampai meninggal
dunia.

Berikut ini akan diuraikan beberapa aspek perkembangan yang terjadi


selama masa dewasa akhir atau lanjut usia yang meliputi tugas perkembangan
masa dewasa akhir , penyesuaian diri terhadap perubahan fisik, perubahan
kemampuan mental, perubahan minat.1

1
Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset ) hlm :233-234

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tugas perkembangan masa dewasa akhir?
2. Bagaimana bentuk penyesuaian diri terhadap perubahan fisik pada masa
lansia?
3. Bagaimana perubahan kemampuan mental pada masa lansia?
4. Bagaimana perubahan minat pada masa lansia?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tugas Perkembangan pada Masa Lanjut Usia

Orang tua dalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu
suatu periode dimana seseorang telah “beranjak jauh” dri periode terdahulu
yang lebih menyenangkan , atau beranjak dari waktu yang penuh dengan
manfaat. 2 Gambaran tugas-tugas perkembangan masa dewasa lanjut menurut
Havighurst:

1. Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun


2. Menyesuaikan diri dengan kematian teman hidup, menemukan relasi
dengan teman kelompok sebaya
3. kewajiban-kewajiban sosial dan warga negara
4. Penyesuaian dengan gaji yang berkurang dan keadaan pensiun
5. Merealisasikan keadaan hidup fisik yang sesuai.3

B. Penyesuaian Diri Terhadap Perubahan Fisik


1. Sistem Saraf
Penuaan sistem saraf pusat memengaruhi banyak sekali aktivitas
kompleks. Sekalipun bobot otak berkurang selama masa dewasa,
penelitian pencitraan otak dan otopsi terhadap mayat mengungkapkan
bahwa kemunduran itu menjadi lebih besar sejak usia enam puluhan dan
mencapai 5 hingga 10 persen di usia 80 tahun, karena kematian neuron dan
pembesaran ventrikel (rongga) dalam otak (vintres,2001).
Kehilangan neuron terjadi di seluruh bagian korteks otak, dengan
penyusutan lebih besar pada cuping depan dan korpus kolosum. Otak kecil
juga mengalami kehilangan neuron. Akan tetapi, otak mengimbanginya
dengan membentuk sinapsis baru dan dalam beberapa hal, mengahsilkan
2
Elizabeth B. Harlock ,Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. (Jakarta:Erlangga 2002) .hal:382
3
Alex sobur , Psikologi Umum;dalam lintasan sejarah.(Bandung:Pustaka Setia.2003) hlm: 139

3
neuron baru. Sistem saraf otonom kurang berfungsi baik di usia lanjut dan
lebih banyak melepaskan hormon stres.4

2. Sistem sensoris
 Penglihatan
Di masa dewasa akhir penglihatan semakin menurun . kornea
(selaput bening mata menjadi lebih tembus cahaya, yang mengaburkan
gambar dan menambah kepekaan pada silau. Lensa terus menguning
sehingga memicu gangguan lebih lanjut dalam perbedaan warna.
Jumlah individu yang menderita katarak –daerah kabur pada lensa
sehingga membuat penglihatan menjadi kaburdan bila tidak di operasi
akan menyebabkan kebutaan-meningkat sepuluh kali lipat dari masa
dewasa pertengahan hingga masa dewasa akhir., menyerang 25% orang
di usia 70-an dan 50% diusia 80an.5
 Pendengaran
Berkurangnya suplai darah dan kemampuan sel alami pada telinga
bagian dalam dan korteks pendengaran, bersama dengan mengerasnya
membran (seperti gendang telinga) menyebabkan menurunnya
kemampuan mendengar di masa dewasa akhir. 40% lansia menderita
kehilangan pendengaran, sering kali disebabakan oleh press-bycusis,
penurunan dalam kemampuan suara yang bernada tinggi yang berkaitan
dengan usia. press-bycusis membuat sulit untuk mendengar apa yng
dikatakan orang lain, terutama apabila ada suara lain dari radio atau
televisi atau beberapa orang berbicara bersamaan. Penyebab lain dari
kehilangan pendengaran adalah keterpaparan parah dari suara tinggi,
rokok, sejarah infeksi telinga tengah, dan keterpaparan parah terhadap
bahan kimia tertentu dalam jangka yang lama.6

4
Laura E. Berk, Live span development;dari masa dewasa awal sampai menjelang
ajal.(Yogyakarta:Pustaka Pelajar.2012.), hlm. 194
5
Ibid, hlm: 195
6
Diane E. Papalia et al, Human development;psikologi perkembangan.(Jakarta: Kencana. 2008).
Hal: 862

4
 Rasa dan Bau
Menurunnya kepekaan terhadap empat rasa utama, manis, asin,
asam, dan pahit terlihat jelas pada banyak orang dewasa yang melewati
usia 60 tahun. Menurunnya kepekaan rasa ini mungkin disebabkan oleh
faktor penuaan, selain itu juga bisa disebabkan kebiasaan merokok, gigi
palsu, obat-obatan.
Kehilangan indra ini dapat merupakan bagian normal dari
penuaan., tetapi dapat juga disebabkan oleh berbagai jenis penyakit dan
obat-obatan, oleh pembedahan , atau keterpaparan terhadap materi
beracun. 7
 Sentuhan
Setelah usia 70 tahun, hampir semua lansia mengalami penerunan
persepsi sentuhan pada tangan, khususnya ujung jari, yang diyakini
karena hilangnya reseptor sentuhan dalam daerah-daerah tertentu kulit
dan melambatnya sirkulasi darah pada kaki dan tangan.8

3. Sistem kardiovastuler dan pernafasan


Jantung kurang kuat dalam memompa, laju denyut jantung maksimum
meningkat, aliran darah keseluruh sistem peredaran darah melambat. Hal
ini berarti bahwa tidak cukup oksigen dialirkan pada jaringan tubuh selama
aktifitas fisik tinggi.
Perubahan dalam sistem pernafasan menambah dampak berkurangnya
pengoksigenan. Oleh karena itu jaringan paru-paru secara perlahan
kehilangan elastisitasnya, kapasitas vital berkurang hingga separuh antara
usia 25 dan 80 tahun.

4. Sitem Imun
Sistem imun mengalami mal fungsi dengan beralih menyerang
jaringan tubuh normal dalam sebuah respon autoimun. Sistem imun yang

7
Ibid hal 862
8
laura E berk, opcit. hal: 199

5
kurang baik bisa meningkatkan resiko orang lensia terserang berbagai
penyakit. Orang dewasa usia tua memiliki tingkat imun kekebalan yang
berbeda-beda. 9

C. Perubahan Kemampuan Mental pada Usia Lanjut

Hasil studi para psikolog telah memperkuat kepercayaan yang populer


dalam masyarakat, bahwa dengan kecenderungan tentang menurunya
berbagai hal, secara otomaatis akan timbul kemunduran kemampuan
mental. Para ilmuan dan penelitian ilmiah berusaha mengukur apa yang
dinamakan kemunduran mental, yang menurut dugaan kemunduran mental
terjadi sejak awal usia lanjut. Penelitian ilmiah tersebut juga mencoba
mencari perbedaan perubahan mental bagi setiap individu yang secara
kronologis mempunyai persamaan usia tetapi mempunyai perbedaan
intelektual.

1. Penyebab perubahan dalam kemampuan mental

Pada masa lalu diduga bahwa kerusakan mental yang tidak dapat
dihindari juga diikuti oleh kerusakan fisik. menurunya kondisi fisik
yang menunjang terjadinya kerusakan mental telah ditunjukan dengan
fakta bahwa perlakuan terhadap hormon seks pada wanita berusia lanjut
dapat meningkatkan kemampuan berpikir, mempelajari bahan baru,
menghapal, mengingat, dan meningkatkan kemauan untuk
mengeleuarkaan energi intelektual. Pada pihak lain beberapa kondisi
phatologis seperti tekanan darah tinggi, mengarah pada hilangnya
kemampuan intelektual pada usia lanjut meskipun menurut Wilkie dan
Eisdorfer bahwa gangguan-gangguan semacam itu bukan merupakan
bagian dari proses ketuaan yang normal.

Langkahnya perangsang dari lingkungan juga memepengaruhi


kecepatan tingakt penurunan kemampuan mental. Dalam hal seperti

9
Ibid.200

6
belajar aspek motorik, kelanjutan dari latihan yang dilakukan selama
bertahun-tahun akan memeperlambat kecepatan tingkat penurunan
mental. Mereka yang terus bekerja sampai akhir masa hidupnya
memiliki otak yang lebih normal dibanding dengan yang nganggur.

Dan kelemahan secra menyeluruh yang diakibatkan oleh menuruny


kemampuan intelektual terutama disebabkan oleh pendengaran yang
buruk. Dan ketika lansia terganggu pendengaranya sehingga gagal
menangkap yang dibicarakan mereka akan berkata bahwa kesadaran
mentalnya sudah berubah tidak sperti dulu lagi.

2. Variasi perubahan mental

Seperti penurunan pada aspek lainya, penurunan mental stiap


individu berbeda. Tidak ada usia tertentu sebagai awal mula terjadinya
penurunan mental dan pola khusus dalam penurunan mental untuk
semua orang lanjut usia.

Secara umum, mereka yang memiliki pengalaman intelektual


lebih tinggi secara relatif penurunan dalam efisiensi mental kurang
dibanding mereka yang pengalaman intelektualnya rendah. Di samping
ada perbedaan dalam tingkat penurunan mental diantara individu dalam
usia kronologis yang sma , pada individu yang sama juga terjadi
perbedaan tingkat penurunan kemampuan mental yang berbeda.10

D. Perubahan Minat Pada Usia Lanjut


1. Minat pribadi
a. Minat dalam diri sendiri

Orang menjadi semakin dikuasai oleh dirinya sendiri apabila


semakin tua. Orang mungkin menjadi sangat berorientasi pada
egonya (egocentric) dan pada dirinya (self centred) dimana mereka

7
lebih berpikir dirinya dari pada orang lain dan kurang
memperhatikan keinginan dan kehendak orang lain.

b. Minat pada penampilan

Walaupun beberapa orang berusia lanjut menganggap penting


penampilan mereka seperti dulu dilakukan, tetapi banyak juga yang
menunjukan sikap tidak perduli terhadap penampilannya. Mereka
mungkin akan berhenti dalam merawat pakaian, bahakan mereka
tidak ambil pusing dengan perawatan diri. Sebagian da yang
tampak kotor dan jorok dalam penampilan, tetapi umumnya tidak
banyak menggunakan waktu agar penampilanya lebih menarik.
Biasanya hal tersebut dipengaruhi oleh status ekonomi dan
lingkungan.

c. Minat terhadap pakaian

Minat terhadap pakaian tergantung pada sejauh mana orang


berusia lanjut terlibat dalam kegiatan sosial. Sebagian tergantung
pada ststus ekonomi , dan sebagian lagi tergantung pada kesadaran
untuk menerima kenyataan bahwa mereka telah lanjut usia
sehingga harus menyesuaikan diri. Beberap orang berusia lanjut
ada yang masih terus menggunakan gaya dan model yang biasa
mereka pakai pada masa muda dan madya sehingga menolak untuk
menggunakan model masa kini, walaupun mereka harus memesan
secara khusus pada penjahit.

d. Minat terhadap uang

Minat terhadap uang selama usia tua semakin berkurang , yang


biasanya kesaran tentang itu semakin besar sejalan dengan
bertambahnya usia. Pensiunan atau pengangguran mungkin akan
menjalani masa tuanya dengan pendapatan yang kurang bahkan
mungkin tanpa pendapatan sama sekali, kecuali mereka yang

8
memenuhi syarat untuk memeperoleh dana sosial atau jaminan
kesejahteraan. Masalah seperti ini menjadikan mereka
memfokuskan perhatian pada berbagai usaha untuk memeperoleh
uang dan merangsang minat mereka untuk berusaha keras dalam
mencari uang.

2. Minat untuk rekreasi

Pria dan wanita berusia lanjut cenderung untuk tetap tertarik pada
kegiatan rekreasi yang biasa dinikmati pada masa mudanya, dan
mereka hanya akan mengubah minat tersebut kalau betul-betul
diperlukan. Perubahan utama yang terjadi adalah secara bertahap
mempersempit minat dibanding perubahan radikal terhadap pola yang
sudah dibentuknya, dan mengubah minat ke bentuk rekreasi yang
bersifat permanen.

Kegiatan rekreasi yang biasa dilakukan pada usia lanjut


diantaranya: membaca, menulis surat, mendengar radio, menonton
TV, berkunjung ke rumah teman atau saudara, menjahit, menyulam,
berkebun, piknik, jalan-jalan, bermain kartu, pergi ke gedung film,
turut serta dalam kegiatan kewarganegaraan, organisasi , politik atau
keagamaan.

3. Minat dalam sosial


Dalam bertambahnya usia mengakibatkan banyak orang yang
merasa menderita karena jumlah kegiatan sosial yang dilakukanya
semakin berkurang. Hal ini lazim diistilahkan sebagai lepas dari
kegiatan kemasyarakatan (social disengagement) , yaitu suatu proses
pengunduran diri secara timbal balik pada masa lanjut usia dari
lingkungan sosial.
4. Minat terhadap keagamaan
Walaupun terdapat kepercayaan yang populer dalam masyarakat
yang mengatakan bahwa orang tertarik pada kegiatan keagamaan pada

9
saat kehidupanya hampir selesai, akan tetapi bukti-bukti yang
menunjang kepercayaan seperti ini sangat sedikit. Sementara orang
berusia lanjut menjadi lebih tertarik pada kegiatan keagamaan karena
hari kematiannya semakin dekat, atau mereka tidak mampu, tetapi
pada umumnya mereka tidak harus tertarik pada kegiatan keagamaan
karena kegiatan tersebut dapat menciptakan minat baru atau
merupakan titik perhatian baru.
Beberapa pengaruh umum dari perubahan keagamaan selama usia
lanjut:
o Toleransi keagamaan, dengan meningkatnya usia seseorang tidak
sulit mengikuti dogma-dogma agama dan melakukan kunjungan ke
gereja, pendeta atau ke orang-orang yang berbeda kepercayaan.
o Keyakinan keagamaan, perubahan keyakinan pada usia lanjut
umumnya dalam pengarahan menerima keyakinan tradisional
dikaitkan dengan kepercayaan sseorang.
o Ibadat keagamaan, menurunya kehadiran dalam kegiatan di gereja
pada usia lanjut karena tidak ada minat adalah lebih sedikit
dibanding faktor lain sperti sakit tidak ada transportasi, tidak
memiliki pakaian yang sesuai, atau malu karena tidak mampu
menyumbang uang.
5. Minat terhadap mati
Semakin lanjut usia seseorang, biasanya mereka menjadi semakin
kurang tertarik pada kehidupan akherat dan lebih mementingkan
tentang kematian itu sendiriri serta kematianya. Pendapat semacam ini
benar, khususnya bagi orang yang kondisi fisik dan mentalnya semakin
memburuk. Pada waktu kesehatanya memburuk, mereka cenderung
berkonsentrasi pada masalah kematian dan mulai dipengaruhi oleh
perasaan seperti itu. Hal ini secara langsung bertentangan dengan
pendapat orang muda yang menganggap kematian bagi mereka
tampaknya masih jauh dan karena itu mereka kurang memikirkan
kematian.

10
Apabila keinginan terhadap kematian berubah dari tertarik
terhadap kehidupan setelah mati, yang merupakan ciri-ciri orang yang
masih muda, menjadi kematian diri seseorang, sebagai ciri-ciri orang
yang telah tua, penelitian itu menunjukan bahwa keinginan tersebut
ada dalam berbagai bentuk. Ada 5 pertanyaan yang hampir selalu
ditanyakan oleh orang berusia lanjut terhadap diri mereka sendiri atau
yang ditanyakn kepada orang lain pada suatu kesempatan lainnya
tentang kematian. Pertanyaan tersebut adalah :
“kapan saya akan mati?”
“apakah yang menyebabkan kematian saya?”
“apakah yang dapat saya lakukan terhadap kematian seperti yang
saya inginkan ?”
“apakah saya dibenarkan bunuh diri?”
“bagaimana saya dapat mati dengan baik?”11

11
Elizabeth,opcit. (Jakarta:Erlangga. 2002) hal:391-404

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Tugas Perkembangan pada Masa Lanjut Usia


1. Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun
2. Menyesuaikan diri dengan kematian teman hidup, menemukan relasi dengan
teman kelompok sebaya
3. kewajiban-kewajiban sosial dan warga negara
4. Penyesuaian dengan gaji yang berkurang dan keadaan pensiun
5. Merealisasikan keadaan hidup fisik yang sesuai.12
Adanya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik baik itu pada sistem saraf,
sistem sensoris, sistem kardiovaskuler dan pernafasan dan sistem imun.
Secara umum, mereka yang memiliki pengalaman intelektual lebih tinggi
secara relatif penurunan dalam efisiensi mental kurang dibanding mereka yang
pengalaman intelektualnya rendah. Di samping ada perbedaan dalam tingkat
penurunan mental diantara individu dalam usia kronologis yang sma , pada
individu yang sama juga terjadi perbedaan tingkat penurunan kemampuan mental
yang berbeda.13
Adanya perubahan minat pada usia lanjut, yaitu baik minat pribadi, minat
untuk rekreasi, minat sosial, minat keagamaan dan minat mati.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alex sobur. Psikologi Umum; dalam lintasan sejarah. 2003. Bandung:Pustaka Setia
Diane E. Papalia et al, Human development; psikologi perkembangan. 2008. Jakarta: Kencana
Elizabeth B. Harlock. Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. 2002. Jakarta:Erlangga
Laura E. Berk, Live span development; dari masa dewasa awal sampai menjelang ajal. 2012.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar

13

Anda mungkin juga menyukai