Disusun Oleh:
A. DEFINISI
Nefrolitiasis ( Batu Ginjal) adalah gangguan pada kaliks atau pelvis ginjal yang
dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal akibat penyumbatan pada saluran urin.
Apabila penyumbatan berlangsung lama, maka urin akan dialirkan kembali kedalam
ginjal sehingga ginjal mengalami peningkatan tekanan akibat jumlah pengendapan urin
yang meningkat (Fikriani dan Wardana, 2018).
Batu Ginjal disebut juga gangguan klinis akibat adanya komponen batu Kristal
yang menyumbat dan menghambat kerja ginjal yang disebabkan oleh gangguan
keseimbangan pada kelarutan dan pengendapan garam disaluran urin dan ginjal (Yoga,
Wardhana, dan Hanindhiya, 2018).
Batu ginjal merupakan salah satu penyakit ginjal akibat terbentuknya material
keras yang menyerupai batu dan terdiri dari Kristal dan matriks organik, dimana hal itu
harus segera di atasi karena apabila tidak ditangani akan membuat pasien kesulitan dan
mengalami gangguan dalam saluran kemihnya (Fauzi dan Putra, 2016 dalam Fildayanti,
Risto dan Sarifuddin, 2019).
F. PATWAYS
Pengendapan garam mineral. Mengubah Ph urin dari asam menjadi alkalis
Peningkatan distensi
abdomen
Kurang pengetahuan
Cemas
Rangsangan terhadap Mual muntah
Output berlebihan
Persepsi nyeri
Gangguan
pemenuhan
Gangguan rasa nutrisi kurang
nyaman, nyeri dari kebutuhan
G. MANIFESTASI KLINIK
Gejala batu ginjal seringkali baru muncul apabila batu ginjal sudah berukuran
besar. Gejala itu meliputi:
1. Sering buang air kecil.
2. Sakit saat buang air kecil.
3. Jumlah urine yang keluar sedikit.
H. PREDISPOSISI
Nefrolitiasis (batu ginjal) merupakan suatu keadaan dimana terdapat satu atau
lebih batu didalam pelvis atau kaliks dari ginjal. Secara garis besar pembentukan batu
ginjal dipengaruhi oleh faktor intrisik dan ekstrisik. faktor intisik yaitu umur, jenis
kelamin, dan keturunan. Sedangkan faktor ekstrisik yaitu kondisi geografis, iklim
kebiasaan makan, zat yang tergantung dalam urin, pekerjaan dan sebagainya (Wardhana
dan Fikriani, 2018).
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dalam mendiagnosis batu ginjal, pertama-tama dokter akan mencoba menggali
keterangan dari pasien mengenai gejala, riwayat penyakitnya, serta riwayat batu ginjal
dalam keluarganya. Selanjutnya, pemeriksaan fisik dilakukan untuk menguatkan
kecurigaan yang mengarah pada batu ginjal. Guna memastikan diagnosis, dokter perlu
melakukan serangkaian tes lanjutan yang meliputi:
a. Tes urine. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengumpulkan sampel urine untuk
mengetahui apakah urine banyak mengandung kalsium atau asam urat.
b. Tes darah. Tes ini bertujuan untuk mengetahui fungsi ginjal dan kadar zat tertentu di
dalamnya, yang menyebabkan terbentuknya batu ginjal.
c. Pemindaian. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan batu ginjal
secara tepat. Pemindaian dapat dilakukan dengan CT scan, foto Rontgen, atau USG.
d. Analisis batu ginjal yang keluar. Dalam pemeriksaan ini, pasien akan diminta untuk
buang air kecil di atas saringan agar batu ginjal yang keluar dapat tersaring.
Selanjutnya, batu ginjal yang keluar akan dianalisis di laboratorium.
J. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan batu ginjal (nefrolitiasis) dapat dibedakan menjadi
penatalaksanaan saat kolik renal, medical expulsive therapy (MET), terapi
medikamentosa, dan terapi pembedahan.
Tatalaksana Kolik Renal
Yang pertama dilakukan adalah pemasangan akses intravena untuk hidrasi dan
obat-obatan IV. Bila tidak ada obstruksi atau infeksi, dapat diberikan: analgesik,
antiemetik, dan antidiuretik.
Analgesik
Analgesik yang digunakan dapat berupa:
A. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. G
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Usia : 39 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh harian lepas
Alamat : Samiran rt 002 paran Bantul
Diagnosa Medis : Nefrolitiasis
Tanggal Masuk RS : 3 oktober 2019
Alasan Masuk RS : Nyeri pinggang yang hilang timbul
Riwayat Penyakit Sebelumnya : Magh
Riwayat Penyakit Saat Ini : Nefrolitiasis
f. Musculoskeletal
Normal
g. Genitor-urinari
Normal
h. Neuorogis
Normal
2. Pola nutrisi dan cairan
Klien mengatakan setelah operasi belum makan dan minum dikarenakan
belum kentut.
3. Pola eliminasi
BAK : lancar tidak ada tanda-tanda infeksi saluran kencing
BAB: belum bab
4. Pola aktivitas – latihan
Klien mengatakan tidak mampu untuk beraktivitas berat. Klien mengatakan
takut untuk miring kanan dan kiri serta duduk maupun berdiri karena takut
kateter, selang drain copot dan lukanya belum kering. Klien diberikan
motivasi oleh perawat untuk berlatih miring kanan kiri, dan duduk. Pasien
mengatakan tidak mampu ke kamar mandi sendiri pasien juga tidak mampu
mandi sendiri. Pasien dalam melakukan aktivitasnya di bantu oleh keluarga.
5. Pola istirahat tidur
Klien mengatakan tidak bisa tidur nyenyak dikarenakan nyeri dan sering
terbangun di malam hari dan sulit untuk tidur kembali. Pasien harus
memerlukan waktu yang lama agar bisatidur kembali. Pasien tidak
menggunakan alat bantu untuk tidur seperti obat-obatan, dan musik atau
sebagainya.
6. Pola Kognisi dan persepsi
Klien tidak menggunakan alat bantu kacamata, tidak menggunakan alat
dengar. Klien tidak mengalami perubahan panca indra baik indra penglihatan,
penciuman, pendengaran, perasa, peraba. Klien juga melakukan relaksasi
nafas dalam untuk tindakan pengurangan nyeri.
7. Pola persepsi diri – konsep diri
Klien mengatakan merasa mengalami perubahan peran yang seharusnya bisa
mencari nafkah tidak bisa melakukan aktivitas tersebut. Kemudian klien juga
khawatir terhadap kondisi saat ini mengenai batu ginjal yang dapat
mempengaruhi kehidupan kedepannya.
Survey keadaan umum:
a. Tingkat kesadaran : Komposmentis
b. Gender dan ras : Jawa
c. Usia : 39 tahun
d. Higience dan dandanan : penampilan rapi dan kebersihan terjaga
e. Afek dan mood : afek dan mood saat berkomunikasi masih
baik
f. Komunikasi : klien mampu berkomunikasi dengan baik
g. Kekerasan terhadap klien : -
8. Pola hubungan peran
Klien mengatakan hubungan keluarga antar istri, anak istri, anak serta
keluarga lain terjalin dengan baik. Dalam memutuskan suatu masalah yang
ada dalam keluarga melalui musyawarah antar anggota keluarga agar terjalin
hubungan saling terbuka. Kemudian dalam bersosialisasi antar warga atau
orang lain terdekat juga terjalin dengan baik.
9. Pola seksual reproduksi
Klien mengatakan tidak ditemukan suatu masalah pada pola seksual dan
reproduski
10. Pola koping toleransi terhadap stress
Klien mengatakan pencetus stress akhir-akhir ini dikarenakan kondisi klien
yang sedang beliau alami. Strategi koping yang dilakukan klien mencoba
menerima kondisi tersebut dengan lebih banyak untuk berdoa kepada Allah
SWT. Tetapi pasien tidak pernah sholat 5 waktu dikarenakan kurangnya
kesadaran akan spritual.
11. Pola nilai kepercayaan
Selama di rumah sakit klien tidak melaksankan sholat 5 waktu
DO:
- Pasien terpasang drain dan
kateter urine
- Mobilisasi duduk
- Adl di bantu keluarga
- TTV
TD: 124/85
N: 77 x/m
RR: 20x/m
S:36,8
3. Ds: Sakit Distress spritual
- Pasien mengatakan selama
dirawat di Rumah sakit belum
pernah shalat
- Pasien mengatakan hanya
berdoa meminta kesimbuhan
kepada Allah swt.
Do:
- Pasien terlihat kebingungan
ketika ditanya mengenai spritual
yang dijalani ketika dirumah
sakit
- Pasien tampak kurang terima
atas penyakit yang dialaminya.
- TTV
TD: 124/85
N: 77 x/m
RR: 20x/m
S:36,8
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
DO:
- Membran mukosa
pucat
- Perut kembung
- Ku:sedang,
kesadaran: cm
- TTV
TD: 124/85
N: 77 x/m
RR: 20x/m
S:36,8
2 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan -
tindakan Pengaturan posisi neurologis:
(0844)
ditempat tidur b.d. nyeri asuhan keperawatan selama 3x
- Berikan posisi yang terapeutik
ditandai dengan: 24 jam pasien diharapkan - Jangan berikan tekanan kepada
bagian tubuh yang terganggu
mampu merubah posisi tubuh
DS: - Imobilisasi atau topang bagian
secara mandiri. Kriteria hasil: tubuh yang terganggu dengan
- Pasien mengatakan tepat
- Bergerak dari posisi
- Pertahankan posisi yang tepat
susah dan untuk berbaring ke posisi pada saat mengatur posisi pasien
bergerak karena - Berikan tempat tidur yang tepat
berdiri 3 ke 4 (cukup
(tidak terlalu keras dan tidak
terpasang Drain dan terganggu ke sedikit terlalu empuk)
kateter urine terganggu)
- pasien mengatakan - Berpindah dari satu sisi
ketika bergerak kesatu sisi lain sambil
terasa nyeri karena berbaring 3 ke 4 (cukup
ada jahitan post op terganggu ke sedikit
P : Gerakan terganggu)
Q : Semengkrang
R : Pinggang kanan
S: 3
T : Hilang timbul
DO:
- Pasien terpasang drain
dan kateter urine
- Mobilisasi duduk
- Adl di bantu keluarga
- TTV
TD: 124/85
N: 77 x/m
RR: 20x/m
S:36,8
3 Distrees spritual b.d. Setelah dilakukan tindakan Dukungan spritual (5420): - Untuk membangun hubungan
sakit ditandai dengan: keperawatan selama 3x 24 jam - Gunakan komunikasi terapeutik saling percaya terhadap pasien
Ds: jam pasien diharapkan dapat dalam membangun hubungan agar lebih terbuka menceritakan
- Pasien mengatakan melakukan kesehatan spritual saling percaya dan caring keadaan
selama dirawat di Kriteria Hasil : - Berdoa bersama individu - Untuk membimbing pasien
Rumah sakit belum - Kemampuan beribadah - Dengarkan perasaan klien dalam berdoa meminta
pernah shalat 2 ke 4 (banyak - Dorong penggunaan sumber- kesembuhan terhadap
- Pasien mengatakan terganggu ke sedikit sumber spritual jika diinginkan penyakitnya agar menerima
hanya berdoa terganggu) - Fasilitasi individu terkait dengan keadaan yang dialaminya.
meminta - Pencapaian dari penggunaan meditasi, - Agar terbinanya hubungan
kesimbuhan kepada pandangan spritual bersembahyang dan ritual saling percaya dan pasien
Allah swt. dunia 2 ke 4 (banyak keagamaan merasa lebih dihargai.
terganggu ke sedikit - Pastikan pada individu bahwa - Agar menguatkan pasien untuk
Do:
terganggu) perawat selalu ada untuk selalu beribadah
- Pasien terlihat mendukung individu melewati - Agar pasien selalu mengingat
kebingungan ketika masa menyakitkan. Allah SWT.
ditanya mengenai - Agar pasien selalu mengingat
spritual yang kematian.
dijalani ketika
dirumah sakit
- Pasien tampak
kurang terima atas
penyakit yang
dialaminya.
- TTV
TD: 124/85
N: 77 x/m
RR: 20x/m
S:36,8
A:
- Gangguan pola tidur belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
- Monitor pola tidur pasien dan catat kondisi
fisik pasien misalnya ketidaknyaman pasien
(nyeri).
- Gunakan relaksasi sebagai strategi tambahan
dengan menggunakan obat-obatan nyeri atau
dengan terapi nafas dalam.
- Evaluasi dan dokumentasikan respon terhadap
terapi relaksasi nafas dalam.
Gangguan Pukul 11.00
mobilitas - Memberikan posisi yang terapeutik S: Pe
ditempat tidur - Jangan memberikan tekanan kepada - Pasien mengatakan masih takut untuk pel
b.d. nyeri bagian tubuh yang terganggu menggerakan anggota tubuhnya
- Memobilisasi atau topang bagian tubuh O:
yang terganggu dengan tepat - Pasien tampak ketakutan dan meringis
kesakitan dan memegangi anggota tubuhnya Q
yang sakit
A:
- Gangguan mobilitas ditempat tidur belum
teratasi
P:
- Imobilisasi atau topang bagian tubuh yang
terganggu dengan tepat
- Pertahankan posisi yang tepat pada saat
mengatur posisi pasien
Distrees Pukul 13.00 S:
spritual b.d. - Pasien mengatakan sudah merasa nyaman Pe
sakit - Menggunakan komunikasi terapeutik ketika dibimbing kesehatan spritualnya pel
O:
dalam membangun hubungan saling
- Pasien tampak antusias ketika diberikan
percaya dan caring bimbingan rohani
- TTV Q
- Berdoa bersama individu
TD: 129/78
- Mendengarkan perasaan klien
N: 80 x/m
- Memonitor intake dan output
RR: 20x/m
- S:36,70c
A:
- Distrees spritual teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi
- Monitor kemampuan spritual pasien ditempat
tidur
- Fasilitasi individu terkait dengan penggunaan
meditasi, bersembahyang dan ritual keagamaan
Jumat, 04 Gangguan Pukul 15:00 wib S: Pe
Oktober 2019 pola tidur b.d. - Pasien mengatakan masih terbangun ketika pel
Shift sore ketidakpuasan - Memonitor pola tidur pasien dan catat tidur
tidur kondisi fisik pasien misalnya - Pasien mengatakan masih tidak nyaman ketika
ketidaknyaman pasien (nyeri). beristirahat
- Memulai/terapkan langkah-langkah
kenyamanan seperti pijat pemberian O: Fitri da
posisi dan setuhan efektif. - Membran mukosa pucat
- Memonitor vital sign - Pasien tampak lemas
- TTV
TD: 120/70
N: 82 x/m
RR: 20x/m
S:36,80c
A:
- Gangguan pola tidur belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
- Dorong pasien untuk menetapkan rutinitas tidur
untuk memfasilitasi perpindahan dari terjaga
menuju tidur.
Jumat, 04 Gangguan Pukul 18 :00 wib S: Pe
Oktober 2019 mobilitas - Imobilisasi atau topang bagian - Pasien mengatakan masih takut untuk pel
Shift sore ditempat menggerakkan anggota tubuhnya karena habis
tubuh yang terganggu dengan tepat
tidur b.d. operasi
nyeri - Pertahankan posisi yang tepat pada - Pasien mengatakan masih merasakan nyeri di
luka pos operasi Fitri da
saat mengatur posisi pasien
O:
- Pasien terlihat menahan nyeri dibagian yang
luka
- Pasien tampak lemas
- TTV
TD: 118/73
N: 79 x/m
RR: 20x/m
- S:36,60c
A:
- Gangguan mobilitas ditempat tidur belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Berikan tempat tidur yang tepat (tidak terlalu
keras dan tidak terlalu empuk)
- Monitor ttv dan kesadaran umum
Jumat,04 Distrees Pukul 21:15 wib S: Pe
oktorber 2019 spritual b.d. - Monitor kemampuan spritual pasien - Pasien mengatakan masih belum bisa pel
Shift malam sakit ditempat tidur menjalankan kewajiban sholat 5 waktu
- Fasilitasi individu terkait dengan - Pasien mengatakan tidak bisa berwudhu
penggunaan meditasi, dikarenakan kondisi terpasang kateter dan DC
bersembahyang dan ritual A
keagamaan O:
- Pasien terlihat acuh tak acuh dengan apa yang
sudah di ajarkan oleh perawat
- TTV
TD: 118/73
N: 79 x/m
RR: 20x/m
- S:36,60c
A:
- Distrees spritual belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
- Monitor ttv dan ku
- Ajarkan tayamum dan sholat di tempat tidur
Sabtu, 05 Gangguan S: Pe
oktober 2019 pola tidur b.d. - Pasien mengatakan belum bisa tidur dengan pel
Shift pagi ketidakpuasan nyenyak selalu terbangun setelah di operasi
tidur O:
- KU= sedang
- TD = 128/85 B
- N = 86X/Menit
- S = 38’ c
- terpasang infus NACL 20 TPM
- Tepasang Grenn
- ADL dibantu
A:
- Gangguan pola tidur teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan Intervensi
- Monitor Tanda-Tanda Vital
- Berikan tempat tidur semi fowler
Sabtu 05 Distrees Pukul 16.30 S: Perawa
oktober 2019 spritual b.d. - Dorong penggunaan sumber-sumber - Pasien mengatakan masih belum bisa beribadah pelaks
shift siang sakit dengan khusyuk bila ada di rumah sakit.
spritual jika diinginkan
O:
- Fasilitasi individu terkait dengan -Pasien belum bisa menerima apa yang
diajarkan oleh perawat ketika diajak belajar Casmi
penggunaan meditasi, bersembahyang
beribadah
dan ritual keagamaan A: masalah belum teratasi
-
P:
- Lanjutkan intervensi
- S: Pe
O: pel
A:
P:
- .
Minggu 6 Gangguan - 06.15 S: Pasien mengatakan bisa tidur dengan nyayank
Oktober 2019 pola tidur b.d. - Monitor Tanda-Tanda Vital semalaman Perawa
Shif malam ketidakpuasan - Berikan tempat tidur semi fowler pelaks
tidur dengan nyaman O: Kesadaran Cosposmentis, Pasien terlihat nyaman
- TTD = 131/80
- Suhu = 36,6’ Casmi
- Nadi = 69x/menit
P:
- Hentikan Intervensi