Anda di halaman 1dari 3

HASIL RAPAT POLI RAWAT JALAN

16 NOVEMBER 2019

1) Beberapa Poli yang saat re-survey tempat tensi darah dan anamnesa pasien berada di
poli yang berdampingan dengan poli tersebut. Poli-poli tersebut antara lain : poli
penyakit dalam (dr.jamal), poli saraf (dr.ariek) dan poli paru (dr.dian & dr.ririk).
 Poli saraf : cuti saat re-survey
2) Beberapa poli yang saat re-survey anamnesa keluhan pasien tetap di meja nurse
station belakang adalah poli urologi, poli obgyn, poli gigi dan poli mata.
Dengan teknis : transporter membawa status pasien dari depan ke nurse station, status
pasien tidak boleh diletakkan langsung di meja, akan tetapi tetap dimasukkan ke
keranjang, belakang tempat duduk perawat yang sesuai dengan nama polinya. Perawat
jaga nurse station mungkin akan ditempatkan 2 orang. Diusahakan hanya 2 petugas,
karena 1 petugas untuk 1 pasien, harapannya jika dilihat oleh surveyor kita dapat lebih
dapat menjaga privasi pasien saat anamnesa keluhan. Tensi darah diusahakan dapat
dilakukan di dalam poli, dengan ditekankan pada pasien-pasien yang plan op atau
memang kondisi tertentu yang sesuai instruksi dari DPJP poli tersebut.
 Poli mata : cuti saat re-survey
3) Poli anak anamnesa dan timbang berat badan tetap di nurse station belakang.
4) Situasional di atas akan diuji coba hari Rabu 20 November 2019 untuk membiasakan
petugas dan pasien dengan situasi saat re-survey hari Kamis 21 November 2019.
Diharapkan kita semua juga menginformasikan kepada mbak-mbak dan mas petugas
transporter tentang alur yang sudah direncakan di atas.
5) Ruang Transit tetap difungsikan untuk pasien-pasien plan op dan MRS yang
ruangannya belum siap.
6) Berhubungan dengan PPI :
 Jika ada pertanyaan terkait dengan : pencucian alat dilakukan setiap pergantian
shift. Alat-alat dikumpulkan jadi satu terlebih dahulu di bak yg sudah disediakan.
Perendaman alat dan pencucian alat dilakukan di unit terdekat poli yg memiliki
spoolhok. Serta, jika ada cairan infeksius, maka akan dibuang juga di spoolhok
unit terdekat poli. Unit terdekat poli meliputi ruang HD 1 & HD 2. Skort untuk
pencucian alat maupun kegiatan WT, masih dalam proses pengadaan karena
rencana menggunakan skort berbahan plastik. Lembar audit cuci alat, diisi juga
sebelum mengantar alat-alat yg akan di sterilisasi di cssd.
 Diharapkan untuk rekan-rekan semua, membuang sampah disesuaikan dengan
jenis dari sampahnya dan tempat sampah yang sudah disediakan. Kresek
kuning dan hitam sudah ada di bawah bed pasien di poli orthopedi. Jika
menemukan tempat sampah medis jarum/ampul yg sudah penuh, mohon segera
koordinasi dengan mbak2/mas petugas kebersihan agar lebih cepat diamankan.
 Saling mengingatkan bersama untuk handrub yang habis/kosong di masing-
masing poli untuk diganti yg penuh. Jika stok habis, bisa call herni.
 Handsoap sudah disediakan di bawah bed pasien poli orthopedi, untuk saling
mengingatkan kembali mengisi ulang, karena diusahakan handsoap tidak
diencerkan dengan air, tetapi mengingat stocknya juga yg terbatas, maka bisa
dicampur air tp jangan terlalu banyak.
 Kepatuhan cuci tangan mohon ditingkatkan kembali. Mengingat 5 moment
cuci tangan dan 6 langkah cuci tangan.
 NaCl yg ukuran 1 liter dan 500 ml digangi dengan ukuran 100 ml saat re-
survey. Penggantian diusahakan hari Rabu yg berdinas sore, untuk NaCl ukuran 1
liter dan 500 ml yg sudah terlanjur digunakan, bisa ditutup dg parafilm dan
disimpan di salah satu poli dengan penyimpanan yg aman. Pengebonan NaCl yg
100 ml masih dalam proses.
7) Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien :
 Identitas pasien meliputi Nomor Rekam Medis, Nama Pasien dan Tanggal Lahir
dilengkapi kembali. Penggunaan huruf kapital mungkin akan lebih memudahkan
rekan-rekan semua membaca tulisan rekan lainnya yg mengerjakan status pasien
tersebut sebelumnya.
 Pengisian status seperti Tanggal kontrol, jam datang dan jam pemeriksaan DPJP
dilengkapi kembali.
 Jika di status pasien yang besar, mohon dilengkapi juga untuk tanggal kunjungan,
jam kunjungan, keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat
keluarga, riwayat alergi, riwayat operasi, riwayat tranfusi, tanda-tanda vital. Serta
menanyakan kembali kepada DPJP yang mungkin terdapat instruksi-instruksi
medis yg kurang jelas.
 Pengisian resiko jatuh juga mohon dilengkapi, serta pemberian stiker resiko jatuh
di status dan gelang pasien untuk pasien rawat inap. Untuk pasien rawat jalan, yg
menggunakan kursi roda dan brankar, dipasangkan pita kuning saat anamnesa
pasien.
8) Pasien TB DOT :
 Anamnesa awal (di meja antrian pendaftaran) jika ada keluhan dengan gejala
batuk >2 minggu, saat keluarga atau pasien sendiri mendaftar di meja pendaftaran
poli rawat jalan, petugas diharapkan langsung memberikan masker serta edukasi
penggunaan masker tersebut.
 Ruang tunggu pasien dengan gejala batuk >2 minggu, diarahkan untuk duduk di
ruang tunggu depan kantor BPJS.
 Jika saat tensi dan anamnesa keluhan kedapatan dari status pasien tersebut
terdapat riwayat TB Paru atau susp TB Paru dengan gejala-gejala khas pasien
dengan TB Paru, maka pasien langsung diarahkan ke poli Dot bukan poli paru.
 Untuk resepan pasien dari Poli Dot, akan dibubuhkan stempel Poli Dot, agar
pelayanan pasien lebih didahulukan untuk mengurangi resiko penularan infeksi
airbone.
9) Poli Geriatri :
 Dengan beberapa kriteria : pasien-pasien umur >65th, dengan disertai gejala-
gejala gangguan kesehatan yang memerlukan konsultasi lanjutan selain dari
pengobatan yg sudah beliau lakukan di poli-poli lain, untuk saat ini
mengutamakan pasien-pasien dari Poli Penyakit Dalam.
 Poli geriatri buka setiap hari Sabtu, dengan didampingi satu asisten, dan satu
dokter umum sbg konsultan.
 Pendaftaran pasien Poli Geriatri masih jadi satu dengan pendaftaran pasien-
pasien poli yang lainnya.
 Pembuatan Kartu SIDIA akan diaktifkan kembali, saat ini masih dalam proses
pembuatan. Kegunaan kartu tersebut untuk memberi kemudahan pelayanan untuk
pasien poli rawat jalan yg berumur lansia. Dapat digunakan untuk semua poli
dengan catatan : pemberian pelayanan tetap mengutamakan pasien dengan
kondisi2 kegawatan atau dengan gejala-gejala yg tidak bisa ditoleransi lagi.
 Poli geriatri ruangannya masih jadi satu dengan Poli Jiwa.
10) PMKP :
 Penandaan pasien dengan resiko jatuh di Poli sudah mencapai ±45%
 Edukasi penggunaan gelang identitas pasien sudah mencapai 65%. Diharapkan
kita semua tetap harus menjelaskan tujuan penggunaan gelang identitas kepada
pasien.
 Penandaan pasien operasi : dilakukan oleh DPJP, tanda yg tertera di lokasi
penandaan (di tubuh pasien) harus sesuai dengan yg tertera di form/lembar
penandaan lokasi op yang ditulis DPJP, penandaan dapat di lakukan sebelum
tindakan insisi atau dapat dilakukan di poli, ke depan akan dibuatkan checklist
bahwasanya kita sudah mendampingi dan melihat langsung bahwasanya DPJP
sudah melakukan penandaan lokasi op ke pasien.
 Waktu tunggu poli saraf <60 menit.
(terkait prosentase di atas, jika ada kesalahan mohon masukannya)

Pjs. Kaur Rawat Jalan Kaur KIA/KB Notulen

(Nurul Rohmah) (Dewi Risalatul M.) (Herni)

Anda mungkin juga menyukai