Anda di halaman 1dari 10

“PERILAKU KONSUMEN”

Dosen : Herlan Junaidi, SE. M.Si.

Disusun Oleh :

AFNI SHINTIA

1601110065

RS5A
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS TRIDINANTI
PALEMBANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya

khususnya bagi saya yang telah menyelesaikan tulisan yang berjudul “Perilaku Konsumen”.

Dalam membuat tulisan ini, saya berusaha semaksimal mungkin untuk

menyelesaikannya dengan baik . Selain itu saya juga mengucapkan terima kasih kepada

dosen sebagai pembimbing, orang tua dan semua orang yang terlibat yang telah

memberikan dorongan dan motivasi sehingga tulisan ini dapat terselesaikan.

Disini saya sebagai penulis juga menyampaikan, jika seandainya dalam penulisan

makalah ini terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu saya dengan

senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun

demi kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang kita harapkan dapat di capai dengan

sempurna. Amin.

Palembang, Desember 2018


PERILAKU KONSUMEN

Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat

keputusan pembelian. Ketika memutuskan akan membeli suatu barang atau produk, tentu

konsumen selalu memikirkan terlebih dahulu barang yang akan dibeli. Mulai dari harga,

kualitas, fungsi atau kegunaan barang tersebut, dan lain sebagainya. Kegiatan memikirkan,

mempertimbangkan, dan mempertanyakan barang sebelum membeli merupakan atau

termasuk ke dalam perilaku konsumen. Perilaku konsumen sangat erat kaitannya dengan

pembelian dan penjualan barang dan jasa. Sebagai konsumen, kita tidak ingin salah membeli

suatu produk atau jasa, maka dari itu perilaku konsumen diperlukan.

A. Definisi Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan suatu proses yang berkaitan erat dengan proses

pembelian, pada saat itu konsumen melakukan aktifitas-aktifitas seperti melakukan

pencarian, penelitian, dan pengevaluasian produk. Perilaku konsumen merupakan hal-hal

yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.

Yang termasuk ke dalam perilaku konsumen selain mengenai kualitas produk, juga meliputi

harga produk atau jasa tersebut. Jika harga suatu produk tidak terlalu tinggi, maka konsumen

tidak akan terlalu lama membutuhkan waktu untuk memikirkan dan melakukan aktifitas

perilaku konsumen. Namun jika harga suatu barang atau jasa tersebut bisa dibilang tinggi,

atau mahal, maka konsumen tersebut akan memberikan effort lebih terhadap barang tersebut.

Pembeli tersebut akan semakin lama melakukan perilaku konsumen, seperti melihat,

menanyakan, mengevaluasi, dan mempertimbangkan.


Berikut adalah beberapa definisi perilaku konsumen menurut para ahli :

 Menurut Engel, Blackwell dan Miniard

Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan produk dan jasa, termasuk didalamnya

adalah proses keputusan yang mengawali serta mengikuti tindakan pembelian tersebut.

Tindakan tersebut adalah terlibat secara langsung dalam proses memperoleh,

mengkonsumsi bahkan membuang atau tidak jadi menggunakan suatu produk atau jasa

tersebut.

 Menurut The American Marketing Association

Perilaku konsumen adalah proses membagai interaksi dinamis dari pengaruh dan

kesadaran, perilaku dan lingkungan dimana seseorang melakukan pertukaran aspek

kehidupannya.

 Menurut Mowen

Perilaku konsumen merupakan aktivitas ketika seseorang mendapatkan, mengkonsumsi

atau membuang barang atau jasa pada saat proses pembelian.

 Menurut Schiffman dan Kanuk

Perilaku konsumen adalah suatu proses yang dilalui oleh seorang pembeli dalam mencari,

membeli, menggunakan, mengevaluasi serta bertindak pada konsumsi produk dan jasa,

maupun ide yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan seseorang tersebut.


B. Jenis Perilaku Konsumen

Jenis-jenis perilaku konsumen ini sendiri berbeda-beda dan bermacam-macam.

Pada dasarnya, perilaku konsumen secara umum dibagi menjadi 2 yaitu perilaku konsumen

yang bersifat rasional dan irrasional.

Berikut ini beberapa ciri-ciri dari Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional:

1. Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan

2. Barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan optimal bagi konsumen

3. Konsumen memilih barang yang mutunya terjamin

4. Konsumen memilih barang yang harganya sesuai dengan kemampuan konsumen

Beberapa ciri-ciri Perilaku Konsumen yang bersifat Irrasional:

1. Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi di media cetak maupun

elektronik

2. Konsumen memilih barang-barang bermerk atau branded yang sudah dikenal luas

3. Konsumen memilih barang bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan gengsi atau prestise
C. Proses Pembentukan Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen dilakukan berdasarkan suatu proses sebelum dan sesudah seorang

konsumen melakukan proses pembelian suatu barang maupun jasa. Dalam perilaku

konsumen tersebut, seorang pembeli akan melakukan penilaian yang kemudian pada akhirnya

akan mempengaruhi proses pengambilan keputusannya atas pembelian barang atau jasa

tersebut. Berikut beberapa tahapan pengambilan keputusan seorang konsumen :

1. Pengenalan Masalah.

Biasanya seorang konsumen melakukan pembelian atas dasar kebutuhan atau untuk

menyelesaikan keperluan, masalah dan kepentingan yang dihadapi. Jika tidak ada

pengenalan masalah terlebih dahulu, maka konsumen juga tidak akan tahu produk mana

yang harus dibeli.

2. Pencarian Informasi.

Setelah mengetahui permasalahan yang dialami, maka pada saat itu seorang konsumen

akan aktif mencari tahu tentang bagaimana cara penyelesaian masalahnya tersebut. Dalam

mencari sumber atau informasi, seseorang dapat melakukannya dari diri sendiri (internal)

maupun dari orang lain (eksternal) seperti masukan, sharing pengalaman, dan lain

sebagainya.

3. Mengevaluasi Alternatif.

Setelah konsumen mendapatkan berbagai macam informasi yang dibutuhkan dalam

pengambilan keputusan, maka hal selanjutnya yang dilakukan oleh konsumen tersebut
adalah mengevaluasi segala alternatif keputusan maupun informasi yang diperoleh. Hal

itu lah yang menjadi landasan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi.

4. Keputusan Pembelian.

Proses selanjutnya setelah melakukan evaluasi pada alternatif-alternatif keputusan yang

ada adalah konsumen tersebut akan melalui proses yang disebut dengan keputusan

pembelian. Waktu yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan ini tidak sama,

yaitu tergantung dari hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam proses pembelian atau

pengambilan keputusan tersebut.

5. Evaluasi Pasca-Pembelian.

Proses lanjutan yang biasanya dilakukan seorang konsumen setelah melakukan proses dan

keputusan pembelian adalah mengevaluasi pembeliannya tersebut. Evaluasi yang

dilakukan mencakup pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti apakah barang tersebut

sudah sesuai dengan harapan, sudah tepat guna, tidak mengecewakan, dan lain

sebagainya. Hal ini akan menimbulkan sikap kepuasan dan ketidakpuasan barang oleh

konsumen, mengecewakan dan tidak mengecewakan. Hal tersebut akan berdampak pada

pengulangan pembelian barang atau tidak.


D. Contoh Perilaku Konsumen

Selain Cuci Mata di Ponsel, Begini 5 Tren Perilaku Belanja


Online Orang Indonesia
Trubus.id -- Seiring perkembangan teknologi dan internet, banyak hal seakan beralih ke dunia maya.
Mulai dari informasi, jual beli hingga transaksi. Belanja online pun sudah menjadi perilaku dan
kebiasaan yang umum di masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Menurut riset Google, di Indonesia
sendiri bahkan sebanyak 81 juta dari total 100 juta internet user sudah bertransaksi secara daring
(online).

iPrice, penyedia layanan pembanding harga produk e-commerce, baru-baru ini merilis hasil studi
mereka mengenai perilaku konsumen ketika berbelanja online di kawasan Asia Tenggara, dengan
fokus di Indonesia. Berikut beberapa hasil risetnya seperti dilansir dari Tech in Asia.

1. Cenderung belanja online di hari kerja


Temuan iPrice menyebutkan bahwa konsumen di tanah air justru paling aktif berbelanja online di hari
kerja, terutama pada siang hari. Dari keseluruhan sampel yang diteliti, puncak pemesanan barang
paling populer adalah pada pukul 10.00 pagi hingga 17.00.

Pada periode kuartal ketiga 2016 hingga kuartal kedua 2017, jumlah pesanan pada pukul 11.00 rata-
rata lebih tinggi 69 persen dibanding jam lainnya. Hingga pukul 16.00, e-commerce pun masih
mendapatkan banyak pesanan, yakni saat orang-orang biasanya sedang pulang kerja. Yang menarik,
iPrice melihat bahwa conversion rate alias rata-rata konsumen sampai pada proses checkout, justru
terjadi paling tinggi pada hari Rabu. Sementara di akhir pekan, conversion rate malah menurun
sebanyak 30 persen.

2. Konsumen lebih suka berkunjung lewat smartphone


Bertambahnya jumlah pengguna smartphone dari waktu ke waktu ternyata sejalan dengan peningkatan
jumlah pengakses toko online dari aplikasi maupun web. iPrice menyebut bahwa di kawasan Asia
Tenggara, rata-rata peningkatan kunjungan mobile selama setahun terakhir telah mencapai angka
sembilan belas persen.

Sementara data sampel dari e-commerce tanah air menunjukkan rata-rata 87 persen kunjungan berasal
dari pengguna mobile. Temuan ini semakin membuktikan bahwa untuk meraup jumlah kunjungan
lebih tinggi bisa dicapai dengan menarget pengguna mobile.

Lantas, sedikit catatan yang sebaiknya menjadi pertimbangan para pelaku e-commerce lokal antara
lain, lebih banyak berinvestasi pada pengembangan akses mobile, terus-menerus mengembangkan fitur
pada aplikasi mobile serta membuat web yang mobile friendly.
3. “Cuci mata” lewat mobile, belanja lewat desktop

http://ciputrauceo.net/blog/2015/6/11/perilaku-konsumen

Meski disebutkan bahwa akses mobile menyumbang rata-rata 87 persen dari total traffic, namun
mayoritas konsumen baik di Indonesia maupun negara-negara berkembang lainnya di Asia Tenggara
ternyata masih lebih suka bertransaksi melalui desktop alias komputer meski “cuci mata” via mobile
sebelumnya.

Hasil riset menunjukkan bahwa konsumen lebih nyaman bertransaksi lewat desktop karena
menimbulkan kepercayaan dalam berbelanja. Dengan akses layar komputer desktop yang lebih lebar,
konsumen secara leluasa bisa melihat detail informasi barang yang mereka inginkan tanpa harus
terkendala oleh keterbatasan layar di perangkat mobile.

4. Rata-rata pembelanjaan sebesar Rp481 ribu


iPrice juga menghitung nilai rata-rata pembelanjaan tiap konsumen pada periode tertentu di Indonesia.
Menurut iPrice, rata-rata jumlah pengeluaran konsumen Indonesia saat berbelanja online dari
keseluruhan segmen kategori belanja bisa mencapai angka US$36 (sekitar Rp481 ribu).

Nilai ini - yang bisa menjadi acuan pelaku e-commerce menentukan target pemasaran - membuat
Indonesia menduduki posisi basket size terendah kedua di Asia Tenggara, kalah jauh ketimbang
Singapura - yang notabene negara maju - mencapai US$91 atau sekitar Rp1,3 juta.

Diberitakan Tempo, hasil riset Google juga menemukan bahwa sebanyak 74 persen konsumen
Indonesia mengutamakan harga murah dalam berbelanja.

5. Transfer bank masih jadi metode bayar paling populer


Dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura, rata-rata konsumen Indonesia lebih memilih cara
konvensional seperti transfer bank sebagai metode pembayaran, meski metode pembayaran yang
ditawarkan e-commerce lokal saat ini sudah cukup beragam.

Di samping itu, metode cash on delivery (COD) pun juga menjadi pilihan konsumen, terbukti opsi
tersebut masih ditawarkan oleh sebanyak 43 persen e-commerce.

Sumber : https://life.trubus.id/baca/24131/selain-cuci-mata-di-ponsel-begini-5-tren-perilaku-belanja-
online-orang-indonesia?page=5
Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen

http://ciputrauceo.net/blog/2015/6/11/perilaku-konsumen

https://life.trubus.id/baca/24131/selain-cuci-mata-di-ponsel-begini-5-tren-perilaku-belanja-

online-orang-indonesia?page=5

Anda mungkin juga menyukai