Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
Makalah
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
Disusun oleh:
Fitri Rahmalia
Gita D Pratiwi
Hariful Fikri
Taufik Rahman
KELAS NON-REGULER
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG
2016/2017
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala rahmat-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah mengenai epidemiologi pelayanan kesehatan ini bertujuan untuk memenuhi
tugas kelompok mata kuliah epidemiologi pelayanan kesehatan dan terutama agar kami
memahami pengertian, ruang lingkup dalam epidemiologi pelayanan kesehatan.
Mengingat keterbatasan kemampuan penulis, maka banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
untuk perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................
1.2 Tujuan............................................................................................................................
BAB II EPIDEMIOLOGI PELAYANAN KESEHATAN...........................................................
2.1 Epidemiologi..................................................................................................................
2.2 Ruang Lingkup Epidemiologi Pelayanan Kesehatan....................................................
2.3 Pendekatan Epidemiologi sebagai Masukan Mutu Pelayanan.....................................
BAB III PENUTUP................................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
3.2 Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
kesehatan terhadap penyakit atau mengkaji dan menjelaskan faktor lain yang berdampak
pada status kesehatan penduduk. Epidemiologi penyakit juga daapt menyertakan deskripsi
keberadaannya di dalam populasi dan faktor – faktor yang mengendalikan ada atau tidaknya
penyakit tersebut.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya
1. Memahami terkait epidemiologi secara keseluruhan
2. Memahami terkait ruang lingkup epidemiologi pelayanan kesehatan
3. Memahami pendekatan epidemiologi dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan
BAB II
EPIDEMIOLOGI PELAYANAN KESEHATAN
5
2.1 Epidemiologi
A. Pengertian Epidemiologi
Epidemiologi berasal dari perkataan Yunani, dimana epi- yang berarti ”permukaan,
diatas, menimpa, atau tentang”, demos yang berarti ”orang, populasi, penduduk, manusia ” serta
ologi berarti “ilmu”. Secara etimologis, epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang
menimpa penduduk.
Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi
dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Epidemiologi adalah suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan
penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari
sebab timbulnya masalah serta gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan maupun
penanggulangannya.
Epidemilogi merupakan ilmu yang kompleks dan senantiasa berkembang. Oleh karena
itu, tidak mudah untuk menentukan suatu batasan yang baku. Hal ini tampak dengan berbagai
batasan yang dinyatakan oleh para ahli epidemiologi sebagai berikut:
1. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi penyakit dan determinan yang
mempengaruhi frekuensi penyakit pada kelompok manusia (Mac Mahon, B & Pugh,
T.F., 1970)
2. Epidemilogi adalah suatu studi tentang factor yang menentukan frekuensi dan
distribusi penyakit pada populasi manusia (Lowe C.R& Koestrzewski. J, 1973)
3. Epidemiologi ialah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan penyakit dan
6
4. Epidemiologi adalah ilmu yng mempelajri distribusi penyakit atau keadaan fisiologis
4. Epidemiologi ialah suatu studi tentang distribusi dan determinan penyakit pada
populasi manusia (Barker, D. J.P, 1982)
1. Aspek Akademik
2. Aspek Klinis
3. Aspek Praktis
Epidemiologi dari aspek praktis adalah ilmu yang ditujukan pada upaya
pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok atau masyarakat
umum.
Dalam hal ini, penyebab penyakit tidak harus diketahui secara pasti, tetapi diutamakan
7
pada cara penularan, infetivitas, menghindarkan agen yang diduga sebagai penyebab,
toksin atau lingkungan dan membentuk kekebalan untuk menjamin kesehatan manusia.
B. Batasan Epidemiologi
Batasan –batasan dalam epidemiologi diantaranya
1. Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non
infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas
maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju,
epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.
2. Populasi
Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakitpenyakit
individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada
populasi (masyarakat) atau kelompok.
3. Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan
manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud
pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total
lingkungannya (Notoatmodjo,2011).
4. Frekuensi masalah kesehatan
Frekuensi masalah kesehatan ini dimaksudkan untuk menunjuk kepada besarnya
masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia. Untuk dapat mengetahui
frekuensi suatu masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal pokok yang harus
dilakukan yakni menemukan masalah kesehatan yang dimaksud untuk kemudian
dilanjutkan dengan melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan
tersebut.
5. Penyebaran masalah kesehatan
8
Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini ialah menunujuk kepada
pengelompokkan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu
yang dimaksudkan banyak macamnya, yang dalam epidemiologi dibedakan atas tiga
macam yakni menurut ciri-ciri manusia (man), menurut tempat (place), dan menurut
waktu (time)
6. Faktor-faktor yang memepengaruhi
Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi disini ialah menunujuk kepada
faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi,
penyebaran dan ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan
itu sendiri. Untuk itu ada tiga langkah pokok yang lazim dilakukan yakni merumuskan
hipotesa tentang penyebab yang dimaksud, melakukan pengujian terhadap rumusan
hipotesa yang telah disusun dan setelah itu menarik kesimpulan terhadapnya. Dengan
diketahuinya penybab suatu masalah kesehatan, dapatlah disusun langkah-langkah
penanggulangan selanjutnya dari masalah kesehatan tersebut.
9
3. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam
merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah
kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang
frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia
atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji
statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.
D. Manfaat Epidemiologi
Dari batasan dan ruang lingkup pengertiannya , maka epidemiologi sebagai kumpulan
metoda pengamatan yang mencakup berbagai bidang ilmu juga mempunyai manfaat yang cukup
luas, terutama dalam ilmu kesehatan masyarakat maupun ilmu kedokteran pada umumnya.
Meskipun demikian manfaat utama epidemiologi pada hakekatnya secara garis besarnya dapat
epidemiologi pada hakekatnya secara garis besarnya dapat dikelompokkan antara lain sebagai
berikut:
1. Untuk mengenali dan memahami penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Sesuai
dengan batasannya ,maka epidemiologi bermanfaat untuk dapat menguraikan dan
memahami proses terjadinya dan penyebarannya penyakit dan masalah kesehatan,
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Untuk melengkapi ‘body of knowledge’ dan ‘riwayat ilmiah penyakit’. Suatu
pengamatan epidemiologis hendaknya selalu merupakan upaya ‘penelitian’ yang
hasilnya diharapkan akan dapat lebih melengkapi ‘ riwayat alamiah penyakit’ yang
sekaligus juga merupakan ‘body of knowledge’ dari penyakit atau masalah kesehatan
yang bersangkutan.
3. Untuk dapat diaplikasikan dalam upaya pengendalian dan penanggulangan penyakit
atau maslah kesehatan. Segala upaya untuk selalu lebih melengkapi pemahaman kita
tentang ‘riwayat alamiah penyakit’ tidak lain maksudnya adalah agar kita dapat
menemukan jalan keluar dalam upaya menanggulangi masalah penyakit tadi.
10
masyarakat. Ada beberapa peranan epidemiolog dalam kesehatan masyarakat, diantaranya
adalah:
1. Mencari / mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan
kesehatan atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari data
untuk penanggulangan serta cara pencegahannya.
2. Menyiapkan data / informasi untuk keperluan program kesehatan dengan menilai
status kesehatan dalam masyarakat serta memberikan gambaran tentang kelompok
penduduk yang terancam.
3. Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.
4. Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara
mengatasinya, baik penyakit perorangan ( tetapi dianalisis dalam kelompok )
maupun kejadian luar biasa ( KLB ) / wabah dalam masyarakat.
Epidemiologi juga memiliki manfaat penting dalam menyelesaikan masalah
kesehatan masyarakat yaitu memberikan gambaran (deskripsi) tentang penyebaran
(distribusi), besar dan luasnya masalah kesehatan dan lainnya ,menjelaskan interaksi
faktor-faktor agent, host and environment ,menguraikan kelompok Penduduk yang
dalam risiko dan risiko tinggi terhadap kelompok Penduduk yang tidak mempunyai
Risiko ,mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta keberhasilan kegiatan , membantu
pekerjaan administratif kesehatan yaitu planning (perencanaan) ,monitoring
(pengamatan) ,dan evaluation (evaluasi) , menerangkan penyebab masalah kesehatan
sehingga dapat disusun langkah-langkah penanggulangannya, Dapat menerangkan
perkembangan alamiah suatu penyakit, Dapat menerangkan keadaan suatu masalah
kesehatan yaitu: Epidemi, Pandemi, Endemi, dan Sporadik.
F. Penelitian Epidemiologi
Secara sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai
berikut :
1. Epidemiologi deskriptif
Epidemiologi deskriptif adalah studi pendekatan epidemiologi yang bertujuan
untuk menggambarkan masalah kesehatan yang terdapat di dalam masyarakat dengan
menentukan frekuensi, distribusi dan determinan penyakit berdsarkan atribut & variabel
menurut segitiga epidemiologi (orang, Tempat, dan Waktu).
11
Studi Deskriptif disebut juga studi prevalensi atau studi pendahuluan dari studi
analitik ayng dapat dilakukan suatu saat atau suatu periode tertentu. Jika studi ini
ditujukan kepada sekelompok masyarakat tertentu yang mempunyai masalah
kesehatan maka disebutlah studi kasus tetapi jika ditujukan untuk pengamatan secara
berkelanjutan maka disebutlah dengan surveilans serta bila ditujukan untuk
menganalisa faktor penyebab atau risiko maupun akibatnya maka disebut dengan studi
potong lintang atau cross sectional.
2. Epidemiologi analitik
Studi epidemiologi analitik adalah studi epidemiologi yang menekankan pada
pencarian jawaban tentang penyebab terjadinya masalah kesehatan (determinal),
besarnya masalah/ kejadian (frekuensi), dan penyebaran serta munculnya masalah
kesehatan (distribusi) dengan tujuan menentukan hubungan sebab akibat antara faktor
resiko dan penyakit.
12
Tujuan Studi Epidemiologi adalah menjelaskan faktor-faktor resiko dan kausa
penyakit Memprediksikan kejadian penyakit Memberikan saran strategi intervensi yang
efektif untuk pengendalian penyakit.
b. Eksperimental.
Dimana penelitian dapat melakukan manipulasi/mengontrol faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi hasil penelitian dan dinyatakan sebagai tes yang paling
baik untuk menentukan cause and effect relationship serta tes yang
berhubungan dengan etiologi, kontrol, terhadap penyakit maupun untuk
menjawab pertanyaan masalah ilmiah lainnya. Studi eksperimen dibagi menjadi
2 (dua) yaitu :
1) Clinical Trial. Contoh :
· Pemberian obat hipertensi pada orang dengan tekanan darah tinggi untuk
mencegah terjadinya stroke.
· Pemberian Tetanus Toxoid pada ibu hamil untuk menurunkan frekuensi
Tetanus Neonatorum.
2) Community Trial. Contoh : Studi Pemberian zat flourida pada air minum.
13
G. Pengukuran Epidemiologi
a. Incidence Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka
waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang
mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang
bersangkutan.
Rumus yang digunakan:
Jumlah Penderita Baru
Insiden rate = −−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−− x K
Jumlah penduduk yg mungkin terkena Penyakit tersebut pada
pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100%, 1000 ‰) X K
b. Attack Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
14
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama.
Manfaat Attack Rate adalah :
– Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit.
Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan penyakit
tersebut.
Rumus yang digunakan :
Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat
Attack rate =−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−xK
Jumlah Penduduk yg. Mungkin terkena Penyakit Tersebut pada saat yg sama.
2. Prevalen
Gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka
Prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan
orang/penduduk yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk).
Sehingga dapat dikatakan bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu
RATE yang murni, karena Penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga
dimasukkan dalam perhitungan. Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2,
yaitu :
15
a. Period Prevalen Rate
Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka
waktu yang bersangkutan Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk
penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker
dan Kelainan Jiwa.
Rumus yang digunakan :
Jumlah penderita lama & baru
Periode Prevalen Rate = −−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−xK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi dengan
jumlah penduduk pada saat itu. Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Rumus :
Jumlah Penderita lama & baru Saat itu
Point Prevalen Rate = −−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−xK
Jumlah Penduduk Saat itu
16
sakit, ilmu epidemiologi dapat menjembatani kenginan klinis untuk menerapkan ilmu biomedik
dan bioteknohlogi dalam pengambilan keputusan klinik dan kenginan masyarakat untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang efektif, efisien , dan terjangkau pada saat dibutuhkan.
(Amiruddin Ridwan,2006. Epidemiologi perencanaan dan pelayanan kesehatan. : Makassar)
Bagi manajer rumah sakit, epidemiologi dapat digunakan sebagai pedang bermata dua,
yaitu :
1. Epidemiologi dapat dimanfaatkan untuk melandasi pengambilan keputusan dalam pelayanan
pasien oleh staf rumah sakit.
2. Epidemiologi digunakan untuk memantau pola penyakit dimasyarakat yang mencerminkan
kebutuhan dan permintaan masyarakat akan jenis-jenis pelayanan yang dapat diberikan oleh
rumah sakit.( Amiruddin Ridwan, 2006. Epidemiologi Perencanaan Dan Pelayanan Kesehatan, :
Makassar)
Perencanaan kesehatan perlu untuk dipikirkan ketepatan strateginya. baik dalam
pelayanan promosi, preventif dan dari segi kuratif dan rehabilitatifnya. Semua orang yang terlibat
dalam perencanaan kesehatan seharusnya tahu apa yang dibutuhkan dan diinginkan langsung
oleh rakyat yang sebenarnya.Agar Teori dan kenyataan dilapangan dapat berjalan sebagaimana
seharusnya. Proses Perencanaan kesehatan tidak terlepas pada isu strategis.Dimana terdapat
beberapa komponen penting dalam mendukung terlaksananya program perencanaan kesehatan.
Maka epidemiologi memiliki peran strategis untuk menetapakan sebuah kebijakan kesehatan
yang termaktub dalam program-program kesehatan. (Epidemiologi
Perencanaan http://www.depkes.go.id )
Sebagaimana kita ketahui data dan informasi sebagai produk kegiatan Surveilans
epidemiologi, merupakan instrumen pendukung untuk menentukan kebijakan, perencanaan dan
penganggaran termasuk untuk pelaksanaan pengendalian faktor risiko. Berdasarkan
pengamatan kita sehari-hari, pencatatan dan pelaporan yang mempunyai nilai strategis relatif
belum optimal yang diakibatkan dari under recorded & reported, tidak tepat waktu, tidak adekuat,
termasuk umpan balik secara berjenjang dari Pusat – Propinsi – Kab/Kota – Puskesmas tidak
dilakukan secara baik dan tidak mempunyai mekanismereward dan punishment. (Epidemiologi
Perencanaan http://www.depkes.go.id ).
Surveilans adalah rangkaian kegiatan pengumpulan data epidemiologis (untuk masalah
kesehatan tertentu secara teratur dan terus menerus dari kegiatan rutin), dilakukan pengolahan
data (koreksi/pemeriksaan, kompilasi, analisis dan interpretasi) sehingga menghasilkan informasi
17
epidemiologis yang dapat dipakai maupun oleh pihak lain yang membutuhkannya sebagai bahan
untuk perencanaan atau tindakan maupun pengambilan keputusan (A. Ratgono, 2002)
Epidemiologi mempunyai peranan yang penting dalam proses pengambilan keputusan,
hal ini karena epidemiologi sebagai penyedia data base untuk mengetahui besaran masalah
kesehatan. analisis-analisis data tersebut dapat dijadikan dasar pertimbangan.Hal ini tidak
terlepas pada salah satu komponen epidemiologi, yakni surveilans.Surveilans adalah rangkaian
kegiatan pengumpulan data epidemiologis (untuk masalah kesehatan tertentu secara teratur dan
terus menerus dari kegiatan rutin), dilakukan pengolahan data (koreksi/pemeriksaan, kompilasi,
analisis dan interpretasi) sehingga menghasilkan informasi epidemiologis yang dapat dipakai
maupun oleh pihak lain yang membutuhkannya sebagai bahan untuk perencanaan atau tindakan
maupun pengambilan keputusan (A. Ratgono, 2002)
Epidemiologi dalam tataran pengatur kebijakan untuk melakukan suatu proses
perencanaan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan , yakni :
1. Tersedianya dokumen sebagai penguat data bagi semua stake holder yang terlibat dalam dunia
kesehatan. Serta adanya telaah kebijakan, sosialisasi, monitoring, dan evaluasi bagi kebijakan
yang telah ditetapakan dalam bentuk perundang-undangan agar komitmen terhadap peningkatan
kesehatan dapat terwujud.
2. Mampu mempertajam analisis perencanaan kesehatan salah satunya dalam bentuk proses
tanya jawab pada stake holder yang terlibat dalam kesehatan.
3. Berpikirlah general atau makro untuk mendapatkan gambaran yang jelas terhadap
permasalahan yang kita hadapi, namun berpikir mikro dan detail tetap kita butuhkan. Kapasitas
dan kompetensi kita sebagai para profesional di bidangnya menuntut kita harus mampu
menangkap dan mendeteksi sekecil apapun potensi masalah dan mencarikan solusi
pemecahannya. Walaupun di dalam implementasinya kita harus bertindak strategis sesuai
dengan skala prioritas dan sumber daya yang dimiliki.
18
Tabel 1.
Kontribusi Epidemiologi Terhadap Manajemen Pelayanan Kesehatan
PROSES KONTRIBUSI
Manajement
PERENCANAAN EPIDEMIOLOGI
PENDEKATAN PENDEKATAN
FUNGSIONAL PROSES
Planning tekhnik Identifikasi kebutuhan 1. Epidemiologi
dan masalah Deskriptif
2. deskriptif
masalah kesehatan
dalam istilah mortalitas,
morbiditas dan faktor
risiko.
3. Demografi
4. analisis etiologi
(risk factors)
Administrasi dan politik Penentuan prioritas Estimasi terhadap:
1. magnitude og
lose
2. a menability
untuk pencegahan atau
reduksi
3. ukuran-ukuran
epidemiologi
Penyusunan tujuan 1. kuantifikasi tujuan
2. kelayakan
Implementasi aktifasi 1. alternatif-alternatif
untuk mencapai tujuan 2. analisis cost
benefit
Organizing Mobilisasi danmonitoring program
koordinasi sumber daya pemasaran
Directing
Coordinating
controling teknik Evaluasi 1. uji klinik
2. penilaian out
come
19
Sehingga dapat disimpulkan ruang lingkup epidemiologi pelayanan kesehatan
meliputi
1. Kontribusi metode epidemiologi untuk pengambilan keputusan atau kebijakan dalam
pelayanan kesehatan
2. epidemiologi menjembatani keinginan klinis untuk menerapkan ilmu biomedik dan
bioteknologi dalam pengambilan keputusan klinik dan kenginan masyarakat untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang efektif, efisien , dan terjangkau pada saat
dibutuhkan.
3. epidemiologi sebagai penyedia data base untuk mengetahui besaran masalah
kesehatan.
4. instrumen pendukung untuk menentukan kebijakan, perencanaan kesehatan dan
penganggaran termasuk untuk pelaksanaan pengendalian faktor risiko.
Mutu adalah sesuatu untuk menjamin pencapaian tujuan atau luaran yang
diharapkan, dan harus selalu mengikuti perkembangan pengetahuan profesional
terkini (consist with current professional knowledge). Untuk itu mutu harus diukur
dengan derajat pencapaian tujuan. Berpikir tentang mutu berarti berpikir mengenai
tujuan. Mutu harus memenuhi berbagai standar / spesifikasi.
Beberapa definisi mutu pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:
20
puskesmas secara wajar, efisien, dan efektif serta diberikan secara aman dan
memuaskan sesuai norma, etika, hukum, dan sosial budaya dengan memperhatikan
keterbatasan dan kemampuan pemerintah, serta masyarakat konsumen.
Jadi yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah menunjuk pada
tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri
setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu pelayanan
kesehatan. Sekalipun pengertian mutu yang terkait dengan kepusan ini telah diterima
secara luas, namun penerapannya tidaklah semudah yang diperkirakan. Masalah pokok
yang ditemukan ialah karena kepuasan tersebut bersifat subyektif. Tiap orang,
tergantung dari latar belakang yang dimiliki, dapat saja memiliki tingkat kepuasan yang
berbeda untuk satu mutu pelayanan kesehatan yang sama. Di samping itu, sering pula
ditemukan pelayanan kesehatan yang sekalipun dinilai telah memuaskan pasien, namun
ketika ditinjau dari kode etik serta standar pelayanan profesi, kinerjanya tetap tidak
terpenuhi.
21
2). Sumber modal (capital resources), dibedakan menjadi:
3). Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang terdapat di alam, yang
tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal.
b.Tatacara (prosedures)
Tatacara (procedures): adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang dimiliki dan
yang diterapkan.
c.Kesanggupan (capacity)
Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga pelaksana.
2. PROSES
Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi manajemen. Pada umumnya, proses
ataupun fungsi manajemen merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan proses adalah
semua metode dengan cara bagaimana pelayanan dilakukan.
Macam fungsi manajemen:
1. Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat ada 6: Planning,
Organizing, Directing, Controlling, Coordinating, Evaluation (PODCCE).
2. Menurut Freeman ada 6: Planning, Actuating, Coordinating, Guidance, Freedom,
Responsibility (PACGFR).
3. Menurut George R. Terry ada 4: Planning, Organizing, Actuating, Controlling (POAC).
4. Menurut Barton ada 8: Planning, Organizing, Staffing, Budgeting, Implementing,
Coordinating, Reporting, Evaluation (POSBICRE).
5. Menurut Luther M. Gullick ada 7: Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating,
Reporting, Budgeting (POSDCoRB).
6. Menurut Hendry Fayol ada 5: Planning, Organizing, Commanding, Coordinating,
Controling (POCCC).
22
2. Organizing: termasuk penyusunan staff
3. Implementing: termasuk pengarahan, pengkoordinasian, bimbingan, penggerakan dan
pengawasan
4. Penilaian: termasuk penyusunan laporan
3. OUTPUT
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen
kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health services). Hasil
atau output adalah hasil pelaksanaan kegiatan. Output adalah hasil yang dicapai dalam
jangka pendek, misalnya akhir darikegiatan pemasangan infus, sedangkan outcome
adalah hasil yang terjadi setelah pelaksanaan kegiatan jangka pendek misalnya plebitis
setelah 3x24jam pemasangan infus. Macam pelayanan kesehatan adalah Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
4. SASARAN
Sasaran (target group) adalah kepada siapa output yang dihasilkan, yakni upaya
kesehatan tersebut ditujukan:
1. UKP untuk perseorangan
2. UKM untuk masyarakat (keluarga dan kelompok)
Macam sasaran:
5. IMPACT
Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output. Untuk manajemen
kesehatan dampak yang diharapkan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Peningkatan derajat kesehatan dapat tercapai jika kebutuhan (needs) dan tuntutan
(demands) perseorangan/masyarakat dapat dipenuhi.
1. Kebutuhan Kesehatan (health needs)
23
Kebutuhan kesehatan (needs) bersifat obyektif, karena itu pemenuhanya bersifat
mutlak. Kebutuhan kesehatan sangat ditentukan oleh masalah kesehatan di masyarakat.
Masalah kesehatan perorangan/keluarga yang terpenting adalah penyakit yang diderita.
Masalah kesehatan masyarakat adalah status kesehatan masyarakat. Menurut Gordon
dan Le Right (1950) penyakit/status kesehatan ditentukan oleh 3 faktor: Host, Agent dan
Environment. Upaya untuk menemukan kebutuhan masyarakat, perhatian harus
ditujukan pada ketiga faktor tsb. Apabila penyebab penyakit diketahui baru dilanjutkan
dengan tindak lanjut (solusi).
2. Tuntutan Kesehatan (health demands)
Tuntutan kesehatan (health demands) pada dasarnya bersifat subyektif, karena
itu pemenuhanya bersifat fakultatif. Tuntutan kesehatan yang subyektif dipengaruhi oleh
latar belakang individu (pendidikan, ekonomi, budaya dsb). Tuntutan kesehatan sangat
dipengaruhi oleh teknologi kedokteran.
24
Yang diarahkan pada pencapaian akreditasi untuk berbagai aspek pelayanan
kesehatan.
6. Peningkatan public
Peningkatan public-private mix dalam mengatasi berbagai problem pelayanan
kesehatan
7. Peningkatan kerjasama dan koordinasi
Yang dilakukan antar berbagai pihak yang berkepentingan dalam peningkatan
mutu pelayanan kesehatan.
8. Peningkatan peran serta masyarakat
Termasuk swasta dan organisasi profesi dalam penyelenggaraan dan
pengawasan pelayanan kesehatan.
25
Pada semua kegiatan-kegiatan ini, epidemiologi perlu bekerjasama dengan sejumlah ahli
lain untuk menyediakan informasi baik kepada masyarakat maupun pengambil keputusan
sehingga keputusan politis dapat dibuat berdasarkan pengetahuan yang rasional tentang
outcome dan biaya.
Siklus Perencanaan
Gambar dibawah ini menunjukkan langkah-langkah yang perlu diambil dalam proses
perencanaan program pelayanan kesehatan dan memberikan suatu kerangkayang bermanfaat
untuk menjamin bahwa informasi yang diperlukan oleh pembuat kebijaksanan dapat
diindentifikasi dengan baik. Biasanya, hanya sedikit informasi yang diperlukan untuk pembuatan
keputusan tersedia dan informasi itu masih harus dianalisis secara cermat. Bila informasi tidak
memadai, data baru harus dikumpulkan untuk menjamin bahwa kebijaksanaan yang dipilih
dilakukan secara rasional.
Proses itu berbentuk melingkar dan berulang-ulang serta terdiri dari langkah-langkah
sebagai berikut :
Epidemiologi terlibat pada setiap tahap perencanaan. Sifat siklus dari proses
menunjukkan betapa pentingnya pemantauan dan evaluasi untuk menentukan apakah intervensi
telah memperoleh hasil yang dinginkan. Proses itu beulang karenan siklus intervensi biasanya
hanya mempunyai dampak kecil pada beban penyakit, dan diperlukan intervensi berulang-ulang
1. BEBAN
SAKIT
26
INTERVENSI
6. PELAYANAN 2. 3.
5.
PEMANTAUAN 4.
KESEH PENYEBAB
EFEKTIFITAS
IMPLEMENTASI EFESIENSI
INTERVENSI
PELAYANAN
KESEHATAN
27
ketersediaan sarana ini belum disertai dengan kinerja pelayanan kesehatan yang efisien dan
efektif karena sifatnya yang sangat sentralistikDalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan telah dikembangkan dan diaplikasikan standar-standar pelayanan kesehatan di
Puskesmas, rumah sakit, institusi pendidikan tenaga kesehatan dan institusi pelatihan kesehatan.
Kemudian untuk pembinaan mutu pelayanan disemua sarana pelayanan kesehatan telah
dilaksanankan melalui akreditasi rumah sakit, institusi pendidikan dan pengembangan quality
assurance di Puskesmas serta dilakukan legislasi tenaga kesehatanUpaya peningkatan
manajemen telah dilaksanakan perencanaan terpadu secara berjenjang mulai dari tingkat
Puskesmas berupa minilokakarya, perencanaan Terpadu Kabupaten dan Propinsi, pembinaan
pelaksanaan program secara terpadu serta dilakukan evaluasi program secara terpadu dan
monitoring secara berkala untuk perbaikan kinerja program dalam rangka akuntabilitas
penggunaan anggaran.
Dalam proses pembangunan kesehatan saat ini di butuhkan epidemiologi sebagai
penyedia data base untuk mengetahui besaran masalah kesehatan.. Analisis-analisis data
kesehatan tersebut menjadi dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan kesehatan.
Namun, ada sebuah pertanyaan yang menjadi penting dalam proses perencanaan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
28
3.1 Kesimpulan
1. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari frekuensi, distribusi dan determinan
penyakit pada suatu populasi.
2. Ruang lingkup epidemiologi pelayanan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
29
Anonim, 2003. Analisis Situasi dan Kecendrungan http://www.jawatengah.go.id Anonim,
2004. Perencanaan Kesehatan http://www.health.lrc.com
Anonim, 2004. Epidemiologi Perencanaan http://www.depkes.go.id Anonim,
2004. Perkembangan Epidemiologi Perencanaan http://adln.lib.unair.ac.id
Anonim, 2004. Bagian Epidemiologi www.kompas.com Anonim, 2006. Sistem Pelayanan
Kesehatan www.dinkes.co.id
Anonim, 2006. Perencanaan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan www.jawatengah.com Anonim, 2006.Dinas Kesehatan www.kompas.com
Anonim, 2004. Pelayanan Dokter Keluarga www.tempo.com Anonim, 2004. Derajat Kesehatan
Masyarakat www.dinkesjambi.com
30