Anda di halaman 1dari 12

HYRACOTHERIUM)

EOHIPPUS - MESSOHIPPUS - MERRYHYPPUS - PLIOHIPPUS - EQUUS(sorry artinya MESO dulu baru


MERRY)

Berikut juga disertakan gambar fosil dalam Foto Asli kuda Hiracotherium /Eohippus Kuda zaman Eosin
(56 Juta tahun yang lalu)

Evolusi merupakan proses perubahan struktur tubuh makhluk hidup yang berlangsung sangat lambat
dan dalam kurun waktu yang sangat lama.

Evolusi berjalan terus sepanjang masa.

Evolusi menyebabkan keanekaragaman makhluk hidup, Begitu banyak hewan dan tumbuhan yang
mengalami evolusi. salah satu hewan yang mengalami evolusi adalah Kuda (Equus caballus atau Equus
ferus caballus),

Kuda adalah salah satu dari sepuluh spesies modern mamalia dari genus Equus, kuda adalah salah satu
hewan yang fosilnya ditemukan sangat lengkap, kuda adalah hewan yang penting secara ekonomis dan
sangat berperan penting dalam asa pengangkutan.

Apakah kalian tau ? bahwa bentuk kuda pada zaman dahulu tidak seperti bentuk kuda yang kita lihat
saat ini, karna pada zaman dahulu kuda tidak berentuk kuat dan kekar seperti yag kita lihat saat ini
bentuk tubuh kuda berubah/berkembang dari masa kemasa karna menyesuaikan dengan
lingkungannya , karna faktor utama penyebab evolusi adalah lingkungan

perubahan kuda, pertama terlihat dari jumlah jari dan membesarnya jari kuda tersebut hal itu terjadi
karenamenyesuaikan diri terhadap tempat berpijaknya yang awal mulanya berupa hutan berawa mejadi
padang berumput

Perubahan jari jari kuda

2.Perubahan geraham menjadi tinggi dan bergerigi disebabkankarena menyesuaikan diri dengan jenis
makanannya yang semula buah – buahan lunak menjadi rumput yang mengandung silica
3.Leher berubah menjadi panjang dan gerakan makin lincah karenamenyesuaikan diri untuk memperluas
jangkauan pandangan terhadap predator dipadang rumput dan dan dapat menengok kesegala arah.

Gambar Evolusi Kuda perubahan bentuk geraham , kaki dan tubuh kuda itu adalah penyebab mengapa
kuda yang pada zaman dahulu tidak seperti apa yang kita lihat saat ini, bukan hanya karena faktor
lingkungan tapi juga karna faktor makanannya, sehingga kuda yang kita temukan saat ini terlihat kekar
dan kuat .

TentorkuExit Reader Mode

Sejarah Evolusi Tumbuhan Hijau

Tentorku Tentorku

4 tahun ago

♔ About | Materi Pelajaran | Tanya Jawab | Peta Situs ♔

Laman ini adalah tampilan mode baca. Klik di sini untuk keluar dari mode baca: Sejarah Evolusi
Tumbuhan Hijau

FacebookTwitterPinItShortURL

Tumbuhan yang juga disebut sebagai tumbuhan/tanaman hijau (Viridiplantae) adalah organisme
eukariotik, multiseluler, dan berklorofil dari kingdom Plantae. Ketika kita melihat tumbuhan hijau seperti
lumut, rumput, pohon buah, semak-semak, dll., pernahkah kita bertanya bagaimana bumi ini dapat
dipenuhi oleh tumbuhan hijau? Mari kita lihat bagaimana ilmu pengetahuan, khususnya biologi dalam
menjelaskan sejarah evolusi tumbuhan hijau.

Revolusi filogenetik telah membuat pemahaman manusia akan tumbuhan hijau berubah. Analisis
geokimia dan bukti fosil mengusulkan bahwa Cyanobacteria dan Protista muncul sekitar 1,2 miliar tahun
yang lalu. Namun demikian, barulah pada 450 juta tahun yang lalu muncul tumbuhan kecil yang
berevolusi dari ganggang hijau. Ganggang hijau adalah nenek moyang dari tumbuhan hijau yang dapat
diketahui dari urutan DNA-nya. Akhirnya, 385 juta tahun yang lalu, pohon besar muncul dan menjadi
hutan pertama. Tumbuhan darat adalah anggota dari Viridiplantae, yang memperluas definisi lama dari
tumbuhan dengan mengikutsertakan ganggang hijau akibat bukti-bukti tersebut. Sekarang, ada lebih dari
300.000 spesies tumbuhan (jumlah pastinya sulit diketahui). [1][2][3]
pohon-tertua-pinus-longaeva

Pohon tertua (5000 tahun): Pinus longaeva | Photo by Dcrjsr is licensed under CC-BY-SA-3.0

Tumbuhan Darat Berevolusi dari Ganggang Hijau

Dulu, ganggang hijau yang hidup di air laut berevolusi untuk bisa berkembang pada air tawar. Ganggang
hijau air tawar inilah yang merupakan organisme yang menjadi nenek moyang tumbuhan darat
(Embryophyta), dari lumut sampai tumbuhan berbunga atau berbiji tertutup (angiospermae). Ganggang
hijau terpisah menjadi dua kelompok, yaitu Chlorophyta (ganggang yang tidak mencapai darat) dan
Charophyta (merupakan kerabat dari tumbuhan hijau). Tumbuhan darat lebih dekat kepada Charophyta
daripada kelompok ganggang hijau lain karena urutan DNA ribosomnya.

charales-chara-globularis

Charales: Chara globularis | Photo by Christian Fischer is licensed under CC-BY-SA-3.0

coleochaete-scutata

Coleochaete scutata | Photo by Proyecto Agua is licensed under CC-BY-NC-SA-2.0

Dari berbagai anggota Charophyta, ordo Charales dan genus Coleochaete merupakan yang paling mirip
dengan tumbuhan darat. Fitur-fitur dari anggota Charophyta yang masih ada pada tanaman darat saat ini
adalah: [2][4]

Dinding sel selulose dari Charophyta dan garis keturunan tumbuhan darat ditentukan oleh kompleks
penyusun selulose yang sama. Charophyta juga memiliki mekanisme pembentukan dinding sel selama
sitokinesis (ditandai dengan perkembangan phragmoplast) yang hampir identik dengan tanaman darat.
Pada tanaman darat, dinding sel ini berguna untuk membuat mereka dapat berdiri tegak dan kokoh.

Sel-sel apikal Charophyta memproduksi sel yang memungkinkan filamen mereka untuk bertambah
panjang. Pada ujungnya, sel-sel lain dapat membelah untuk menghasilkan struktur reproduksi. Tanaman
darat tercatat memiliki jaringan meristem apikal yang menghasilkan jaringan khusus yang menambah
atau berkembang menjadi organ baru, seperti cabang-cabang dan daun-daun baru.

Plasenta (sel khusus) dari Charophyta mengirim nutrisi dari sel-sel haploid dari generasi sebelumnya
kepada zigot yang diploid. Keduanya, baik Charophyta dan tumbuhan darat memelihara dan merawat
zigot.
Perkembangan Evolusi Tumbuhan Hijau

Tidak seperti nenek moyang air tawar mereka, kebanyakan tumbuhan darat hanya memiliki persediaan
air yang terbatas. Sebagai adaptasi untuk hidup di darat, kebanyakan tumbuhan dilindungi dari desikasi
-kecenderungan organisme untuk kehilangan air ke udara- oleh bahan permukaan lilin yang disebut
kutikula yang disekresikan ke permukaan yang terpapar udara. Kutikula ini relatif kedap air
(impermeable), sehingga mencegah tumbuhan kehilangan air. Namun, kutikula ini membatasi pertukaran
gas penting untuk respirasi dan fotosintesis, sehingga organ lain seperti mulut kecil berkembang untuk
mengatasi masalah ini. Difusi gas ke dalam dan keluar dari tumbuhan terjadi melalui bukaan mulut
berukuran kecil yang disebut stomata (tunggal: stoma), yang memungkinkan air untuk berdifusi keluar
pada waktu yang sama.

evolusi-tumbuhan-hijau

Evolusi tumbuhan hijau: (1) Perlindungan embrio -> lumut hati, (2) Pertumbuhan apikal -> lumut dan
lumut tanduk, (3) Jaringan pembuluh -> lumut gada (atau paku kawat), (4) Megaphylls -> pakis (paku), (5)
Biji -> gymnospermae, dan (6) Bunga/buah -> angiospermae | Photo by Laurenprue216 is licensed under
CC-BY-SA-3.0

Memindahkan air di dalam tumbuhan menjadi semakin sulit dengan meningkatnya ukuran tumbuhan.
Anggota tumbuhan darat dapat dibedakan berdasarkan ada atau tidak adanya trakeid (tracheids), yaitu
sel-sel khusus yang memfasilitasi transportasi air dan mineral. Tracheophyta memiliki trakeid dan telah
berkembang menjadi sistem transportasi yang sangat efisien: xilem yang mengangkut air, dan floem yang
mengangkut makanan ke jaringan-jaringan pada batang, akar, dan daun. Tanaman darat paling sukses
adalah mereka yang melindungi semua fase reproduksi (sperma, telur, embrio) dari kekeringan dan
memiliki cara yang efisien dalam menyebarkan keturunan mereka di darat. Tumbuhan biji menyebarkan
embrio mereka dalam bentuk biji, yang menyediakan embrio dengan makanan di dalam kulit biji
pelindung. Tanaman berbunga (angiospermae), jenis terakhir yang berevolusi, “menggunakan” hewan
untuk membantu reproduksi dan penyebaran biji. [2][3][4]

Referensi

Wikipedia contributors, “Plant,” Wikipedia, The Free Encyclopedia,


https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Plant&oldid=696851140 (accessed December 27, 2015).

Reese et al., 2014, “29 Plant Diversity I: How Plants Colonized Land,” Campbell Biology, 10th edition,
Pearson Education, Inc., U.S.

Raven et al., 2011, “30 Green Plants,” Biology, 9th edition, McGraw-Hill, New York, NY.
Mader, S. S., 2009, “23 Plant Evolution and Diversity,” Biology, 10th edition, McGraw-Hill, New York, NY.

Categories: Biologi, SMA Kelas 10

Tags: Evolusi, Plantae

Tentorku

Back to top

Kutip materi pelajaran ini:

Kontributor Tentorku, 2015, "Sejarah Evolusi Tumbuhan Hijau," Artikel Tentorku,


https://www.tentorku.com/sejarah-evolusi-tumbuhan-hijau/ (diakses pada 31 Oct 2019).

Materi Pelajaran Terkait:

Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)

Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)

Evolusi Tumbuhan Biji (Spermatophyta)

Tumbuhan Paku: Tumbuhan Berpembuluh Tanpa Biji

Tumbuhan Lumut: Tumbuhan Tidak Berpembuluh

Indeks Pelajaran

copyright

· © 2018 Tentorku · Semua konten tulisan, gambar, dan video pada situs ini adalah hak cipta Tentorku,
kecuali dinyatakan khusus secara tertulis ·

PREMIUM

JELAJAHI
Sains Kita

Akibat Evolusi, 9 Bagian Tubuh Ini Tak Lagi Dibutuhkan Manusia

Jumat, 18 Januari 2019 | 20:33 WIB

Komentar

Mug yang menggambarkan evolusi manusia dipajang di rumah naturalis Inggris Charles Darwin, Down
House, di Bromley, Kent, 12 Februari 2009. Darwin pindah ke Down House pada 1842. Dia melakukan
eksperimen dan penelitian di sana selama 40 tahun. Rumah tersebut dibuka kembali untuk umum pada
13 Februari 2009 sehari setelah ulang tahun ke-200 kelahiran Darwin.

Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com — Setiap makhluk hidup di muka bumi selalu berevolusi sebagai bentuk adaptasinya
terhadap lingkungan. Tak terkecuali manusia.

Dalam serangkaian evolusi itu, beberapa bagian tubuh manusia kemudian tidak lagi dibutuhkan. Padahal,
sebelumnya, bagian-bagian itu sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia.

Namun, kini, bahkan jika bagian-bagian itu dihilangkan tidak akan memengaruhi kualitas hidup manusia.

Melansir dari Business Insider, Jumat (18/01/2018), antropolog evolusi dari Boston College, AS Dorsa
Amir menyebut setidaknya ada 9 bagian tubuh yang kini kehilangan fungsi awalnya.
Meski kehilangan fungsi selama jutaan tahun, uniknya, 9 bagian tubuh itu tidak menghilang. Lalu, apa
saja bagian-bagian tubuh itu?

Baca juga: Studi Ungkap Arti Variasi Bentuk Puting Perempuan bagi Evolusi Manusia

1. Usus Buntu

Usus Buntu

Di masa lalu, usus buntu mungkin membantu orang mencerna tanaman yang kaya akan selulosa. Hal ini
masih terlihat pada hewan-hewan vertebrata atau bertulang belakang.

Mereka masih mengandalkan usus buntu atau apendiks untuk mencerna tanaman.

"Ketika (manusia) mulai beraling ke pola makan yang lebih beragam dan banyak konsumsi daging, kita
tidak lagi membutuhkan saluran usus yang sangat panjang dan rumit itu," ungkap Amir.

Walaupun tidak lagi mempunyai fungsi awal, bukti ilmiah menunjukkan bahwa usus buntu menyimpan
beberapa bakteri usus yang berguna.

Sayangnya, menurut Amir, masih belum jelas apakah itu adalah fungsi awal atau bentuk adaptasi
manusia.

2. Otot Palmaris Longus

Cara melihat otot palmaris longus

Coba kuncupkan tangan Anda. Perhatikan apakah ada otot yang menonjol di sekitar pergelangan tangan
Anda.
Otot yang terlihat itu adalah palmaris longus. Kini, 10 persen populasi manusia di dunia tidak
memilikinya.

Amir menyebut, bagian ini merupakan sisa otot yang membantu nenek moyang kita memanjat pohon.

Menurut Ensiklopedia Britannica, otot ini membantu manusia purba untuk mencengkeram. Tapi ketika
manusia mulai berjalan tegak, sekitar 3,2 juta tahun lalu, otot ini tidak lagi berguna.

Sekarang, kekuatan genggaman seseorang tetap sama, baik mereka punya otot itu atau tidak.

"Seleksi alam bukan sistem yang diarahkan pada efisiensi sempurna," kata Amir.

3. Gigi Bungsu

Gigi geraham terakhir (tumbuh di bagian paling belakang rahang) atau juga sering disebut gigi bungsu
adalah contoh terbaik bagian tubuh yang kehilangan fungsi awalnya.

Fungsi gigi bungsu hilang karena pola makan manusia yang berubah. Makanan manusia modern lebih
lunak dibanding pada zaman purba.

"Mengingat kita makan manakan yang cukup lembut sekarang, dan geraham belakang biasanya untuk
melumat, kita tidak benar-benar membutuhkannya lagi," kata Amir.

Bagi sebagian orang, gigi bungsu tidak lagi tumbuh. Hal ini menyebabkan rahang manusia menjadi lebih
kecil dibanding nenek moyang.

Baca juga: Jangan Diremehkan, Alis adalah Langkah Penting dalam Evolusi Manusia
4. Arrector Pili

Ilustrasi Merinding

Bagian ini tidak terlihat dengan mata telanjang. Fungsi awal serat otot ini adalah menghasilkan benjolan
ketika kita merasa merinding.

Nenek moyang kita memiliki bulu tubuh yang cukup lebat. Serat otot itu nantinya akan membantu
mereka dengan bulu tubuh.

Hewan dengan bulu tebal juga memerlukan bagian ini untuk isolasi masing-masing bulu. Serat otot ini
juga membuat hewan lebih besar.

Contoh terbaik dari penggunaan bagian tubuh ini adalah landak.

SCROLL UNTUK LANJUT BACA

Seiring bulu di tubuh manusia berkurang dan makin tipis, kita tidak lagi membutuhkan bagian ini.

5. Ekor

Tahukah Anda, embrio manusia mengembangkan ekor pada usia antara lima hingga delapan minggu.

Uniknya, ekor ini lengap begitu manusia dilahirkan. Meski begitu, tulang ekor manusia tetap ada.

Pada zaman dulu, tulang ekor membantu nenek moyang manusia menjaga keseimbangan. Bagian ini
makin menyusut setelah manusia belajar berjalan tegak, hingga akhirnya kini kita tidak lagi memilikinya.

"Nenek moyang kita memiliki mutasi yang menghilangkan ekor agar lebih baik. Dengan demikian, ekor
kita telah hilang selama beberapa generasi," kata Amir.
Menurut Ensiklopedia Britannica, dalam kasus khusus beberapa bayi dilahirkan dengan ekor sisa. Tapi
tenang, dokter telah memiliki serangkaian prosedur untuk menghilangkan bagian ini.

6. Otot Auricular

Otot ini memiliki fungsi awal untuk mengendalikan daun telinga. Sayangnysa, kini manusia telah
kehilangan kemampuan untuk mengggunakannya.

Mamalia lain masih menggunakan otot-otot ini untuk mendeteksi mangsa dan predator.

Menurut Ensiklopedia Britannica, otot telinga auricular membantu mamalia melokalisasi suara dan
mengekspresikan emosi.

Kita dengan mudah melihat fungsi ini pada kucing. Mereka menggerakkan telinga mereka untuk
mendengar dengan baik.

Berbeda dengan itu, Amir menyebut, karena kita kini mempunyai leher yang fleksibel maka tidak perlu
lagi menggerakkan telinga ke arah suara.

Meski sebagian besar populasi manusia tak lagi bisa menggunakannya, tapi sebagian lain masih dapat
menggoyangkan daun telinga mereka.

Bagaimana dengan Anda, bisakah menggoyangkan daun telinga?

Baca juga: Benarkah Operasi Sesar Berpengaruh pada Evolusi Manusia?

7. Otot Piramidalis
Jika Anda perhatikan, di sekitar bagian bawah perut terdapat otot yang dalam garis imajiner seperti
segitiga terbalik.

Menurut Ensiklopedia Britannica, otot ini dulunya membantu untuk menegangkan otot linea alba,
bagian tengah dada. Walaupun berfungsi membantu kontraksi linea alba, bagian ini tidak relevan dengan
fungsi otot perut.

Kini, sekitar 20 persen manusia tidak memiliki otot piramidalis.

8. Puting pada Laki-laki

Sering menjadi pertanyaan apakah fungsi puting pada pria. Mereka tidak menggunakan bagian ini untuk
menyusui seperti yang dilakukan pada perempuan.

Hilangnya fungsi puting pada laki-laki ini berkaitan dengan hormon testosteron.

Untuk diketahui, janin perempuan dan laki-laki awalnya berkembang dengan cara yang sama. Baru ketika
testosteron muncul, ia memicu pembentukan organ seksual pria.

Namun, jauh sebelum hormon ini masuk, puting susu sudah mulai berkembang.

Merangkum dari Scientific American, dalam keadaan alami, pria tidak bisa menyusui. Tapi jika memiliki
kadar prolaktin tinggi, hormon yang memproduksi susu, mereka bisa saja menciptakan efek ini.

Beberapa obat-obatan seperti obat jantung digoxin diketahui bisa menimbulkan efek tersebut.

Hal ini juga berlaku pada banyak mamalia jantan lain, kecuali kelelawar buah Dayak. Hewan yang banyak
ditemukan di wilayah Asia tenggara itu bisa mengeluarkan susu secara spontan.
9. Plica Semilunaris

Plica semilunaris adalah bagian dalam sudut mata dekat hidung. Jika Anda perhatikan ada lipatan kecil
yang menyerupai selaput.

Pada manusia, bagian ini tidak bisa bergerak. Tapi pada beberapa hewan seperti burung, reptil, dan
bberapa mamalia, mereka bisa menarik selaput ini untuk menutupi mata mereka.

Selaput ini nantinya menjaga mata mereka tetap lembap dan bebas kotoran.

"Tidak terlalu jelas mengapa manusia tidak memiliki fungsi ini lagi," kata Amir.

"Tetapi, mereka sebenarnya sudah jarang ditemukan pada primata, jadi seharisnya kita sudah tidak
memilikinya sejak lama," tegasnya.

Anda mungkin juga menyukai