Anda di halaman 1dari 6

INFECTIOUS BURSAL DISEASE (GUMBORO DISEASE) PADA AYAM

Nabilla Rizky Mahalita


Nama Ilmiah : Infectious bursal disease
Nama Kelurga : Pollo
Program Studi Pendidikan Dokter Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan,
Universitas Brawijaya

Email : nabillaaarm@gmail.com

ABSTRAK

Infectious bursal disease (IBD) atau Gumboro, merupakan penyakit pada ayam
berumur > 3 minggu, yang disebabkan oleh virus famili Birnaviridae. Penyakit IBD pertama
kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 1983 dan hingga sekarang keberadaan IBD masih
sering ditemukan. Virus IBD yang sangat ganas menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang
tinggi bahkan dapat mencapai 100%. Gejala klinis yang ditimbulkan adalah: lesu, sayap
menggantung dan ada kotoran yang menempel pada kloaka. Pada pemeriksaan patologi
anatomi ditemukan pembengkakan bursa Fabricius dan cairan yang berwarna kekuningan
atau perdarahan bursa Fabricius pada 3 hari pascainfeksi (pi). Bursa akan mengalami atropi
mulai 7 hari pi. Virus IBD yang tidak ganas menimbulkan gejala yang bersifat subklinis,
menyebabkan pertumbuhan terhambat dan imunosupresif dan kerusakan ringan pada bursa
Fabricius. Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi rutin di lapangan pada saat maternal
antibodi sudah menurun.

Kata kunci: Infectious bursal disease, Gumboro, Gejala, Pengobatan, Patologi, Diagnosis

PENDAHULUAN terinfeksi akan sukan memproduksi


lymphoblast dewasa yang menyebabkan
sistem kekebalan tubuh ayam menurun.
Infectious Bursal Disease (IBD)
Ayam muda rawan terserang Infectious
atau Gumboro merupakan penyakit
Bursal Disease karena bursa Fabricius
yang disebabkan oleh virus dsRNA,
sedang aktif berkembang dan sebagian
infectious bursal disease virus (IBDV)
lymphoblast tidak menghasilkan
anggota genus avibirnavirus famili
feedback yang mumpuni untuk melawan
Birnaviridae. Infectious Bursal Disease
IBDV[1].
merupakan salah satu pernyakit yang
Virus very virulent IBD
mematikan karena virus IBDV yang
(vvIBDv bersifat sangat menular dan
menyerang organ sistem imun ayam,
akut, menyebabkan angka morbiditas
yakni bursa fabricus yang terletak di
dan mortalitas yang tinggi. Penyakit ini
atas kloaka. Bursa Fabricius yang
berdampak ekonomis karena menyerang
1
organ pertahanan ayam yaitu bursa peternakan telah rutin dilaksanakan
Fabricius sehingga merugikan peternak. vaksinasi namun wabah masih dapat
Ayam yang terserang IBD menjadi terjadi bila strain virus vaksin yang
rentan terhadap infeksi sekunder, serta digunakan tidak sesuai dengan strain
mengakibatkan kegagalan vaksinasi[2]. virus di lapangan[2].
Penyebaran penyakit sudah
sampai ke Indonesia pada tahun 1983, MATERI DAN METODE
ketika ditemukan kasus di Sawangan,
Bogor. Pada periode tahun 1990-an, A. Lokasi Penelitian
penyakit IBD telah menyebar ke
berbagai wilayah di Indonesia dan hasil Penelitian ini menggunakan
isolasi dan identifikasi menunjukkan sampel yang berasal dari peternakan
bahwa hampir semua isolat yang ayam berbagai wilayah di Pulau
diperoleh berkerabat dekat dengan virus Jawa dan Madura. Sampel yang
very virulent IBD (vvIBDv)[2]. dikirim berasal dari dinas maupun
Vaksinasi merupakan salah satu sampel yang dikirim secara
upaya pencegahan terhadap penyakit perorangan. Sampel - sampel ini
IBD. Selama ini vaksinasi terhadap berada di Laboratorium Patologi
ayam khususnya ayam niaga telah Balai Besar Veteriner Water
dilakukan secara rutin di lapangan, Yogyarkarta. Data yang
namun demikian kasus IBD masih dikumpulkan adalah data tahun
sering terjadi. Beberapa faktor diduga 2012[3].
berkontribusi terhadap keberhasilan
B. Pengamatan Kasus Infectious
vaksinasi. Salah satu diantaranya adalah
Bursal Disease
potensi vaksin. Pemeriksaan terhadap
potensi vaksin impor komersial yang
Pencatatan data meliputi
beredar di Indonesia menunjukkan
secara makroskopis adanya udema,
bahwa beberapa vaksin tidak dapat
berisi eksudat, dan pendarahan pada
melindungi ayam dari uji tantang
bursa fabrisius. Proventrikulus
terhadap virus lapangan. Potensi vaksin
terjadi pendarahan pada mukosa,
berkisar 0% sampai dengan 80%. Hal
ginjal terlihat pucat dan bengkak.
ini kemungkinan disebabkan virus yang
Secara histopatologi tampak bursitis
digunakan sebagai vaksin mempunyai
akut difus nekrosis, dan deplesi
perbedaan antigenik dengan virus
folikel limfosit organ lain tidak ada
lapangan, karena virus IBD merupakan
perubahan. Gejala pertama yang
virus RNA sehingga mudah mengalami
terlihat berupa penurunan konsumsi
mutasi. Virus yang sangat ganas
pakan dan minum. Bulu Ayam
terdeteksi pada ayam yang telah
mejadi kusam, dan diare berlendir
divaksinasi. Dengan demikian dapat
yang mengotori bulu pantat Anak
dipahami bahwa meskipun pada suatu
Ayam Lesu, pantat sendiri di patuk,

2
tidur dengan paruh di letakan di Nilai kerusakan bursa fabrisius
lantai dan terganggu kategori +2 ditandai dengan
keseimbangannya. Bentuk klinis di ditemukanya eksudate di dalam
jumpai pada anak ayam umur 4-8 5 lumen. Nilai kerusakan bursa
minggu. Pada anak ayam kurang fabrisius kategori +3 ditandai
dari 3 minggu biasanya subklinis dengan ditemukanya sejumlah besar
dan tidak menimbulkan kematian[3]. eksudat di dalam lumen yang
biasanya tampak jelas pada
C. Pengamatan Organ
pembesaran 100x. Eksudat tersebut
terdiri dari degenerasi sel-sel
Perubahan pada organ bursa
heterofil, beberapa eritrosit, sel
fabrisius adalah merupakan lesi
plasma, dan makrofag. Nilai
yang sifatnya patogomonis (lesi
kerusakan bursa fabrisius ketegori
menciri) dari penyakit IBD.
+4 adalah nilai kerusakan bursa
Beberapa lesi Patologi Anatomi dari
yang paling parah ditandai dengan
bursa fabrisius yang terjadi akibat
adanya eksudate didalam lumen
infeksi. Untuk mendeteksi
yang lebih banyak. Sejumlah folikel
kerusakan bursa fabrisius dan nilai
juga mengandung sel-sel debris
kerusakan bursa yang dapat di amati
dengan inti yang piknotik. Semua
pada pengamatan mikroskop. Indeks
bentukan folikuler pada kondisi ini
bursa di hitung dengan
mengalami kerusakan. Jaringan ikat
perbandingan antara berat bursa
interfolikuler bersifat sangat
dengan berat alam sebelum dibunuh [3]
longgar .
dikalikan dengan seribu. Diantara
kedua cara tersebut, indeks bursa
HASIL DAN PEMBAHASAN
merupakan cara yang sederhana
untuk mengetahui tingkat kerusakan
A. Etiologi
bursa pada uji tentang penyakit IBD.
Tingkat kerusakan fabrisius dapat Virus penyebab IBD yang
digunakan untuk menentukan dikenal saat ini terdiri dari 2 serotipe
keganasan virus IBD yang
[3]
yaitu serotipe 1 dan serotipe 2 yang
menginfeksi ayam . dapat menginfeksi ayam dan kalkun.
Tingkat kerusakan bursa Serotipe 1 yang pertama kali
secara mikroskopik mempunyai ditemukan disebut dengan strain
nilai dari +1 sampai +4 tergantung klasik yang bersifat patogen dan
pada derajat kerusakannya. Nilai nol strain yang ditemukan kemudian di
artinya bursa normal, nilai +1 adalah daerah Amerika merupakan strain
kerusakan bursa yang paling ringan, varian yang sangat ganas yaitu very
selaput serosa mengalami virulent IBD (vvIBD). Virus IBD
penebalan, hiperemi dan infiltrasi tersebut merupakan hasil mutasi dari
sel heterofil di temukan pada bursa.

3
virus klasik, sementara serotipe 2 masing - masing terdiri 51 dan 40%
tidak bersifat ganas. Kedua serotipe dari total protein dan mengandung
dapat dibedakan dengan uji virus epitop penetralisasi. Protein VP2
netralisasi (VN) tetapi tidak dapat mempunyai epitop yang spesifik,
dibedakan dengan Flourescent yang mengandung sedikitnya 3
Antibody Technique (FAT) dan epitop yang bebas, yang
Enzyme Linked Immunosorbent bertanggung jawab menginduksi
Assay (ELISA). Virus IBD antibodi penetralisasi. Protein VP2
berdiameter 55 nm, merupakan virus IBD isolat lokal mampu
virus yang tidak memiliki amplop menginduksi pembentukan antibodi
dan dikelilingi oleh protein capsid dan dapat bereaksi secara spesifik
yang berbentuk ikosahedral. Virus dengan antibodi ayam hasil
ini tergolong dalam famili vaksinasi maupun infeksi alam.
Birnaviridae. Sesuai dengan Varian alam virus IBD mengikat
namanya, virus terdiri dari 2 segmen reseptorsel B bursa Fabricius
utas ganda RNA, yaitu segmen A melalui protein VP2. Variasi
mempunyai ukuran 3300 pasang antigenik virus IBD banyak
basa, yang terdiri dari 2 bagian dipelajari dengan cara melihat
Open Reading Frame, yaitu A1 dan perubahan beberapa asam
A2. Segmen A1 merupakan aminopada gen VP2. Pada gen VP2
penyandi protein VP2 (40 kD), VP3 terdapat residu Gln pada posisi 253
(32 kD), VP4 (28 kD). Protein (Gln253), Asp279, dan Ala284 yang
VP2 dan VP3 membentuk menentukan tingkat keganasan virus
capsidvirus, VP2 membentuk bagian dan sel tropisme[2].
luar capsid, sedangkan VP3
membentuk bagian dalam capsid. Perubahan secara
Protein VP4 merupakan protease makroskopis pada ayam yang
virus. Sementara itu, A2 merupakan terserang penyakit Infectious Bursal
penyandi protein non structural VP5 Disease menunjukkan gejala klinis
(17 kD) yang kemungkinan terlibat seperti: Ayam lemah dan dehidrasi
dalam pelepasan virus dari sel serta (Gambar 1) menyebabkan
berperan dalam menghambat proses peningkatan suhu tubuh yang di
apoptosis pada tahap awal infeksi ikuti dengan depresi, bulu tampak
virus IBD. Segmen Byang kusam sebagai tanda terjadi
berukuran lebih kecil mempunyai dehidrasi. Ayam yang terinfeksi
2800 pasangan basa, sebagai penyakit Infectious Bursal Disease
penyandi bagi protein VP1[2]. di atas umur 3 minggu mengalami
kerusakan bursa fabrisius yang di
Protein VP2 dan VP3 tandai adanya pembengkakan dan
merupakan protein utama yang terdapat perdarahan pada bursa

4
fabrisius (Gambar 2) . Pada penyakit
Infectious Bursal Disease kronis
disamping bursa fabrisius
mengalami atropi juga berisi
eksudat (Gambar 3). Selain bursa
fabrisius kerusakan pada penyakit
Infectious Bursal Disease juga Gambar 4. Penyakit Infectious Bursal
terlihat proventrikukus terjadi Disease secara Makroskopik, kondisi
perdarahan pada mukosa (Gambar dimana pada proventrikukus terjadi
4). Ginjal terlihat pucat dan bengkak pendarahan pada mukosa[3].
(Gambar 5)[3].

Gambar 5. Penyakit Infectious Bursal


Disease secara Makroskopik, kondisi
dimana ginjal terlihat pucat dan
Gambar 1. Penyakit Infectious Bursal bengkak[3].
Disease secara Makroskopik, kondisi
ayam lemah dan dehidrasi[3]. Secara histopatolgi
menunjukan pada bursa fabrisius
radang akut difus nekrotik berat
(Gambar 6 dan 7) dan deplesi
folikel limfosit organ lain tidak
ada perubahan. Pada bursa
Gambar 2. Penyakit Infectious Bursal
fabrisius juga ditemukan sub
Disease secara Makroskopik, kondisi
akut nekrotik dan supuratif
dimana Pembengkakan atau udema dan
bursitis yang bervariasi dari
perdarahan pada bursa fabrisius[3].
ringan sampai berat[3].

Gambar 3. Penyakit Infectious Bursal Gambar 5. Histopatologi Penyakit


Disease secara Makroskopik, kondisi Infectious Bursal Disease dimana Bursa
dimana Bursa berisi eksudat[3].

5
Fabrisius akut difus nekrotik bursitis
berat[3].

Gambar 6. Histopatologi
Penyakit Infectious Bursal Disease
dimana Bursitis akut nekrotik
berat[3].

DAFTAR PUSTAKA

1. Daryono, B.S., dan Perdamaian,


A.B.I. Karakteristik dan
Keragaman Genetik Ayam Lokal
Indonesia. Yogyakarta (ID) :
Gadjah Mada University Press.
2019.
2. Wahyuwardani, S.,
Agungpriyono, D.R., Parede, L.,
dan Manalu, W. Penyakit
Gumboro: Etiologi,
Epidemiologi, Patologi,
Diagnosis dan Pengendaliannya.
Indonesian Bulletin of Animal
and Veterinary Sciences 21 (3).
2011.
3. Nugraeni, U. Histopatologi
Penyakit Gumboro Di Balai
Besar Veteriner Wates
Yogyakarta Selama Tahun 2012
[Tugas Akhir]. Yogyakarta:
Sekolah Vokasi Universitas
Gadjah Mada; 2015.

Anda mungkin juga menyukai